“Tapi nggak kelihatan kok, Kak.”
Begitu kata mereka. Terima kasih lho.
Circle yang ini bertemu cukup rutin. Sebulan sekali. Biasanya makan di restoran yang saya belum pernah dengar namanya, tapi tiba-tiba viral di media sosial. Setelah viral, 3-4 bulan kemudian, circle saya yang sesama millenial ini bakal heboh. Lalu, terkejut karena saya sudah ke sana.
Setiap circle ada maknanya. Dan kebetulan pertemanan saya ada banyak kelompoknya. Saya punya circle pertemanan hobi seperti Detektif Conan, Harry Potter, Kpop dan lain sebagainya. Lalu ada circle pertemanan blogger. Circle para penulis fiksi amatir. Saya juga punya pertemanan sesama ibu tunggal yang saling support dan berdaya bersama. Saya juga masuk di circle gereja dan berusaha aktif di banyak kegiatan yang ada. Bahkan, boneka Panda saya juga punya circle sendiri yang isinya boneka semua.
Saking beranekaragamnya circle pertemanan saya, kalau saya pergi berkegiatan biasanya saya ditanya “sama teman yang mana lagi ini?”
Circle pertemanan ini adalah bagian penting dari hidup saya karena berkat mereka, hidup saya jadi tidak membosankan dan saya tidak merasa sendirian. Setiap manusia unik adanya. Jadi, tidak mungkin dong saya bisa bertemu satu orang yang suka Harry Potter dan Kpop, suka nge-blog tapi nulis fiksi juga. Ibu tunggal, tapi sukanya main boneka. Ya, itu kan saya.
Kenapa harus punya banyak circle? Hal ini penting karena sebagai manusia yang konon makhluk sosial ini, kita rentan kesepian. Saya pernah dapat curhat dari seseorang yang menurut saya beruntung karena punya banyak teman akrab. Ternyata, dari semua yang sering nongol di instagram stories-nya, tidak ada yang mau diajaknya pergi nonton konser Jonas Brothers. Dari situlah, saya berpikir, memang satu circle untuk satu niche interest.
Di dunia sekarang ini, yang namanya networking itu penting. Hubungan pertemanan bisa jadi hubungan bisnis yang ujung-ujungnya jadi cuan. Dari hobi yang sama, bisa jadi support group untuk issue yang sama. Pertanyaan, “lo ada kenal orang yang XYZ nggak?” biasanya membuat saya membuka database pertemanan di semua circle yang saya punya. Menghubungkan dua orang dari circle berbeda, yang kemudian berujung memecahkan masalah masing-masing.
Punya banyak circle bukan sekadar soal punya banyak teman untuk hangout atau pamer di media sosial. Ciircle adalah ruang untuk tumbuh, saling mendukung, berbagi kesenangan, bahkan membuka peluang baru yang tak pernah kita duga. Setiap pertemanan punya warnanya sendiri, dan ketika semua warna itu digabungkan, hidup terasa lebih lengkap, lebih kaya, dan jauh dari rasa sepi. Jadi, jangan ragu untuk merawat circle yang ada, sekaligus terbuka pada circle baru—karena siapa tahu, di sanalah kita menemukan cerita berharga berikutnya.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.