17 January 2018

Menjadi Single Mom Bagi Kids Jaman Now

Seorang teman saya bertengkar dengan anaknya yang masih duduk di kelas 3 SD. Dudu yang kebetulan ada di lokasi diminta tolong untuk menasihati si anak agar mau mendengarkan perkataan orang tuanya. Tapi, Dudu malah menjawab, “Om, aku tidak tahu permasalahannya jadi aku tidak bisa mengatakan siapa yang benar. Bisa saja Om yang salah. Aku harus tahu dulu bagaimana ceritanya.”


Let me introduce you to “Kids Jaman Now” yang kerap jadi bahan pembicaraan dengan sikap mereka yang cuek terhadap lingkungan tapi peduli teknologi. Kurang paham etika tapi hafal lokasi cafĂ© dengan wi-fi. Anak-anak yang hidup serba instant, kalau buat PR tinggal Googling dan baca Wikipedia.


Memang benar begitu? Well, biar adil, saya tanya si Dudu (11 tahun). Menurut dia, seperti apa sih Kids Jaman Now? Ini ciri-cirinya:

  1. “Anak-anak ABG main gadget, yang kalau jalan bisa tabrakan kalau mereka terlalu fokus. Tapi aku rasa mereka belum segila itu.”
  2. “Susah dikontrol karena mereka akan selalu meminta sesuatu yang baru. Jika Handphonenya rusak mereka akan complain dan minta handphone yang baru.”
  3. “Pakai kacamata karena terlalu sering main gadget.”
  4. “Susah keluar rumah karena hanya mau main di rumah yang ada wifi.”
  5. “Bertarung sama ibunya dan ayahnya juga. Ya karena hal-hal yang berbeda.”
Yang jadi pertanyaan tentu saja bagaimana kita sebagai orang tua menyikapi perkembangan Kids Jaman Now ini?
Saya selalu merasa kalau hubungan saya sebagai orang tua dengan Dudu sebagai anak itu anomali. Dan saya tidak pernah berani mengajukan gaya parenting saya sebagai percontohan karena apa yang saya putuskan dan lakukan ini biasanya berbeda jika dibandingkan dengan teman-teman lainnya. Selain mungkin karena saya seorang single mom yang membesarkan anak sendirian, usia kami berdua juga tidak terlalu jauh bedanya. Waktu Dudu lahir, saya baru berusia 22 tahun. Walaupun saat itu sepertinya tidak ideal, tapi ternyata di jaman now, usia yang masih muda ini membuat saya bersyukur karena saya bisa jadi orang tua jaman now hahaha.

Atau kalau di dunia Ke-Koreaan, saya menyebutnya Mama Jaman Jigeum.

Jadi, apa yang saya lakukan sebagai orang tua jaman now?

Pertama, saya tidak pernah berbohong. Kalau Dudu minta mainan, saya selalu bilang sedang tidak ada uang untuk beli mainan. Tidak ada alokasi budget ke sana. Kalau untuk makan ada, untuk nonton ada, tapi untuk beli mainan, kita sedang tidak punya uang lebih karena yang kerja cuma Mama dan uangnya dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dulu. Setelah Dudu lebih besar dan mengerti tentang gajian, maka saya jadikan dia bagian dari diskusi. Begitu juga kalau dia mau beli game yang saya tidak setuju (biasanya) karena terlalu sadis. Saya berikan opini saya, dan mengutarakan ketidaksetujuan saya. Tidak boleh pakai uang saya. Kalau mau pakai uangnya sendiri ya silahkan, tapi saya tetap bilang kalau saya tidak suka dia beli game itu.

Keputusan akhirnya tetap ada di Dudu.

Which brings us to point number two: power alias wewenang. Sampai kapan, kita sebagai orang tua mau mengatur anak? Semakin besar, kids jaman now akan menganggap kalau orang tua hanya mengutarakan pendapat, bukannya memberi perintah dan larangan. Jadi, semakin anak besar, semakin banyak wewenang yang harus dilepaskan.

Ketika harus melepaskan anak membuat keputusan sendiri, dan menurut kita salah, jangan langsung emosi. “Sebaiknya jangan langsung emosi, lalu ambil palu dan smash handphonenya,” saran Dudu. Di “Jaman Now,” yang namanya emosi memang mengacaukan segalanya dan celakanya, mudah disulut oleh teknologi. Informasi instant membuat reaksi jadi spontan juga. Seperti Dudu di awal postingan ini, coba cari tahu dulu ceritanya.

Karena butuh tahu ceritanya jadi we have to spend time with our children. Sempatkan  pergi berdua, traveling berdua atau nonton berdua. Saya selalu berusaha menyempatkan pergi #DateWithDudu di akhir pekan karena Senin sampai Jumat saya kerja full-time. Bangun bonding dengan ikut nonton kartun kesukaannya di hari Minggu pagi (misalnya) lalu obrolan kita jadi nyambung. Saya dan Dudu beruntung karena usia yang tidak terpaut jauh, kita masih punya banyak kesukaan yang sama seperti Doraemon, Detektif Conan dan film-film adaptasi game macam Resident Evil dan Assassin’s Creed. Biasanya yang dia baca saya juga paham. Tidak semuanya saya suka memang, tapi karena saya single mom, mau tidak mau saya harus mengawasi apa yang dia lihat dan nonton di luar sana. 




Pergi ngedate bisa macam-macam: nonton, karaoke, pergi ke pameran buku ataupun toys fair
Ketika saya tanya Dudu, apa yang harus dilakukan orang tua jaman now untuk anak-anak mereka, Dudu bilang begini:

“Ajak mereka main di luar, tapi kalau teman-temannya juga kids jaman now, akan susah karena mereka semua main handphone di dalam rumah. Kalau sudah begitu, harus ada meeting ibu-ibu yang membicarakan anak-anak mereka.”

Maksudnya kita harus kompak memotivasi Kids Jaman Now untuk lebih banyak main bersama dan berteman di luar? Ih, Dudu kok bijak?

“Iya soalnya di rumah aku tidak ada wi-fi jadi aku terpaksa main ke mall, mencari wi-fi.”

Yah, kirain.

1 comment:

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.