14 August 2015

Wajah Baru CGV Blitz

Bioskop Favorit saya berubah. Yang tadinya berdesain interior simple dengan dominasi merah, putih dan suasana remang-remang, sekarang jadi mirip Hogwarts. Namanya pun ganti jadi CGV Blitz. Excited? Sudah pasti. Soalnya berubah untuk lebih baik. Evolving beyond movies.

Pintu masuk CGV Blitz
Pintu masuk CGV Blitz
Ketika nonton film terbaru Detective Conan, saya sempat bengong. Setelah kemarin ke Blitz Megaplex Grand Indonesia yang ditutup sana-sini karena renovasi, sekarang sudah keren bioskopnya. Kesan pertama, bioskop ini seperti castle dengan unfinished interior yang didominasi batu bata dan dekorasi lampu-lampu. Tapi jangan salah. Tempat box office boleh seperti cinema jadul, system pembelian tiket tetep modern. Malah sekarang bukan cuma mesin kotak yang diletakkan di atas meja, tapi full vending machine seperti mesin tiket di stasiun MRT Singapore. Bedanya yang ini ada trailer film diputar.


Pemandangan pertama di dalam CGV Blitz
Mesin Tiket di CGV Blitz
Mesin Tiket di CGV Blitz
Sistem beli tiket dan snacknya masih sama. Dan berdasarkan tanya-tanya ke pak satpam dan mbak yang jual popcorn, kita masih boleh pake new blitzcard dan belum perlu tukar ke CGV Blitzcard. Semoga tidak usah tukar ya. Repot. Baru juga saya excited dengan Blitzcard Asterix dan Obelix saya. Oh iya, beli popcorn masih dapat diskon. Kmaren popcorn saya yang besar (60rb) jadi tinggal 48rb.

 


Pintu bioskopnya juga keren. Hitam dan terlihat kokoh. Seperti mau masuk Hogwarts beneran. Di samping pintu ada denah teater dan nomor studio yang ditulis di tembok bata. Banyak kursi dan meja tempat menunggu. Malah karena comfortable nya, saya malah terpikir bisa nih bikin PR sambil nunggu nonton bioskop. Tidak usah cari Cafe lagi.


Tapi, yang paling brilliant adalah keberadaan Tous Les Jours di dalam bioskop. Say goodbye to standard movie snacks and soda and give a warm welcome to proper coffee that you can bring inside the movie theatre. Ini yang sudah lama ditunggu. Sebagai pencinta kopi, saya paling sebal kalau harus menyelundupkan Americano karena bioskopnya hanya jual cappuccino blended. Even better, di Tous Les Jours ini bisa bayar pake Blitzcard dan dapat poin. Ha-ha.

Tous Les Jours yang ada di Blitz
Bioskopnya sendiri tidak berubah banyak. Masih seperti Blitz yang saya ingat. Studio masih sama lokasinya, toilet juga masih ada di kedua sudut. Lounge tetap di belakang dan tempat jualan Foto itu masih berlokasi di kanan. Hasil browsing berita sih katanya bioskop ini bisa jadi tempat jam session music atau kompetisi seni.

Di CGV banyak quotes. Ini jadi pojok favorit saya

Sambil menunggu bisa duduk-duduk nonton trailler
CJ CGV sendiri merupakan chain multiplex terbesar di Korea Selatan. CGV merupakan singkatan dari "Cultural, Great and Vital. Selain di Indonesia, CGV ada di Vietnam, China dan Amerika Serikat. Yang di Korea pernah jadi tempat comebacknya Shinhwa dan Screening film I.Am - SM Town Live at Madison Square Garden. Ups jadi ngomongin Korea.

Give it a try. Watching movie has never been this awesome!

11 August 2015

We Go Travelling With Kids

Whoa, sudah mau long weekend lagi! Yuk rencanakan liburan bersama anak. Beberapa waktu lalu, saya hadir di acara #WegoWithKids di Comma Indonesia yang membahas tentang tips berpergian bersama anak. Acara ini menghadirkan tiga travellers favorite saya: Tesya S. Meriam, Sukma K. Dede and Swastika Nohara (Tika).

