It's always nice to walk back in time. Sekali ini beneran jalan kaki ke masa lalu bersama Jakarta Walking Tour sebagai Bagian dari workshop TravelNBlog. Bukan hanya sejarah, tapi juga nostalgia karena Pasar Baru banyak menyimpan cerita masa kecil saya.
Gedung berikutnya adalah tempat yang sudah cukup familiar buat saya dan menyimpan banyak kenangan. Pertama masuk Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) ini adalah untuk nonton pertunjukan teater musikal berjudul Miss Kadaluwarsa tahun 2008. Tapi saya baru tahu bahwa gedung yang dulu dibangun dari bambu ini ternyata pernah jadi gedung kongres Pemuda (yg tidak mencapai kesepakatan) tahun 1926 dan gedung KNIP, Bahkan pernah jadi bioskop di tahun 1960an. Saat ini, GKJ sering menjadi tempat stand up comedy sehingga mengembalikan nickname "gedung tawa" yang dimilikinya ketika sering ada pertunjukkan komedi di sana.
Menyeberang ke tahun 1937, saya sampai di Gedung Jurnalistik Antara yang sedang ada pameran 70 tahun Histori Masa Depan. Saya kembali ke detik-detik Proklamasi melalui pameran interaktif 13 untuk 17 dengan Yudhi Soerjoatmodjo sebagai kurator.
Kita tinggalkan era Kemerdekaan dan memasuki Pasar Baru di jam 4 sore yang berganti suasana dari toko kain dan pakaian siang hari ke pedagang kaki lima malam hari. Melewati Toko Kompak yang merupakan rumah Mayor Tionghoa pada zamannya, petualangan kita berlanjut ke Klenteng Hok Tek Bio yang dibangun tahun 1698. Dari sini kita lewat gang favorit saya, Gang Kelinci, yang ada Bakmi Aboen dan Cakwe Koh Atek, makanan saya sekeluarga dari kecil.
Tapi rata-rata kenangan saya tentang makanan dan ini postingan travel. Buat yang penasaran tentang makanan boleh intip postingan Lunchgetaway tentang kuliner Pasar Baru ya.
Now let's go for a walk.
Now let's go for a walk.
Mumun dari TravelnBlog in action mengenalkan para guide. |
Turun di stasiun Juanda yang sudah luar biasa bagus ini, kita diperkenalkan dengan guide kita dari Jakarta Walking Tour lalu dibagi dalam 2 kelompok. Guide kelompok saya Namanya Mas Chanda. (Iya serius nama guide saya Chanda dan yang disampaikannya juga serius sama seperti postingan blog ini). Sebelum jalan, kita dapat pengarahan: kalau nyebrang berbarengan, kalau mau jajan or ke toilet bilang dulu biar tidak ada yang hilang dan kalau mau shopping baju... Boleh dilakukan setelah tur selesai.
Gedung Santa Ursula |
Langkah kaki membawa saya kembali ke tahun 1857 ketika Gubernur Jendral Batavia ingin mengembangkan agama Katolik di Indonesia yang sebelumnya dilarang oleh pemerintahan Belanda. Dengan 7 orang suster dari Eropa (satu meninggal di perjalanan), Yayasan Santa Ursula mulai dibentuk dan akhirnya menjadi sekolah Katolik tertua di Indonesia dengan gedung pertama di Jl Juanda. Gedung TK dan SD Santa Ursula yang saya kunjungi ini dibangun pada tahun 1859.
Rasanya sudah lama ngga lihat bis surat, apalagi yang gaya Belanda begini. |
Dari sekolah yang hampir jadi sekolah si Dudu ini, saya menyusuri Jl. Pos ke tahun 1913. Gedung Filateli Jakarta dulunya digunakan sebagai kantor pos pada jaman Belanda. Ketika Pusat Kota dipindahkan dari Kota Tua ke daerah Juanda-Passer Baroe, kantor pos pusat ikut pindah. Ini karena komunikasi dianggap memegang peranan penting untuk pemerintahan Belanda sehingga kantor pos, yang biasanya nempel dengan kantor telegram, lokasinya harus di pusat kota. Di gang samping gedung ini ada penjual benda-benda pos seperti perangko, materai dan surat-surat serta piagam jaman dahulu.
Trivia: Kenapa kantor pos di Indonesia warnanya orange? Yang suka nonton bola pasti tahu jawabannya. Karena orange adalah warna nasional Belanda.
Gedung berikutnya adalah tempat yang sudah cukup familiar buat saya dan menyimpan banyak kenangan. Pertama masuk Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) ini adalah untuk nonton pertunjukan teater musikal berjudul Miss Kadaluwarsa tahun 2008. Tapi saya baru tahu bahwa gedung yang dulu dibangun dari bambu ini ternyata pernah jadi gedung kongres Pemuda (yg tidak mencapai kesepakatan) tahun 1926 dan gedung KNIP, Bahkan pernah jadi bioskop di tahun 1960an. Saat ini, GKJ sering menjadi tempat stand up comedy sehingga mengembalikan nickname "gedung tawa" yang dimilikinya ketika sering ada pertunjukkan komedi di sana.
