15 February 2022

Self-Love dengan Menuliskan Gratitude Journal

 Ada pepatah mengatakan “count your blessings,” atau hitung berkatmu. Dengan melakukan ini, kita dapat menjadi lebih positif dalam hidup, jarang stress dan jarang sakit. Kayaknya penting banget di jaman pandemi ketika kata “positif” malah jadi menyeramkan. 

Akhir pekan kemarin, saya belajar bersyukur. Menuliskan 10 hal yang membuat saya berterima kasih hari itu. Mulai dari hal kecil kayak bisa ngopi sampai yang besar seperti menyelesaikan pekerjaan. Tulisan yang jadi Gratitude Journal atau Jurnal Syukur ini adalah salah satu yang saya lakukan dalam rangka self-love. 


Jurnal syukur yang lucu-lucu begini bisa bikin tambah motivasi

Apa sih jurnal syukur? Seperti namanya, jurnal syukur adalah tempat (bisa buku, bisa app, bisa blog dan lainnya) di mana kita menuliskan hal-hal yang kita syukuri setiap harinya. Berbeda dengan diary, jurnal syukur ini tidak perlu panjang-panjang menulis dan tidak perlu detail. Dalam positive psychology, jurnal syukur digunakan untuk mereka yang ingin memfokuskan diri pada hal-hal positif dan disyukuri dalam hidup ini.


Hubungannya sama Self-Love apa?

Self-Love berarti memprioritaskan diri sendiri, kebahagiaan diri sendiri dan mengapresiasi diri sendiri. Jadi, dengan menyempatkan diri untuk bersyukur selama beberapa menit setiap harinya, kita menabung positivity dalam hidup yang akan berguna dalam jangka panjang. Menurut psychologytoday.com, menabung gratitude atau rasa bersyukur ini dapat mengurangi insomnia, mengurangi stress, memperbaiki hubungan dan prestasi baik akademik maupun professional di kantor. Nah kalau sudah begini kan jadi self-love juga namanya.


(photos by Pexels)


Yang ada, biasanya kita take it too hard on ourselves, galak banget sama diri sendiri. Udah bisa bangun pagi, mengalahkan kemalasan di tengah kamar nyaman dan cuaca mendung itu sesuatu yang patut dibanggakan loh. Kalau kita berterima kasih pada diri kita karena sudah mau bangun dan beraktivitas, ini namanya sudah self-love buat saya. Self-love yang dalam bentuk me-time seperti mandi lebih lama atau pakai sabun baru yang pengen dicoba juga sebenernya dapat jadi bagian dari gratitude journal entry. Entry se-simple “saya bersyukur bisa beli itu sabun dan bisa mandi lebih lama tanpa dikejar-kejar waktu.” 


Nah, kalau sudah paham, yuk coba lakukan. Dan ini, sama seperti vision board yang suka saya buat setiap awal tahun itu, bisa dilakukan bersama anak. Caranya gimana?


Pertama siapkan jurnalnya. Bisa berupa buku ditulis tangan, pakai aplikasi kayak Journey atau Penzu, bahkan bisa juga di media sosial kayak Twitter tapi di-private. Saya pribadi suka tulis tangan soalnya tidak harus buka laptop dan gadget yang terkadang banyak distractionnya. Memilih jurnal yang lucu juga jadi motivasi sendiri, meskipun itu berarti saya jadi belanja. Ya kan self-love, boleh dong apresiasi diri sendiri hihihi.


Koleksi jurnal saya


Kedua sediakan waktu khusus yang tidak terganggu apapun sehingga kita bisa fokus menulis. Tidak perlu lama, 10 -15 menit saja sudah cukup. Saya biasanya menulis di malam hari, menuliskan apa yang disyukuri dari seharian itu. Cari tempat yang tenang dan tidak banyak distraction.


Ketiga, tidak usah kebanyakan mikir. Awalnya sulit, karena saya merasa bahwa kalau bukan sesuatu yang spesial seperti menang undian, berarti tidak perlu dibesar-besarkan. Tapi yang namanya menang undian kan tidak setahun sekali, jadi gimana dong? Jadi saya mulai menuliskan hal-hal yang membuat saya senang, meskipun itu hanya sekedar, “oh, sore ini nyobain kopi baru”.


Kalau sama anak, jadikan waktu menulis jurnal ini ‘date time’, alias waktu berdua saja. Bisa saling ngobrol atau diskusi tentang apa yang kita syukuri hari ini. Lumayan kan, sekalian bonding time. Lebih mudah, karena ada temennya. Kalau kita malas, tapi anak semangat dengan rutinitas baru ini, pasti mau tidak mau kita memaksa diri ikutan. Soalnya memang yang diperlukan dari semua ini adalah komitmen. Apalagi manfaat Jurnal Syukur ini bukan yang instant, alias bisa langsung dirasakan setelah beberapa kali menulis. 


Jurnal Syukur membangun sebuah kebiasaan, yang termasuk di dalamnya kebiasaan berterima kasih pada diri sendiri. Sekarang mungkin sulit, namun setelah terbiasa, efek positif-nya pasti akan bermakna bagi kehidupan kita. 


Yuk, dimulai!


No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.