02 January 2022

Mencari Comfort Food di Claypot Popo

Makanan di sini comfort food banget!

Begitu komentar yang kerap mucul waktu mendengar soal Claypot Popo. Tempatnya selalu ramai, harganya murah dan makanannya sederhana. Jadi penasaran mau coba.

Emang apaan sih Comfort food?


“Makanan yang disiapkan secara tradisional, biasanya memiliki nilai sentimental atau nostalgia.” (https://www.merriam-webster.com/)

Setiap orang punya comfort food yang berbeda. Kalau saya, karena dari kecil suka makan nasi anget, telor kecap dan cumi asin, kayaknya itu deh comfort food saya. Kalau Dudu? Hm… Kalau ditanya “mau makan apa?” seringnya dijawab Hoka-hoka Bento. Chicken Katsu. Atau Sosis goreng biasa. Comfort food memang biasanya simple.

Claypot Popo sedikit berbeda dengan claypot yang saya kenal. Claypot sendiri ada teknik memasak dengan mangkuk tanah liat yang mampu menjaga rasa dan aroma makanannya. Biasanya dihidangkan panas dalam mangkuk tertutup. Lalu makannya jadi harus menunggu karena nasi-nya tak kunjung dingin haha. Karena itulah pas mampir ke Claypot Popo dan mencoba makanannya, saya sedikit bingung. Makanan disajikan di claypot terbuka, lalu selain nasi, ada menu misua dan locupan juga.


Lokasinya di Blok M Square, dari luar seperti hidden gem kaki lima di Hongkong. Pintunya kecil dan mau masuk harus mengantri. Restorannya ada di lantai dua. Di tengah pandemi seperti ini, di mana kapasitas restoran dibatasi hanya setengahnya, jadi lebih sulit mendapatkan tempat duduk. Tapi yang namanya masakan claypot kan harus dimakan selagi hangat dan di mangkuk tanah liatnya ya. Jadi, buat saya pesan antar bukan pilihan. Kecuali saya punya claypot sendiri di rumah.

Pesanan kami ada Claypot Sapi Cah Bawang Putih (42k) dan Claypot Misua Tahu Telor Asin (28k) yang katanya paling recommended. Mau pesan kopi tarik, sayangnya hari itu sold out. Kedua makanan tersebut datang dalam claypot terbuka berwarna biru sedikit abu-abu. Kesan pertamanya “kok beda?” haha. Tapi ternyata rasanya enak. Yang Claypot Sapi Cah Bawang Putih lebih mengena buat saya dan Dudu karena pakai nasi hangat, daging plus saus yang membuat nasinya jadi lebih lembek. Yang Claypot Misua Tahu Telor Asin, meskipun katanya ini yang paling populer dan paling value for money karena harganya murah, agak asing di lidah. Buat yang penasaran, Claypot Popo ini halal ya.


Worth it? Well, kita berdua sih suka. Meskipun bukan "comfort food" buat saya dan Dudu. Tapi kalau datang ke sini mungkin lain kali perlu cari waktu yang lebih tepat agar tidak ramai. Datang jangan weekend pas jam makan siang. Kalau bawa mobil sendiri mendingan parkir di gedung lalu jalan kaki daripada muter-muter Blok M Square cari parkiran.

Atau, beli claypot. Jadi bisa makan di rumah.

1 comment:

  1. Aku belum pernah makan LGS di sana mba, tapi pernah coba delivery, pas kebetulan staycation di daerah Cikini. Tapi syukurnya rasa masih enak 😄. Aku oesen yg misua telur asin Krn memang suka bgt Ama misua.

    Jadi penasaran utk makan LGS di sana sih. Dulu tahu Claypot Cici dari temen yg bilang rasanya enak. JD penasaran apalagi pake misua plus telur asin pulaaaa 😄👍

    ReplyDelete

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.