Hal tersebut sejujurnya pernah melintas di benak saya. Maklum, Andrew pertama naik panggung usia 2 tahun ketika acara final Parenting Cover Hunt. Sekarang, 8 tahun kemudian, dia kembali ikut naik panggung untuk acara yang diadakan oleh Ayahbunda dan Parenting Indonesia. Kembalilah rutinitas kita, datang pagi sebelum mall buka, gladi resik, di tengah mall yang sepi lalu make up di backstage dan akhirnya mulai peragaan busana. Tapi dalam rentang 6 tahun Andrew wara-wiri di catwalk, saya merasa lebih banyak hal yang bisa dipelajari daripada dikhawatirkan. Bayangkan saja, satu ketika, Andrew bisa gladi resik lalu ke sekolah dan pulang sekolah baru naik panggung. Dalam satu moment itu saja, dia belajar, disiplin dan konsistensi. Untuk yang masih ragu, coba disimak pengalaman kita berdua keliling mall belum buka dan apa yang bisa dipetik dari sana.
Audisi
Proses audisi fashion show beragam. Ada yang bisa lewat foto, ada yang harus audisi jalan juga. Ada juga yang audisinya berbentuk lomba modelling. Jadi, untuk yang mau mencoba masuk ke dunia ini, ada baiknya ikutan lomba dan mulai kenalan sama panitia dan agency yang biasanya ada di sana. Audisi ini penting, terutama yang pakai datang dan berjalan, soalnya anak jadi belajar berkompetisi, belajar gagal dan belajar untuk tidak menyerah.
Fitting
Biasanya kalau sudah terpilih, anak akan diminta fitting sebelum show. Fitting ini bisa sehari bisa seminggu sebelum acara. Di beberapa show, fittingnya bahkan di hari-H, diantara gladi resik (GR) dan show karena brand yang bersangkutan memiliki toko di mall tersebut. Di fitting ini, anak diajarkan untuk menghargai “barang pinjaman.” Belajar rapih juga karena setelah fitting kita wajib mengembalikan baju yang sudah dicoba ke panitia (fitter) untuk ditandai. Selain itu, pada saat fitting biasanya anak tidak bisa memilih baju jadi mereka akan belajar mengikhlaskan jika dress yang dipakai temannya lebih lucu dibandingkan yang dipakainya. Bukan cuma anak, biasanya para Mama juga suka “iri hati” melihat pemilihan baju.
Gladi Resik (GR)
Yang ini penting. Biasanya dilakukan pagi-pagi sebelum mall buka karena ya, kalau mall sudah buka kan ada pengunjung. Selain berantakan, kesannya kita menunjukkan bahan mentah pada (calon) penonton. GR ini penuh pengorbanan karena kita harus datang pagi, biasanya jam 7, dan harus cari tahu pintu mana yang sudah dibuka. Terkadang kita harus naik eskalator yang belum menyala atau terjebak di parkiran karena pintu masuk mall dari basement belum dibuka. GR mengajarkan disiplin. Selain tidak boleh kesiangan, GR juga dibatasi waktunya. Kalau acara seperti Jakarta Kids Festival kemarin, yang GR bukan hanya yang fashion show, tapi performers lainnya juga. Jadi anak harus serius agar tidak keseringan diulang dan menyebabkan keterlambatan.
Proses audisi fashion show beragam. Ada yang bisa lewat foto, ada yang harus audisi jalan juga. Ada juga yang audisinya berbentuk lomba modelling. Jadi, untuk yang mau mencoba masuk ke dunia ini, ada baiknya ikutan lomba dan mulai kenalan sama panitia dan agency yang biasanya ada di sana. Audisi ini penting, terutama yang pakai datang dan berjalan, soalnya anak jadi belajar berkompetisi, belajar gagal dan belajar untuk tidak menyerah.
Fitting
Biasanya kalau sudah terpilih, anak akan diminta fitting sebelum show. Fitting ini bisa sehari bisa seminggu sebelum acara. Di beberapa show, fittingnya bahkan di hari-H, diantara gladi resik (GR) dan show karena brand yang bersangkutan memiliki toko di mall tersebut. Di fitting ini, anak diajarkan untuk menghargai “barang pinjaman.” Belajar rapih juga karena setelah fitting kita wajib mengembalikan baju yang sudah dicoba ke panitia (fitter) untuk ditandai. Selain itu, pada saat fitting biasanya anak tidak bisa memilih baju jadi mereka akan belajar mengikhlaskan jika dress yang dipakai temannya lebih lucu dibandingkan yang dipakainya. Bukan cuma anak, biasanya para Mama juga suka “iri hati” melihat pemilihan baju.
GR di atas panggung |
Biasanya ada briefing di backstage juga |
Yang ini penting. Biasanya dilakukan pagi-pagi sebelum mall buka karena ya, kalau mall sudah buka kan ada pengunjung. Selain berantakan, kesannya kita menunjukkan bahan mentah pada (calon) penonton. GR ini penuh pengorbanan karena kita harus datang pagi, biasanya jam 7, dan harus cari tahu pintu mana yang sudah dibuka. Terkadang kita harus naik eskalator yang belum menyala atau terjebak di parkiran karena pintu masuk mall dari basement belum dibuka. GR mengajarkan disiplin. Selain tidak boleh kesiangan, GR juga dibatasi waktunya. Kalau acara seperti Jakarta Kids Festival kemarin, yang GR bukan hanya yang fashion show, tapi performers lainnya juga. Jadi anak harus serius agar tidak keseringan diulang dan menyebabkan keterlambatan.
