“Just how many pictures are you taking on the road?”
Komentar Dudu kesekian kalinya ketika saya memfoto jalanan.
“Well, most of them are. I just love being on the road.”
Salah satu yang paling bermakna adalah kemarin, ketika kami pindah kota dari Dallas ke Houston. Perjalanan 3,5 jam yang jadi sedikit lebih panjang karena mampir dulu ke Waco untuk tur keliling Baylor University. Ya, soalnya tujuan utama Dudu mudik kan untuk melihat-lihat universitas di Amerika Serikat. Apa yang membuat road trip tersebut jadi memorable moment buat kami berdua?
Dudu jadi Navigator
Ketika terakhir kami berdua road trip di Midwest, Dudu hanya sebagai penumpang yang duduk di carseat kursi belakang. Sekarang anaknya sudah duduk di kursi penumpang dan bertugas membaca peta di handphone. Mungkin next time kita sudah bisa gantian nyetir.
Dari masalah baca peta ini kita menemukan banyak insight tentang cara kita berkomunikasi. Ketika Dudu mengarahkan kanan dan kiri, yang kadang terbalik itu, saya lebih paham kalau diarahkan dengan nomor exit serta arah mata angin. Jadi daripada “belok kanan”, biasanya saya lebih paham kalau dibilang “I45 South”. Sempat menimbulkan ketegangan kecil diantara kita berdua karena saya bolak-balik hampir salah exit, tapi kita tetap sampai ke kota tujuan dengan selamat.
Detour sedikit demi pemandangan
Jadi, sebenarnya jalan terdekat dari Waco ke Houston adalah melewati Highway 6S dan US 290E. Namun saya mengambil jalanan yang sedikit memutar agar mendapatkan pemandangan lebih unik dibandingkan naik highway yang besar, yaitu melewati TX-164E.sebelum masuk ke Highway I45. Pemandangan sepanjang jalan ini, selain menunjukkan ke Dudu ada apa di luar sana, juga bisa jadi bahan diskusi karena banyak hal aneh yang ditemui di jalan. Misalnya kincir angin raksasa yang terletak tepat di tepi jalan atau truk macam transformers terdampar. Lalu juga kota-kota kecil yang hanya memiliki beberapa ribu penduduk.
Hujan & Pelangi
“Mah, itu ada rainbow.”
Saya yang sedang menyetir jadi heboh sendiri. Mendekati area greater Houston, pelanginya muncul. Lalu disambut dengan hujan deras dan macet.
“Aku baru pernah melihat 2 pelangi dengan jelas. Ini yang kedua.”
“Memang satu lagi kapan?”
“Di Apartment.”
“Emang ada di Indonesia?”
Dan ternyata memang dia pernah melihat pelangi dari jendela apartemen kita di Indonesia. Hal-hal seperti ini justru baru ketahuan ketika kita road trip barengan.
“Ayo kita ke ujung pelangi yang di sana itu, nanti ada emas.”
Dudu menatap saya dengan aneh. Lalu kemudian menjawab, “kenapa tidak ujung yang satunya, Mah? Yang di ujung sana kan gelap pasti hujan.”
Dan sejenak kemudian, kita berdua harus melintasi badai yang mendadak muncul semakin dekatnya kita dengan Houston.
Buat saya, road trip ini seru karena kita berdua stuck dalam satu mobil dan jadi bisa ngobrol. Lalu bisa punya shared memories baru, dan ketika anak sudah sebesar Dudu sekarang, bisa diajak berpartner dalam perjalanan. Baik secara navigasi atau diskusi mau makan apa dan berhenti di mana. Banyak pengalaman baru juga yang bisa didapatkan seperti menyetir dalam hujan, mencari bensin murah dan parkir yang lumayan tricky.
Jadi tidak sabar buat jalan lagi.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.