Kalo kata KBBI ada beberapa arti. Yang pertama adalah mengalahkan musuh. Yang kedua adalah mendapatkan sesuatu, bisa hadiah dari sayembara ataupun reward setelah mengalahkan lawan. Yang ketiga adalah melebihi dari sesuatu, dan yang keempat adalah dinyatakan benar dalam sebuah perkara.
Lalu gimana bisa ada kemenangan kecil dan kemenangan besar? Gimana ngukurnya?
Di postingan sebelumnya, saya menulis kalau ikutan challenge membuat saya berhasil menulis fiksi dan mempublikasikannya di Wattpad. Padahal saya bukan penulis fiksi dan belum pernah menulis fiksi secara serius. Ini adalah sebuah kemenangan buat saya. Lalu entah gimana, “buku” yang isinya 3 bab itu dapat ranking #7 di kategori kecil. Tapi itu juga sebuah kemenangan buat saya. Lalu tadi pagi ada pesan masuk, yang bilang bahwa satu cerita fiksi yang saya tulis di situ terpilih jadi pemenang kontes yang diadakan oleh salah satu Wattpad ambassador. Ini beneran menang.
Besarnya sebuah kemenangan, ya kita sendiri yang tentukan karena faktornya juga banyak. Ada hadiah, ada lawan dan ada konteksnya. Semua kemenangan yang didapat dari menulis fiksi di atas adalah kemenangan besar. Bukan karena hadiahnya atau siapa yang dikalahkan, tetapi konteksnya. Menulis fiksi, bahkan cerpen, adalah sesuatu yang tidak pernah saya lakukan dan cenderung maju mundur mengerjakannya. Jadi, ketika berhasil meraih semacam apresiasi yang tidak diduga seperti kontes ini ya kemenangannya jadi terasa besar.
Proses menulis fiksi ini jadi sebuah prestasi tersendiri, karena saya berhasil mengalahkan ketakutan dan kekhawatiran tentang menulis cerita fiksi, bahkan akhirnya mendapatkan reward.
Sama dengan menulis in general. Berhasil menulis (hampir) setiap hari juga sebuah prestasi, karena yang dikalahkan adalah rasa malas diri sendiri.
So, semuanya balik lagi ke diri sendiri, what’s important for you? Apa yang saya anggap penting. Kemenangan yang saya anggap besar ini, sampai saya cerita ke semua orang, mungkin tidak ada apa-apanya jika dibandingkan teman-teman saya yang sudah berhasil menulis novel, bahkan bisa mendapatkan penghasilan tetap dari sana. Begitu juga dengan teman saya yang lain, yang cerita kalau berhasil untung banyak dari main saham dan habis itu kaget sendiri karena kemenangan dia ternyata tidak ada artinya buat saya yang belum paham investasi. Haha.
Proses menulis fiksi ini jadi sebuah prestasi tersendiri, karena saya berhasil mengalahkan ketakutan dan kekhawatiran tentang menulis cerita fiksi, bahkan akhirnya mendapatkan reward.
Sama dengan menulis in general. Berhasil menulis (hampir) setiap hari juga sebuah prestasi, karena yang dikalahkan adalah rasa malas diri sendiri.
So, semuanya balik lagi ke diri sendiri, what’s important for you? Apa yang saya anggap penting. Kemenangan yang saya anggap besar ini, sampai saya cerita ke semua orang, mungkin tidak ada apa-apanya jika dibandingkan teman-teman saya yang sudah berhasil menulis novel, bahkan bisa mendapatkan penghasilan tetap dari sana. Begitu juga dengan teman saya yang lain, yang cerita kalau berhasil untung banyak dari main saham dan habis itu kaget sendiri karena kemenangan dia ternyata tidak ada artinya buat saya yang belum paham investasi. Haha.
Winning is rather personal. Jadi saya juga berusaha tidak membandingkan “prestasi” saya sebagai ibu dengan emak-emak dan mama-mama lainnya. Saya berhasil membesarkan Dudu sendirian selama 15 tahun, berarti saya sudah menang. Dari apa? Tidak tahu juga sih, mungkin dari kekhawatiran diri sendiri atau dari stigma masyarakat. Tapi yang jelas bisa bilang, hore, saya menang!
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.