Showing posts with label Journalism. Show all posts
Showing posts with label Journalism. Show all posts

29 August 2016

Kekuatan Super Sebuah Pulpen

Setengah dekade sebagai jurnalis lifestyle, “nasihat” yang sering saya dengar adalah tentang sepatu. “Good shoes will take you to good places.” Atau quote Marilyn Monroe yang terkenal itu: “Give a girl the right shoes, and she can conquer the world.” Tapi buat saya, yang penting itu bukan sepatu tapi pulpen.



Saya selalu pakai sepatu high heels andalan ketika harus bertemu petinggi perusahaan dan negara, yang sebagian datang dari luar negeri itu. Ketika ngobrol sambil berdiri memang lebih membawa percaya diri, namun ketika kita duduk terpisahkan meja untuk interview, sepatu sudah terlupakan. Yang terlihat di atas meja, selain rekorder adalah notepad dan pulpen. Saat itulah, memiliki pulpen istimewa lebih mengena daripada sepasang sepatu mahal yang tersembunyi di kolong meja. Untuk saya, pulpen adalah nyawa dan saya biasanya lebih panik kalau ballpoint.macet daripada rekoder (atau jalanan) macet. Dan sudah jadi kebiasaan dalam tas saya selalu ada pen dan notebook, just in case ada ide mendadak muncul di jalan yang harus segera ditulis. 

Lalu saya gantung sepatu. Pensiun jadi jurnalis dengan high heels. Tapi saya tidak gantung pulpen. 

Setiap pen ada special giftboxnya

28 April 2016

Meeting Gus Dur’s Daughter, A Behind The Scene Story

I met Inayah Wahid in an interview for JAX.co.id. And I fell in love with her vibrant personality, her endless energy and her sincere adoration of her father. Nay, as she often called, is the youngest daughter of the late Gus Dur and I was lucky to spent an hour with her. This is out of topic for my usual parenting-traveling post but I just have to blog this because somehow, our conversation was about father-daughter relationship and responsible traveling.

(photo courtesy of JAX)

02 January 2015

Museum Adventure: Museum Penerangan TMII

Akhirnya kesampaian juga ikut acara Museum Ceria sebelum tahun 2014 berakhir – dengan tema yang pas dengan tema liburan Andrew di 2014: Journalism. Acara Museum Ceria Family Weekend kali ini berjudul Niewslezer dan dilaksanakan di Museum Penerangan Taman Mini indonesia Indah tanggal 28 Desember kemarin.

Aku siap menyelesaikan misi!
Pas banget habis nonton Night at the Museum, eh acara ini muncul! Berangkat pagi-pagi dari rumah, akhirnya kita sampai di Museum Penerangan setelah sempat terjebak macet di dalam Taman Mini. Meskipun sempat agak bingung apakah kita boleh langsung memulai misi setelah registrasi atau menunggu briefing dari kakak panitia, kita akhirnya memutuskan memulai saja (karena anak-anak lain sudah langsung mulai juga). Sekarang gantian Andrew yang cerita yah...

Dudu: Hari ini aku dan mama pergi ke Museum Penerangan di Taman Mini. Sesampainya di sana kami mengantri untuk mendapatkan misi di pintu masuk. Misinya untuk menemukan barang yang adanya di kertas yaitu alat kode morse, pena emas, patung tokoh-tokoh, kamera TV jaman dahulu dan lain-lain. Kami juga harus membaca ejaan lama, seperti opa dulu. Ejaan lama seperti kode loh, Ma. Aku juga membuat magnet pembatas buku dan membaca cerita...
Mama: Sandiwara radio, Du. Jaman dahulu belum ada internet jadi film adanya di radio... tapi suaranya aja.



Belajar memecahkan kode morse, bikin pembatas buku dan membaca ejaan lama
Meskipun akhirnya agak kecewa karena...
Dudu: Aku enggak menang doorprize.
Mama: Ya kan yang penting bukan doorprizenya
Dudu: Iya juga ya.
Mama: Kamu belajar apa hari ini?
Dudu: Belajar banyak hal. Belajar memecahkan kode.

Ya si Dudu memang paling seneng sama kode-kodean sih. Mamanya susah payah menahan diri buat tidak mensabotase kegiatan si anak. Maklum... Mamanya kan Sherlockian. But it was fun... keliling museum sambil cerita sama Andrew tentang jaman dahulu kala (padahal saya juga belom tua-tua amat) dan seperti apa berita di jaman saya masih kecil dulu.

Sandiwara radio di depan diorama
Bagian dalam Museum Penerangan
Media Center Museum Penerangan
Tapi bukan cuma Museum Penerangan, soalnya Taman Mini itu satu arah, jadi untuk menuju pintu keluar kita harus melewati banyak anjungan dan museum. Dan karena macet (Keluar Taman Mini aja satu jam), Dudu jadi berkesempatan melihat-lihat museum yang lain juga, meski hanya dari mobil.

