Bukan sekali dua kali saya mendapat komentar seperti ini, karena teman yang melihat blog saya berdua Dudu. Namun memang konsistensi itu sulit. Lalu, setelah mengatasi rasa malas dan niat meluangkan waktu menulis, masih ada hal-hal lain yang harus dikerjakan sampai sebuah blog post yang baik itu ter-publish.
Blog buat saya adalah ‘reportase’, meskipun terkadang tulisannya opini atau pengalaman sendiri. Tapi yang ideal tetap saja perlu research atau setidaknya hadir event/ melakukan kegiatannya sendiri. Dan ketika dilakukan berdua anak, ternyata prosesnya tidak seindah hasil tulisannya haha.
Kok gitu?
Soalnya Blog ini melibatkan si anak yang berarti kalau bikin postingan ya menunggu mood si anak bagus, atau momen yang tepat. Tidak bisa posting setiap saat, setiap waktu juga.
Lalu, apa dong reportase yang berkesan?
Saya dan Dudu pernah ikutan acara launching susu UHT. Sebenarnya tidak ada kewajiban apa-apa dari acara tersebut, tapi saya merasa bahwa ceritanya seru dan bisa jadi cerita lebih panjang. Jadilah selesai acara tersebut, saya dan Dudu hunting kemasan susu UHT demi sebuah postingan yang lebih memuaskan target pribadi.
Perjuangannya lumayan. Saya meluangkan waktu seharian di akhir pekan untuk berburu bahan tulisan dan mengabadikan gambarnya. Tapi worth it banget, kan demi #DateWithDudu juga.
Yang tidak kalah berkesannya adalah ketika saya menulis tentang pengalaman journaling beberapa waktu lalu. Penuh perjuangan karena sebelum membuat postingan itu saya harus beneran journaling, bikin gratitude journal dan daily habit journal selama setidaknya sebulan penuh. Setelah itu, barulah saya tulis reportasenya.
Bagaimana kabar teman-teman saya?
“Duh, gue mau update tapi malas menulis.”
“Ngedit foto ternyata lama ya.”
“Gimana sih caranya biar bisa rapih gitu tulisannya? Harus dari laptop ya?”
Nah kan. Hahahaha.
Ini bukan berarti saya tidak pernah malas. Buktinya blog ini juga bolak-balik vakum. Dengan makin besar-nya si Dudu plus pandemi yang di rumah aja itu, bingung mau menulis apa. Ada ide, malas mengejar fotonya, malas ngedit layoutnya. In the end, ya jangan biarkan rasa malas itu menghalangi postingan blog di depan mata sih.
Pertanyaan penasaran dari seorang teman yang bikin saya berpikir juga. Kalo liputan event kan kerja ya, wajar kalau foto sana sini, mencatat semuanya dan mengamati sekitar. Gimana kalau liburan, kan kita maunya enjoy tanpa beban. Eh, ini malah ada PR untuk bikin tulisan perjalanan.
Bagaimana kabar teman-teman saya?
“Duh, gue mau update tapi malas menulis.”
“Ngedit foto ternyata lama ya.”
“Gimana sih caranya biar bisa rapih gitu tulisannya? Harus dari laptop ya?”
Nah kan. Hahahaha.
Ini bukan berarti saya tidak pernah malas. Buktinya blog ini juga bolak-balik vakum. Dengan makin besar-nya si Dudu plus pandemi yang di rumah aja itu, bingung mau menulis apa. Ada ide, malas mengejar fotonya, malas ngedit layoutnya. In the end, ya jangan biarkan rasa malas itu menghalangi postingan blog di depan mata sih.
Kalau tulisan tentang liburan sama Dudu gimana?
“Kebanyakan foto, lo enjoy jalan-jalannya nggak sih?”Pertanyaan penasaran dari seorang teman yang bikin saya berpikir juga. Kalo liputan event kan kerja ya, wajar kalau foto sana sini, mencatat semuanya dan mengamati sekitar. Gimana kalau liburan, kan kita maunya enjoy tanpa beban. Eh, ini malah ada PR untuk bikin tulisan perjalanan.
Menulis perjalanan dan tidak melupakan detailnya adalah sebuah perjuangan juga. Untungnya sekarang internet bisa banyak membantu. Informasi tinggal di Google search aja lalu muncul semua jawabannya. Biasanya saya memfoto informasi, mengambil brosur atau menandai sebuah tempat di Google Maps. Lalu yang saya catat adalah rasa, kesan dan hal-hal yang terpikirkan saat berada di tempat tersebut. Mungkin celoteh si Dudu, mungkin ada milestones dia waktu kecil yang terjadi ketika jalan-jalan. Soalnya yang itu kan tidak ada di internet. Justru sayalah yang mau menuliskannya di internet.
Setiap tulisan adalah perjuangan.
Tapi yang bikin blogging jadi seru dan berkesan ya cerita keribetannya itu kan.