Showing posts with label The Urban Mama. Show all posts
Showing posts with label The Urban Mama. Show all posts

21 December 2017

Menjadikan Gadget Sebagai Teman Belajar Lewat Quipper Video

Akhir pekan kemarin, saya dan Dudu mencoba Quipper Video. Penasaran soalnya.

“Keponakan gue pakai Quipper tuh,” begitu komentar seorang teman waktu saya cerita. “Sekarang ada yang buat anak SD juga?”


Awalnya saya juga bingung, bagaimana menggunakan Quipper Video ini untuk Dudu. Selain karena dia masih SD, kurikulumnya yang internasional juga sedikit berbeda. Lalu saya ingat kata kunci dari Dra. Itje Chodijah, M.A., Education Expert yang hadir di acara TUM Luncheon Bersama Quipper hari itu: “Quipper bukan pengganti sekolah tapi pasangan sekolah. Teknologi ini adalah pelengkap pendidikan.” Jadi, untuk kita berdua, Quipper Video jadi sarana belajar sejarah dan budaya Indonesia yang otherwise bakalan terlewat dari kehidupan Dudu seperti kemerdekaan Indonesia dan zaman kerajaan-kerajaan itu. 



"Pelajarannya yang di Quipper, aku belum sampai sih, belum diajarkan di sekolah. Tapi aku bisa belajar yang lain-lain, yang tidak diajarkan di sekolah aku," begitu komentar si Dudu waktu saya tanya gimana rasanya belajar pakai Quipper Video. "Kurasa bagus untuk belajar dari video, karena kalau kamu tidak mengerti kamu bisa ulang lagi terus dan gurunya tidak akan marah karena disuruh ulang-ulang."

06 April 2017

Trik Mengatasi Anak Malas Mandi

Setiap weekend, saya harus menghadapi problematika mandi dengan seorang anak 10 tahun yang mulai membantah dan ngeles kemana-mana. Kalau sekolah libur, mandi juga libur. Namanya juga Dudu.

Mama: Jadi, kamu kemarin sore mandi ngga?
Dudu: Ngga.

Mama:Tadi pagi? 
Dudu: Ngga juga. (sambil cengengesan)
Padahal mandi kan ya buat dia sendiri, sebal jadinya. 

Ini kamar mandi Dudu - temboknya gelap jadi kontras sama sabunnya haha.
Akhir bulan kemarin pas dia libur tengah semester, setiap pagi mau berangkat kantor, pesan saya cuma satu: Jangan Lupa Mandi! Tapi tetap saja kalau saya pulang kantor, saya akan menemukan anak cengar cengir yang bilang kalau dia lupa lagi untuk mandi. Kenapa sih anak ini susah sekali mandi?

Sebenarnya Dudu bukan tidak suka air. Dia paling suka berenang dan yang namanya hotel bagus di mata dia adalah punya bath tub dan kolam renang. Dua hal tersebut menduduki 2 dari 5 bintang yang ada di review Dudu untuk hotel. Lalu kenapa dong dia tidak mau mandi. Hasil browsing menyebutkan sejuta alasan anak menolak mandi, cuma dari Dudu saya mendengar kata "oh iya lupa." Haha. Well, kalau saya lihat, mandi tidak menjadi kegiatan favoritnya karena Dudu punya kulit sensitif. Dari kecil mukanya sering merah-merah, dan sampai sekarang pun kalau salah pakai sabun bisa satu badan merah-merah. Kasihan juga sih. Seringkali dia bertahan menggunakan sabun bayi, tapi di usia yang sudah 10 tahun ini, sabun bayi sudah tidak mempan. Bau asem plus keringat, apalagi kalau pulang PE dan playdate bersama teman-temannya.

Tapi apapun alasannya, mandi itu penting. Jadi inilah yang saya lakukan biar Dudu tidak "lupa" mandi.

08 January 2017

New Year, Brighter Future

Saya memperhatikan Dudu yang sibuk mencatat. Ini anak ngapain ya? Tumben-tumbenan. Biasanya hanya saya yang sibuk menulis sementara dia main game, tapi hari itu dia tampak antusias menyimak dan mencatat apa yang disampaikan narasumber di sebuah acara ketemuan Blogger The Urban Mama berjudul Bright Future.


