Jadi Mama Sambil Kerja: 13 Ide Freelance dari Rumah

“Kerja apa ya yang bisa sambil mengurus anak?”

Selama 16 tahun jadi Mama Dudu, saya cukup beruntung punya support system yang memungkinkan saya bisa kerja kantoran. Tapi bagaimana dengan yang harus mengurus anak atau membawa anak ke kantor? Ada beberapa yang juga cukup beruntung bisa bekerja di sekolahan, yang sambil anaknya sekolah, ibunya juga bekerja sebagai guru atau tata usaha. Atau ada juga perusahaan yang menyediakan daycare, sehingga anak bisa dititipkan selama ibunya bekerja.

Oh, Mama lagi freelance?

Tapi bagaimana dengan yang ingin mengurus anak secara full-time? Pekerjaan freelance apa saja yang bisa dikerjakan seorang ibu? Berdasarkan pengalaman saya, ada beberapa pekerjaan yang sebenarnya bisa dilakukan dari rumah sambil mengurus anak. Idealnya pekerjaan bisa dikerjakan di waktu senggang, seperti ketika anak di sekolah atau ketika anak sedang tidur siang. Kalau anaknya sudah cukup besar, bisa dikerjakan bersama anak juga. Yuk, kita list down.
Writer
Buat yang senang nulis, bisa nulis, dan mau menjadikan hobi sebagai pekerjaan, freelance writer bisa jadi pilihan. Copywriter, SEO writer, article writer, fiction writer, you name it. Segala sesuatu yang berhubungan dengan menulis bisa jadi freelance. Apa bedanya? Copywriter biasanya menulis pendek dan catchy seperti teks iklan atau materi publikasi lainnya. SEO writer menulis artikel content yang sesuai dengan kaidah SEO dan optimasinya. Article writer biasanya untuk media, atau untuk blog. Sementara fiction writer adalah penulis fiksi, yang seringkali mendapatkan fee dari platform berbayar.

Translator, Proofreader dan Editor
Berbeda sedikit dengan Writer, ketiga profesi ini lebih fokus ke memperbaiki dan merubah tulisan. Pekerjaan translator banyak ditemukan di situs pencari kerja dan biasanya mencari bahasa Inggris, Indonesia dan Mandarin. Jadi kalau memang punya kelebihan Bahasa asing, bisa mencoba melamar. Proofreader dan Editor biasanya saya dapatkan dari network. Referal teman yang kerja di agency dan mencari freelance untuk proyeknya. Jadi di pekerjaan ini biasanya saya dibayar per-project saat semua sudah selesai.

Grafis Design
Mirip dengan writer, freelance grafis design membutuhkan skill khusus. Meskipun sekarang ada yang namanya Canva dan banyak yang menawarkan jasa desain Canva. Tapi jika kita memiliki skill design dengan photoshop atau illustrator, kita bisa menawarkan lebih banyak variasi. Mulai dari jasa desain CV, social media content hingga website, semua bisa ditawarkan. Ada juga yang menawarkan jasa bikin logo toko dan cover buku. Yang jelas, jika ingin menawarkan jasa sebagai Desain Grafis, ada baiknya kita memiliki portofolio dan contoh karya.

Social Media Admin
Yang satu ini sedikit tricky karena pekerjaannya lebih terikat waktu. Biasanya social media admin dituntut komitmen waktu setidaknya 20 jam seminggu untuk yang freelance. Tugasnya tergantung apa yang disepakati di depan. Jika akun yang dikelola sudah besar, social media admin bisa hanya berfokus memantau dan membalas comment, reply dan dm. Namun ada juga yang all-in-one alias termasuk posting dan membuatkan captionnya. Biasanya posisi ini juga membutuhkan portofolio atau contoh pekerjaan sebelumnya. Bagaimana kalau belum punya? Saya mulai dari membantu teman mengelola instagram online shop atau mengajukan diri jadi volunteer untuk mengelola instagram komunitas.

Affiliate dan Influencer
Akhir-akhir ini banyak e-commerce menawarkan program affiliate. Hanya dengan sharing link, kita bisa mendapatkan komisi dari penjualan produk. Sebenarnya praktek ini sudah ada sejak jaman awal saya ngeblog, tapi dengan banyaknya e-commerce dan social media development yang cepat, affiliate jaman sekarang sudah banyak berkembang dari 10 tahun yang lalu. Kalau dulu pasang link di blog, sekarang di media sosial. Makanya kesempatan dapat cuan, juga lebih besar. Apa bedanya sama influencer? Kalau influencer, biasanya kita dibayar untuk posting atau mengiklankan sesuatu di media sosial kita. Sekarang ini, hanya dengan followers minimal 1000, kita sudah bisa jadi influencer dan bergabung dengan campaign dari brand. Ada banyak komunitas dan agency yang memiliki grup influencer sendiri. Jadi kita bisa mulai dengan bergabung di sana.

