“Keponakan gue pakai Quipper tuh,” begitu komentar seorang teman waktu saya cerita. “Sekarang ada yang buat anak SD juga?”
Awalnya saya juga bingung, bagaimana menggunakan Quipper Video ini untuk Dudu. Selain karena dia masih SD, kurikulumnya yang internasional juga sedikit berbeda. Lalu saya ingat kata kunci dari Dra. Itje Chodijah, M.A., Education Expert yang hadir di acara TUM Luncheon Bersama Quipper hari itu: “Quipper bukan pengganti sekolah tapi pasangan sekolah. Teknologi ini adalah pelengkap pendidikan.” Jadi, untuk kita berdua, Quipper Video jadi sarana belajar sejarah dan budaya Indonesia yang otherwise bakalan terlewat dari kehidupan Dudu seperti kemerdekaan Indonesia dan zaman kerajaan-kerajaan itu.
"Pelajarannya yang di Quipper, aku belum sampai sih, belum diajarkan di sekolah. Tapi aku bisa belajar yang lain-lain, yang tidak diajarkan di sekolah aku," begitu komentar si Dudu waktu saya tanya gimana rasanya belajar pakai Quipper Video. "Kurasa bagus untuk belajar dari video, karena kalau kamu tidak mengerti kamu bisa ulang lagi terus dan gurunya tidak akan marah karena disuruh ulang-ulang."
Lalu, kenapa harus belajar lewat gadget?
Ada satu cerita yang membuat saya menyadari arti gadget buat anak seusia Dudu. Jadi, waktu nge-date kemarin kita berdua melewati gerobak tukang bubur yang diparkir di taman komplek. Banyak bapak-bapak nongkrong di sana. Lalu Dudu komentar, “pasti ada wi-fi-nya.”
HAH? Itu gerobak tukang bubur, dan yang duduk-duduk ya bapak-bapak komplek habis olahraga di akhir pekan.
Tidak dapat dipungkiri kalau yang namanya teknologi sudah jadi bagian dari hidup sehari-hari kids jaman now. Meskipun pengen bilang saya bukan tipe yang memusuhi gadget, tetap saja saya sebal kalau Dudu sudah mulai akrab dengan benda yang satu itu. Soalnya pasti isinya game zombie dan save-an video Youtube. Jadi saya berusaha mengimbangi isi gadgetnya dengan aplikasi yang edukatif dan lebih bermakna macam belajar Bahasa Mandarin atau latihan ujian matematika. Sayangnya karena si Dudu tipe pembelajar yang lebih masuk kalau mendengarkan penjelasan, aplikasi macam begini tidak seberapa berguna.
Lalu saya diundang The Urban Mama untuk lunch bersama Quipper. “Anak jaman sekarang PRnya jadi PR keluarga,” cerita Ninit Yunita, Founder The Urban Mama. “Jadi kalau misalnya Mama nggak bisa, ya tunggu Bapak pulang. Atau kita Google sama-sama. Belajar bukan hanya dari sekolah tapi kita bisa belajar sama-sama dari Youtube.” Quipper menawarkan content edukasi tersebut.
Lunch bersama Quipper Video & The Urban Mama Pipit Indrawati, Content Manager Quipper Indonesia sedang menjelaskan tentang Quipper Video |
Quipper dimulai dengan Quipper School di tahun 2015 lalu Quipper Video dan akhirnya saat ini ada Quipper Kampus. Penjelasan tentang Quipper dimulai dengan sebuah video yang menggambarkan perjuangan Firdaus, seorang anak SMA di Aceh yang ingin melanjutkan pendidikannya ke universitas. Dari video tersebut terlihat bahwa Pendidikan tinggi bukanlah sesuatu yang lazim dikejar di lingkungannya dan keterbatasan dana kerap jadi kendala. Dengan Quipper, impiannya lulus SBMPTN jadi kenyataan.
“Quipper School di Indonesia adalah salah satu yang terbanyak digunakan di dunia. Gratis digunakan di sekolah,” jelas Pipit Indrawati, Content Manager Quipper Indonesia. “Quipper Video materinya untuk SMP dan SMA. Siswa belajar secara mandiri, tetapi orang tua bisa memantau progress siswa melalui akun Quippernya. Sedangkan Quipper Kampus tujuannya membantu siswa memilih jurusan yang tepat.”
“Quipper School di Indonesia adalah salah satu yang terbanyak digunakan di dunia. Gratis digunakan di sekolah,” jelas Pipit Indrawati, Content Manager Quipper Indonesia. “Quipper Video materinya untuk SMP dan SMA. Siswa belajar secara mandiri, tetapi orang tua bisa memantau progress siswa melalui akun Quippernya. Sedangkan Quipper Kampus tujuannya membantu siswa memilih jurusan yang tepat.”
Quipper Video ini gratis untuk digunakan, hanya tinggal masuk ke website Quipper lalu pilih materi SMP atau SMA. Setelah itu tinggal klik mata pelajaran yang diinginkan dan nonton videonya. Ada fitur catatan yang juga bisa jadi panduan belajar. Tapi untuk mengakses semua video dan catatan yang ada, kita harus berlangganan. Harganya terjangkau kok jika dibandingkan dengan harga bimbel selama setahun.
Banyak pelajaran yang ada di Quipper yang bisa membantu anak belajar sesuai kebutuhannya.
Dan kita jadi bisa lebih lega karena anak tidak perlu bimbel sampai malam dan menghabiskan waktu seharian di jalan.
Yah memang, “jadi orang tua nyantai itu nggak mudah,” kata Ibu Itje. “Menuntun anak-anak di era gadget ini termasuk cari wi-fi, karena Mamanya dan neneknya juga cari wi-fi. Jadi orang tua dan guru harus bersama-sama mencari apa yang pas. Orang tua harus mengisi bagian yang tidak ada di sekolah. It's too late to wait karena umur anak tidak bisa ditarik kembali."
Quipper video bisa jadi jawabannya.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.