04 September 2017

Transit Dua Jam di EV Hive Satellite SCBD

Sebagai seorang pekerja kantoran, saya baru ganti wujud jadi blogger dan freelancer setelah jam kerja usai, atau di akhir pekan. Tapi bukan berarti saya tidak bisa ikut mendapatkan manfaat dari menjamurnya coworking space di Jabodetabek.

Di era teknologi sekarang ini, networking sudah menjadi satu kebutuhan tersendiri. Karena itulah coworking space hadir sebagai salah satu penunjang bisnis, baik startup maupun freelance, yang kita sedang kita jalankan.




Tempat apa? Coworking space? Begitu tanya beberapa orang teman ketika saya bercerita tentang plan mampir ke EV Hive minggu lalu. Meskipun ketika saya menyebutkan beberapa cabangnya seperti The Maja, JSC Kuningan dan Dimo Menteng semua langsung paham tempat apa yang dimaksud. Lalu muncul pertanyaan berikutnya: “itu bukannya buat event?” Meskipun sering ada event, tapi coworking space pada dasarnya adalah tempat bekerja, dimana kita bisa berbagi area kantor dengan banyak orang.

EV Hive Satellite SCBD

Hari itu saya pulang lebih cepat supaya bisa mampir ke EV Hive di Equity Tower lantai 8, suite 8A, SCBD Sudirman. Cabang terbaru EV Hive coworking space, yang diberi nama Satellite ini, memiliki ruangan cukup luas dengan jendela besar menghadap ke gedung-gedung tinggi di area SCBD dan membuat saya serasa memiliki kantor sungguhan di pusat kota.


Setelah registrasi di lobby coworking space, PIC EV Hive Satellite, Pijar, mengenalkan saya dengan fasilitas cabang tersebut. Selain ruangan utama yang dapat menampung sekitar 30 orang, lokasi ini juga memiliki ruang meeting dan ruang kantor (Private Office) terpisah yang dapat disewa oleh start up company dengan karyawan yang berjumlah 3-6 orang. Saat ini, kebanyakan pengunjung masih menggunakan fasilitas coworking space ini secara harian, dengan membayar biaya masuk sebesar Rp. 50.000. 



 




Saya memilih tempat duduk yang menghadap ke jendela besar, karena saya memang senang duduk dekat jendela. Hari itu kebetulan EV Hive Satellite cukup sepi, jadi saya bisa mendapatkan tempat duduk enak. Menurut Pijar, kita juga bisa menyewa “dedicated desk” alias memesan meja agar tidak digunakan oleh freelancer lain yang datang ke tempat itu. Atau jika kita lebih sering berpindah tempat, seperti mengikuti lokasi klien misalnya, kita bisa mendaftar untuk “flexi desk” dan mendapatkan akses untuk bekerja di cabang EV Hive mana saja di Jabodetabek.

Setelah duduk di meja, saya mendapatkan password untuk login ke Wifi. Internetnya lancar. Mulai dari email hingga mendengarkan music lewat Spotify, semuanya mulus dan saya bisa bekerja efektif selama 1 jam tanpa ada gangguan. Setelah itu saya mulai mencari kopi. Bekerja di EV Hive berarti mendapatkan free flow beverages yang ada di pantry jadi saya membuat kopi (yes, mereka punya black coffee yang tubruk seperti kesukaan saya haha) lalu kembali duduk sambil menikmati langit sore berubah warna di depan mata. Satu jam berikutnya berlalu dengan cepat. Tahu-tahu lampu sudah menyala dan langit sudah mulai gelap. Karena itu hari Kamis, saya harus mengakhiri identitas freelancer saya dan menggantinya jadi murid les bahasa Korea pada pukul 6 sore. EV Hive Satellite SCBD ini sebenarnya buka dari pukul 9 pagi hingga pukul 8 malam. 





Kursus bahasa Korea saya terletak di gedung yang sama di lantai 17. Jadi keberadaan EV Hive Satellite ini benar-benar seperti penyelamat karena ke depannya saya bisa “transit” di sini ketika ada waktu jeda diantara pulang kantor dan les bahasa Korea. Apalagi pemilik Dedicated Desk juga mendapatkan fasilitas free locker dan printing credits, saya bisa bekerja sebentar di sini sebelum melanjutkan aktivitas atau sambil menunggu macet. Oh ya, untuk naik ke EV Hive yang terletak di lantai 8 ini, kita harus menukarkan tanda pengenal di lobby Equity Tower dengan kartu visitor yang digunakan untuk masuk ke gedung. Lokasi gedungnya yang berseberangan dengan Pacific Place juga memudahkan kita untuk mencari makan siang dan refreshing keluar kantor. Untuk saya sih, coworking space adalah “refreshing” dari kantor yang sebenarnya. Hahaha.

