Kenangan, Prioritas, dan Cerita Baru di Dunia Blogging

Pertama kali ngeblog tahun 2006 waktu anak saya lahir. Ngeblog yang konsisten dan bukan curhat colongan. Kalau yang curhat colongan, lupa dari tahun berapa. Arsipnya juga sudah tidak ada.

Tahun ini berarti sudah 19 tahun saya ngeblog. Wah, hampir dua dekade. Dimulai dengan satu blog untuk mendokumentasikan perkembangan anak, sekarang saya berusaha konsisten mengisi beberapa blog dengan tema berbeda.

Perjalanan ngeblog saya dimulai dengan blog ini, yang diberi nama Andrew and Me, karena isinya tentang saya yang jadi seorang ibu, kegiatan sehari-hari kita berdua dan refleksi saya tentang perubahan yang terjadi dalam hidup ini. Tema-tema yang dibahas sangat beragam, ada traveling tipis-tipis, tips jadi ibu, parenting, literasi digital, mengelola keuangan, dan pengembangan diri.

Blog ini akhirnya jadi dokumentasi perjalanan mengarungi perubahan hidup yang besar dan perubahan karier. Saya menuliskan transisi dari jadi ibu seorang bayi, anak remaja dan akhirnya kuliah. Juga tentang perjalanan karir, perubahan pekerjaan, sampai akhirnya jadi “penganguran”, dan bagaimana blogging berperan di semua zaman. Saya menggunakan blog ini sebagai ruang untuk refleksi finansial, karier, dan pribadi sambil menyeimbangkan kehidupan keluarga.

Lalu di 2011, saya merasa sudah saatnya punya blog sendiri tentang traveling. Perjalanan ngeblog saya masuk ke era baru karena blog saya jadi ada dua. Blog www.datewithdudu.com mendokumentasikan perjalanan kami berdua di Indonesia dan destinasi internasional, menawarkan ulasan, kiat, dan kisah pribadi. Blog yang ini lebih jarang diisi karena menulis tema traveling ternyata bukan hal mudah haha.

Semakin si Dudu besar, dan perjalanan karir saya berubah dari jurnalis jadi pegawai startup. Yang tadinya menulis sebagai pekerjaan berubah jadi sampingan. Title “blogger” mulai jadi andalan karena ternyata ada yang mengajak saya dan Dudu untuk hadir di event dan ditukar liputan di blog pribadi. Traveling juga makin jadi banyak cerita, dan Dudu juga mulai bisa berkontribusi di tulisan saya.

Ketika Dudu remaja dan mulai punya kegiatan sendiri, saya berpikir bahwa inilah saatnya saya punya blog baru yang temanya lebih curhat. Yang satu tentang parenting dan opini saya tentang menjadi seorang ibu. Judulnya “Parenting Suka-suka,” alias ya suka-suka saya aja. Sebuah blog yang bicara tentang pengasuhan anak, berisi tips, pengalaman pribadi, dan refleksi tentang suka duka membesarkan anak. Kontennya harus praktis, menyentuh emosi, dan bertemakan keluarga.

Yang kedua adalah “Satu Kata Sehari” curhatan random tentang topik random. Pokoknya membahas satu cerita atau satu issue sehari. Tujuannya adalah membuat sebuah blog tentang introspeksi yang mendalam, berfokus pada pengembangan diri, kesehatan mental, keseimbangan kehidupan kerja, dan komentar filosofis/sosial. Topik-topiknya diambil dari isu populer di sekeliling saya seperti persepsi, gaslighting, ketegasan, dan pentingnya menyaring informasi.

Di luar empat ini saya punya blog bahasa Inggris yang isinya curhat juga. Lalu, ada akun kompasiana yang kadang diisi, kadang terlupa.

Dulu dan sekarang, apa bedanya?

Waktu punya blog hanya satu, semua ditulis di sana. Kalau ditanya blognya apa, jawabnya gampang. Sekarang ada banyak blog yang disesuaikan dengan apa yang dicari oleh si penanya.

Dulu Masih sering kumpul-kumpul sesama blogger. S
ekarang lebih jarang, tapi untungnya Tidak putus pertemanan. 

Tapi dua perubahan paling besar dalam perjalanan ngeblog saya adalah waktu dan teknologi.

Ketika masih jadi jurnalis, blog adalah tempat menulis senang-senang. Menuangkan hal yang tidak bisa dituliskan di majalah, alias dibuang sayang. Lalu, ketika kerja di startup, blog jadi media tempat saya menuangkan kekangenan jadi jurnalis. Saya akan datang event sama Dudu, lalu menuliskan reportasenya di blog. Setelah saya tidak lagi bekerja full-time, alias setahun terakhir ini, ngeblog seringnya hanya jadi tinggal wacana. Soalnya prioritasnya jadi hal-hal yang menjadi pemasukan. Blogging balik lagi jadi hobi dan hanya dilakukan saat ada waktu tersisa.

Kemudian, kalau bicara teknologi, tentunya yang pertama terpikir adalah AI alias Artificial Intelligence. Kedatangan AI ini membantu saya menulis di waktu yang lebih singkat. Lebih sedikitnya waktu menulis, jadi terbantu dengan datangnya AI yang bisa diminta mengkurasi typo, melakukan riset bahkan jadi teman ngobrol untuk brainstorming topik ketika sedang writer’s block.

Meskipun peran blog dalam hidup ini telah berubah secara drastis dari waktu ke waktu, bercerita dan berbagi tetap menjadi sesuatu yang ingin saya lakukan.