Well, empat kalau MCnya, Mumun, ikut dihitung soalnya saya sering mondar mandir di Indohoy yang juga membahas tentang travelling.

(kiri-kanan) Swastika Nohara (Tika), 
Sukma K. Dede, Tesya S. Meriam, dan Murni 'Mumun'
Ada teman yang pernah usil nanya, ngapain sih saya travelling (terutama jauh-jauh) sama anak kecil? Toh mereka ngga akan inget. Jawaban Mba Tesya akhirnya saya gunakan untuk menjawab si teman ini: "Anak-anak mungkin tidak ingat detailnya, tapi mereka tidak akan pernah melupakan pengalamannya." Setuju! Apalagi jika diterapkan seperti saran Bang Dede dan Mba Tika untuk mempersiapkan anak sbelum dan sesudah perjalanan. Pasti akan ada sesuatu yang bisa dibawa pulang dan jadi pengalaman berharga seumur hidupnya.

Lalu, apa yang harus dipersiapkan ketika akan travelling sama anak? 
  1. Siapkan diri. Travelling with kids (terutama yang naik gunung dan backpacking seperti Bang Dede - @sukmadede) bukan sekadar menunggu anaknya siap untuk dibawa jalan-jalan tapi juga kesiapan mental orang tua untuk mengajak anaknya jalan-jalan. Kalau naik gunung sebaiknya orang tua tahu dulu medannya baru mendaki bawa anak. Travelling, kata Bang Dede, bukan sesuatu yang instant.

    Bang Dede sedang menceritakan backpacking sama anak
  2. Siapkan itinerary. Kalau menurut Tesya (expertnya backpacing ke luar negeri nih! Follow twitternya di @tesyasblog ya), yang namanya travelling sama anak tidak boleh maksa. Kalau memang objek wisata andalan kota tersebut tidak kids friendly, kita boleh lho hanya foto dari jauh. Tidak perlu ngotot ajak anak ke objek wisata tersebut. Setuju Mba! Selain itu dengan mencari tahu lebih dulu, kita bisa menemukan objek wisata yang gratis atau memberlakukan harga promo. Jadi lebih hemat deh.
    Kalau Mba Tesya sharing tentang tempat yang wajib kunjung
    di Singapura, Hongkong, dan Australia
  3. Siapkan pola makan. Yang namanya jalan-jalan pasti termasuk mencoba makanan setempat. Menurut Mba Tika (@sabaix), anak yang dipersiapkan untuk tidak jadi picky eater dapat beradaptasi dengan pola makan yang ada di negara/daerah tujuan. Misalnya ketika harus ke Papua, anak tidak wajib makan nasi. Atau pas ke India yang kebanyakan makanan berbumbu tajam. Persiapkan juga dengan bahasa yang mudah dimengerti anak ya.
    Mba Tika yang juga penulis skenario
    sering pergi ke Papua dan India sama anak-anaknya
  4. Siapkan Istirahat. Ketiga pembicara kita setuju bahwa travelling dengan anak berarti siap mengikuti ritme si anak. Berhenti ketika dia lelah, mencari kegiatan ketika dia bosan dan melanjutkan perjalanan ketika dia siap. Jangan memaksakan bahwa harus sesuai itinerary yang telah kita buat karena biasanya planning jalan-jalan kita buat berdasarkan kekuatan pribadi dan kekuatan anak agak sulit diukur.
  5. Siapkan kesan dan pesan. Jangan biarkan liburan berlalu begitu saja. Kita bisa ngobrol dengan anak tentang liburannya. Anak bisa menggambar tentang perjalanannya. Kalau anaknya sudah cukup besar, boleh juga diajak menulis bersama-sama tentang travelling yang baru saja selesai ini.
Me and My mini-traveler yang sekarang sudah tidak mini lagi.
Itu kata orang dewasa. Trus saya penasaran dan bertanya sama anak yang available di sekitar saya yaitu si Dudu. Apa sih yang harus disiapkan anak ketika mau travelling bersama orang tuanya?
  1. Kantong plastik (buat apa, Du?) buat kalau muntah, Ma. Kan ada anak mabuk jika naik kendaraan. Nanti kalau diajak pergi oleh orang tuanya dia bisa saja muntah di mobil.
  2. Duduk di tengah jika naik pesawat. (hah, ini kenapa, Du?) Supaya anaknya tidak takut ketinggian dong. Kalau nanti duduk di dekat jendela dia bisa menangis.
  3. Jangan lupa bilang sama mama dan papa kita mau pergi ke tempat yang mana. Atau jika kita mau beli mainan. Soalnya kalau sudah lewat kita tidak bisa kembali lagi ke sana karena jauh dari rumah. Kalaupun kembali paling cepat juga tahun depan.
Okeeeee... Jadi Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang mau travelling sama anaknya, boleh disurvey dulu juga apakah si anak ada bakat mabok kendaraan atau takut ketinggian. 