Dudu: Bukan cuma itu, aku melihat museum minyak bumi,museum listrik, museum transportasi dan teater Keong Emas. Ternyata kita juga dapat mengelilingi Indonesia hanya dengan mengelilingi Taman Mini dan setiap kota hanya sekotak atau sebox dan mereka harus menghafal bagai mana bentuk bangunan dan cara membuatnya untuk dibuat lagi di Taman Mini.
Mama: Kapan-kapan kita ke Museum yang lain ya, Du
Dudu: Iya. Aku mau ke Museum yang seperti benteng perang itu...

Jadi, resolusi #DateWithDudu di tahun 2015 adalah mengunjungi banyak museum. Terutama Museum layang-layang yang lokasinya hanya di gang sebelah itu. Dan tentu saja ikutan acara Museum Ceria yang lainnya juga. Soalnya kita selalu mencari alasan (dan dorongan) untuk pergi ke museum. Untungnya program Family Weekend dari Museum Ceria bisa jadi motivasi ke Museum.

Untuk info selanjutnya, cek di Twitter Museum Ceria ya

13 October 2014

Dudu's Adventure: Jadi Penyiar Cilik di 94.3 Woman Radio

Once upon a time, Andrew audisi untuk jadi penyiar cilik dengan mengirimkan video. Meskipun cadel… dan videonya cuma perkenalan diri aja, ternyata Andrew terpanggil menjadi salah satu finalis. Wow.

Proses audisi juga tidak mudah, soalnya Andrew harus mengirimkan video yang sampai beberapa kali take. Tapi dia tidak menyerah. Sebelum saya ke kantor dan dia ke sekolah, sesudah saya pulang kantor sebelum dia tidur... dia selalu mencoba, sampai akhirnya berhasil ada 1 video yang jadi.

Dan masalah dimulai dari kelolosan dia ke final karena ternyata prosesnya panjang dan jatuh di minggu ujian si Dudu. Waduh! Hari Kamis dia ijin sekolah ikut pelatihan dan rekaman suara di Woman Radio di Menara Imperium Kuningan. Sesuatu banget sih karena katanya dia diajarin banyak hal seperti sejarah radio, belajar siaran, dan termasuk kenalan ala Indonesia dengan kegiatan ice breaking. Dan dia protes karena menurut dia ice breaking buang-buang waktu. Hahaha… dasar Dudu.




Waktu mengantar, saya ditanya kenapa Andrew diikutkan di audisi. Saya bilang, saya ingin dengan siaran radio, Andrew belajar mendengarkan. Entah itu instruksi produser, telepon dari pendengar atau apalah. Yang jelas kalau selama ini dia cerita ngoceh tanpa henti dan tanpa arti, setidaknya di radio dia bisa cerita.

Trus dia ngga bisa ikutan yang ke museum telekomunikasi di Taman Mini. Sayang banget sih. Tapi gimana dong, pas dia ujian. Sedih deh. 

Sebagian penilaian berasal dari SMS dan socmed.
Ini poster yang disiapkan Woman's Radio.
The best part itu pas final, yang diadakan di Pejaten Village untuk perayaan ulang tahun Female Radio. Toh ngga akan menang, karena kita sudah absen dari 1 kegiatan sementara penjurian itu terdiri dari 50% penilaian juri, 25% sms dan 25% socmed. Oh well, dicoba saja. Ternyata finalnya (selain disuruh hafalin lagu Frozen dan Sherina) juga disuruh siaran. Finalis lain semua baca teks panjang. Andrew yang memang ngga menyiapkan apa-apa improv sendiri dong ngomongin sekolah, mata pelajaran di sekolah dan cerita macam-macam. Untung dia ngga mengulang kampanye presiden yang disebutkan waktu siaran di radio sebelah. Lumayan lah untuk anak yang tampil tanpa persiapan. Saya malah bangga dia bisa ngomong sepanjang itu tanpa script tertulis.

Grand Final Penyiar Cilik Female Radio di Pejaten Village
In the end memang ngga menang, tapi goody bag dan piagamnya sudah membanggakan. Kalau ada acara lagi jadi pengen ikutan. Soalnya Andrew bilang “awalnya aku ngga suka. Soalnya bosan, siaran yang ngomong-ngomong hanya sedikit saja. Trus ketika disuruh menghafalkan lagu Frozen, lagunya yang punya Demi Lovato, aku ngga suka punya Demi Lovato. Kenapa bukan yang dinyanyikan Elsa saja? Tapi aku suka finalnya, menari dan menyanyi sama teman-teman lalu aku bisa ngomong-ngomong seperti siaran biasa.”

