Sebenarnya Dudu paling muda. Tapi badannya bongsor. |
Tantangan tersendiri buat saya yang egois ini untuk mengikuti itinerary orang. Tapi buat si Dudu makin banyak orang memang makin asyik. Karena biasanya jadi peserta paling muda dan satu-satunya Anak kecil di acara travelling keluarga. Andrew senang karena ada tiga sepupu saya yang seumuran dia ikutan dalam travelling kali ini.
Mendarat di Changi pagi-pagi, kami berdua harus menunggu pesawat Tante saya mendarat dari kota lain. Untungnya Bandara Singapura ini terkenal canggih dan memiliki banyak fasilitas. Jadi menunggu 5 jam itu tidak terasa karena banyak hal yang bisa dilakukan mulai dari main, jalan-jalan di Taman hingga nonton TV. Buat yg suka shopping, Changi juga banyak pilihan. Nah keseruan dimulai di sini ketika keluarga Tante mendarat dan sibuk dengan segala fasilitas yang ada di Changi sampai lupa keluar dari airport.
Mendarat di Changi pagi-pagi, kami berdua harus menunggu pesawat Tante saya mendarat dari kota lain. Untungnya Bandara Singapura ini terkenal canggih dan memiliki banyak fasilitas. Jadi menunggu 5 jam itu tidak terasa karena banyak hal yang bisa dilakukan mulai dari main, jalan-jalan di Taman hingga nonton TV. Buat yg suka shopping, Changi juga banyak pilihan. Nah keseruan dimulai di sini ketika keluarga Tante mendarat dan sibuk dengan segala fasilitas yang ada di Changi sampai lupa keluar dari airport.
Mencari hotel murah untuk keluarga, sebuah hostel backpacker di daerah Lavender juga jadi tantangan soalnya ketika para sepupu saya yang seumuran Dudu ini jarang jalan Kaki. Maklum di Indonesia kan susah trotoar. Jadi begitu jalan beberapa Blok dari MRT, mereka mulai lelah. Tapi karena Dudu semangat dan terlihat santai, mereka jadi tidak mau kalah. Yang ada malah Tante dan Om saya yang kerap tertinggal saat jalan kaki. Tapi enaknya tinggal di hostel, selain murah, jumlah kita pas untuk book satu kamar, jadi tidak perlu khawatir tercampur dengan orang asing.
Seru karena banyak hal baru yang butuh penyesuaian. Mulai dari hal paling simple seperti menyebrang jalan pada tempatnya hingga membeli dan menggunakan karcis MRT. Dudu jadi tur guide dadakan. Jadi setiap kali kita naik MRT, Dudu akan masuk duluan sambil menunjukkan caranya dan saya akan masuk paling akhir karena harus memastikan bahwa semua anggota rombongan bisa melewati gate dengan aman.
Soalnya keluarga Tante ini tidak bisa bahasa Inggris.
Penyesuaian berikutnya adalah kemana bisa pergi? Soalnya saya dan Dudu biasanya keluar jalur dan bahkan pernah muter-muter Singapura hanya untuk berburu buku. Lalu, objek wisata apa yang menjadi lebih seru ketika dikunjungi bersama?
Malam pertama kita ke Orchard. Soalnya si Tante tidak mau ke zoo. Buat apa jauh-jauh ke Singapore kok malah ke kebun binatang, mendingan kita lihat yang di Indonsia tidak ada. Jadilah kita ke Orchard, mondar-mandir antara ION dan Takashimaya sambil foto-foto lalu makan es potong. Lha tadi katanya mau cari yang di Indonesia tidak ada? Alasannya, es potong itu jadi berbeda karena makan di depan ION Orchard.
Makan Es Potong |
Hari kedua kita ke SEA Aquarium di Pulau Sentosa. Thanks to si Tante yang sudah langsung beli tiket sepaketan, kita jadi mampir ke SEA Aquarium yang ternyata bagus sekali. Sorenya kita main di pantai sambil menuggu Songs of The Sea mulai (yap, waktu itu masih Songs of The Sea). Dan karena ada temannya inilah, Andrew jadi semangat main di pantai meskipun cucaca mendadak mendung. Pertunjukan pertama jam 7.40 kita sudah antri dari jam 6 sore, yang menyebabkan tante saya terheran-heran kenapa kita antrinya sepagi seperti mau beli barang diskonan di mall. Haha.