Ini tiket pesawat pertama Andrew
Dalam acara ini ada juga presentasi tentang asuransi. Mungkin belum banyak yang menyadari pentingnya asuransi perjalanan. Waktu ke Eropa, untuk melamar visa schengen dan visa Inggris, saya wajib menunjukkan bukti kepemilikan asuransi. Yang namanya travelling pasti banyak kejadian tidak terduga. Maka dari itu asuransi perjalanan dibutuhkan. Beberapa tips tentang asuransi: pilih yang ada rekanan rumah sakit di negara tujuan. Beli asuransi yang tepat, misalnya kalau sering berpergian ya sekalian saja beli yang berlaku untuk setahun. Namun kalau hanya sekali-sekali mungkin lebih efektif membeli yang per-perjalanan.

Untuk seluruh sharingan seru ini, saya harus berterima kasih sama Wego, sang penyelenggara acara yang juga jadi kopdaran para mama blogger yang selama ini hanya bertemu di sosial media saja. Loh, belum tahu Wego? Saya cerita sedikit ya. Wego adalah situs yang memudahkan kita mencari harga termurah untuk harga tiket pesawat, harga hotel dan travel deals lainnya karena berfungsi sebagai agregator yang mengumpulkan semua promo dalam satu web. .Wego bukan travel agent dan mereka juga bukan jualan tiket. Tapi lewat Wego saya bisa menemukan harga terbaik hanya dengan mengunjungi satu website. Why not? 

Cupcakes dengan lambang Wego. 
Saya sekarang sedang mencari tiket untuk perjalanan berikutnya bersama Andrew dan mau coba lewat Wego karena tidak akan sempat bolak balik browsing. Yang kali ini tidak jauh dan tidak extreme karena untuk menghadiri acara keluarga. Tetap saja yang namanya travelling selalu dinanti. Ada yang mau ikut?

10 August 2015

Detective Conan: Sunflowers of Inferno

Case Closed: Sunflowers of Inferno (Meitantei Conan: Goka no Himawari) adalah film Detective Conan ke-19 yang rilis pada bulan April 2015 di Jepang.Setelah bolak-balik nonton film Meitantei Conan di DVD sampai Andrew bisa hitung mundur dalam bahasa Jepang, akhirnya kesampaian juga ada yang tayang di bioskop.


Mama: Du, coba jawab ini. Kalau kamu jadi Detektif Conan, alat apa saja yang bisa digunakan untuk menyelidiki suatu kasus?
Dudu: Kacamata penganalisa yang bisa lihat profil orang.
Mama: Alasannya?
Dudu: Jadi bisa tahu orangnya kidal atau tidak.
Mama: Oke.
Dudu: juga pistol bius buat lawan penjahat. Jam tangan peta dan terakhir, alat pendeteksi sifat orang.


Jirokochi Suzuki menerima surat pemberitahuan dari Kautou Kid
Kalau Conan punya alat pendeteksi sifat orang, Sunflowers of Inferno bakalan jadi film yang sangat pendek. 

