“Nomor tujuhnya ada di atas.”
Weekend kemarin Dudu (hampir 13 tahun) mengarahkan seorang kakek yang kebingungan menekan tombol lift. Si kakek salah menekan angka 5 dan 3 sebelum akhirnya Dudu membantu menekan nomor 7.
“Thank you. Eyes no good.”
Itu yang diucapkan anak si kakek kepada Dudu, meskipun Dudu dari tadi berbicara bahasa Indonesia. Cuma karena muka si Dudu terlihat bule.
“Anaknya bisa Bahasa Indonesia, Bu?”
Saya sering dapat pertanyaan seperti itu, yang terkadang dijawab langsung sama Dudu, “saya bisa Bahasa Indonesia.”
(Baca Juga: Anak saya Bilingual)
Dudu sekolah di international school, di mana bahasa Indonesia hanya digunakan untuk bicara dengan pak supir, satpam atau cleaner sekolah. Mbak dan suster bisa bahasa Inggris, bahkan Mandarin. Semua percakapan di sekolah menggunakan bahasa Inggris. Bahasa Indonesia hanya materi pembelajaran seperti kita belajar bahasa Inggris di sekolah dulu.
|
Official Poster UNESCO ada yang bisa temukan Bahasa Indonesia di situ? |
Tanggal 21 Februari kemarin adalah Hari Bahasa Ibu Internasional sesuai ketetapan UNESCO, berdasarkan hari Gerakan Bahasa di Bangladesh yang merupakan perjuangan untuk pengakuan bahasa ibu mereka di dunia. Tujuan dirayakannya Hari Bahasa Ibu Internasional ini adalah mencegah punahnya bahasa-bahasa di dunia karena ketertarikan generasi millenial dalam mempelajari bahasa asing. Selain itu,dunia yang semakin terbuka, dengan internet dan media sosial, membuat bahasa asing jadi semakin penting untuk komunikasi.
Eh, tapi Dudu masuk generasi millenial tidak ya? Well, millenial ini lahir di pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an. Dudu lahir 2006 jadi mungkin masih borderline millenial ya. Yang agak menyedihkan, kalau saya mampir ke sekolah Dudu adalah banyaknya anak yang lebih nyaman menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia. Padahal mereka semua orang Indonesia, lahir di Indonesia dalam keluarga Indonesia.
Percaya atau tidak, si bule di rumah saya ini bahasa ibu-nya adalah Bahasa Indonesia. Saya pernah beberapa kali curhat soal ini di blog. Bahasa Indonesia Dudu baku, jadi banyak yang menyangka dia sulit berbahasa Indonesia. Padahal itu gara-gara waktu kecil, dia keseringan nonton Spongebob dan Doraemon. Ups. Tapi seiring pergaulan yang banyak menggunakan bahasa asing, saya harus tetap menjaga Bahasa Indonesia agar tidak ‘dilupakan’ oleh generasi anak saya ini.