Lalu ketika saya menuliskan reportase ini, saya melihat-lihat kembali catatannya dan menemukan beberapa poin menarik tentang Kampanye yang diadakan Unilever ini. Tapi sebelum kita intip catatan super berantakan milik Dudu, coba kita menyimak apa kata para narasumber dulu.


KATA LANI
Acara yang merupakan kerjasama Unilever dan Blibli.com ini mengajak para Mama sebagai konsumen Unilever untuk mewujudkan masa depan yang cerah. Caranya? Well, menurut Lani Rahayu, Senior Marketing Communication Manager Blibli.com, para Mama ini menguasai 95% keputusan rumah tangga. “Para Mama punya power untuk memilih produk apa yang dibeli, yang digunakan oleh keluarga, jadi kenapa tidak mendukung bright future?” Di Bulan Desember kemarin Blibli.com berkampanye dengan Unilver dan setiap customer membeli produk tertentu, mereka ikut menyumbang Rp. 1000 untuk program bright future ini, termasuk membangun taman dan RPTRA. Jadi yang kemarin sempat kalap belanja kebutuhan rumah tangga macam Blueband dan Pepsodent pas Harbolnas bolehlah berlega hati sedikit karena bukan hanya spending tapi juga secara tidak sadar kita sudah helping out.

31 August 2016

Ayo Ikut Belanja Seru di Ikea Indonesia

Hej!

Jauh sebelum tulisan itu terpampang di pintu masuk IKEA Indonesia, saya pernah melihatnya di kertas surat dari sahabat pena pertama saya jaman SMA yang berasal dari Malmö, Swedia. Setelah hampir 10 tahun hilang kontak, kami bertemu lagi di media sosial dan tiga huruf itu kembali muncul di hadapan saya. I truly missed talking to her, like I missed walking through the aisle of IKEA. Buat saya, keduanya membawa kembali kenangan masa lalu saya, yang tertinggal di belahan bumi sebelah sana. 



Saya dan Andrew sudah merencanakan mau ke IKEA Indonesia berdua, sarapan meatball lalu belanja. Tapi Andrew keburu pergi duluan dengan orang tua saya (yang waktu itu sudah super tidak sabar mau ke IKEA 
Indonesia), sementara saya baru kesampaian berbulan-bulan kemudian ketika ada talkshow rumah ramah anak dari The Urban Mama. Kata orang "there's a will, there's a way," jadi pada suatu pagi saya berhasil pergi ngedate sama Dudu ke IKEA Indonesia.

Varför? Kenapa?
Ini adalah 5 itinerary kita di IKEA Indonesia


14 May 2016

Belajar Tentang Rumah Ramah Anak di IKEA

IKEA itu sama saja dimana-mana, Tapi ketika pintu dengan tulisan "Hej" bergeser, ada excitement sendiri melangkah masuk ke IKEA Indonesia untuk pertama kali. Berbulan-bulan setelah Dudu pergi duluan ke IKEA bersama orang tua saya. Papa saya, yang setia menemani ketiga anaknya keluar masuk IKEA di awal masuk kuliah sepertinya jadi fans berat toko tersebut. Selain itu, memang Papa yang paling hobi menggeser dan mengganti isi rumah.

Ruangan Kamar Ana
Yah, keduluan Dudu. Ketika akhirnya IKEA buka di Indonesia, saya adalah salah satu orang yang ingin langsung terbang ke sana. Terbayang makanan enak menanti. Yes, jaman kuliah dulu, selain tempat belanja furniture untuk memenuhi apartment sewaan, IKEA adalah tempat favorit untuk pergi Sunday Brunch. Tapi apa daya, rupanya seluruh Indonesia juga berpikiran sama dengan saya.