Ketika Jirokichi Suzuki berhasil memenangkan lelang lukisan bunga matahari karya Vincent van Gogh, rencana memamerkan semua lukisan bunga matahari milik pelukis terkenal ini pun dimulai. Untuk melindungi lukisan dari ancaman pencurian oleh Kaitou Kid, konglomerat Suzuki (yang juga paman Sonoko ini) menyewa 7 samurai yang salah satunya adalah Kogoro Mouri. Sejak memiliki lukisan tersebut, ada saja kejadian yang menegangkan. Mulai dari mesin pesawat yang meledak, pencurian lukisan bunga matahari lainnya yang disimpan di museum dan tempat ketujuh lukisan bunga matahari dipamerkan yang meledak. Sesuai dengan judulnya "Sunflowers of Inferno." 

Salah satu lukisan Sunflower karya Van Gogh yang dipamerkan
Tapi apakah benar Kid keluar jalur dan melakukan lebih dari sekedar pencurian, ataukah ada pengkhianat diantara samurai dan orang kepercayaan konglomerat Suzuki? Yang jelas di sini kita melihat sisi lain Sonoko yang biasanya hanya bisa panik, flirting dengan laki-laki keren dan bertingkah seperti spoiled brat. Sonoko yang bertindak sebagai PR pameran dan pendamping pamannya menunjukkan bahwa sebenarnya dia tidak sebodoh yang digambarkan di komik (dan di beberapa film sebelumnya).
"Adegan favorit aku adalah ketika apinya berputar membakar tangga. Dan ketika Kaito Kid terbang menyelamatkan lukisan bunga mataharinya. Sayangnya di film Conan yang ini tidak ada yang terbunuh ya, Ma." ~ Andrew
Yes, dalam anime berdurasi 112 menit ini tidak ada yang mati. Tapi karena banyak ledakan dan beberapa adegan tembak-tembakan maka ratingnya tetap 13+. Satu kalimat yang diucapkan Conan kepada Detektif Charlie, salah seorang samurai yang disewa dari New York yang diam-diam menggunakan senjata api ilegal untuk memburu Kid, adalah bahwa nyawa manusia tidak boleh segampang itu dihilangkan. Makanya jadi tidak ada yang tewas.

Tujuh Samurai sedang memeriksa lukisan sunflower
Meskipun Dudu bilang filmnya bagus, saya kurang puas. Seperti ada yang hilang dari cerita Conan yang biasanya ada. Mungkin karena dari awal cerita, penonton yang mengikuti cerita si Conan ini sudah pasti se-skeptis Sonoko mengenai sifat Kaitou Kid. Atau bisa juga karena terlalu banyak karakter baru yang tidak sempat diexplorasi latar belakang dan hubungannya tapi tiba-tiba muncul jadi highlight di tengah cerita. Atau karena motif yang terlalu abstrak dan yang hampir jadi "korban jiwa" adalah benda mati berupa lukisan bunga matahari. Ah, entahlah.

Dudu: Ran-neechan artinya apa?
Mama: Kakak perempuan.
Dudu: Kalau Conan-kun?
Mama: Anak laki-laki. Jadi kalau kamu, Mama panggil Dudu-Kun... Du-Dukun berarti bisa sihir dong ya.
Dudu: Mama ini ada-ada saja deh.


Yang paling berkesan dari film ini justru lagu endingnya yang berjudul "Oh! Rival". Gara-gara lagu ending inilah kita tidak langsung pulang. Kalau nonton film ini stay sampai akhir ya, soalnya ada tambahan adegan yang muncul setelah credit title. Worth the wait. Oh ya, seiyuu (pengisi suara anime) favorit saya Megumi Hayashibara jga turut ambil bagian jadi Ai Haibara.

Haibara Ai
Ini yang namanya Ai Haibara
Rencana nonton bersama om favorit Andrew batal karena mendadak dia menang kuis. Jadilah kita jam 9 pagi sudah mondar-mandir di CGV Blitz Grand Indonesia. Masalahnya saya lantas kena euphoria Blitz yang baru dibeli CGV dan berubah keren bak istana Hogwarts itu. Plus bahagia karena akhirnya ada kopi yang boleh dibawa masuk bioskop secara resmi (thank you Tous Les Jours). Tapi ngomongin ini di lain postingan aja.