Jualan Online
Punya barang bisa dijual? Punya usaha makanan? Sekarang semua bisa dijual online baik di marketplace maupun social media. Kalau tidak punya barang sendiri, kita bisa juga jadi reseller barang atau makanan orang lain. Yang penting kita punya niat jualan dan mau berusaha. Jualan online juga lumayan menyenangkan kalau punya anak yang sudah lumayan besar karena bisa diajak berpartisipasi packing atau membawa barang ke jasa kirim. Saya sendiri jualan buku dan barang preloved yang ada di rumah. Dudu biasanya bagian memberikan ke kurir yang datang untuk mengambil barang. Hanya saja, untuk pemula sebaiknya kita tidak membeli dan stok barang di rumah untuk menghindari kerugian di awal.

Penampakan toko online yang jualan barang preloved

Online Shop Admin & Data Entry
Tidak yakin bisa jualan? Bagaimana kalau jadi Online Shop Admin? Sejak pandemi, saya perhatikan banyak pekerjaan admin yang bisa dilakukan secara remote dari rumah. Namun sama seperti admin social media, admin online shop juga biasanya meminta komitmen waktu yang tidak sedikit. Meskipun dari rumah, kebanyakan online shop meminta 8 jam kerja sehari. Pekerjaannya, yang saya tahu, beragam dari input data produk, upload foto produk ke akun marketplace hingga menjawab chat pelanggan. Bagaimana dengan data entry? Meskipun belum pernah mencoba sendiri, tetapi beberapa teman yang pernah mendaftar untuk data entry cerita kalau pekerjaan ini lebih fleksibel karena dihitung dari jumlah data yang disetorkan. Pekerjaannya, lebih ke scraping data dan memasukkannya ke sebuah database. Misalnya data orang mencari kerja, atau data online shop di media sosial beserta nomor teleponnya.

Apa lagi?
Pernah mencoba membuat video? Tiktok atau IG Reels? Bergabung di beberapa grup freelancer di Facebook dan follow akun IG freelancer jobs, saya sering menemukan freelance content creator. Sejujurnya, pekerjaan ini mirip dengan freelance writer, hanya saja, instead of tulisan, kita membuat content video atau audio podcast. Meskipun kalau Googling, menulis dan membuat desain juga termasuk ke dalam content creator. Pekerjaan ini lebih populer di kalangan anak muda dan anak kuliah, tapi bukan berarti mama-mama seperti saya tidak bisa jadi content creator. Apalagi, kalau anak mudah diajak kerjasama, kita bisa mengerjakannya bersama-sama.

Kalau merasa tidak berbakat menulis, bagaimana kalau mencari pekerjaan voice over? Merekam suara untuk video atau iklan, dan dibayarkan sesuai projectnya. Lalu ada juga pekerjaan jadi annotators, yang secara harafiah berarti pelabelan data. Saya pribadi belum pernah mencoba pekerjaan jenis ini, namun tertarik mencobanya. Ada beberapa lowongan freelance yang saya temukan dengan basis di luar negeri dan bayaran dollar. Sepertinya memang pekerjaan ini banyak berasal dari luar negeri, yang berarti kita harus siap memiliki akun Paypal atau sejenisnya. Lowongan annotators yang saya temukan membutuhkan komitmen minimal waktu bekerja.

Dudu belajar dari guru les online juga. Jadi kayak nonton Youtube

Sudah terbiasa dengan zoom atau gmeet? Bagaimana kalau buka jasa guru les? Selain bisa memasarkan secara manual di komunitas dan teman-teman sekitar, kita juga bisa mendaftar di situs-situs freelance dan yang khusus menawarkan jasa guru privat. Jangan melimitasi diri dengan pelajaran sekolah, karena skill yang kita miliki juga bisa dibagikan melalui kursus. Misalnya kelas coding, kelas Yoga, kelas meditasi, kelas menulis, kelas healing, dan lain sebagainya.

Jadi, sebenarnya, ada banyak pekerjaan yang bisa dilakukan sambil menjadi Mama bagi anak-anak kita. Beda usia anak, beda juga kegiatan yang bisa kita lakukan. Ketika Dudu sudah masuk SD, kami berdua sering duduk di coffee shop. Dia bikin PR, saya mengerjakan pekerjaan freelance. Seru? Ya, dibawa asyik aja sih.

Yuk, semangat cari cuan!