Saya sendiri baru mampir ke IKEA Indonesia, pertama kalinya di awal Mei kemarin, itu pun berkat ada acara TUMNgopiCantik dari The Urban Mama. Ada yang berbeda dari acara TUM Ngopi Cantik kali ini karena diadakan di ruangan "kantin" IKEA yang berjendela besar, di pagi hari yang cerah sebelum long weekend. Yang dibahas? Tentunya tentang rumah ramah anak. "Living With Children," yang dibawakan oleh Diana Pratiwi atau yang dikenal dengan Mama Montje.

07 February 2016

Investasi Tulang Sehat Dimulai dari Sekarang

Dalam suatu sesi tanya jawab saya bertanya begini: “Mba, kalau kopi menghambat penyerapan kalsium, apa kabar saya yang ngopi 3-4 gelas sehari dan tidak suka sayur dari SMP? Boleh itu supplemen kalsiumnya diminum banyakan atau 1 tablet sudah maksimum?” Dan kayaknya seluruh ruangan memandangi saya.

Talkshow Investasi Tulang Sehat besama The Urban Mama dan Protecal 
(photo by Dudu)
Lalu saya ditimpuk pembaca yang stress sambil ngomel “kurangin dong kopinya,” atau kesal ala Mama saya “masa sudah tua begini masi tidak suka sayur sih?”


11 December 2015

The Breakfast Basic and How To Avoid the Battle

I have to admit, Andrew woke up a lot earlier than I do and my Mom is the one preparing breakfast for him. It’s listed on the house rules that no one can leave through the front door before eating breakfast. That’s how my mom raising her three children and, now, her grandson as well.

When the invitation arrived on my inbox from The Urban Mama, Andrew was sold right away and half-begging me to go. So, on behalf of this Koko Krunch fan, I was set to arrive early on Sunday at Pipiltin Cocoa Senopati. He bailed on me last minute with a message: “Don’t forget to bring home Koko Krunch, Mom!”


Dudu and Koko Krunch

15 September 2015

Unveiling Singapore Airlines Premium Economy Seats

Ada yang spesial di acara BCA-Singapore Airlines Travel Fair di Grand Indonesia kemarin. Ada 4 kursi Premium Economy yang dihadirkan Singapore Airlines untuk dicoba oleh para pengunjung. Saya hadir minus Dudu yang sedang belajar untuk ujian atas undangan The Urban Mama untuk acara talkshow "Liburan Nyaman Bersama Anak."

Liburan yang nyaman ala Ninit Yunita, Founder the Urban Mama sekaligus ibu 2 anak, dimulai dari sebelum naik pesawat. Ada baiknya kita cerita dulu tentang prosedurnya dan apa yang bisa dipersiapkan anak.(Semacam what to expect when you're boarding kali ya haha). Bawa mainan biar anak tidak bosan. Dan jangan lupa hunting tiket murah di travel fair. Wah yang terakhir ini sepertinya penting banget.



03 August 2015

World Breastfeeding Week 2015: Andrew Juga Anak ASI

Minggu pertama Agustus adalah World Breastfeeding Week atau Pekan Air Susu Ibu (ASI) se-Dunia. Indonesia sendiri menjadikan bulan Agustus sebagai bulan ASI Nasional. Sebagai seorang ibu, saya jadi ingin menulis tentang Breastfeeding.


Kampanye Breastfeeding Week WHO tahun 2013
Tema World Breastfeeding Week 2015 adalah Breastfeeding and Work, Let's Make It Work! Kampanye ini mendukung para ibu yang sudah kembali bekerja untuk tetap memberikan ASI exclusive yang menjadi hak anaknya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan para ibu untuk memberikan ASI exclusive selama 6 bulan, sementara cuti melahirkan rata-rata hanya 3 bulan. Tema kampanye ini berhubungan dengan tema tahun 1993 yang mengusung adanya tempat kerja yang ramah untuk para ibu.