Seperti kata Conan Edogawa/Sinichi Kudo di setiap awal filmnya. There's only one truth! Shinjitsu wa Itsumo Hitotsu!


09 August 2015

Let's Go on An Adventure with Miles From Tomorrowland

Space and science are two subjects that keep coming back to our lives these days. Lalu datang kesempatan menghadiri screening serial Disney Junior terbaru, Miles From Tomorrowland, di Kedai Kopi 89 Kemang awal Agustus lalu. Smells like another adventure.

#DateWithDudu Miles From Tomorrowland
Yang semangat bukan hanya Dudu tapi Mamanya juga. Well, it's Disney. Disney Channel and Disney Junior are two things that will receive exciement anytime. Tidak sulit menyukai serial yang ditayangkan Disney. Meskipun sudah lewat umurnya (Disney Junior ini ditargetkan untuk anak usia 3-7thn), Andrew tetap semangat menonton episode yang ditayangkan. Bosen? Nope. Soalnya selain mendidik, Disney juga selalu membungkus serialnya dengan petualangan menarik dengan durasi episode yang tidak terlalu panjang (hanya 11 menit).

Apa ceritanya, Du?

"Miles From Tomorrowland menyelamatkan manusia dari planet apapun dan mereka mendapatkan kendaraan macam-macam. Banyak keanehan terjadi selama mereka ada di luar angkasa. Mereka itu adalah keluarganya Miles. Si Burung Unta, Miles, Kakaknya Miles dan Ibu serta Ayahnya Miles. Episode yang aku saksikan bercerita tentang planet es, planet lava dan planet apa ya yang satu lagi? Ada juga pemberi misi yang berkepala dua dan bertengkar terus menerus."




Singkatnya, Miles dan keluarganya tinggal di pesawat luar angkasa. Mereka menerima misi dari Admiral berkepala dua yang berpangkalan di Tomorrowland yang mengharuskan mereka menjelajah planet dan bertemu dengan banyak petualangan. Misi yang mudah pun dapat berubah jadi perjalanan tak terduga, kadang karena ulah Loretta (kakak Miles), Miles atau Merc (burung unta peliharaan keluarga) yang selalu ingin tahu.

Mama: Tokoh favorit kamu siapa?
Dudu: Miles.
Mama: Kenapa?
Dudu: Karena dia punya roket cepat dan burung unta sebagai peliharaan.



Ceritanya burung unta ini peliharaan dia juga.
Nah, favorit saya justru si robot burung unta bernama Merc yang namanya berasal dari planet Mercury.

Dudu: Padahal aku pikir Miles akan punya pistol laser dan light saber.
Mama: Du, ini Miles bukan Luke Skywalker.

Serial Disney selalu diisi dengan pelajaran yang dikemas dalam bentuk cerita yang dapat dimengerti anak-anak. Dan lagu soundtrack super catchy yang terus-terusan saya nyanyikan sampai si Dudu bete.




Di episode pertama, Miles Callisto dan keluarganya pergi untuk mengambil kembali kendaraan luar angkasa yang membeku di planet es. Loretta yang terlalu mengandalkan instruksi hampir celaka jatuh di air terjun sungai garam di planet es. (Yes, science. Garam dapat mencairkan es, ingat eksperimen es krim 15 menit?) Namun karena mengikuti instruksilah, dia dapat mengirimkan tanda bahaya. Sementara Miles Miles menunjukkan bahwa di beberapa situasi, kreativitas (yang berarti melanggar peraturan) juga diperlukan.

"Kita tidak selalu harus ikuti instruksi karena kadang-kadang ada satu masalah yang tidak harus mengikuti instruksi."  ~Andrew
Miles From Tomorrowland hadir di Disney Junior mulai 17 Agustus 2015 jam 8 pagi. Serial ini mendapatkan supervisi professional oleh Dr. Yvonne Cagle dari NASA lho!



