Saya memperhatikan Dudu yang sibuk mencatat. Ini anak ngapain ya? Tumben-tumbenan. Biasanya hanya saya yang sibuk menulis sementara dia main game, tapi hari itu dia tampak antusias menyimak dan mencatat apa yang disampaikan narasumber di sebuah acara ketemuan Blogger The Urban Mama berjudul Bright Future.
Lalu ketika saya menuliskan reportase ini, saya melihat-lihat kembali catatannya dan menemukan beberapa poin menarik tentang Kampanye yang diadakan Unilever ini. Tapi sebelum kita intip catatan super berantakan milik Dudu, coba kita menyimak apa kata para narasumber dulu.
KATA LANI
Acara yang merupakan kerjasama Unilever dan Blibli.com ini mengajak para Mama sebagai konsumen Unilever untuk mewujudkan masa depan yang cerah. Caranya? Well, menurut Lani Rahayu, Senior Marketing Communication Manager Blibli.com, para Mama ini menguasai 95% keputusan rumah tangga. “Para Mama punya power untuk memilih produk apa yang dibeli, yang digunakan oleh keluarga, jadi kenapa tidak mendukung bright future?” Di Bulan Desember kemarin Blibli.com berkampanye dengan Unilver dan setiap customer membeli produk tertentu, mereka ikut menyumbang Rp. 1000 untuk program bright future ini, termasuk membangun taman dan RPTRA. Jadi yang kemarin sempat kalap belanja kebutuhan rumah tangga macam Blueband dan Pepsodent pas Harbolnas bolehlah berlega hati sedikit karena bukan hanya spending tapi juga secara tidak sadar kita sudah helping out.
KATA DISTI
Lalu Bright Future ini maksudnya gimana? Adisty Nila Sari, Media Relations Manager Unilever, menjelaskan bahwa program ini sudah dimulai jauh di tahun-tahun sebelumnya dengan kampanye yang berbeda-beda. Pasti kita pernah dengar tentang Agen Sunlight yang mempromosikan cuci piring, atau Program Cuci Tangan Lifebouy. Nah itu semua adalah cikal bakal Bright Future yang ada sekarang ini. Yang jelas, “Bright Future mengajak konsumen untuk membuat aksi nyata yang membantu mewujudkan masa depan yang cerah.” Diadakannya kampanye Bright Future ini bukan tanpa sebab. Masih banyak anak balita Indonesia yang meninggal karena penyakit seperti diare. Hal seperti ini sebenarnya bisa dicegah dengan menjaga kebersihan misalnya dengan mencuci tangan atau mencuci piring yang bersih.
Unilever Bright Future sendiri merupakan bagian dari Unilever Sustainable Living Plan. “Unilever ingin meningkatkan bisnis menjadi 2x lipat tapi juga ingin mengurangi dampak lingkungan jadi setengahnya,” jelas Disti. Jadi dengan Bright Future ini kita dapat meninggalkan dunia lama yang pesimis saat menghadapi masalah dan memandang dunia dengan sudut pandang yang lebih cerah. Jadi anak-anak kita juga bisa grow up di dunia yang lebih baik.
KATA RETNO
Itulah kenapa Psikolog SAUH Psychological Services, Retno Dewanti Purba, mengungkapkan kegembiarannya melihat para Mama hadir di acara komunitas bersama anak dan suami mereka. Karena itu berarti para Mama ini sudah meninggalkan cara pandang pesimis yang melihat bawa pergi dengan anak itu kerap identik dengan repot, yang kemudian berujung rasa malas untuk keluar rumah. Padahal anak-anak butuh keluar rumah. Lalu, apa hubungan Bright Future dengan Mama-mama yang berkumpul di DLab Menteng Sabtu pagi itu? “Gerakan harus ada do-ersnya,” jelas Retno. “Orang jadi aware kalau cuci tangan itu penting karena ada yang menyebarkan informasi. Anak jadi tahu bahwa cuci tangan itu penting, tapi kan harus ada yang bida mengajarkan pada anak bahwa cuci tangan itu penting. Kalau dalam keluarga, ya kita menoleh kepada para Mama.”
Setuju dengan Mba Retno, anak-anak adalah peniru ulung. Kalau kita rajin cuci tangan dan sikat gigi maka anak juga akan ikutan begitu. Sekarang di rumah saya, tugas mencuci piring dan menjemur baju sudah berpindah ke Dudu. Lumayanlah mengurangi beban pekerjaan rumah tangga sedikit.
KATA DUDU
Ada beberapa poin dalam catatan Dudu yang menarik untuk saya. Pertama tentang belanja online: “bijaklah dalam membeli, harus yang butuh dan ingin tetapi jangan berlebihan.” Dua poin itu harus ada. Ingin dan butuh. Menurut saya ini sama dengan kampanye bright future. Kita ingin anak kita tumbuh besar di dunia yang lebih cerah, dan kita butuh dunia yang lebih cerah. Tapi jangan berlebihan. Kita ingin dunia anak lebih cerah tapi bukan sama sekali bersih tak bernoda (kalau kata iklan deterjen itu kan ngga ada noda berarti ngga belajar).
Lalu ada peringatan: “Cuci tangan yang benar, sikat gigi yang bersih, mandi yang benar.” Hm… yang itu kok seperti suara saya yang sibuk memperingatkan Dudu hahaha. Lalu apa Bright Future menurut Dudu?
Dudu: Mengurus anak dengan sempurna agar anak-anak membuat masa depan yang baik.
Mama: Lalu mengurus anak-anak dengan sempurna itu bagaimana, Du?
Dudu: Memberikan apa yang si anak mau.
Mama: Hah? Memangnya Mama selalu memberikan yang kamu mau?
Dudu: Tidak, Mama tidak harus sempurna karena aku suka Mama apa adanya.
