Precious Moments |
Bukannya tidak ada yang disyukuri. Justru susah karena banyak yang harus disyukuri. Mulai dari jalanan yang tidak macet, pekerjaan yang akhirnya selesai dan yang paling penting tentu saja masih sempat menemani anak bikin PR dan bermain. Lalu kembali ke tema postingan: apa yang jadi berkah terindah dalam hidup ini?
Saya punya temen seorang kuter yang setiap hari harus menang satu kuis, meskipun hanya berhadiah pulsa. Saya iseng komentar tentang ambisinya dan jawaban dia cukup simple: "jadi ada yang ditunggu dan disyukuri setiap hari gitu lho, Mbak." Berarti berkah terindah buat dia yang menang kuis itu. Bukan hadiahnya lho yang penting, tapi mention di social media, radio atau tv yang menyebutkan namanya sebagai pemenang. Hm... konsep begini ngga cocok buat saya.
Band Korea favorit saya (Eaaa apaan nih?) sering mengekspresikan rasa terima kasih mereka kepada fans lewat sosial media. Ketika bulan ini mereka memenangkan penghargaan internasional yang dipilih dari jumlah voting fans (termasuk saya yang ikut gedubrakan one voting a day), lagi-lagi mereka berbondong-bondong mengucapkan rasa terima kasih sama fans. Saya ikut bersyukur sih, cuma ini bukan berkah terindah juga.
Saya mengelola web lomba anak, beberapa bulan terakhir ini peminatnya makin banyak dan bahkan ada beberapa brand yang mengajukan kerjasama. Bangga? Sudah pasti. Repotnya lebih lagi. Bersyukur masih punya waktu untuk mengerjakan web ini dan lebih bersyukur lagi karena sekarang ada teman yang rela membantu. Tapi apa ini berkah terindah? Kayaknya bukan juga.
Lantas apa dong? (Pembaca mulai bete karena saya banyak maunya)
Saya stuck. Blessings are blessings, there isn't one heavier than the other. Dan seperti biasa kalau saya stuck, saya cari ide dengan ngobrol sama Dudu.
Saya punya temen seorang kuter yang setiap hari harus menang satu kuis, meskipun hanya berhadiah pulsa. Saya iseng komentar tentang ambisinya dan jawaban dia cukup simple: "jadi ada yang ditunggu dan disyukuri setiap hari gitu lho, Mbak." Berarti berkah terindah buat dia yang menang kuis itu. Bukan hadiahnya lho yang penting, tapi mention di social media, radio atau tv yang menyebutkan namanya sebagai pemenang. Hm... konsep begini ngga cocok buat saya.
Ini salah satu personil band Korea favorit saya dan si Dudu yang gayanya sama haha |
Saya mengelola web lomba anak, beberapa bulan terakhir ini peminatnya makin banyak dan bahkan ada beberapa brand yang mengajukan kerjasama. Bangga? Sudah pasti. Repotnya lebih lagi. Bersyukur masih punya waktu untuk mengerjakan web ini dan lebih bersyukur lagi karena sekarang ada teman yang rela membantu. Tapi apa ini berkah terindah? Kayaknya bukan juga.
Lantas apa dong? (Pembaca mulai bete karena saya banyak maunya)
Saya stuck. Blessings are blessings, there isn't one heavier than the other. Dan seperti biasa kalau saya stuck, saya cari ide dengan ngobrol sama Dudu.
Love You Mom |
Mama: Du, Mama mau nulis tentang blessings. Apa yang membuat kamu bersyukur?
Dudu: Yang membuat aku bersyukur adalah jika Mama mau membelikan aku Dead Rising.
Mama: Aduhhhh itu zombie lagi. Yang lain dong.
Dudu: Habis apa dong, Ma?
Mama: Yang sehari-hari, yang kamu sudah punya?
Dudu: Aku bersyukur lahir di keluarga ini.
Mama: Serius?
Ternyata buat Dudu, bersyukur itu simple: "Aku sih bersyukur kalau sudah bisa bertemu dan peluk Mama setiap hari."
Mungkin saya tidak perlu pusing cari kuis, tidak perlu stalking band Korea atau sibuk online maintain website. Saat semua listrik dan teknologi mati, saya masih ada cadangan hiburan yang selalu bisa membuat saya bahagia dengan tingkah dan celotehannya. Jadi kita kembali lagi ke jawaban klasik semua ibu-ibu bahwa anaknya adalah berkah terindah nih? Kok kayaknya basi ya?
