Dudu waktu kecil semangat makan kue lapis |
Cantik Manis
Makanan yang dibuat dari tepung (kalau saya Google sih tepung hungkwe) dan sagu mutiara ini favorit saya waktu kecil. Nama saya di keluarga sudah identik dengan cantik manis. Mau yang putih bentuk persegi panjang, atau kotak dengan warna sedikit pink, semuanya saya makan. Dudu juga sempat ngefans berat sama kue yang satu ini, meskipun akhir-akhir ini sudah tidak mau makan lagi. Jaman TK dulu makan cantik manis bisa sekali 2 atau 3 dan sering jadi bekal untuk dibawa ke sekolah.
Jajanan pasar, Kue lapis yang paling kanan. (photo by Lunchgetaway) |
Ingat kue yang kalau dimakan harus disobek satu-per-satu? Saya paling addicted dengan kue yang terbuat dari tepung beras ini waktu kecil. Dimakan selapis demi selapis dan yang terakhir adalah bagian atasnya yang berwarna merah. Ternyata kue yang lengket (tapi seru banget makannya) ini juga disukai anak saya. Kue lapis terbuat dari tepung beras dan sagu. Meskipun warna yang paling umum ditemukan adalah hijau atau cokelat dengan merah di bagian atas, tapi banyak juga yang menggunakan warna lain seperti pink, putih
Bolu Kukus
Makanan darurat kalau lapar, yang masih dibawa hingga sekarang ke kantor. Begitupun dengan Dudu, yang menolak menyebut kue ini dengan sebutan bolu. Soalnya bolu buat dia itu lebih kepada lapis surabaya yang warnanya kuning dan cokelat. Yang ini kue bolu tapi hancur. Haha Meskipun pada daftar jajanan kesukaan Dudu, ini termasuk yang paling bawah, saya menempatkan jajanan yang konon pembuatannya sulit ini di paling atas. Dari kecil, yang namanya bolu kukus tidak boleh terlewat terbeli karena makanan ini praktis dan biasanya dibungkus terpisah sendiri.
Lapis Legit
Kerap tertukar dengan kue lapis yang lengket, lapis legit ini sempat jadi penghuni kotak makan snack Dudu dan bikin kempes dompet saya. Soalnya kue ini harganya mahal haha. Sepotong kecil bisa Rp11 – 15,000 dan tetap dibeli hanya karena kita suka. Yang ini asalnya dari jaman kolonial belanja dan bentuknya kue padat (kalau lapis yang merah hijau itu lebih ke puding lengket) dengan warna dominan cokelat. Saya dan Dudu sama-sama suka lapis legit polos yang gradasi warna cokelatnya tidak terlalu gelap. Biasanya kue ini kita makan sepuasnya pada saat ritual sembahyang nenek moyang.
Kue Cubit
Jajanan ini awet dari jaman saya kecil hingga sekarang. Karena setiap hari Minggu, Dudu beribadah di sekolah minggu tempat saya SD dulu, maka jajanan kita juga jadi turun-temurun. Penjual bakso dan ketoprak yang sama, serta tukang kue cubit yang masih ada. Dulu, ketika baru pulang dari Amerika, Dudu doyan kue cubit. Satu bungkus isi 12 (sekarang harganya Rp13,000) itu bisa dihabiskan lebih dari separuhnya asalkan tidak ada lelehan cokelat di atasnya. Kebalikannya dengan saya yang lebih menyukai tambahan rasa.
Buat postingan ini, saya sampai harus browsing foto lama. Yang diambil ketika belum kepikiran mau ngeblog dan anglenya masih berdasarkan "yang penting dapat moment" haha.
Ada yang sama kesukaannya dengan saya dan Dudu?
Kerap tertukar dengan kue lapis yang lengket, lapis legit ini sempat jadi penghuni kotak makan snack Dudu dan bikin kempes dompet saya. Soalnya kue ini harganya mahal haha. Sepotong kecil bisa Rp11 – 15,000 dan tetap dibeli hanya karena kita suka. Yang ini asalnya dari jaman kolonial belanja dan bentuknya kue padat (kalau lapis yang merah hijau itu lebih ke puding lengket) dengan warna dominan cokelat. Saya dan Dudu sama-sama suka lapis legit polos yang gradasi warna cokelatnya tidak terlalu gelap. Biasanya kue ini kita makan sepuasnya pada saat ritual sembahyang nenek moyang.
Serius makan kue cubit berbentuk ikan |
Kue Cubit
Jajanan ini awet dari jaman saya kecil hingga sekarang. Karena setiap hari Minggu, Dudu beribadah di sekolah minggu tempat saya SD dulu, maka jajanan kita juga jadi turun-temurun. Penjual bakso dan ketoprak yang sama, serta tukang kue cubit yang masih ada. Dulu, ketika baru pulang dari Amerika, Dudu doyan kue cubit. Satu bungkus isi 12 (sekarang harganya Rp13,000) itu bisa dihabiskan lebih dari separuhnya asalkan tidak ada lelehan cokelat di atasnya. Kebalikannya dengan saya yang lebih menyukai tambahan rasa.
Buat postingan ini, saya sampai harus browsing foto lama. Yang diambil ketika belum kepikiran mau ngeblog dan anglenya masih berdasarkan "yang penting dapat moment" haha.
Ada yang sama kesukaannya dengan saya dan Dudu?
Lucunya lihat Dudu mukanya bule makan makanan tradisional Indonesia, hihi. Btw semua makanan di atas aku juga suka. Dulu biasanya suka dapat kalau ikut Ibu kondangan atau pengajian.
ReplyDeleteini anak saya banget nih suka kue cubit. dan kalau ikut ke pasar, pasti nyeret ke lapak abang kue cubit.. hehehe.. enyak enyak enyak.. bapaknya juga ikut makan
ReplyDelete