03 April 2019

Belajar Menulis Nama Dengan Aksara Jawa

“Kalau orang tuanya memberi nama yang panjang, anaknya merasa seperti dikhianati.”

Kalimat itu keluar ketika saya dan Dudu duduk barengan di kelas Aksara Jawa, belajar menulis nama dengan Hanacaraka. Kok bisa? 



Alkisah di satu Sabtu yang random tapi cerah, kita berdua mampir ke Astori Coffee di pom bensin Pertamina jl. Antasari untuk belajar menulis Aksara Jawa dan pasangannya. Sama-sama mulai dari nol. Gurunya adalah anak muda lulusan Sastra Jawa bernama Sekar. Kelasnya gratis, tapi kita diminta bawa buku dan alat tulis sendiri. Buat yang tidak bisa Bahasa Jawa gimana? Ya tetap bisa ikutan, soalnya kelasnya ini menulis Aksara Jawa tapi bahasanya tetap Indonesia. Misalkan kita menulis “tawa”, yang digunakan adalah huruf “ta” dan “wa” tanpa perlu menterjemahkan kata tersebut ke dalam Bahasa Jawa. Dudu juga tidak bisa Bahasa Jawa kok.

(Baca review Astori Coffee di sini ya)

Berbeda dengan huruf Mandarin, Hiragana Jepang dan Hanggul Korea, aksara Jawa ini lebih mirip melukis dan harus dituliskan dalam sekali coret.Tantangan terbesarnya adalah menghafal huruf yang terlalu mirip satu dengan yang lainnya. Selama 2 jam kita belajar sekitar 20 huruf, 20 aksara Pasangan dan 10 Sandhangan alias aksara tambahan. Pusing tapi seru! 

Aksara Jawa kayak apa sih?


Aksara Jawa terdiri dari 20 aksara dasar: Hanacaraka, Datasawala, Padhajayanya dan Magabathanga. Karena semuanya huruf ‘a’ untuk mengubah huruf vocal jadi e,i,o, dan u ada yang namanya sandhangan. Selain itu, Sandhangan ini digunakan juga untuk menambahkan akhiran –ng, -r, dan –h. Selain 3 itu, akhiran dengan huruf konsonan menggunakan aksara yang disebut Pangkon. Ini bagian mudahnya.

Semua jadi tambah mumet (alias rumit) dengan datangnya Pasangan. Emang kadang-kadang jomblo itu lebih simple (hah?). Si Pasangan ini menggantikan spasi, jadi kata yang pertama dan berikutnya disambung dengan Pasangan sampai kalimatnya selesai. Kalau sudah ada Pasangan, kita tidak perlu Pangkon. Misalnya kita mau menulis ‘minum kopi’, yang ditulis adalah mi-nu-ma-(pasangan ka + sandhangan o)-pi. Waduh kayak rumus matematika.

Pusing? Iya, kita berdua juga. To be honest, awalnya aku yo ora mudheng. Haha. 
Ini dia kenapa Dudu protes seperti dikhianati. 



Kenapa Bahasa Jawa? Sejujurnya kemarin ini hanya modal nekat. Saya kebetulan menemukan flyernya saat browsing Twitter dan memutuskan untuk mendaftar. Karena weekend adalah jatah saya nge-date sama Dudu, dia saya bawa. Kalau memang hanya untuk orang dewasa, ya dia tinggal mengerjakan PR sementara saya belajar. Toh, acaranya di coffee shop. Eh, ternyata dia bisa ikut karena kelasnya terbuka untuk semua umur.

Selain kebetulan dan nekat, saya merasa bahwa akhir-akhir ini waktu yang kami habiskan berdua lebih banyak main PS dan malas-malasan di rumah. Saatnya kembali ke nge-date yang lebih berfaedah. Apalagi keluarga Papa saya memang berbahasa Jawa dan tinggal di Jawa. Mungkin belajar Hanacaraka bisa jadi cara buat kami berdua untuk melestarikan budaya dan Bahasa ibu.

(Ini caranya melestarikan Bahasa ibu agar tidak hilang di generasi Millenial)


Belajar menulis aksara Jawa, menurut saya, juga bagus untuk pengembangan motorik anak karena jenis tulisannya yang melingkar-lingkar. Terutama bagi anak-anak yang sehari-hari banyak menggunakan gadget.

Pentingnya Belajar Bersama Anak

Ini adalah pertama kalinya saya dan Dudu belajar sesuatu dari nol bersama-sama. Duduk sebelahan jadi murid. Saya berkesempatan mengobservasi caranya belajar, membandingkannya dengan cara saya belajar sambil menahan diri untuk tidak judging atau ikut campur saat Dudu bertanya kepada gurunya. Dudu juga jadi bisa melihat bahwa saya beneran bisa belajar. Haha. I think learning together helps you understand more about your child. 


Belajar sesuatu yang baru barengan juga memberikan memori sendiri. Sesuatu buat diobrolin, atau dikenang kalau sudah besar kelak. Menurut saya ini penting untuk kami berdua karena Dudu sudah hampir 13 tahun. Waktu kecil dulu, dia masih mau dibawa-bawa ke sana ke sini. Ke acara apa saja, dia mau ikut. Sekarang dia pilih-pilih, jadi menemukan satu kegiatan yang bisa dilakukan berdua adalah sesuatu yang berharga.

Kalau kata Dudu, “saat saya belum memiliki pacar dan Mama juga belum memiliki pacar lagi.”

Yang bingung sama kalimat di atas, yang dimaksud Dudu dengan ‘saat’ adalah ‘mumpung’. Jadi maksudnya mumpung saya dan Dudu masih sama-sama jomblo. Haha.

Oh iya, buat yang penasaran, #DateWithDudu adalah komitmen saya sebagai seorang working mom untuk menghabiskan weekend sama Dudu, anak semata wayang saya. Kegiatan nge-date ini bisa termasuk nyobain restoran baru, nonton film, mampir ke event, atau ikutan kelas seperti ini. Intinya sih menghabiskan waktu sebanyak mungkin bersama-sama.

(Baca cerita traveling berdua anak di http://www.datewithdudu.com/)

Pada akhirnya, kelas 2 jam itu menghasilkan kami berdua yang bisa menulis nama. Paham bahwa aksara Jawa bukan sekedar Hanacaraka tapi ada sandhangan dan pasangannya. Ada banyak aturannya dan sedikit cerita bagaimana aksara Jawa ini beradaptasi dengan dunia modern (seperti menuliskan nama Andrew) tanpa kehilangan bentuknya.

Yes, kita keren!
Haha.



5 comments:

  1. Keren, Mbak Ruth! Eh? Lho Sekar? Yang anak gamelan yang pinter main alat apa aja ya, Mbak? Waah tu anak gak bilang2 ngadain kelas ginian :))))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Sekar yang bisa maen gamelan, maen wayang dll itu hahaha.

      Delete
  2. Aku juga dulu pernah belajar Mba. Waktu sekolah di Jawa. Itu luar biasa susah banged mana tulisannya melungker. Alhasil nilai aku jg pas pasan. Tapi seneng bisa kenal dan pernah belajar Hana Caraka..

    Ini eventnta setiap bulan atau gimana Mbae?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tiap Hari Sabtu jam 2 Mba. Di Astori Coffee Antasari. Kalo mau daftar bisa WA ke Astori Coffeenya di 082127506550. Seru banget ini diajarin dari awal kok.

      Delete
  3. Kayaknya terakhir nulis Jawa gini waktu sekolah.. Dan sekarang sudah agak agak lupa. Hiks.. Orang Jawa macam apa aku ni? Huhuhu

    ReplyDelete

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.