Di kantor saya ada beberapa ibu menyusui yang setia menggunakan studio foto atau ruang meeting kosong di jam makan siang untuk memompa ASInya. Salut sama mereka. Soalnya saya tidak pernah melewati masa memompa ASI di tempat kerja. Andrew anak ASI juga. Tapi karena saat itu saya masih kuliah di kampung, maka saya tidak pernah pusing memikirkan stok ASI dan mencari waktu memompa. Diantara kelas, saya bisa pulang ke rumah atau mampir ke daycare untuk menyusui. Di kampung kan tidak ada macet. Hehe. Ketika mulai bekerja, Andrew yang sudah berusia 1,5 tahun masih ASI juga, tapi hanya pagi dan malam, jadi saya juga sudah tidak memompa lagi.
Andrew ini anak ASI. Sampai sekarang jarang sakit.
Kenapa saya ngotot mau memberikan ASI? Selain karena mudah dan tidak pusing sama apakah anaknya akan alergi, ASI juga memberikan nutrisi yang tepat untuk anak. Meskipun tidak dapat dipungkiri, saya harus kehilangan kopi, duren dan makanan terlalu pedas. Sesekali sih masih, dan untungnya Andrew tidak komplain kalau ASInya jadi terasa Latte.

Pengalaman saya tentang menyusui juga tidak banyak. Saya tidak pernah kesulitan menyusui atau mengalami cracked nipple. Andrew tidak pernah bingung puting dan tidak pernah menolak ASI dalam botol. Setelah setahun dan pindah ke susu segar dan UHT pun, saya masih memberikan ASI juga. Masalah terbesar saya paling ASI yang bocor ke baju. Dan muka anak saya yang begitu kena susu langsung merah dan iritasi. Kalau saya cerita tentang masa menyusui, banyak yang komen "kok ASInya bisa banyak?" 

Saya menganggapnya misteri ilahi karena saya tidak melakukan apa-apa. Dibilang tidak stress juga tidak juga karena sebagai seorang single mom, yang masih kuliah pula, masa sih tidak ada stress. Trus apa dong?

  • Makan yang benar dan banyak. Ini petuah dari Mama. Saya picky eater yang tidak makan sayur, jarang makan yang berkuah dan paling doyan sama gorengan. Tapi saya tidak pernah berhenti makan dan nyemil. Meskipun tidak selalu makan sayur juga, tapi yang penting makan. Bosan nasi diganti kentang. Kalau tidak ingin makan ayam, kan masih ada ikan. Kalau sudah demi anak, apa sih yang tidak dilakukan seorang ibu?
  • Minum sesering mungkin, atau makan makanan yang berkuah. Ini juga pesan Mama. Tapi logikanya ya banyak ASI yang keluar berarti kita membutuhkan lebih banyak cairan yang masuk. Menurut Isabella Knox, MD, EdM dari University of Washington and Seattle Children's Hospital, USA (seperti dilansir oleh WebMD) ibu menyusui membutuhkan 3-4 gelas extra dari yang 8 gelas yang diminum oleh orang dewasa normal.
  • Dibawa senang. Ingat kalo breastfeeding itu bonding. Kalau menyediakan kamar sendiri untuk anak, namun itu membuat kita berat untuk bangun dan pindah, kenapa tidak menaruh crib di kamar kita selama masa ASI exclusive? Bawa nursing cover jadi kita tidak repot mencari tempat atau ruangan menyusui. Ingat juga kalau menyusui itu murah dan praktis. Jadi kita lebih enjoy menjalankannya.

Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mendukung breastfeeding moms di kantor? Yang paling simple tentu saja menemani pumping sambil ngobrol. Sebagai Mama yang sering pumping juga dulu, menit-menit yang membosankan itu bisa dengan mudah terlewati kalau ada yang ajak ngobrol.

Photo Courtesy of WHO
Banyak juga event yang membahas breastfeeding. Salah satunya adalah event Breastfeeding Seminar The Urban Mama tanggal 8 Agustus 2015 besok. Event ini akan membahas mengenai mama bekerja dan menyusui serta tips dan trik sukses memerah & Ruang Laktasi. Acara ini menghadirkan Fatimah Berliana Monika, seorang Konselor Laktasi dan La Leche League (LLL) Leader di Amerika Serikat, serta psikolog Anna Surti Ariani. 


TUM Breastfeeding Event 2014 (photo: The Urban Mama)
Buat Mama-mama yang anaknya sudah besar, ayo kita ikut mendukung rekan kerja kita untuk tetap dapat memberikan ASI meskipun bekerja full-time.

