11 January 2023

Akhirnya Adopsi Dua Ekor Kelinci

Selalu ada hikmah yang bisa diambil dari setiap kejadian.
Tergantung bagaimana kita melihatnya.


Beberapa waktu lalu, di komunitas saya, ada yang sempat sharing menanamkan tanggung jawab dengan memelihara binatang. Sebagai seorang ibu tunggal, si pembuka topik mengungkapkan bahwa keluarga yang tidak lengkap membuatnya sulit mengajarkan seorang anak laki-laki untuk bertanggung jawab. Sempat dapat resistensi dari ibu tunggal yang lain, yang mengatakan bahwa mantan suaminya tetap menjadi seorang laki-laki tidak bertanggung jawab walaupun memelihara banyak exotic pets di rumah keluarganya.

Sebagai ibu tunggal dengan seorang anak laki-laki, saya merasa tersindir. Lalu saya penasaran dengan teori binatang peliharaan dan akhirnya membawa dua ekor kelinci pulang ke rumah.



Bukan karena tanggung jawab sih. Soalnya, menurut saya, Dudu termasuk yang bertanggung jawab dalam mengerjakan pekerjaan rumah, penggunaan gadget dan pengaturan uang yang diberikan baik yang berbentuk saldo e-wallet maupun uang cash. Tapi karena Dudu bilang dia merasa kesepian.

Ya, apapun itu, saya dan Dudu sekarang memelihara dua ekor kelinci. Namanya Sentaro dan Arisu.


Kedua kelinci ini diadopsi dari seorang kenalan yang memang pelihara kelinci. Kelincinya punya anak terus jadi biasanya sering banyak dibagi-bagi secara berkala. Jadi ketika Dudu ingin punya pets, saya ikutan daftar sebagai adopter. Kelincinya ada dua ekor. Satu yang berwarna cokelat dan putih, lalu satu lagi hitam putih. Sentaro yang cokelat dan putih, lalu Arisu yang hitam putih.

Itu pun, ada yang bertanya: “Kelinci nanti gampang mati, malah jadi kasihan nggak?”

Saya pernah pelihara kelinci waktu saya kecil, dan mereka hidup sampai lama. Mati karena diserang kucing. Sekarang kita coba lagi. Kenapa kelinci? Soalnya tidak high maintenance. Kelincinya langsung kita adopsi, makanan bisa rumput di halaman dan kelinci tidak perlu mandi atau grooming. Kelinci juga tidak perlu diajak jalan-jalan secara rutin. Asal tidak kaget terus, tidak stress dan tidak salah makan, harusnya aman.

Total biaya yang saya keluarkan di awal untuk memelihara dua ekor kelinci adalah Rp 353,000



Hasilnya apa?

Dudu bukan tipe yang main sama kelinci. Paling dia kasih makan, elus-elus dan sudah. Habis itu ditinggal main game lagi kelincinya. Jadi yang lebih dekat dengan kedua kelinci ini adalah saya. Mereka sering menemani saya WFH, duduk di bawah meja kerja. Atau menemani saya nonton Super Junior di TV saat akhir pekan.

Okelah kalau memang bukan untuk tanggung jawab, tapi Sentaro dan Arisu ini berguna untuk emotional support. Meskipun riset menyebutkan bahwa emotional support animal ini tidak sama dengan binatang peliharaan, tapi kelinci di rumah bisa jadi penggembira tersendiri. Kenapa?



Kelinci ini memberikan sense of purpose. Ada yang harus diurus, wajib bersihin kandang soalnya nanti dia sakit. Harus kasih makan dan harus diselamatkan kalau kehujanan di halaman belakang. Tanggung jawab yang sedikit berbeda dengan penggunaan uang. Mengurus seekor makhluk hidup alias bertanggung jawab atas hidup makhluk lain ini membawa cerita berbeda.


Kelincinya makan apa? Tidurnya gimana?
Haha, ntar dibuat postingan berikutnya ya.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.