Pada zaman itu, blogging hanyalah sebuah hobby atau diary online. Dan tujuannya blogging, selain curhat adalah untuk mendokumentasikan kegiatan sehari-hari Dudu. Makanya nama blognya juga Andrew and me. Dudu dan saya.
Seiring berjalannya waktu, blognya berubah. Saya pulang ke tanah air, Dudu semakin besar dan tulisan semakin banyak. Bukan hanya tentang parenting atau ide nge-date di Jakarta, tetapi juga tentang kehidupan saya sebagai single mom. Lalu, saya mulai ambisi. Ketika menulis sudah tidak lagi menjadi pekerjaan utama, blog saya mulai jadi penghasilan. Alias saya jadi blogger part-time yang happy ketika diundang liputan dengan kewajiban menulis. Namun, karena blog saya adalah blog gratisan, undangannya juga jadi terbatas.
Ambisi yang kedua adalah punya blog lebih dari satu.
Bukan, saya bukan beternak blog. Hanya saja, niche yang saya tulis mulai berkembang. Saya mau kembali curhat, tetapi pakai bahasa Inggris. Tulisan-tulisan yang seharusnya saya publish di medium malah saya upload di blog anonim. Lalu tulisan traveling saya pisahkan sendiri di blog yang sampai saat ini galau mau pakai bahasa Inggris atau Indonesia. Akhirnya isi datewithdudu jadi tergantung mood saya. Saya mulai punya blog khusus issue parenting ketika Dudu memasuki usia remaja. Kalau di Andrew and Me ada suara Dudu, di blog Parenting Suka-suka, hanya ada perspektif saya. Blog terakhir yang bergabung adalah Satu Kata Sehari. Dibuat karena cuma mau ngomel tidak jelas, ketika menyadari bahwa setiap hari pasti ada saja hal yang ingin saya komentari.
Bukan beternak blog. Tapi bikin blogband. Haha. Garing ya. Emang.
Bukan beternak blog. Tapi bikin blogband. Haha. Garing ya. Emang.
Saya sering ditanya, bikin blog mulai dari mana? Jawaban saya adalah mulai dari niat dan komitmen. Sama seperti memulai satu hubungan atau satu keputusan yang akan mempengaruhi hidup, kita harus siap merawat blog kita. Ketika Saya mendapatkan job sebagai blogger, dan banyak yang tanya kok bisa, jawabannya ya karena Saya ngeblog sudah dua dekade. Branding dan portfolio tidak dibangun instant dalam semalam. Nggak hari ini bikin blog, besok dapat job.
Tantangan terbesar adalah menghadapi media online dan demand untuk jadi konten kreator.
Tapi karena Saya tidak telaten bikin video, dan tipe manusia yang lebih fokus membaca daripada nonton short clips, yang kedua tidak jadi masalah. Tidak tergoda pindah karena memang tidak bisa. Sudah pernah dicoba dan hasilnya hanya puluhan draft bertengger di akun media sosial saya.
Bagaimana dengan media? Media online resmi tentunya bukan saingan. Yang jadi masalah adalah ketika beberapa orang tidak bisa membedakan blogger dengan wartawan abal-abal yang meminta uang dari narasumber atau penyelenggara acara. Tapi ya karena saya biasanya hadir atas undangan komunitas, hal ini belum berdampak langsung pada kegiatan saya sebagai blogger.
Tantangan internal, alias dari diri sendiri, adalah yang tersulit. Komitmen dan konsistensi untuk terus mengupdate blog, setidaknya sebulan sekali. Dulu ambisinya seminggu sekali, lalu saya mulai menulis fiksi serta aktif di komunitas. Semuanya jadi terbengkalai. Yang realistis sajalah. Sebulan sekali. Blog ada lima seperti balonku, dari pada meletus satu kita jaga semuanya tetap update dengan mengisinya sebulan sekali.
Bagaimana dengan media? Media online resmi tentunya bukan saingan. Yang jadi masalah adalah ketika beberapa orang tidak bisa membedakan blogger dengan wartawan abal-abal yang meminta uang dari narasumber atau penyelenggara acara. Tapi ya karena saya biasanya hadir atas undangan komunitas, hal ini belum berdampak langsung pada kegiatan saya sebagai blogger.
Tantangan internal, alias dari diri sendiri, adalah yang tersulit. Komitmen dan konsistensi untuk terus mengupdate blog, setidaknya sebulan sekali. Dulu ambisinya seminggu sekali, lalu saya mulai menulis fiksi serta aktif di komunitas. Semuanya jadi terbengkalai. Yang realistis sajalah. Sebulan sekali. Blog ada lima seperti balonku, dari pada meletus satu kita jaga semuanya tetap update dengan mengisinya sebulan sekali.
Nulis blog 20 tahun, pencapaiannya apa?
Lah, ya konsistensi ini pencapaiannya. Kalau ada yang bertanya, saya kasih link postingan blog. Kalau saya lupa mau cerita apa, atau bagaimana detailnya, saya cek dulu di blog. Blog dari satu jadi lima, penulisan yang membaik, blog yang bisa mendatangkan uang meski bukan TLD, dapat teman-teman seru di komunitas blogging. Semuanya itu pencapaian. Saya mengukurnya bukan pakai ranking, PV, atau rupiah. Tapi pekerjaan yang saya dapatkan, karena saya adalah portfolio. Kenangan yang bisa saya simpan, karena saya adalah diary. Branding yang saya bangun, karena blog adalah bukti konsistensi saya dalam menulis.Terakhir, tentu pertemanan yang saya miliki, karena blog adalah penyambung tali silaturahmi.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.