Why Coworking?

Scott Belsky di bukunya yang berjudul “Making Ideas Happen: Overcoming the Obstacles Between Vision and Reality,” mengutip cerita seorang Tony Bacigalupo, salah satu penggagas konsep coworking space di New York. Coworking merupakan jawaban bagi para pekerja kreatif yang sering kehilangan fokus ketika bekerja sendirian. Bagi mereka yang mudah terganggu oleh hal-hal kecil seperti browsing social media dan mengklik link dari email marketing. Melihat rekan-rekan “satu kantor” yang fokus bekerja akan memberikan social pressure bagi kita untuk terus bekerja. Karena itulah, coworking space menjadi tempat efektif bagi para pekerja lepas dan entrepreneur untuk menuangkan ide-ide mereka. Keuntungan lainnya adalah kesempatan bertemu kolega. Tony Bacigalupo juga berbagi pengalaman tentang ilmu dan pekerjaan yang didapatkan banyak freelancer dari kolega baru yang mereka temui saat bekerja di coworking space.

Sudah jelas bahwa bekerja di “keramaian” ini lebih menguntungkan dibandingkan bekerja sendiri di ruangan pribadi. Lalu bagaimana dengan café, yang setiap akhir pekan saya datangi untuk nge-date sama Dudu? Kalau café berfungsi sebagai tempat ngeblog sekaligus babysitting anak semata wayang saya itu, coworking space adalah tempat untuk “me time” produktif tanpa gangguan anak. Di coworking space saya bisa fokus bekerja tanpa harus memusingkan bos yang sering memberikan tambahan pekerjaan (kan saya sedang pakai identitas freelancer) ataupun anak yang sering harus dibantu PRnya itu. Jadi lebih professional juga kan suasananya. 




Kenapa EV Hive? Karena coworking space yang satu ini banyak cabangnya. Jadi dimana pun saya berada, selalu ada lokasi terdekat yang saya bisa kunjungi. Selain SCBD, EV Hive juga ada di JSC Hive (Karet Kuningan), Tower @ IFC (International Finance Center – Sudirman), The Breeze (BSD City), The Maja (Kebayoran Baru), dan Dimo (Menteng). Tinggal bawa laptop lalu registrasi masuk dan duduk di salah satu meja.

Jadi, untuk yang ngeblognya stuck terus, bolak-balik kena writer’s block, atau pusing dikejar deadline dan ingin cari suasana baru, kenapa tidak mampir ke coworking space. Selain suasana baru, kita bisa dapat kenalan baru, mood baru, dan siapa tahu dapat kerjaan baru. Proyek freelance lho maksud saya. Soalnya saya masih berstatus karyawan, meskipun coworking space nyaman seperti EV Hive memang menggoda untuk dijadikan kantor baru hahaha.

Doakan saja deh.

7 comments:

  1. Wuaah udah pernah kesana, jadi jelas banget saya tergambarnya mbaknya. Viewnya kece2.
    Kalau masalah saya, ide banyak realisasinya yg susah. Pengen cari tempat buat sepi tapi internetnya gak lancar. Akhirnya gak tercapai juga ide2 saya

    ReplyDelete
  2. iya nih Mba, kalo di cafe suka rebutan kan. Makanya lagi pengen nyobain coworking space. Mampir aja Mba, 50rb/hari, free teh dan kopi hehe

    ReplyDelete
  3. Ya ampunn na, tempatnya asik banget yaaa. Belum pernah deh beneran niat kerja di co working space kaya gitu. Selama ini masih manfaatin coffee shop aja. Harus dicobaa nih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makanya nih, sekarang jadi ketagihan coworking space. Soalnya cuma 50rb/hari juga hahaha.

      Delete
  4. Wow, baca artikel Nina ini tentang coworking space jd pengen banget nyobain suasana kayak waktu kerja dulu, huhuhu...pengen..tp jauh, ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cari yang deket rumah Bunda. Kayaknya EV Hive ini ada yang lebih ke selatan lagi, di Kebayoran deket Gandaria.

      Delete
  5. wah seru nya bisa ke ev hive. smoga sgera ada dijogja

    ReplyDelete

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.