13 February 2021

Mengenalkan Peluang Kerja Green Jobs Kepada Anak Indonesia

Beberapa waktu lalu, saya dan Dudu ngobrolin cita-cita. Pertanyaan yang akan terus selalu ada. “Kamu mau jadi apa?” Waktu TK, Dudu mau jadi Nelayan (atau yang dia sebut Pemancing). Waktu SD pindah haluan jadi Youtuber Game karena dia suka main game. Spesifik banget ya. Sekarang sudah SMP malah tidak tahu mau jadi apa. 

Menyadari bahwa cita-cita seorang anak muncul dari hal-hal yang ada di sekelilingnya, saya merasa wajib mengenalkan konsep dan peluang green jobs kepada Dudu, anak saya yang sekarang sudah berusia 14 tahun ini. Soalnya, tak kenal maka tak sayang.
Mama: Mau coba di sektor green jobs?
Dudu: Apa itu green jobs?
Mama: Yang berhubungan dengan sustainability.
Dudu: Tukang sampah?
Mama: Nggak harus sampah sih.
Dudu: Kalau begitu petani?
Mama: Urban Farming dong. Kan di tengah kota, di atap rumah gitu keren.
Dudu: Itu tetap saja disebut dengan petani, Ma.

Petani kebun sendiri sedang panen jeruk

Perubahan cita-cita si Dudu yang lumayan drastis dari Nelayan jadi Youtuber ini tentunya tidak lepas dari perkembangan teknologi. Anak saya masih merasakan jaman Nokia 3310, ketika telepon ya kalo nggak buat telepon ya buat SMS sama main game snake. Sekarang Dudu yang SMP mau naik SMA ini belum punya cita-cita baru yang dia yakin pasti mau diikuti. Makanya, begitu saya mendengar tentang green jobs ini saya merasa harus ikut webinarnya dan memperkenalkan jenis pekerjaan ini ke Dudu.

Di Indonesia, green jobs masih struggling karena konsep energi terbarukan dan berkelanjutan masih menjadi konsep yang asing. Begitu kata Siti Koiromah, Periset di Coaction Indonesia di webinar yang saya ikuti. Webinar #SelasaSharingISB dari Komunitas Indonesian Social Blogpreneur dengan tema “Memahami Green Jobs & Peluangnya di Indonesia” itu memberikan pengertian lebih jelas tentang apa itu green jobs. Bukan sekedar menanam di atap rumah atau jadi teknisi solar panel. Tapi juga bukan harus jadi peneliti bawah laut dan ilmuwan penemu renewable energy. Ya, kalau bisa boleh sih.

Menurut data The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), perubahan iklim akan membawa dampak buruk bagi Produk Domestik Bruto (PDB) Asia Tenggara pada 2050. Yang terburuk di dunia. Untuk Indonesia yang lebih bersih, peluang kerja green jobs bagi anak muda haruslah menjadi pilihan. Apalagi, menurut data yang dirilis oleh Koaksi Indonesia, peluang pekerjaan green jobs ini meningkat 50x pada akhir 2040. Intinya, ini adalah pekerjaan masa depan. Kalau Dudu yang 5-10 tahun lagi akan terjun ke dunia pekerjaan, tentunya green jobs adalah bidang yang tepat. Tapi membaca presentasi yang diberikan, saya jadi berpikir, yah, semuanya engineers. Geothermal, hydropower, bio energy solar PV dan wind power. Saya dan Dudu yang lebih berjiwa kreatif ada harapan?

Jawabannya ada.

Jenis-jenis Green Jobs (photo by Koaksi Indoensia)

Green Jobs adalah pekerjaan yang berkontribusi untuk pelestarian alam dan lingkungan. Yang paling umum dan mudah ditemukan di Indonesia ya petani. Soalnya Indonesia kan negara agriculture. “Tapi bisa juga misalnya sebagai pemilik online shop. Ketika membungkus paket, bisa menggunakan bungkusan ramah lingkungan. Atau menjual barang-barang yang terbuat dari bahan organic ramah lingkungan,” jelas Siti Koiromah.

Berkerja di kantor yang mendukung pelestarian lingkungan pun sudah termasuk “green jobs”, meskipun posisi kita lebih administrative dan bersifat mendukung. Misalnya arsitek yang merancang gedung eco-friendly atau building manager di gedung ramah lingkungan.

Sampai sini, saya mendapat tatapan bingung anak SMP yang hari-harinya dipenuhi game Fortnight, ngobrol sama teman lewat discord dan nonton anime di Netflix. Peluangnya ada, tapi kalau anak-anak mudanya belum paham apa itu green job, mereka tidak akan menjadikannya pilihan. Jadi, PR saya sekarang adalah memberikan gambaran secara nyata melalui aksi sederhana di rumah. 

Urban Farmer bisa dimulai dengan berkebun di rumah

Pandemi Corona yang berkepanjangan memaksa saya dan Dudu ‘pulang’ ke rumah orang tua setelah bertahun-tahun tinggal di apartment. Jadi kami bertemu lagi dengan kebun dan bisa jadi petani di akhir pekan. Suburban Farming, soalnya rumah orang tua saya adanya di pinggiran Jakarta. Di rumah ini, sejak kecil, Dudu akrab dengan menanam, panen dan makan dari hasil kebun sendiri.


Tanaman nanas kesayangan di kebun belakang

Petani rumahan waktu panen ubi

Solar Cell Technician bisa dimulai dengan mematikan lampu
Mama: Kamu tahu nggak solar panel itu apa?
Dudu: itu kan panel yang bisa mengubah matahari jadi tenaga listrik.
Mama: Kalau pekerjaan yang berhubungan dengan solar panel apa?
Dudu: Ya, maybe solar panel engineer. Fixing solar panel.
Menggunakan tenaga surya ini bisa dijelaskan secara sederhana lewat mematikan lampu di siang hari. Atau dengan mengajak anak menjemur pakaian, daripada menggunakan dryer ketika matahari sedang bersinar. Selain membantu anak mandiri dan bertanggung jawab, hal-hal kecil ini juga mengajarkan anak tentang hemat energi.

Waste Management Startup bisa dimulai dengan memilah sampah di rumah
Saya sering membuang ampas kopi ke kebun rumah sebagai pupuk. Sampah buah juga dibuang ke kebun belakang untuk jadi makanan burung liar di sekitar rumah yang sering mampir di pagi dan sore hari. Sampah kertas didaur ulang jadi coret-coretan dan bisa dijadikan pengganti bubble wrap untuk pengiriman barang. Jadi tidak semua sampah itu harus dibuang. Beberapa bisa digunakan kembali. Botol plastik bisa jadi pot. Selain itu kalau ada acara yang berkaitan dengan lingkungan saya sering mengajak Dudu ikut, jadi setidaknya dia paham konsep memilah sampah. Siapa tahu nanti jadi ide untuk membuat Waste Management Startup sendiri.

Mengajak Dudu ke acara yang mengajarkan memilah sampah

Setidaknya, dengan anak familiar dengan konsep green jobs melalui kegiatan sehari-hari, Dudu bisa menjadikan peluang yang ada ini pilihan untuk cita-citanya di masa depan.

2 comments:

  1. mengajarkan ke anak sejak dini bikin dia juga jadi peduli sama lingkungan ya.

    ReplyDelete
  2. Green job bisa dimulai dari rutinitas sehari-hari di rumah, seperti hemat air, hemat energi, minimalisir sampah.
    Anak jadi makin sadar pentingnya menjaga lingkungan dan lebih mudah diaplikasikan.

    Seruunya diajak panen ubii

    ReplyDelete

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.