18 April 2019

Tips Mengatur Keuangan Untuk Single Mom

Perempuan perlu paham tentang mengelola keuangan. Soalnya sebagai Single Mom, sayalah yang harus mengatur pengeluaran dan saya juga yang bertanggung jawab atas pemasukan keluarga. Keluarganya hanya saya dan Dudu sih.

Buat yang bertanya-tanya, saya selalu bilang pasti sanggup kok membiayai semuanya ini meskipun sendirian. Tapi, seumur hidup, keuangan saya diatur Mama yang memang seorang akuntan. Saya cuma tau cari uang dan spending aja. Tidak tau bagaimana menghitungnya. Jadi, sekarang saya bingung mulai dari mana kalau disuruh mengatur keuangan. 


Sebelum mulai acara, kita menuliskan kendala keuangan dan ditempel di tembok.
Pas banget ada acara Planning A Better You dari Single Moms Indonesia dan QM Financial di 13 April kemarin. Bertempat di Ruang Komunal Facebook Indonesia, acara ini menghadirkan Financial Planner handal, Ligwina Hananto. Kenapa perempuan perlu belajar keuangan? Karena kebanyakan perempuan diajarkan bahwa “someone will take care of you.“ Masalahnya, ketika pada akhirnya semua harus dikerjakan sendiri dan tidak ada yang membantu, kita jadi bingung.

Yuk kita duduk manis menyimak tips mengatur keuangan untuk para single moms dari Teteh Wina ini.

03 April 2019

Belajar Menulis Nama Dengan Aksara Jawa

“Kalau orang tuanya memberi nama yang panjang, anaknya merasa seperti dikhianati.”

Kalimat itu keluar ketika saya dan Dudu duduk barengan di kelas Aksara Jawa, belajar menulis nama dengan Hanacaraka. Kok bisa? 



Alkisah di satu Sabtu yang random tapi cerah, kita berdua mampir ke Astori Coffee di pom bensin Pertamina jl. Antasari untuk belajar menulis Aksara Jawa dan pasangannya. Sama-sama mulai dari nol. Gurunya adalah anak muda lulusan Sastra Jawa bernama Sekar. Kelasnya gratis, tapi kita diminta bawa buku dan alat tulis sendiri. Buat yang tidak bisa Bahasa Jawa gimana? Ya tetap bisa ikutan, soalnya kelasnya ini menulis Aksara Jawa tapi bahasanya tetap Indonesia. Misalkan kita menulis “tawa”, yang digunakan adalah huruf “ta” dan “wa” tanpa perlu menterjemahkan kata tersebut ke dalam Bahasa Jawa. Dudu juga tidak bisa Bahasa Jawa kok.

(Baca review Astori Coffee di sini ya)

Berbeda dengan huruf Mandarin, Hiragana Jepang dan Hanggul Korea, aksara Jawa ini lebih mirip melukis dan harus dituliskan dalam sekali coret.Tantangan terbesarnya adalah menghafal huruf yang terlalu mirip satu dengan yang lainnya. Selama 2 jam kita belajar sekitar 20 huruf, 20 aksara Pasangan dan 10 Sandhangan alias aksara tambahan. Pusing tapi seru! 

Aksara Jawa kayak apa sih?