Jadi, gimana caranya biar tidak kalap belanja kalau pergi ke bazaar buku murah sama anak?
Salah satu tempat date favorit kita berhubungan dengan buku. Waktu Dudu balita, kita berdua sering menghabiskan waktu di perpustakaan dan toko buku. Lalu sekarang jadi rajin pergi ke bazaar buku demi mencari buku, terutama buku impor, yang murah. Kalau belanja sendiri, kita hanya perlu menghibur diri kalo memang tidak ada budget untuk beli buku sebanyak itu. Nah, kalau pergi sama anak kan berarti ada satu kepala lagi yang harus dinegosiasikan.
(baca juga: Berburu Buku Tengah Malam di Big Bad Wolf)
Rule #1: Tentukan berapa buku yang akan dibeli. Ini penting kalau belanja sama anak (dan tipe Mama yang sering impulse buying macam saya). Misalnya total belanja 10 buku. Mama beli 7 buku, Dudu beli 3 buku. Kalau anak sudah lebih besar, saya juga menerapkan harga. Pokoknya total 3 buku itu 200ribu. Soalnya kalau pakai jumlah lalu bengkak budgetnya kan sama saja ya.
Rule #2: Buat daftar buku incaran. Kalau tidak punya spesifik judul, ada baiknya tetap membuat list kategori. Misalnya mau cari 5 buku fiksi, 1 kamus, 1 buku Sherlock Holmes, dan sebagainya. Soalnya ini akan membantu kita saat browsing buku-buku yang ada dan fokus akan apa yang kita cari. Kalau sama Dudu, biasanya kita akan berpencar mencari buku kesukaan masing-masing dan berjanji bertemu di dekat satu rak dengan buku incaran.
Rule #3: Take your time alias jangan buru-buru. Kalau tidak punya list buku incaran, sebaiknya luangkan waktu lebih banyak untuk browsing, lihat-lihat sebelum akhirnya beli bukunya. Tapi tetap sesuai target jumlah buku atau harga buku yang disepakati di awal. Soalnya, membeli ekstra 1 buku membuat kita dengan mudah meng-iya-kan pembelian ekstra yang ke-2, ke-3 dan seterusnya.
Rule #4: Jadikan ajang bermain. Dengan anak seusia Dudu, mencegah kalap lebih mudah dengan permainan. Misalnya dengan tukaran daftar buku incaran. Saya mencari punya Dudu, dan Dudu mencari punya saya. Jadi kita tidak melirik buku-buku di luar yang memang mau dibeli. Ingat, sekali kita mengijinkan diri sendiri untuk belanja lebih, budget bisa langsung mekar. Kalau anaknya lebih kecil, ajak bermain ‘mencari harta karun’ dengan memfokuskan pada satu karakter. Misi mencari buku Dora atau buku Tayo bisa mengalihkan dia dari godaan buku lain yang saat itu terlihat menarik (padahal sampai rumah tidak akan dibaca).
Rule #5: Tanyakan ini: apakah saya akan membaca buku ini dalam 3 bulan ke depan? Book is addictive. Beli buku dianggap sebagai satu hal positif dibandingkan beli baju atau game PS. Masalahnya, karena terlihat positif inilah kita bisa terjebak membenarkan pembelian buku di luar budget. Apalagi kalau seperti saya dan Dudu yang tidak terbiasa dengan ebook dan Kindle. Perlu diingat bahwa sesuatu yang berlebihan, meskipun positif, akan menjadi negatif.
Tapi ini pas murah.
Well, kalau tidak akan sempat dibaca, jadi tidak berguna juga kan meskipun murah.
Eh terus gimana ceritanya ke Bootopia Periplus?
Perjalanan perdana ke Kawasan Industri Pulogadung berjalan lancar. Meskipun sempat nyasar karena ternyata kantor Periplus Bookindo terletak jauh di tengah Kawasan Industri ini. Tapi akhirnya kita sampai, dan lega karena menemukan parkir di bagian belakang kantor. Datang setelah jam makan siang di hari Sabtu, Bootopia yang ada di lantai 2 kantor Java Books ini tidak terlalu ramai. Sebelum masuk kita perlu mengambil ID visitor di pos satpam dan registrasi di pintu. Setelah itu bebas belanja!
Dudu aja registrasi sendiri |
Buku-buku yang ada di Bootopia ini lumayan beragam dengan diskon antara 20% - 50%. Ada buku anak-anak seperti Geronimo Stilton (diskon 20%), Harry Potter (diskon 50%) serta buku belajar bahasa Mandarin, Jepang dan Korea (diskon 50%). Dudu beli buku Spiderman (diskon 20%) dan saya borong Reader’s Digest (@15rb). Buku-buku fiksi seperti Murakami, Danielle Steel, Lee Child, Crazy Rich Asian dan lain sebagainya diskon 20%, sementara buku-buku puzzle dan sudoku diskon 50%. Buku-buku yang kami beli berkisar antara 50rb - 100rb. Ada buku Avatar: Legend of Korra yang diskon 94% sehingga harganya tinggal 9rb.