Trivia: Kenapa disebut Pasar Baru? Ada dua versi asal usul nama Passer Baroe. Pertama karena pasarnya baru (setelah Tanah Abang dan Senen) dan kedua karena orang setempat salah melafalkan "brug" alias jembatan penghubung ke pasar yang melintas di Kali Ciliwung.
Gerbang masuk ke Pasar Baru |
Kita tinggalkan era Kemerdekaan dan memasuki Pasar Baru di jam 4 sore yang berganti suasana dari toko kain dan pakaian siang hari ke pedagang kaki lima malam hari. Melewati Toko Kompak yang merupakan rumah Mayor Tionghoa pada zamannya, petualangan kita berlanjut ke Klenteng Hok Tek Bio yang dibangun tahun 1698. Dari sini kita lewat gang favorit saya, Gang Kelinci, yang ada Bakmi Aboen dan Cakwe Koh Atek, makanan saya sekeluarga dari kecil.
Klenteng Hok Tek Bio yang penuh dengan lilin |
Perhentian terakhir adalah GPIB Pniel atau yang lebih dikenal dengan Gereja Ayam. Dimulai dari Chapel kecil yang dibangun tahun 1813, arsitek bangunan bersejarah ini adalah Marius J. Hulswit yang juga merancang dan menyelesaikan Katedral di Jakarta.
Kita kembali ke masa kini, lewat Jl. Pintu Air menuju Stasiun Juanda tempat pertama bertemu Jakarta Walking Tour. Sekarang kita lebih kaya dengan sejarah dan pengetahuan sekitar area Passer Baroe. Yang pulang naik bus ke Kemang mungkin akan dapat extra dose of nostalgic feeling dari lagu-lagu jaman Bee Gees dan Everly Brothers yang diputar sepanjang jalan.
But I'm back in the future, with this quote in mind.
Trivia: Kenapa penunjuk arah mata anginnya harus ayam? Dalam cerita Alkitab, Petrus diprediksi oleh Yesus bahwa dia akan menyangkal Tuhannya 3x sebelum ayam berkokok. Jaman di mana baca dan tulis belum umum, banyak rumah ibadah menggunakan simbol untuk bercerita. Karena itu ayam dipakai sebagai simbol.
Kita kembali ke masa kini, lewat Jl. Pintu Air menuju Stasiun Juanda tempat pertama bertemu Jakarta Walking Tour. Sekarang kita lebih kaya dengan sejarah dan pengetahuan sekitar area Passer Baroe. Yang pulang naik bus ke Kemang mungkin akan dapat extra dose of nostalgic feeling dari lagu-lagu jaman Bee Gees dan Everly Brothers yang diputar sepanjang jalan.
But I'm back in the future, with this quote in mind.
Baru tahu kalau kantor pos warna Oranye karena alasan itu ... wah, makasih banget. Banyak informasi tentang Pasar Baru yang baru saya tahu.
ReplyDeleteHarus ikut walking tournya Mba. Seru lho. Aku mau ajak anakku ikutan next time.
DeleteSeru ya ikut kegiatan seperti ini. Dapet informasi sejarahnya juga. Jadi pengen ikutan kalo ada lagi :D
ReplyDeleteKayaknya bisa di-request kalo kita bisa kumpulin orangnya deh Mba. 10-15 org gitu, Trus request turnya sama Jkt Good Guide
DeleteGmn cara ikutan walking tournya mba? Aku baru tau lhoo ni sejarah pasarbaru. Serasa bukan di pasarbaru, tp kyk diluar negri deh hahaha..
ReplyDeleteKalo mau ikutan bisa email ke jakartagoodguide@gmail.com atau hubungi Candha di 08567669954
DeleteWaah sepertinya seru ya jalan-jalan ke Pasar Baru.Taunya Pasar Baru itu ya buat belanja baju dan sepatu aja.Terakhir ke sana udah 4 tahunan lalu kali.Padahal juga sama-sama Jakarta ya..
ReplyDeleteSaya juga biasanya belanja doang Mba haha. Tapi gara-gara ini jadi tahu.
Deleteseru banget sih, kak, ikutan walking tour beginian di jakarta. jadi ngerti sisi lain ibu kota yang sehari-hari kurang kita perhatikan. ya ngga sih. trus trivianya asik, pengetahuan baru. hihihi ..
ReplyDeletesalam kenal yaaa .. :D
#BerbagiLewatKata | www.noerazhka.com
Emang seru nih. Aku pengen ikutan, dia ada versi Menteng juga.
DeleteSalam kenal ya :)
Baru tahu saya alasan kantor pos suka menggunakan warna orange
ReplyDelete