08 June 2015

Tidur Nyenyak Kala Menginap

Liburan hampir tiba. Kalau mentok, bingung mau ke mana pas liburan, biasanya keluarga saya pergi mengunjungi saudara. 

Punya banyak saudara kadang bikin pusing. Soalnya kalau kita pergi ke kotanya, mereka suka mengajak menginap dan kadang "ngambek" kalau kita memilih menginap di hotel. Padahal Andrew paling hobi nginep di hotel. Namun ketika ajakan ini datang dari nenek buyut tercinta yang punya rumah gaya Belanda, kita harus menyiapkan strategi.

Paling ahli tidur di jalan
Sebenarnya sejak dulu, Andrew bukan anak yang sulit tidur. Saya yang hobi road trip semasa kuliah sering membawa Andrew keliling Amerika dan hidup dari motel ke motel. Tapi di sana sejuk dan tidak ada nyamuk. Lain cerita kalau kita road trip lewat pantura atau jalur selatan pulau Jawa. Anaknya bisa mandi keringat dan sukses punya kaki bentol-bentol digigit nyamuk di akhir cerita penjalanan kita.

Kembali lagi ke rumah nenek (yang sampai memasang AC biar cucu-cucu dan buyutnya yang dari ibu kota ini mau nginep -- aduh nek, maafkan ya), yang sebenarnya homey banget. Rumahnya luas karena nenek punya 10 anak dan banyak pohonnya rindang. Karena letaknya masuk kampung yang mobil kita harus parkir di pinggir jalan besar, banyak got serta sumur terbuka serta pohon rindang dan ayam bekeliaran, kita jadi was-was sama nyamuk.

Foto ayamnya burem semua karena lari dikerjar Dudu
Jadi foto ini aja yang dipajang ya.
Jadi ini trik saya supaya anak tidur nyenyak pada waktu menginap:
  1. Bilang dulu kalau kita akan menginap di rumah orang lain yang pastinya berbeda dengan rumah kita sendiri. Jadi anak juga bisa mempersiapkan diri untuk tidur di tempat asing. Kalau sudah cukup besar, biarkan dia packing sendiri.
  2. Jangan ganti ritual. Kalau biasanya kita baca buku sebelum tidur ya tetap baca buku sebelum tidur. Merubah kebiasaan bisa membuat anak jadi tidak nyaman, terutama jika anak masih balita. Ini termasuk jam tidur ya. Kalau biasa tidur jam 9, ya ketika menginap di rumah nenek pun saya pamit jam 9 masuk kamar.
  3. Bawa benda kesayangan. Entah itu guling atau boneka. Sebaiknya tetap diajak ikut menginap. Jadi anak tidak merasa homesick (meskipun ada kita) atau jika setelah anak tidur, kita mau ngobrol-ngobrol ngumpul dengan saudara di ruang tamu dan tidak mau anak terbangun kaget di tempat asing.
    Kemana-mana boneka kesayangan pasti ikut
  4. Tidur sekamar dengan anak meskipun kalau di rumah anak sudah tidur sendiri. Selain karena yang punya rumah bisa ngomel (sudah diajak nginap malah ngelunjak minta 2 kamar), takutnya anak terbangun pas malam dan "nyasar" karena tidak familiar dengan rumahnya. Kecuali anak jadi semangat dan mau tidur bersama sepupu-sepupunya. Apalagi kalau seperti di rumah nenek yang kamar mandi ada di luar (kan rumah jaman Belanda) dan rumahnya besar. Jadi waswas kalau anak mendadak mau ke kamar mandi di malam hari.
  5. Bawa Baygon Liquid Elektrik. Ya, dalam kasus saya, buat jaga-jaga saja kalau ada nyamuk. Selain memberikan perlindungan anti nyamuk yang tepat untuk kamar anak, Baygon ini tanpa asap juga. Kita pasang di kamar kita tempat kita menginap, jadi nenek tidak akan protes (yang ada ntar Baygonnya diminta karena penggunaanya praktis, tanpa repot).
Baygon Liquid Elektriknya jangan lupa dipak ya!

