Sepertinya Disney senang membuat kejutan di bulan Desember. Setelah Frozen, yang baru saya tonton setelah Dudu mulai menyanyikan lagu Let it Go, sekarang ada Moana. Kalau dulu Elsa dan Anna datang dari negara berselimut salju di Eropa Utara, Moana datang dari pulau tropis di Polinesia. Yang saya senang dari kedua princess (tiga kalau Anna dihitung) ini adalah tujuan hidupnya bukan untuk cari pangeran tambatan hati tapi mengembalikan kedamaian dan harmoni.
Moana
Starring (Voice): Auli'i Cravalho, Dwayne Johnson
Director: Ron Clements, John Musker
Duration: 1 jam 43 menit
MPAA Rating: PG
Moana adalah seorang putri kepala suku Motunui yang dibesarkan dengan cerita rakyat dan dongeng leluhur oleh neneknya. Setelah menyelamatkan seekor anak kura-kura, entah bagaimana Moana jadi terobsesi dengan pergi le lautan luas. Sayangnya, sang ayah tidak mengijinkan. Namun nasib berkata lain karena ikan-ikan mulai menghilang dan pohon kelapa mulai membusuk, sehingga Moana nekat pergi ke lautan untuk mencari ikan.
|
Orang tua Moana |
|
Nenek Moana yang mengatakan bahwa perannya adalah sebagai "the village's crazy old lady." |
Penyebab hilangnya ikan dan busuknya kelapa adalah keseimbangan dunia yang terganggu, sesuai dengan legenda yang diceritakan oleh nenek Moana. Alkisah jaman dahulu kala ada seorang dewi bernama Te’Fiti yang menjadi sumber kehidupan. Namun seorang manusia setengah dewa bernama Maui mencuri jantung Te’Fiti dan hal tersebut mengganggu keseimbangan alam. Jadi sekarang lautan memilih Moana untuk mencari Maui dan mengembalikan jantung Te’Fiti. Ternyata perjalanan menyelamatkan dunia tidak semudah bayangan Moana.
“If anyone asked whatever just happened, you can always blame it on the pig,” si Nenek yang menjadi supporter utama Moana kembali ke lautan ini jadi idola si Dudu. Namanya juga nenek, pasti sayang cucunya haha. Tapi tokoh kesukaan Dudu ya Maui, “kadang-kadang dia lucu.” Tokoh kesukaan saya? Well, saya bilang ke Dudu kalau saya mau jadi Te’Fiti. Sebar-sebar pohon dan rumput habis itu tidur siang. Atau jadi ayam super clueless bernama Heihei yang hobinya makan batu.
Moana mengajarkan “jangan resist apa yang kamu mau lakukan. Maksudnya jika kamu mau melakukan sesuatu tapi dilarang, lakukan saja.” Lah, gawat dong, Du? “Ya Moana kan begitu?” Memang sih. Kalau dipikir-pikir ada 3 hal yang saya pelajari dari menonton film berdurasi hampir 2 jam itu.
Mengejar passion bukan hanya modal nekat.
Well, kadang memang kita perlu intervensi pihak ke-3 dalam menemukan passion kita. Dalam cerita Moana ada laut dan si Nenek yang jadi kompor sekaligus pembimbing Moana untuk berlayar ke lautan lepas. Kalau hanya modal nekat melewati batas lautan dengan kapal kecil, tentu saja kita akan tergulung ombak dan tenggelam.
Tapi nekat dalam bentuk keberanian itu juga perlu.
Tapi kita sendiri pun harus punya keberanian untuk mengejar passion kita itu. Apa jadinya kalau Moana yang sudah punya perahu malah ciut nyalinya? Atau Maui yang sudah pernah kalah sekali sama Te’Kai tidak berani maju lagi menghadang monster lava itu.
Kemauan untuk belajar harus ada.
Moana tidak bisa berlayar, tidak bisa baca bintang dan tidak tahu banyak tentang lautan. Meskipun bukan nol sama sekali, karena toh dia bisa berenang dan memanjat, tapi dia pantang menyerah dan mau belajar banyak dari Maui dan tidak melulu teriak-teriak minta tolong sama laut.
By the way, Maui itu kalau di Cerita Rakyat Polinesia kurang lebih sama seperti Loki, a trickster god. Moana sendiri artinya “laut”. Heihei artinya “lari” sementara Pua itu artinya bisa macam-macam mulai dari “mekar” hingga “pucuk tebu.” Saya sudah terobsesi dengan Polinesia, terutama Hawaii dan sekitarnya gara-gara Lilo & Stitch.
Banyak anak kecil yang nonton film ini. Ada yang menangis begitu lampu digelapin, ada yang sibuk panik bertanya sama orang tuanya, “Ma, Moananya kenapa, Ma?” Ada juga yang minta ganti tayangan TVnya, “kita nonton bola aja.” Lah? Hahaha. Ada teaser Beauty and the Beast! Film yang konon sangat dinantikan semua orang di 2017. Lalu ada Sing yang sekilas mirip Zootopia bertemu audisi The Voice.
Ketika saya menantikan Assasin’s Creed, Disney memutuskan untuk menayangkan sebuah animasi pendek tentang pentingnya take a break dari rutinitas hidup dengan menyeimbangkan hati yang senang hura-hura dan otak yang maunya terus bekerja. Kalau diingat jaman kuliah di negara seberang dulu, bulan Desember itu identic dengan family time, shopping, lagu-lagu Natal dan comfort food. Memandangi salju turun dari jendela apartment dan bersantai dari segala rutinitas. Makanya animasi ini pas untuk menegur saya yang masih sibuk berkutat dengan yang namanya Hari Belanja Online Nasional.
Moana, too, is about finding a way to your passion and not letting a temporary anger trick you to do otherwise. Let’s enjoy life! It’s December afterall!