SEA Aquarium dalamnya luas dan bisa lari-larian |
Memanfaatkan waktu antri dengan foto-foto |
Hari berikutnya, kita mengunjungi Singapore Science Center. Meski sudah bolak balik ke sini, ini pertama kalinya kita pergi bersama dengan anak-anak lainnya. Dudu senang karena ada teman untuk bermain. Apalagi beberapa permainan memang harus dikerjakan beramai-ramai. Tidak heran kalau tempat ini populer sebagai tujuan karyawisata anak. Om saya yang malas ikutan memutuskan buat duduk di restoran cepat saji di depan sementara saya dan Tante saya ikutan masuk dan bermain.
Full-day terakhir kita habiskan di Universal Studios. Ke theme park seperti ini, semakin rame rombongan semakin seru karena biasanya euphorianya jadi lebih terasa. Bisa gantian foto-foto jika tongsis dilarang dan kalau naik wahana tidak perlu sharing dengan orang lain. Dudu juga senang karena ada beberapa wahana khusus anak-anak yang bisa dia naikin bersama seorang teman. Hebohnya bisa dua kali jika dibandingkan dengan kalau naik sendiri!
Karena ada temannya, Mama ngga perlu temenin Dudu naik ginian |
Tapi cerita paling seru terjadi di Food Court. Yah yang ini memang bukan objek wisata tapi, food court dan Kopitiam jadi ajang belajar praktek Bahasa Inggris buat para sepupu saya. Mendekati hari terakhir kunjungan kita ke Singapore, sepupu saya yang paling besar sudah berani memesan makanan sendiri. Soalnya, sebelum ini sayalah yang harus memesankan makanan untuk semuanya. Belum lagi kalau ada yang picky eater lalu mogok makan. Atau yang stress karena saya bolak-balik makan Indian Food yang baunya lumayan menyengat haha.
Anak-anak ini cuma diam kalau lagi makan |
Kapok?
Tidak tuh. Si Tante malah sudah mengajak kembali mau ke Singapura. Alasannya? Ternyata sewaktu pulang ke kotanya, orang tua murid di sekolah sepupu saya bertanya kenapa tidak ke kebun binatang kan Singapore Zoo bagus dan terkenal. Jadi sekarang saya diuber-uber sama si Tante (dan ketiga anaknya) buat ke Singapore lagi demi mampir ke kebun binatang tersebut. Waduh.
Tidak tuh. Si Tante malah sudah mengajak kembali mau ke Singapura. Alasannya? Ternyata sewaktu pulang ke kotanya, orang tua murid di sekolah sepupu saya bertanya kenapa tidak ke kebun binatang kan Singapore Zoo bagus dan terkenal. Jadi sekarang saya diuber-uber sama si Tante (dan ketiga anaknya) buat ke Singapore lagi demi mampir ke kebun binatang tersebut. Waduh.
Tulisan ini diikutsertakan di Lomba Menulis Kompas Travel Fair 2015
waah asyiknya liburan seruuu bareng keluarga.. sekaligus jadi tour guide juga yah :D
ReplyDeleteSebenarnya lebih cape karena kita semua banyak maunya haha. Tapi lebih seru juga karena ngga sepi. Mau shopping pun, saya bisa titip anak sama Om di hotel hahaha. Kalau cuma berdua Dudu manyun saya bawa keliling.
DeleteSaya juga sangat menikmati saat liburan sama keluarga.
ReplyDeleteKeluarga Mba sangat kompak ya? Terutama anak-anaknya....bagus nih kelak mereka bisa bekerja sama saling membantu dan meneruskan generasi berkualitas :D
Lumayan kompak sih Teh. Anak saya tunggal soalnya, jadi sebisa mungkin deket sama sepupu karena kalau sudah besar nanti biar ada saudaranya.
DeleteLiburan bareng keluarga, jadi hangat ya mba, hubungan jadi lebih akrab satu sama lain, siip patut ditiru
ReplyDeleteBlognya keren mba
Iya ternyata Mba. Padahal aku awalnya skeptis bisa "akur" haha. Thanks sudah mampir ya :)
DeleteIhhh seru banget rame2 gitu yaaaa. Biar cuma makan es posting, tetep aja jadi seru kesannya
ReplyDeleteYang penting kebersamaannya ya Mba Maya.
Deleteliburan rame-rame paling menyenangkan
ReplyDeleteJadi lebih seru ternyata kalau rame-rame, Mba.
Deleteduh kabita pengen liburan he
ReplyDeleteAyo liburan haha
Delete