Ini worksheetnya. Seru banget ngerjainnya!
Acara screening Miles From Tomorrowland ini juga merupakan sebuah petualangan tersendiri. Sebelum screening dimulai, anak-anak dapat membuat helm luar angkasa milik MIles, memecahkan kode dan mengerjaan worksheet. Setelah screening, sambil makan siang anak-anak diajak mewarnai gambar Miles dan Merc yang ternyata dilombakan. Dudu semangat mewarnai sampai mencontoh gambar yang ada di worksheetnya. Semangatnya membawa hasil karena dia menang. Hore menang perdana lomba mewarnai! 




Menang lomba mewarnai Miles from Tomorrowland
Ngomong-ngomong soal lomba, ada kompetisi lain yang bisa diikuti oleh semua anak-anak nih. Simak infonya di bawah ini ya.

Mau masuk Disney Junior sebagai Junior Space Adeventure? Ayo ikutan kompetisi "Build Your Starjetter" bersama Disney Junior Asia dan Miles from Tomorrowland. Periode kompetisi adalah 1-14 Agustus 2015 dan pemenangnya akan ditayangkan di Disney Junior pada premiere Miles From Tomorrowland jam 8 pagi dan mendapatkan Goodybag. Info lengkapnya ada di blog lomba anak ya.

It's going to be Blastastic!




03 August 2015

World Breastfeeding Week 2015: Andrew Juga Anak ASI

Minggu pertama Agustus adalah World Breastfeeding Week atau Pekan Air Susu Ibu (ASI) se-Dunia. Indonesia sendiri menjadikan bulan Agustus sebagai bulan ASI Nasional. Sebagai seorang ibu, saya jadi ingin menulis tentang Breastfeeding.


Kampanye Breastfeeding Week WHO tahun 2013
Tema World Breastfeeding Week 2015 adalah Breastfeeding and Work, Let's Make It Work! Kampanye ini mendukung para ibu yang sudah kembali bekerja untuk tetap memberikan ASI exclusive yang menjadi hak anaknya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan para ibu untuk memberikan ASI exclusive selama 6 bulan, sementara cuti melahirkan rata-rata hanya 3 bulan. Tema kampanye ini berhubungan dengan tema tahun 1993 yang mengusung adanya tempat kerja yang ramah untuk para ibu.

Di kantor saya ada beberapa ibu menyusui yang setia menggunakan studio foto atau ruang meeting kosong di jam makan siang untuk memompa ASInya. Salut sama mereka. Soalnya saya tidak pernah melewati masa memompa ASI di tempat kerja. Andrew anak ASI juga. Tapi karena saat itu saya masih kuliah di kampung, maka saya tidak pernah pusing memikirkan stok ASI dan mencari waktu memompa. Diantara kelas, saya bisa pulang ke rumah atau mampir ke daycare untuk menyusui. Di kampung kan tidak ada macet. Hehe. Ketika mulai bekerja, Andrew yang sudah berusia 1,5 tahun masih ASI juga, tapi hanya pagi dan malam, jadi saya juga sudah tidak memompa lagi.
Andrew ini anak ASI. Sampai sekarang jarang sakit.
Kenapa saya ngotot mau memberikan ASI? Selain karena mudah dan tidak pusing sama apakah anaknya akan alergi, ASI juga memberikan nutrisi yang tepat untuk anak. Meskipun tidak dapat dipungkiri, saya harus kehilangan kopi, duren dan makanan terlalu pedas. Sesekali sih masih, dan untungnya Andrew tidak komplain kalau ASInya jadi terasa Latte.

Pengalaman saya tentang menyusui juga tidak banyak. Saya tidak pernah kesulitan menyusui atau mengalami cracked nipple. Andrew tidak pernah bingung puting dan tidak pernah menolak ASI dalam botol. Setelah setahun dan pindah ke susu segar dan UHT pun, saya masih memberikan ASI juga. Masalah terbesar saya paling ASI yang bocor ke baju. Dan muka anak saya yang begitu kena susu langsung merah dan iritasi. Kalau saya cerita tentang masa menyusui, banyak yang komen "kok ASInya bisa banyak?" 

