Big Bad Wolf 2017: Belanja Buku Bersama Dudu di Jam Dua Pagi

Saya baru pulang dari bergadang (lagi) di Big Bad Wolf Book Sale. Itu lho, bazaar buku import di ICS BSD. Tahun ini saya bawa Dudu. Pergi selepas tengah malam, kami bertahan sampai menjelang matahari terbit. Berangkat dengan komentar Mama Papa yang heran si Dudu yang segar, semangat mau pergi ke book sale malam-malam. 

Bagaimana Dudu, yang selalu tidur on-time jam 9 malam dan bangun jam 6 pagi ini, bisa bergadang? Ini tips bergadang ala Dudu:

• Pastikan bisa bertahan semalam. Jangan tertidur di bazaar buku.
• Tidur pagi bangun malam jadi tidak kurang tidur karena kurang tidur tidak baik untuk kesehatan.
• Bangun malam siapin makanan karena mungkin saja lapar.
• Jangan bergadang sendirian. Kalau mau pergi malam-malam harus ditemani Mama karena siapa tahu di jalan ketiduran dan harus dibangunin lagi.
• Coba minum kopi. Kecuali aku. Aku tidak mau hahaha.

Selain membawa Dudu bergadang, yang berbeda dari Big Bad Wolf tahun ini adalah hilangnya semangat saya untuk pergi menghampiri si serigala jahat ke ICE BSD. Tahun lalu saya pergi sampai 3 kali (malam pas VIP sale, siang hari dan menjelang subuh), tapi tahun ini mau pergi sekali saja rasanya berat. Niat mau staycation digagalkan penyelenggaraan Big Bad Wolf yang melewati 2 long weekend sekaligus berbarengan dengan berbagai acara seru mulai dari ulang tahun Ferrari, Disney on Ice sampai konser boyband Korea. Sold out semualah kamar hotel itu. Jadi ya sepertinya harus terima nasib dan berangkat dari rumah.

(Baca cerita Big Bad Wolf tahun lalu di sini)

Tahun lalu saya bahkan sampai buka jasa titip. Tahun ini belanja sendiri saja malas. Sudah daftar member (lagi, soalnya yang tahun lalu entah kenapa tidak berlaku) tapi tiket VIP tidak saya ambil. Biarlah, toh, saya sedang tidak ada buku yang diincar. Kecuali komik Garfield dan beberapa buku fiksi milik J.K. Rowling dan alter egonya, yang biasanya juga tidak ada di Big Bad Wolf. Tapi akhirnya, setelah si Dudu mengiyakan untuk pergi antara midnight dan subuh, saya memantapkan diri untuk pergi. Tidur lebih awal, pasang alarm dan blas ketiduran sampai jam 1. Hahaha. Salah saya ternyata pasang alarm jam 11 siang bukan jam 11 malam. Ups.

Dudu lebih mudah dibangunkan daripada yang saya kira. Awalnya dia sudah pasrah, kalau tidak bisa bangun ya ditinggal saja. Tapi dia mau pergi, jadi saya kasihan juga kalau dia sampai tidak jadi pergi. Lalu saya takut dia badmood, soalnya kalau sudah mengantuk, ya namanya anak, meskipun Dudu tipe yang selalu berbesar hati, tetap saja tidak bisa tahan ngantuk. Ternyata dia segar-segar saja. 

Jadilah kita berangkat pukul 1.30 AM dan sampai di sana pukul 2.09 AM. Sedikit berbeda dengan tahun lalu, parkir Big Bad Wolf tahun ini dibayar dimuka Rp. 20,000. Jadi lebih mahal sih karena biasanya di ICE itu saya hanya bayar parkir Rp. 3000/jam. Parkiran cukup penuh, namun kami beruntung bisa dapat yang dekat dengan pintu masuk. Big Bad Wolf menempati hall 7 sampai 10, pintu masuk ke ICE ada di lobby hall 10. Namun untuk masuk ke arena buku kita harus sedikit memutar ke hall 8.

Ternyata pukul 2 pagi itu adalah waktu yang tepat untuk berkunjung karena:

• Tidak ada antrian. Masuk tidak antri, bayar tidak antri, toilet tidak antri dan memilih buku juga leluasa.
• Trolley dan keranjang banyak tersedia.
• Sekitar jam 3, para staff mulai mengisi ulang buku-buku batalan dan meja-meja kembali penuh buku. Hore!
• Tidak sepi-sepi amat jadi meskipun di foyer kacanya berembun dan dingin, tapi di dalam arena buku suhunya pas.

Yang jadi masalah hanya bagian makanan yang tutup semua kecuali Food Truck Old Town White Coffee. Untung juga sih karena si Dudu ternyata kelaparan dan saya tidak expect dia akan minta makan jam 3 pagi. Snacknya memang buka 24 jam tapi makanannya habis semua. Jadi kalau ada yang mau mengikuti jejak saya, sebaiknya sih bawa roti atau makanan dari rumah, dan bisa dimakan di arena food court. Selain itu, di foyer juga banyak booth, namun karena kita datang di pagi buta, sebagain boothnya masih tutup. Sepertinya boleh juga ditengok kalau pas datang bersama matahari.