03 June 2015

Bicara Keuangan: Mama Berencana, Dudu Menentukan

Beberapa waktu lalu sempat hadir ke acara The Urban Mama yang membahas tentang "Mengelola Keuangan Menjelang Idul Fitri". Lho kan saya ngga lebaran? Justru itu, karena ngga Lebaran saya harus planning karena selain undangan buka puasa yang menumpuk (padahal saya makan siang), jalan-jalan juga pasti, kena imbas harga barang naik dan kalap juga lihat THR. Jadi planning itu perlu.

Foto bersama seusai acara - Foto courtesy of The Urban Mama
Dan tidak ada yang mengalahkan anak saya si Andrew tentang planning, mengimbangi saya yang spontan dan suka menuruti "insting". Tapi sebelum kita ngomongin planning ala anak 8 tahun, sebaiknya kita lihat kata expertnya dulu.

Kalau menurut Fioney Sofyan, seorang trader dan wealth asset management yang jadi pembicara di acara TUM Luncheon siang itu, ada beberapa dos and don'ts dalam planning (keuangan). Yang pertama ya kita harus manage cash flow kita. Beliau menyarankan begitu dapat uang kita investasi dulu, lalu sedekah lalu sisanya dipakai untuk menutupi pengeluaran. Kalo ngomongin investasi bisa panjang, tapi yang dimaksud di sini bukan hanya tabungan biasa. Beli saham perusahaan yang kita kenal atau kita pakai produknya sehari-hari - terutama yang bakalan laku pas lebaran. Jadi habis lebaran kita untung karena saham naik. Ini investasi ya bukan main saham jual-beli dalam waktu sehari.

Do your homework. Dalam arti kalau mau liburan ya jangan malas browsing tiket sampai datang ke travel fair. Atau cari tahu kapan THR turun jadi bisa merencanakan belanja lebih awal. Di awal puasa prepare makanan untuk sebulan untuk menghindari terlalu banyak makan di luar dan belanja di tengah bulan puasa yang seringnya ramai itu. Cek juga ada demand apa yang bisa kita jadikan bisnis, misalnya kita hobi bikin kue, kan bisa terima pesanan pas ramadhan.
Do Your Homework: Browsing hotel dan tiket duluan
Kalo don'tsnya sih yang utama ya jangan mendahulukan wants daripada needs. Buka puasa bersama yang hampir tiap sore misalnya. Atau belanja baju baru yang sebenarnya tidak perlu. Jangan juga mengandalkan kartu kredit sebagai dana darurat, yang ada kita stress lihat tagihan sehabis lebaran.

Kalau menurut Dudu gimana? Well, Dudu belum terlalu mengerti soal uang, planning dia lebih sederhana. Setiap kita pergi, dia selalu bertanya kita mau ke mana, beli apa dan makan apa. Setelah itu dia akan berpegang teguh pada rencananya itu. Jika saya melihat sale dan mendadak lapar mata, dia selalu bilang "sale itu hanya halusinasi mama saja", sambil menarik saya menjauh. Kalau dia yang melihat mainan yang dia inginkan, dia akan berdebat sendiri: "Kita tidak merencanakan akan membeli mainan ini, bagaimana ya sebaiknya?" Kalau untuk dia tidak terlalu urgent, dan harganya tidak masuk di budget kita, dia tidak akan beli. Pergi ke toys fair pun dia sudah tahu mau mencari apa: jagoan perempuan yang pakai pistol. Kalau tidak ketemu ya dia akan pulang dengan tangan kosong. Untungnya waktu itu kita menemukan yang dia cari. Cek ceritanya di sini.


Semangat mencari mainan yang diincar
Pergi sama Dudu dijamin tidak bisa impulse buying -- belanja pakai insting, karena anaknya akan sibuk mencegah kita mengeluarkan uang untuk hal-hal yang belum direncanakan saat kita ke luar rumah. Yup, itu termasuk kalau ternyata macet dan kita stuck kelaparan di jalan. Mau belok ke restoran saja pakai debat dulu karena tadi rencananya makan di rumah. Duh, nasib. Padahal yang cari uang kan saya.