Eaaaaa
Ya cerahlah sudah masa depan dengan anak macam begini. Hahahaha.
Lalu ketika saya menuliskan reportase ini, saya melihat-lihat kembali catatannya dan menemukan beberapa poin menarik tentang Kampanye yang diadakan Unilever ini. Tapi sebelum kita intip catatan super berantakan milik Dudu, coba kita menyimak apa kata para narasumber dulu.
KATA LANI
Acara yang merupakan kerjasama Unilever dan Blibli.com ini mengajak para Mama sebagai konsumen Unilever untuk mewujudkan masa depan yang cerah. Caranya? Well, menurut Lani Rahayu, Senior Marketing Communication Manager Blibli.com, para Mama ini menguasai 95% keputusan rumah tangga. “Para Mama punya power untuk memilih produk apa yang dibeli, yang digunakan oleh keluarga, jadi kenapa tidak mendukung bright future?” Di Bulan Desember kemarin Blibli.com berkampanye dengan Unilver dan setiap customer membeli produk tertentu, mereka ikut menyumbang Rp. 1000 untuk program bright future ini, termasuk membangun taman dan RPTRA. Jadi yang kemarin sempat kalap belanja kebutuhan rumah tangga macam Blueband dan Pepsodent pas Harbolnas bolehlah berlega hati sedikit karena bukan hanya spending tapi juga secara tidak sadar kita sudah helping out.
KATA DISTI
Lalu Bright Future ini maksudnya gimana? Adisty Nila Sari, Media Relations Manager Unilever, menjelaskan bahwa program ini sudah dimulai jauh di tahun-tahun sebelumnya dengan kampanye yang berbeda-beda. Pasti kita pernah dengar tentang Agen Sunlight yang mempromosikan cuci piring, atau Program Cuci Tangan Lifebouy. Nah itu semua adalah cikal bakal Bright Future yang ada sekarang ini. Yang jelas, “Bright Future mengajak konsumen untuk membuat aksi nyata yang membantu mewujudkan masa depan yang cerah.” Diadakannya kampanye Bright Future ini bukan tanpa sebab. Masih banyak anak balita Indonesia yang meninggal karena penyakit seperti diare. Hal seperti ini sebenarnya bisa dicegah dengan menjaga kebersihan misalnya dengan mencuci tangan atau mencuci piring yang bersih.
Unilever Bright Future sendiri merupakan bagian dari Unilever Sustainable Living Plan. “Unilever ingin meningkatkan bisnis menjadi 2x lipat tapi juga ingin mengurangi dampak lingkungan jadi setengahnya,” jelas Disti. Jadi dengan Bright Future ini kita dapat meninggalkan dunia lama yang pesimis saat menghadapi masalah dan memandang dunia dengan sudut pandang yang lebih cerah. Jadi anak-anak kita juga bisa grow up di dunia yang lebih baik.
KATA RETNO
Itulah kenapa Psikolog SAUH Psychological Services, Retno Dewanti Purba, mengungkapkan kegembiarannya melihat para Mama hadir di acara komunitas bersama anak dan suami mereka. Karena itu berarti para Mama ini sudah meninggalkan cara pandang pesimis yang melihat bawa pergi dengan anak itu kerap identik dengan repot, yang kemudian berujung rasa malas untuk keluar rumah. Padahal anak-anak butuh keluar rumah. Lalu, apa hubungan Bright Future dengan Mama-mama yang berkumpul di DLab Menteng Sabtu pagi itu? “Gerakan harus ada do-ersnya,” jelas Retno. “Orang jadi aware kalau cuci tangan itu penting karena ada yang menyebarkan informasi. Anak jadi tahu bahwa cuci tangan itu penting, tapi kan harus ada yang bida mengajarkan pada anak bahwa cuci tangan itu penting. Kalau dalam keluarga, ya kita menoleh kepada para Mama.”
Setuju dengan Mba Retno, anak-anak adalah peniru ulung. Kalau kita rajin cuci tangan dan sikat gigi maka anak juga akan ikutan begitu. Sekarang di rumah saya, tugas mencuci piring dan menjemur baju sudah berpindah ke Dudu. Lumayanlah mengurangi beban pekerjaan rumah tangga sedikit.
KATA DUDU
Ada beberapa poin dalam catatan Dudu yang menarik untuk saya. Pertama tentang belanja online: “bijaklah dalam membeli, harus yang butuh dan ingin tetapi jangan berlebihan.” Dua poin itu harus ada. Ingin dan butuh. Menurut saya ini sama dengan kampanye bright future. Kita ingin anak kita tumbuh besar di dunia yang lebih cerah, dan kita butuh dunia yang lebih cerah. Tapi jangan berlebihan. Kita ingin dunia anak lebih cerah tapi bukan sama sekali bersih tak bernoda (kalau kata iklan deterjen itu kan ngga ada noda berarti ngga belajar).
Lalu ada peringatan: “Cuci tangan yang benar, sikat gigi yang bersih, mandi yang benar.” Hm… yang itu kok seperti suara saya yang sibuk memperingatkan Dudu hahaha. Lalu apa Bright Future menurut Dudu?
Dudu: Mengurus anak dengan sempurna agar anak-anak membuat masa depan yang baik.
Mama: Lalu mengurus anak-anak dengan sempurna itu bagaimana, Du?
Dudu: Memberikan apa yang si anak mau.
Mama: Hah? Memangnya Mama selalu memberikan yang kamu mau?
Dudu: Tidak, Mama tidak harus sempurna karena aku suka Mama apa adanya.
Eaaaaa
Ya cerahlah sudah masa depan dengan anak macam begini. Hahahaha.
Dudu romantis.. Pasti nanti dia sayang banget ama istrinya ^^
ReplyDelete