Baris di backstage menungu giliran naik panggung |
Make Up dan Green Room
Fashion Show besar biasanya menyewa green room (area backstage extension tempat meyimpan baju dan model beristirahat) dan make up hair do dilakukan di sana. Untuk anak laki-laki biasanya Andrew hanya kena hairspray dan bedak. Make up ini biasanya menjadi tantangan sendiri buat Andrew yang paling sebal rambutnya diubah modelnya, dan paling stress kalau harus pakai bedak. Tapi seiiring dengan banyaknya fashion show yang dijalani, Andrew berhasil mengatasi ketidak nyamanan tersebut. Sekarang dia lebih cuek dengan penampilannya dan lebih tidak ambil pusing walaupun dandanan yang diminta klien ada di luar zona nyamannya.
The Show
Melepas anak naik panggung dan kita menonton sambil pegang kamera adalah PR terbesar saya. Saya selalu dan masih ragu-ragu apakah Andrew mampu melakukan catwalk dengan baik. Bagaimana jika dia lupa atau tidak melihat aba-aba show director/choreographer di depan panggung. Tapi kita sebagai penonton, jadi harus bisa percaya akan kemampuan anak. Show Matahari kemarin berkesan buat kita karena selain fashion show, para model diminta menari dan menyesuaikan diri dengan personil Di Atas Rata-Rata yang menyanyikan lagunya secara live. Uft, deg-deg-annya jadi double. The show must go on no matter what. Andrew pernah menangis karena kehilangan sepatunya di belakang panggung, tapi tetap maju dan memperagakan baju dengan step yang benar. Setelah turun panggung baru dia mencari sepatunya lagi. Dan saya kagum bahwa rasa “tanggung jawab” untuk memperagakan baju agak dilihat penonton bisa timbul pada anak usia 5 tahun.
Fashion Show besar biasanya menyewa green room (area backstage extension tempat meyimpan baju dan model beristirahat) dan make up hair do dilakukan di sana. Untuk anak laki-laki biasanya Andrew hanya kena hairspray dan bedak. Make up ini biasanya menjadi tantangan sendiri buat Andrew yang paling sebal rambutnya diubah modelnya, dan paling stress kalau harus pakai bedak. Tapi seiiring dengan banyaknya fashion show yang dijalani, Andrew berhasil mengatasi ketidak nyamanan tersebut. Sekarang dia lebih cuek dengan penampilannya dan lebih tidak ambil pusing walaupun dandanan yang diminta klien ada di luar zona nyamannya.
The Show
Melepas anak naik panggung dan kita menonton sambil pegang kamera adalah PR terbesar saya. Saya selalu dan masih ragu-ragu apakah Andrew mampu melakukan catwalk dengan baik. Bagaimana jika dia lupa atau tidak melihat aba-aba show director/choreographer di depan panggung. Tapi kita sebagai penonton, jadi harus bisa percaya akan kemampuan anak. Show Matahari kemarin berkesan buat kita karena selain fashion show, para model diminta menari dan menyesuaikan diri dengan personil Di Atas Rata-Rata yang menyanyikan lagunya secara live. Uft, deg-deg-annya jadi double. The show must go on no matter what. Andrew pernah menangis karena kehilangan sepatunya di belakang panggung, tapi tetap maju dan memperagakan baju dengan step yang benar. Setelah turun panggung baru dia mencari sepatunya lagi. Dan saya kagum bahwa rasa “tanggung jawab” untuk memperagakan baju agak dilihat penonton bisa timbul pada anak usia 5 tahun.
Ke depannya bagaimana? Well, saya tidak akan melarang Andrew untuk fashion show. Selama anaknya menyanggupi, saya akan dukung. Meskipun identik dengan kegiatan perempuan, tapi fashion show, bila dijalani dengan benar meningkatkan percaya diri dan memberikan banyak manfaat anak. Selain yang sudah disebutkan di atas, mengikutkan Andrew di fashion show ini hitung-hitung emansipasi. Yah, semacam, kalau anak perempuan bisa naik pohon (saya), kenapa anak laki-laki tidak bisa naik panggung catwalk (Dudu).
Berpegang pada nasihat seorang teman yang koreografer, “seorang laki-laki, di atas catwalk juga tetap laki-laki. Jadi, berjalanlah seperti seorang laki-laki yang sedang memperagakan baju.”
Wah Dudu aktif bgt ya mak, sama kya mamanya nih..ternyata perjuangannya pjg ya ngikutin fashion show itu, sukses buat Dudu
ReplyDeleteItu dulu, sekarang sudah jarang Mba. Hehe iya fashion show itu perjalanan panjang tapi muncul di panggung cuma semenit.
Deletesukses utk dudu.. bener ya mom, dpt manfaat meningkatkan percaya diri dari kegiatan ini
ReplyDeleteBener banget Mba. Diambil positifnya aja.
Deletesemuanya diambil sisi positif jadi nyaman dan menikmatinya juga enak ya Mbak, aku kagum loh ama kalian berdua. Pertama aku lihat kalian berdua di event Boboiboy. Seru perjalanan kalian yang kubaca di blog ini.
ReplyDelete