Tempatnya tidak terlalu besar tapi pilihan bukunya lumayan |
Bootopia ini cocok untuk yang cari buku pelajaran sekolah internasional (IB atau Cambridge curriculum) karena banyak buku matematika yang tebal bertebaran, buku belajar bahasa ataupun buku tentang management dan leadership. Untuk yang mencari buku fiksi, pilihannya terbatas. Kami menghabiskan 1 jam di sini, belanja 14 buku dan majalah dengan total 650rb. Kalau ada Kartu Kredit BCA bisa dapat ekstra diskon 10% lagi.
Worth it untuk dikunjungi? Well, kalau rumahnya jauh di selatan atau barat, sebaiknya tungguin Big Bad Wolf aja. Tapi kalau tinggal di Jakarta Timur atau sekitarnya, sempatkan mampir ke sini karena, menurut saya, pasti akan membawa pulang sesuatu. Masalah utama saya hanya lokasinya yang di tengah Kawasan Industri dan saya sempat nyasar 30 menit ketika mencari jalan keluar dari Kawasan Industri Pulogadung ini. Haha. Google Maps tidak memberi tahu ke mana jalan keluar yang tidak diportal (untuk mobil), dan di dalam kawasannya juga tidak ada petunjuk arah yang jelas. Buat yang naik KRL trus lanjut ojol, sepertinya tidak ada masalah (kecuali kalau membeli banyak buku dan pusing bawanya haha).
Tapi kita senang. Dan belanjanya juga sesuai budget. Buku yang di luar prediksi cuma buku yang disuruh beli oleh Dudu. Katanya supaya saya tidak stress. Judulnya “Why Mummy Swears” dan kalau melihat sinopsisnya, buku ini tentang seorang Mama yang harus berhadapan dengan kekacauan anak-anak di musim liburan. Okelah, ayo coba dibaca.
Worth it untuk dikunjungi? Well, kalau rumahnya jauh di selatan atau barat, sebaiknya tungguin Big Bad Wolf aja. Tapi kalau tinggal di Jakarta Timur atau sekitarnya, sempatkan mampir ke sini karena, menurut saya, pasti akan membawa pulang sesuatu. Masalah utama saya hanya lokasinya yang di tengah Kawasan Industri dan saya sempat nyasar 30 menit ketika mencari jalan keluar dari Kawasan Industri Pulogadung ini. Haha. Google Maps tidak memberi tahu ke mana jalan keluar yang tidak diportal (untuk mobil), dan di dalam kawasannya juga tidak ada petunjuk arah yang jelas. Buat yang naik KRL trus lanjut ojol, sepertinya tidak ada masalah (kecuali kalau membeli banyak buku dan pusing bawanya haha).
Tapi kita senang. Dan belanjanya juga sesuai budget. Buku yang di luar prediksi cuma buku yang disuruh beli oleh Dudu. Katanya supaya saya tidak stress. Judulnya “Why Mummy Swears” dan kalau melihat sinopsisnya, buku ini tentang seorang Mama yang harus berhadapan dengan kekacauan anak-anak di musim liburan. Okelah, ayo coba dibaca.
Gw bangedt nih, kalap kalo lihat buku. And yes, BBW itu momen yang saya & anak tunggu-tunggu. Sampai dibela-belain dari Bogor ke BSD! Demi buku import harga irit hehe.
ReplyDeleteOiya, salam kenal ya. Sampai lupa ngenalin diri ^_^
Dudu lucuu yaaa..
ReplyDeleteAku dkt ke bbw tapi slalu gagal mbaa karena masih ada anak2 kecil hehe..
Iya rule nomor 5 berlaku jg buat klo beli ke toko buku biasa atau online ��
Suka numpuk blm kebacaaa
Waaah dapat banyak buku. Aku ga beli apa-apa karena buku anak balita harganya di atas 100rb. Hehehe. Sabar nunggu BBW aja.
ReplyDeleteaku prnh bikin target dan list seperti itu mba. hasilnyaaa gagal hahahahha. pas BBW thn lalu tuh. krn aku suka baca, dan anak2pun suka baca, yassalaaam, BBW kmrn kita sukses borong buku 1 koper medium. kalap ama jenisnya, kalap ama hrganya yg juga murah banget :D. thn ini aku ga mau dtg dulu. apalagi kmrn baru borong buku bekas yg blm kebaca semua :p.
ReplyDelete