Hidup ini Bukan Kompetisi, Fokus Pada Diri Sendiri

Kamu kapan?
Gondok denger pertanyaan itu? Iya saya juga.

"Si A udah punya anak dua, kamu gak mau kasih adik buat Dudu?"
"Kenapa nggak nikah lagi aja kayak si B, kasian kan anakmu?"
Atau satu pertanyaan yang terlontar di komunitas saya, yang membuat saya berpikir untuk menuliskan postingan ini:
"Kok sepertinya saya lama banget move on dari mantan suami? Teman saya bahkan sudah menikah lagi dan bahagia. Apa yang salah dengan saya?"

Jawabannya, ya tidak ada yang salah.

Kan hidup ini bukan kompetisi.

Kompetisi pertama yang diikuti Dudu, nggak jadi juara 1

Okelah, kita tidak bicara soal ranking di sekolah atau performance di kantor. Tapi yang namanya healing, move on dan perjalanan hidup tidak bisa dipandang sebagai sebuah kompetisi. Menurut saya, setiap orang ada timeline-nya sendiri dan kita bisa memilih untuk menghindari kompetisi. Apalagi kalau berpartisipasi di kompetisi perjalanan hidup ini membuat kita makin down.

Bagaimana kalau orang terdekat kita yang sibuk 'mendaftarkan' kita ke kompetisi? Orang tua yang menjodohkan kita dengan anak temannya atau circle pertemanan yang selalu membahas anaknya sudah bisa apa seperti sebuah lomba parenting. Mau quit susah, mau ikut juga salah.
Kalau kita sudah terlanjur masuk ke kompetisi, tanamkan pikiran bahwa kita sudah melakukan yang terbaik apapun hasilnya. Anak kita tidak masuk sekolah terbaik karena terkendala biaya? Sebagai seorang ibu tunggal, saya sudah bangga bahwa saya bisa membiayai sendiri sekolah anak yang konon salah satu pengeluaran terbesar orang tua masa kini. Dudu bisa sekolah sampai SMA ini saja sudah merupakan prestasi sendiri buat saya, meskipun nilainya juga pas-pasan. Hahaha.

Lah standarnya jadi lebih rendah? Berarti saya payah? Kompetisi itu bukan mengejar atau mengalahkan orang lain tapi mencapai standar yang ditetapkan diri sendiri. Mengetes batas yang kita tetapkan sendiri. Kalau target saya adalah Dudu bisa kuliah dan bukan mendapatkan ranking satu di setiap tahunnya, ya tidak salah juga kan. Dengan sukses mencapai apa yang kita targetkan, kita jadi lebih bahagia jadi orang tua. Jadi, ya ukur sendiri kemampuanmu dan set target yang sekiranya bisa dicapai. Ketika targetnya tercapai, rayakan dan syukuri.

Nggak menang, tapi yang penting selesai

Jangan panik ketika teman move on duluan, pulih duluan. Ingatkan diri sendiri bahwa hidupmu ya hidupmu. Setiap orang memiliki perjalanan yang unik, proses healing yang berbeda dan tentunya punya ending yang beragam. Kalau teman ya g move on duluan ya jadikan dia sebagai inspirasi dan bukan saingan. Gimana kalau kita yang move on duluan? Well, it's our turn to become their support systems. Giliran kita yang membantu si teman untuk bangkit dan berdaya.

Kompetisi ada di setiap aspek kehidupan, jadi sulit untuk menghindarinya. Yang bisa kita kendalikan hanya cara kita bereaksi terhadap kompetisi tersebut. Namun fokus pada diri sendiri dan apa yang kita bisa lakukan akan membuat hidup lebih bahagia.

Jadi, the next time ada pertanyaan "kamu kapan?", sudah tahu jawabannya kan?