Dan, saking excitednya, dia menulis ini untuk Om dan Tante Panitia Woman's Radio:



Thanks to Woman Radio 94.3 untuk kesempatan belajar yang memang tidak tergantikan ini.


==================================================================

This is one half of the No-date Saturday post. Today, Mama and Dudu went separate ways to attend different events. Check out what Mama did on the same day here.

03 August 2014

Liburan Kreatif Kompas Anak: Belajar Jadi Reporter

One thing I always encourage Andrew is to write down things he’s experienced and liked about an event or a journey. He likes to tell stories and has pretty good memories if the things interest him enough. But he has difficulties writing. He often wanted to blog just to stuck and get bored finding the letters on the keyboard. So I asked him to sign up for this "reporting class” by Kompas Anak.

Pertamanya deg-degan soalnya daftar itu belum tentu terpilih. Kita harus mengisi formulir dan mengirimkannya lewat pos. Andrew senang ke kantor pos (tapi itu lain postingan hehe). Ternyata namanya ada di pengumuman 75 peserta terpilih Liburan Kreatif Kompas Anak. HORE!


Kakak-kakak dari Kompas Grup memberikan
pengenalan dunia jurnalistik kepada peserta
Apa sih Liburan Kreatif?

Well, Liburan Kreatif memilih 75 anak kelas 3-6 SD dari Jabodetabek untuk mengikuti liburan ala Kompas Anak, latihan dasar jurnalistik di Kidzania pada tanggal 12 Juli kemarin. Kita harus datang jam 3 untuk daftar lalu jam 4 acaranya dimulai dengan penjelasan mengenai perjalanan pembuatan majalah olek Kak Karto dari majalah XYKids dan Nationak Geographic Kids. Setelah itu ada penjelasan tentang reporter dan interview oleh... yah saya lupa nama Kakak-nya. Tapi Andrew antusias, meski terlihat bengong. Soalnya pas ditanya ulang dia bisa jawab: “Ada 3 jenis interview, Ma, one-on-one, roundtable dan press.... press apa ya?”

Hahaha... press conference, Du. Kan kamu pernah Mama ajak waktu dulu Mama masi jadi wartawan.

Ini yang namanya mading
“Mading itu membuat koran baru.”

Setelah itu anak-anak dibagi dalam kelompok dan berkompetisi membuat mading (dipandu oleh kakak-kakak Kompas Muda) sampai waktunya buka puasa. Satu kelompok terdiri dari 5 anak dan masing-masing anak menggabungkan potongan artikel koran yang sudah mereka bawa dari rumah. 



Ini tips membuat Mading yang baik dari Andrew:
  • Jika mengerjakan dalam kelompok, dibagi tugasnya, ada yang menggunting, ada yang menempel, jadi tidak rebutan.
  • Artikelnya harus ditempel sendiri-sendiri, tidak boleh bertumpukan. Soalnya nanti sayang kalau tidak terbaca.
  • Mading harus rapi, soalnya yang membaca harus senang.
  • Mading harus memuat berita menarik, jadi yang membaca bisa mendapatkan sesuatu yang baru.
Kelompok Andrew dan Mading karya mereka
Jadi apa yang kita dapat dari Liburan kali ini?

Acara yang diakhiri dengan berbuka puasa bersama dan pengumuman pemenang lomba mading ini (Kelompok Andrew belum beruntung), memberikan anak semangat untuk menulis. Saya masih ingat waktu saya SD dulu, bencinya setengah mati sama yang namanya mengarang. Jaman dulu belum ada laptop dan kita harus nulis di buku A4 bergaris. Jreng jreng.

Sekarang Andrew kelas 3 SD dan dia harus menulis English composition dengan benar dan lumayan panjang. Kelas 2 kemarin, compositionnya sudah 80 kata, sepanjang sebuah berita pendek di majalah tempat saya kerja dulu. Sekarang ini jangan ditanya.

Menulis buat saya adalah sebuah “kebahagiaan”, dan kreatifitas datang dari rasa senang itu. Dan itulah yang saya mau tularkan ke Andrew. Menulis itu senang, reporting itu berguna –karena kita belajar mendengarkan orang sekaligus menambah kenalan baru. Kalau menulis sudah tidak jadi beban, maka menulis jadi gampang.

============================================================

Blog entry ini merupakan bagian dari rangkaian blog posting Libur Telah Tiba yang menceritakan kegiatan kita selama liburan sekolah 21 Juni -13 Juli 2014 kemarin.

30 July 2014

A Different Angle

Caught in the act
Visiting Singapore to the –enth time, I figured I had to find something new for Andrew (apart from the new attraction Singapore always have in its agenda). So, on a visit to Singapore Zoo, I gave Andrew a camera. 

