03 February 2022

Loki, Star Wars dan Langganan Disney+

Disney+, worth it nggak buat langganan? Pertanyaan yang menghantui kami dua bulan terakhir, setelah saya dan Dudu mulai kehabisan serial buat ditonton bersama.

Paket internet saya expired akhir bulan kemarin. Ketika mau renew, ternyata paket yang biasanya saya beli sudah tidak ada lagi. Yah, sedih. Terpaksa browsing paketan baru, lalu nemu paket dengan free Disney+ sebulan. Hm… Sepertinya menarik. Ya sudah kalau gratis. Awalnya sempat kesulitan mau install. Saat Dudu coba di aplikasi Disney+ Hotstar di ponselnya, OTPnya tidak pernah sampai. Lalu akhirnya kita coba di Smart TV di rumah. Download aplikasinya, lalu login lewat web di laptop dan memasukkan kode di TV untuk menghubungkan kedua perangkat. Ternyata berhasil. Semoga habis ini, paket gratisannya masih ada, jadi kita berdua bisa nonton Disney+ juga bulan depan.


Dudu sudah bolak-balik ingin nonton Star Wars secara lengkap. Sesuatu yang menurut saya keturunan bapaknya, soalnya saya bukan big fan of Star Wars. Nontonnya juga hanya karena ada Anakin Skywalker yang menurut saya lumayan good looking, lalu kisah cinta sama Amidala itu seru. Tapi Dudu nonton Star Wars dengan serius. Something that Americans would do haha. Star Wars dan warna hijau adalah dua hal yang membuat saya percaya kalau ada hal-hal absurd yang diturunkan secara genetik, soalnya dua hal itu kesukaan bapaknya yang tinggal di Amerika.

Jadi pas makan siang, saya iseng-iseng bertanya.

“Udah nonton apa aja, Du? Selain Star Wars?”
“A series called Encanto.”
“Oh, katanya bagus ya itu? Gimana ceritanya?”
“Iya. It taught people not to label a child ‘special’ soalnya the child with special label will be pressured to love with that expectation, while the one without the label will be sad.”
Saya bengong sejenak. Ditanya ceritanya, yang didapat malah pesan moral. Haha. Apalagi percakapan ini terjadi pas makan siang barusan. Jadi tidak tertelan nasinya deh.

“Nggak nonton Eternals?”
“Saya belum mengecek apa-apa saja yang ada. Tapi ada series judulnya Marvel What If.”
“Kok terdengar seru.”

Photo by Disney+

Berpisah dari meja makan siang, saya kembali ke laptop dan Dudu kembali ke sekolah. Saya mencoba mencari serial “What If?” ini. Sinopsisnya simple, melihat kemungkinan kalau hal-hal yang terjadi kalau major events di Marvel Cinematic Universe (MCU) tidak seperti sekarang. Misalnya, gimana kalau Peggy Carter jadi Captain America dan bukan Steve Rogers. Atau gimana kalau Loki dikembalikan dan dirawat sendiri oleh Laufey? Dan yang extreme ada episode zombie apocalypse haha. Marvel vs Zombie.

Saya sendiri baru sempat flipping the channel kemarin pas Chinese New Year. Banyak yang bikin nostalgia, termasuk Camp Rock, High School Musical dan Hannah Montana. Tapi yang perdana saya tonton ya Loki. Serial yang bikin penasaran sejak pertengahan tahun lalu, akhirnya ada kesempatan nonton juga.

Di Serial yang terdiri dari 6 episode ini, diceritakan Loki yang kabur di Avengers End Game malah ditangkap oleh TVA (Time Variance Authority) dan Tesseract-nya disita. Setelah itu, Loki, instead of dihukum, bergabung dengan TVA untuk menangkap ‘kembaran’nya yang sedang mengacaukan jalannya waktu.

Photo by imdb

Loki adalah idola saya, ada masanya Dudu komplain soal wallpaper ponsel saya yang gambarnya Loki. Bukan Tom Hiddleston tapi Loki. Tapi menyaksikan Serial Loki, saya menemukan sosok yang berbeda. Sesuai kata si God of Mischief di episode ke-2 “tidak semua orang baik sepenuhnya baik dan tidak semua orang jahat sepenuhnya jahat.” Saya berhenti nonton setelah episode ke-2. Padahal Owen Wilson mainnya bagus. Padahal itu episode cliffhanger. Padahal Lokinya ada terus di layar, dibandingkan film Thor dan Avengers lainnya. Padahal Tom Hiddleston keren banget. Tapi entah kenapa, serial Loki ini buat saya alurnya lambat dan kurang mengena. Ini Loki apa Sherlock Holmes?

Anyway, Loki bakal ada season 2-nya, kabarnya akan mulai shooting tahun ini. Dan melihat banyaknya serial yang belum ditonton di Disney+, sepertinya Dudu akan berharap ada perpanjangan langganan ini ketika saya memperpanjang paket internet saya. I think I would love to have Disney+ at home too.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.