Saya menganggapnya misteri ilahi karena saya tidak melakukan apa-apa. Dibilang tidak stress juga tidak juga karena sebagai seorang single mom, yang masih kuliah pula, masa sih tidak ada stress. Trus apa dong?

  • Makan yang benar dan banyak. Ini petuah dari Mama. Saya picky eater yang tidak makan sayur, jarang makan yang berkuah dan paling doyan sama gorengan. Tapi saya tidak pernah berhenti makan dan nyemil. Meskipun tidak selalu makan sayur juga, tapi yang penting makan. Bosan nasi diganti kentang. Kalau tidak ingin makan ayam, kan masih ada ikan. Kalau sudah demi anak, apa sih yang tidak dilakukan seorang ibu?
  • Minum sesering mungkin, atau makan makanan yang berkuah. Ini juga pesan Mama. Tapi logikanya ya banyak ASI yang keluar berarti kita membutuhkan lebih banyak cairan yang masuk. Menurut Isabella Knox, MD, EdM dari University of Washington and Seattle Children's Hospital, USA (seperti dilansir oleh WebMD) ibu menyusui membutuhkan 3-4 gelas extra dari yang 8 gelas yang diminum oleh orang dewasa normal.
  • Dibawa senang. Ingat kalo breastfeeding itu bonding. Kalau menyediakan kamar sendiri untuk anak, namun itu membuat kita berat untuk bangun dan pindah, kenapa tidak menaruh crib di kamar kita selama masa ASI exclusive? Bawa nursing cover jadi kita tidak repot mencari tempat atau ruangan menyusui. Ingat juga kalau menyusui itu murah dan praktis. Jadi kita lebih enjoy menjalankannya.

Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mendukung breastfeeding moms di kantor? Yang paling simple tentu saja menemani pumping sambil ngobrol. Sebagai Mama yang sering pumping juga dulu, menit-menit yang membosankan itu bisa dengan mudah terlewati kalau ada yang ajak ngobrol.

Photo Courtesy of WHO
Banyak juga event yang membahas breastfeeding. Salah satunya adalah event Breastfeeding Seminar The Urban Mama tanggal 8 Agustus 2015 besok. Event ini akan membahas mengenai mama bekerja dan menyusui serta tips dan trik sukses memerah & Ruang Laktasi. Acara ini menghadirkan Fatimah Berliana Monika, seorang Konselor Laktasi dan La Leche League (LLL) Leader di Amerika Serikat, serta psikolog Anna Surti Ariani. 


TUM Breastfeeding Event 2014 (photo: The Urban Mama)
Buat Mama-mama yang anaknya sudah besar, ayo kita ikut mendukung rekan kerja kita untuk tetap dapat memberikan ASI meskipun bekerja full-time.

02 August 2015

Gadget Pertama Dudu

Anak sekarang canggih, sejak bayi bisa pakai smartphone. Tapi bagaimana kita tahu bahwa penggunaan gadget ini sudah tepat? Andrew menabung dari hasil kerjanya untuk modal beli android di hari ulang tahunnya. Uangnya sudah ada sejak lama, yang berat adalah ijin menggunakan uang tersebut untuk membeli gadget sendiri.


Ini gadget "pertama" Andrew,
HP flip yang warnanya Pink.
Ikutan Smart Parenting in Digital Era beberapa waktu lalu, saya belajar banyak tentang gadget dan anak. Jadi, begitu Andrew meminta untuk kesekian kalinya saya minta dia menabung sendiri. Memang dasar rejeki tidak ke mana, ada dong job foto dan fashion show di hari-hari setelah dia libur yang kalau ditotal bisa membayar sebuah tab Samsung. Tapi masalah “punya gadget sendiri” kan bukan hanya berhenti di ada tidaknya dana. Justru baru mulai begitu ada uang, karena “Mama tidak punya uang” tidak bisa lagi jadi alasan. Apalagi kalau dengan uang sendiri, jangan-jangan nanti dia protes tidak mau diatur karena dia beli sendiri gadgetnya.


