Balik lagi ke diagnosa waktu itu, Dermatitis Seboroik. Penasaran berat sama penyakit (emang ini penyakit?) yang satu ini, saya akhirnya browsing di Google.
Kalau menurut WebMD, tempat saya biasa browsing masalah kesehatan, Seborrheic Dermatitis adalah radang pada kulit yang gatal, merah dan seringkali diikuti dengan kulit mengelupas seperti ketombe atau cradle cap pada bayi. Penyebabnya beragam mulai dari stress, udara yang kering, jamur hingga genetis. Hm... setelah dipikir-pikir, dulu waktu bayi si Dudu juga kulitnya suka merah-merah dan kering begini lho. Jangan-jangan memang genetis. Kesan pertama, seperti eksim atau reaksi alergi. Pada bayi, banyak ibu yang salah mendiagnosa penyakit ini dengan ruam popok biasa.
Lalu bagaimana dengan obat-obat yang diresepkan oleh dokter Marsia? Untungnya manjur. Seminggu pertama saya rajin cuci muka pagi dan malam, sekaligus menggunakan pelembabnya. Berusaha setengah mati tidak bengong, soalnya kalo bengong tangan saya jahil. Kalau malam yang merah-merah juga saya oleskan salep. Minggu kedua mulai bolong-bolong, kadang malamnya lupa lalu ketiduran, kadang paginya kesiangan bangun lalu cuma cuci muka pakai air.
Koleksi obat yang diresepkan |
Untungnya setelah sembuh, kulit muka saya juga tidak terlalu rewel. Tapi memang sabun pencuci muka yang diberikan oleh ERHA berbeda rasanya dengan sabun yang biasa saya pakai. Sempat berpikir apa ini sugesti, tapi rasanya tidak juga karena kalau cuci muka pakai sabun dari ERHA, kulit saya tidak lantas kering. Meskipun saya skip pelembabnya (yes, kadang sengaja karena pengen tahu efeknya demi nulis blog ini), kulit saya tidak lantas kering dan si seboroik kembali lagi.
Keramas juga jadi lebih tricky, karena harus pakai scalp gel 30 menit sebelumnya. Awalnya panik karena, wah, kapan nih sempat pakai scalp gel dulu baru keramas? Pas curhat ke seorang teman yang juga pasien ERHA, dia bilang kalau 30 menit itu minimum. Jadi dia selalu pakai scalp gel pas mau tidur lalu keramas keesokan harinya pas mandi pagi. Efeknya sama. Saya lalu mencoba. Yang membuat takjub ya itu, 2x keramas sudah hilang seboroik yang di kepala.
Setelah itu saya ganti-ganti dengan shampoo saya yang biasa sesuai petunjuk dr. Marsia. Oh iya, saya juga tetap pakai kondisioner yang biasa, dan tidak efek ke kesembuhan kulit kepala saya. Surprise sekali dengan hasilnya.
Banyak yang notice dengan kepergian si Seboroik dari muka saya. Ada yang bilang mungkin saya tidak stress lagi. Atau bisa juga karena si Dudu sekarang dengan rela mematikan AC kamar di siang dan sore hari. Tapi yang penting efeknya sudah terlihat dan sekarang saya lebih PD difoto. Hahaha.
Krim pelembab. Yang kiri buat pagi, yang kanan buat malam |
Setelah itu saya ganti-ganti dengan shampoo saya yang biasa sesuai petunjuk dr. Marsia. Oh iya, saya juga tetap pakai kondisioner yang biasa, dan tidak efek ke kesembuhan kulit kepala saya. Surprise sekali dengan hasilnya.
Banyak yang notice dengan kepergian si Seboroik dari muka saya. Ada yang bilang mungkin saya tidak stress lagi. Atau bisa juga karena si Dudu sekarang dengan rela mematikan AC kamar di siang dan sore hari. Tapi yang penting efeknya sudah terlihat dan sekarang saya lebih PD difoto. Hahaha.
Ngga kalah mulus kulitnya sama si Dudu sekarang |
Kalau semua ini habis, harus belanja ke ERHA Aphotecary. Mahal ngga ya?