Here’s what he captured:


Then I told him what to capture: He has to focus on what he wants to get and put it as the target. He has to make sure the camera wasn’t moving so the pictures aren’t blur. He has to tell a story with his picture... there has to be a reason why he wants to capture that particular animal.

Then the pictures turned like this:


Second try - it's getting better
So, I decided to give him the camera beyond the Zoo... and have him take picture of Singapore from his perspective. Enjoy the pictures.


Capturing Singapore from Marina Bay Sands





==============================================================
Blog entry ini merupakan bagian dari rangkaian blog posting Libur Telah Tiba yang menceritakan kegiatan kita selama liburan sekolah 21 Juni -13 Juli 2014 kemarin.


29 June 2014

Siaran Bareng Si Kecil

“Hi, my name is Andrew Paundra Pierson, you can call me Andrew Pierson.”

Itu adalah kalimat pembuka siaran perdana si Dudu, hari Sabtu 21 Juni kemarin di Cosmopolitan FM Family Weekend. Lha kok tau-tau bisa siaran?

Jadi ceritanya, last-minute entry yang saya kirimkan ke FB Friso Indonesia untuk ikutan program #SiaranBarengSiKecil ternyata mendapat respon dari pihak Cosmopolitan FM. Datang 15 menit lebih awal dari schedule yang sudah ditetapkan, Andrew sempat main game di booth Friso. Gamenya seru dan susunya enak. Andrew yang ngga terlalu suka susu pake flavor dan lebih memilih UHT, bolak balik minta tambah haha. Untung dibolehin ambil sendiri sama mbaknya.

Setelah itu kita rekaman di studio Cosmopolitan FM. Bicara tentang makanan kesukaan, kegiatan Andrew sehari-hari dan tentu saja… ZOMBIE.

“Hubungannya seperti teman ya.” Begitu komen si penyiar yang ikut rekaman. Memang saya dan Dudu seperti teman, bukan seperti Mama dan anak. “Anaknya pinter dikasi makan apa, Bu?”

Jawaban saya: Ikan Lele sama Bakso Ikan.


"Hello I'm Andrew Pierson!"
 Setelah selesai rekaman itu, Andrew dan saya ke ruang siaran. Senangnya minta ampun. Biasanya cuma denger di radio sekarang bisa siaran di Family Weekend. Like a dream comes true buat saya… entah deh buat Andrew gimana. Setelah mencoba jadi penyiar pas lagu diputar, Andrew nyanyi “Let It Go”. Lalu dia coba-coba mendengarkan suara sendiri lewat headphone yang dipakai. Susah rasanya menahan diri membiarkan Andrew explorasi ruang siaran. Saya sudah panik dia akan pegang-pegang fader dan tombol lainnya yang bisa bikin kacau siaran. 

“Kamu mau coba siaran beneran?” Tanya si Om penyiar.

Setelah maju mundur… dan saya bilang saya akan tunggu dia, Andrew setuju. Sebelum keluar ruang siaran saya pesan “kamu jangan ngomong yang nggak-nggak loh” yang disambut tawa semua orang.

Aksi Andrew di ruang siaran
Dari zombie, obrolan berpindah jadi cita –cita Andrew di masa depan.

“Aku mau jadi professor.” Jawabnya lantang. Profesor seperti apa? “Profesor yang bisa menciptakan pohon yang bisa tumbuh dalam waktu satu hari jadi Jakarta tidak panas. Kalau banyak pohon maka tidak akan ada polusi. Jakarta akan jadi sejuk dan segar. Aku juga mau menciptakan mobil yang bisa melayang… begini lho Om… nguung nguuung. Jadi tidak ada macet lagi. Kalau depannya macet, mobilnya bisa naik ke atas atau turun ke bawah mobil yang berhenti.”

Dan dia dapat tepuk tangan dari pendengarnya (termasuk saya) di studio.

Saya ngga nyangka Dudu bisa sukses siaran. Bisa ngobrol, bisa komunikasi, bisa cerita dengan seru dan yang penting, ngga asal cerita seperti di rumah. Apalagi dia bisa memberikan ide-ide yang terdengar seperti kampanye presiden begitu. Benar-benar surprise. #DateWithDudu kali ini beneran special… karena kita siaran bareng. 
Bertekad mencari kegiatan berguna untuk Andrew selama liburan panjang, karena saya ngga bisa cuti, jadilah Siaran Bareng si Kecil ini satu kesempatan mengenalkan dia dengan kegiatan siaran di radio.

Special thanks to Friso Indonesia dan 90.4 Cosmopolitan FM who made this happen.


Pulang-pulang bawa goody bag sebanyak ini lho! *kagum*
==============================
Blog entry ini merupakan bagian dari rangkaian blog posting Libur Telah Tiba yang menceritakan kegiatan kita selama liburan sekolah 21 Juni -13 Juli 2014 kemarin.