Kalau tidak dibelikan gadget, aku browsing sendiri nih!
Ceritanya kepergok pas mau curi-curi pakai laptop
Jadi ada tanya-jawab buat meyakinkan saya bahwa anak ini siap diberi tanggung jawab gadget yang cukup mahal. Pertanyaan yang saya ajukan ini:
  • Untuk apa punya tab?
  • Apa yang kamu mau download di tab? (Akun Google Play tetap saya yang pegang)
  • Kalau punya tab berarti siap punya whatsapp/line buat komunikasi dengan Mama?
  • Bagaimana kamu menjaga tab?
  • Bagaimana kalau game yang kamu mau tidak bisa didownload di tab?
So far, jawaban Dudu cukup melegakan. Selain itu saya lihat konsistensi dia menabung dan menyimpan uang untuk gadget ini. Ternyata dia serius cari tahu harganya, cari tahu ada toko Samsung di mana dan hingga hari H, dia masih menginginkan barang yang sama. Okelah kalau begini mungkin saya memang harus merelakan dia menggunakan uangnya sendiri. Tapi tentunya masih dalam budget yang saya sesuaikan dengan umurnya (alias tidak nyesek amat kalau amit-amit itu tab hilang) *ketok kayu*. Ya kalau dia punya uang untuk beli mobil bukan berarti saya langsung mengiyakan dia beli Mini Cooper kan? 

Samsung Store Pacific Place tempat kita belanja 
Jadi, ketika anaknya ulang tahun, saya bawa dia ke Samsung store.
Mama: Yang ini ngga ikut promo ya, Mas?
Penjaga Toko: Yang ikut promo yang ini, Bu. (sambil menunjukkan tab yang lbh besar)
Mama: Besar banget, Mas.
Dudu: Mama ini untuk apa mencari-cari lagi? Kan aku sudah menabung untuk yang ini?
Penjaga Toko: Apa mau yang ini?
Dudu: Tidak usah, aku hanya punya uang untuk Samsung V3s. Apakah ini yang layarnya bisa setengah-setengah?
Penjaga Toko: Iya adek.
Dudu: Kalau begitu, yang ini saja. Aku cabut ya kabelnya.
Penjaga Toko: Adek, bukan yang ini yang dijual. Kalau dicabut nanti alarmnya bunyi. Saya ambilkan yang baru ya.

Untung alarm belum bunyi.

Awas kecabut kabelnya dan alarmnya bunyi ya
Sambil menunggu, Dudu sibuk merencanakan apps apa saja yang akan dia install di tab pertamanya ini. Yang jelas pasti semuanya berhubungan dengan zombie. Begitu tabnya datang dan dibuka untuk dicek dan dipasangkan anti-gores, Andrew ikut terjun langsung melihat caranya sambil bertanya-tanya segala macam sama penjaga toko.

Unboxing Samsung Galaxy Tab
Penjaga Toko: Ini saya matikan dulu Tabnya ya, Kak. Nanti kalau sudah di rumah, kakak charge 3-4 jam sampai full dalam keadaan mati.
Dudu: Om, Mamaku kok dipanggil Kak. Kan dia sudah punya anak (menunjuk saya)
Penjaga Toko: Masih muda soalnya.
Dudu: Ini sudah banyak keriput lho (menunjuk garis di pinggir bibir dan mata saya)

PLAK, saya timpuk anak yang ketawa-ketawa senang itu pakai brosur.

Sibuk mengurus TABnya sendiri
Saking senangnya, Andrew membawa pulang gadget baru, dia sampai lebay: “Oh, Samsungku, aku akan menjagamu baik-baik.” Dan sekarang dia tidur, setelah berpesan agar saya jangan tidur dulu tapi menunggu charge perdana si Samsung penuh lalu mencabutnya. Grr...

Ini Andrew yang minta difoto begini lho
Oh iya, jika ditanya orang apa hadiah ulang tahun dari Mama, jawaban Dudu adalah: “Mama hanya memberikan anti-gores dan ijin menggunakan gaji aku untuk hadiah ulang tahun.” 

This kid... ampun deh.