“Kalau Jakarta punya MRT yang selalu tepat waktu nanti juga tidak ada yang mau naik mobil lagi seperti di Singapura,” jawab Dudu cuek sambil main Minecraft di tabletnya.
Mencoba naik MRT di Jakarta Fair |
Naik busway dong. Naik Commuter Line juga sudah enak sekarang. Saya sering bertanya-tanya sendiri kenapa saya masih memilih menyetir mobil menembus kemacetan, dan bersusah-susah cari parkir. Saat ngobrol-ngobrol dengan adik saya, tentang pengalamannya naik busway, saya menemukan alasannya: saya tidak percaya transportasi umum Jakarta. Saya pernah naik busway ke satu interchange hanya untuk menemukan bahwa bus di koridor satunya sudah tidak ada lagi, padahal masih 30 menit dari jam koridor tersebut berhenti beroperasi. Masalahnya, ketika saya bertanya di halte tempat saya naik, si petugas meyakinkan bahwa bus di koridor sana masih ada.
Saya lalu kembali ke halte awal dan mencari jalur lain untuk tiba di halte dekat rumah saya. Perjalanan saya jadi ekstra 30 menit dan saya kehilangan kepercayaan dengan busway. Kalau busway yang menurut saya paling reliable dan comfortable saja begitu, bagaimana yang lainnya? Karena itulah saya masih memilih memegang kemudi.
Lalu apa yang saya tunggu dari MRT Jakarta? Transportasi umum yang dapat diandalkan. Karena itu kita harus bekerja bersama #UbahJakarta