Dudu: Mama gimana sih? Dimana-mana itu yang namanya seorang Mama pasti sayang sama anaknya. Mama yang ini malah tidak sayang?
Mama: Lha, Mama kan tidak suka anak kecil.
Yup, buat saya punya anak itu awalnya "musibah" karena saya tidak suka anak kecil (plus saya single parent -- tapi itu lebih jadi musibah buat keluarga saya yang repot menghadapi keluarga ketimbang saya yang enjoy aja sendirian). Tapi lama-kelamaan, anak jadi berkah karena kalau tidak ada Dudu ya saya tidak ada bahan nge-blog, tidak ada teman travelling dan pastinya tidak ada tujuan hidup plus bakalan hura-hura berat di negara barat. Kalau kata orang tua saya: "Syukurin biar kamu belajar tanggung jawab dan ngga pulang malam-malam melulu." Well...
Dudu: Yang membuat aku bersyukur adalah jika Mama mau membelikan aku Dead Rising.
Mama: Aduhhhh itu zombie lagi. Yang lain dong.
Dudu: Habis apa dong, Ma?
Mama: Yang sehari-hari, yang kamu sudah punya?
Dudu: Aku bersyukur lahir di keluarga ini.
Mama: Serius?
Ternyata buat Dudu, bersyukur itu simple: "Aku sih bersyukur kalau sudah bisa bertemu dan peluk Mama setiap hari."
Mungkin saya tidak perlu pusing cari kuis, tidak perlu stalking band Korea atau sibuk online maintain website. Saat semua listrik dan teknologi mati, saya masih ada cadangan hiburan yang selalu bisa membuat saya bahagia dengan tingkah dan celotehannya. Jadi kita kembali lagi ke jawaban klasik semua ibu-ibu bahwa anaknya adalah berkah terindah nih? Kok kayaknya basi ya?
Dudu: Mama gimana sih? Dimana-mana itu yang namanya seorang Mama pasti sayang sama anaknya. Mama yang ini malah tidak sayang?
Mama: Lha, Mama kan tidak suka anak kecil.
Yup, buat saya punya anak itu awalnya "musibah" karena saya tidak suka anak kecil (plus saya single parent -- tapi itu lebih jadi musibah buat keluarga saya yang repot menghadapi keluarga ketimbang saya yang enjoy aja sendirian). Tapi lama-kelamaan, anak jadi berkah karena kalau tidak ada Dudu ya saya tidak ada bahan nge-blog, tidak ada teman travelling dan pastinya tidak ada tujuan hidup plus bakalan hura-hura berat di negara barat. Kalau kata orang tua saya: "Syukurin biar kamu belajar tanggung jawab dan ngga pulang malam-malam melulu." Well...
Sekarang saya bersyukur punya anak karena hari-hari jadi lebih seru. Dan saya jadi bisa ngeblog berdua walaupun Dudu kalau disuruh nulis susahnya setengah mati dan selalu bilang "Mama saja yang ketikin. Aku ngomong ya." Aduh berkah yang ini banyak akalnya ya.
Jadi setelah mencari kemana-mana dari awal periode GA, saya jadi bersyukur postingan ini bisa selesai sebelum deadline. Terima kasih untuk inspirasi topiknya ya Mak Indah Nuria.
Anak adalah berkah yang luar biasa ya mak... setiap detik bersamanya rasanya wajib disyukuri..
ReplyDeleteSukses GA nya yaaaa... salam kenal..
Bener banget Mba. Salam kenal juga ya. Thanks sudah mampir :)
DeleteHihihihi lucu banget sih berkah yang banyak akalnyaaa :D *jawil Dudu*
ReplyDeleteJadi harus hati-hati biar ngga diakalin nih hehe
Deletebersyukur lahir di keluarga ini, takjub dengan jawaban Dudu walau masih kecil tapi pintar bersyukur
ReplyDeleteKadang membuat saya speechless juga Mba. Namanya anak-anak ya.
DeleteDudu is supeeer cuteee mbak :)...hahaha, lagi suka zombieee yaaa
ReplyDeleteBut so true, hal sederhana seperti pelukan hangat et kisses on our cheeks sudah cukup membuat hati supeer happy :)
Thanks for joining my #BlessfulAugust yaaa :)
Thank you ya Mba Indah. Iya nih. Zombie melulu. Untungnya baru download minecraft jadi lumayan berkurang si zombie (soalnya aku takut). Btw your GA has a great theme. Very inspirational.
Delete