20 June 2018

Kampung Halaman Dudu

Kota kelahiran Dudu letaknya sekitar 6 jam dari Gotham City dan 4,5 jam dari Metropolis. Dan kita masih menyimpan mimpi untuk suatu hari kembali lagi ke sana. 


Tema ODOP yang kali ini agak sulit: Mudik. Soalnya saya sebenarnya tidak punya kampung halaman. Jaman kuliah dulu, ada satu kelas antropologi yang saya ambil, di mana orang-orang seperti saya ini disebut “lost generation”. Tidak punya kampung halaman, tidak bisa bicara bahasa asli dan sudah kurang lebih terputus sejarahnya dengan nenek moyang. Tapi sudah beberapa tahun belakangan ini, mudik identik dengan kembali ke Jakarta yang sepi, jalanannya lancar dan langitnya lebih cerah.

Mudik saya hanya dari Kelapa Gading ke Depok, setelah makan opor dan berhasil melewati obrolan kepo di meja makan Tante haha.

Kalau mudik maksudnya pulang, maka ketika Lebaran datang, saya sering bertanya-tanya mau mudik ke mana? Yang paling sering jadi tujuan tentu saja “kampung halaman” Papa di Semarang. Pernah juga ke kampung halaman Dudu di Amerika, meski bukan ke kota kelahirannya.

Oh, Dudu dari Amerika. Di mananya?
Missouri


Habis itu yang bertanya diam. Berpikir sebentar lalu memutuskan untuk kembali bertanya.

Di mana tuh?
Di kampung.
Hah?
Iya beneran kampung, isinya cuma sapi, domba dan ladang jagung. Penduduknya cuma 120rb.
Emang ada Amerika yang begitu?
Kayaknya kamu kebanyakan nonton film Hollywood deh.


Bukan California, meski saya pernah beberapa kali ke sana. Bukan New York juga. Satu negara bagian di tengah-tengah Amerika Serikat, yang akhir-akhir ini mulai dikenal orang sebagai kampung halaman StarLord alias Peter Quill di Guardians of the Galaxy. Penyebutannya bisa /mi-sou-ri/ atau /mi-ze-ry/ atau yang ekstrim suka bilang /mi-zu-rah/. Ibukotanya Jefferson City, meskipun orang akan lebih kenal St. Louis dan Kansas City. Peter Quill dari St. Charles dan Dudu dari Columbia. 

 

Mudik ke kampung halaman Dudu adalah tantangan tersendiri karena sulitnya transportasi ke sana. Dari Jakarta, kami harus naik pesawat sekitar 20+ jam ke Los Angeles. Lalu untuk ke kota kelahirannya, dari Los Angeles tukar yang domestik sekitar 3,5+ jam ke St. Louis kalau beruntung dapat yang non-stop. Dari St. Louis dilanjutkan naik mobil sekitar 2 jam ke Columbia. Jarak St. Louis ke Columbia sekitar 200km atau kurang lebih sama dengan Jakarta - Cirebon.

Perjalanan yang masih ada dalam rencana saya, karena Dudu mau melihat rumah sakit tempat dia dilahirkan. Satu dekade yang lalu itu mudiknya hanya sampai Texas dan Arizona, karena memang sudah tidak ada siapa-siapa di Missouri. 




Selain karena Dudu mau melihat rumah sakit, saya pribadi ingin kembali ke Columbia yang juga sudah saya anggap sebagai kampung halaman saya. Tempat tujuan merantau yang tiba-tiba sudah jadi rumah kedua. Ibarat teman-teman saya yang mudik karena kangen masakan Mama, saya juga kangen Chipotle dan Shakespeare’s Pizza. Makan sandwich di Panera dan minum kopi di neighborhood coffee shops yang buka dari pagi. Menghabiskan Minggu siang makan buffet di restoran Chinese atau di Casino terdekat. Brunch di Heidelberg yang sebenarnya bar tapi entah gimana waktu itu Dudu bisa ikut.

Belom lagi saljunya atau daun-daun berguguran setelah sekitar sebulan berubah warna. Perpustakaan super lengkap yang dirancang untuk anak-anak dan Walmart 24 jam yang bisa jadi alternatif jalan-jalan.

Hahaha. Jadi semakin ingin mudik.

3 comments:

  1. Pipinya itu loh mbak, masih kecil ndut ya. Jadi pingin njawil aja itu pipi

    ReplyDelete

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.