Salah satu buku idaman yang tidak dibelikan haha

Bagian dalamnya lebih luas. Kalau tahun lalu ada 2 hall, sekarang ada sekitar 3 hall (setelah dikurangi area food, staff only dan kasir). Buku-bukunya masih kurang lebih sama, tapi khusus bagian children dibagi dengan lebih detail lagi. Agak sedih karena bagian fiksi masih terlalu sedikit untuk saya dan sepertinya buku-buku yang bagus juga sudah habis duluan. Tahun ini juga ada bagian buku Bahasa Indonesia milik Mizan, dengan jumlah buku yang lebih banyak. Dibilang lebih puas, ya mungkin lebih happy juga karena belanjanya lebih santai. Namun ada beberapa hal yang sepertinya berguna untuk diketahui:

• Harga buku import mulai Rp.30,000. At least tadi saya belum nemu yang lebih murah lagi. Rata-rata sih Rp. 30,000, Rp.50,000, Rp.65,000 (untuk fiksi paperback) dan Rp75,000 (buku fiksi/non-fiksi hardcover yang ukurannya standard). Saya menemukan DVD Box Set Sherlock Holmes seharga Rp.85,000.
• Komik Garfield kita setengah ada di humor, setengahnya lagi di Graphic Novel. Kita bolak-balik mencarinya. Jadi kalau buku yang dicari tidak ada di satu bagian, coba tanyakan, mungkin ada di bagian lain. Jangan langsung sedih dan menyerah hehe. Komik Garfield rata-rata Rp. 50,000 – Rp.75,000. 
• Buku pelajaran macam latihan bahasa Inggris, Math and Science disebar di bagian Activity Books Children. Jadi harus teliti mencari ke setiap meja. Harga buku “pelajaran” ini antara Rp.50,000 – Rp.75,000.
• Buku import di bawah label Religion sepertinya hanya ada Christianity, Buddhism dan sedikit Taoism. Dan hanya ada 2 meja di tengah. Tapi ini ego dan personal interest saya, jadi abaikan saja haha.
• Pembayaran bisa menggunakan semua kartu kecuali debit BCA. Yang punya Fiesta Point Mandiri bisa digunakan di sini juga.
• Ada TIKI di sebelah kiri setelah kita keluar, yang bisa membantu pengiriman buku. Kalau buku kita berat, ada porter yang siap mengantar dengan dorongan karena keranjang dan trolley tidak boleh dibawa keluar arena buku.

Yang jelas sih jangan terburu-buru. Kalau terbatas waktu sebaiknya kembali kapan-kapan saja pas senggang seharian. Kalau tidak nanti menyesal. Saya dan Dudu sampai bolak-balik menyusuri meja memastikan kita tidak melewatkan buku yang ingin kita beli. Crew dan kasirnya ramah banget dan sabar banget melayani mengunjung. 

Mama: Seru ngga Du?
Dudu: Seru. Kita beli seperti jutaan buku misalnya Garfield,buku pelajaran , Minecraft, Sherlock Holmes, Resident Evil dan lain-lain. Kami sangat senang dan sedih karena uang habis untuk beli buku.

Artinya, kita mungkin akan kembali minggu depan, kalau saya sudah gajian haha. Soalnya tadi pagi kita masih pakai negosiasi karena Dudu protes dilarang beli buku yang menurut saya terlalu kekanak-kanakan atau terlalu dewasa dan lebih baik budgetnya dipakai beli Garfield. “Aku menemukan 8 buku yang sayangnya tidak boleh dibeli yaitu How to Earn Love, How to Live Your Live 24 hours A Day, Finding Dory Stiker Book, Finding Dory Notebook, Finding Dory Storybook, Finding Dory Coloring Book, Finding Dory Book, dan Frozen Extra Tales.”

Yang paling hits tentu saja meja penjualan pin sebelum pintu keluar. Dari yang rencana beli 3 jadi beli 9. Itu pun Dudu masih mau tambah. Pin-nya bagus sih Rp.50,000 dapat 3.

Big Bad Wolf tahun ini lebih seru karena bergadangnya ditemani Dudu haha. Meskipun anaknya bilang, “perasaan aku saat begadang juga aneh tapi aku sudah pernah begadang sebelumnya tetapi aku tetap enggak enak begadang.” Big Bad Wolf Masih ada seminggu lagi, belum terlambat untuk yang mau pergi ke sana. Saya masih mau cari Haruki Murakami dan mungkin mengjinkan Dudu membeli buku self-help macam “How to Live Your Live 24 hours A Day” itu.