22 December 2009

Emang Kamu Bisa?


AKU BISA bukanlah ungkapan asing di rumah saya.
Semua bermula dari niat anak saya membantu menyapu lantai. Andrew, yang waktu itu berusia 2 thn, menghampiri Mbak-nya yang sedang menyapu lantai dengan sebuah sapu ijuk yang gagangnya lebih panjang dari tinggi badannya.

“Mbak, aku mau bantu sapu!” Katanya suatu pagi.
“Emang kamu bisa?” Spontan tantangan itu terlontar dari saya.
“AKU BISA!” Jawabnya dengan penuh semangat.

Kaget juga melihat usaha anak saya untuk menggunakan sapu itu. Tapi setelah kata-kata AKU BISA tadi, sepertinya dia berusaha membuktikan kalau dia benar-benar bisa. Begitu juga dengan hal-hal lain yang dia pelajari. Melepas sepatu sendiri misalnya. Waktu Mbak-nya pulang kampung Lebaran kemarin, Andrew, waktu itu sudah 3 thn, mulai belajar memakai dan melepas sepatu sendiri. Melepasnya sih gampang, memakainya itu bisa sampai 15 menit sendiri…
Terlontar lagi dari saya waktu dia sedang berusaha memasukkan tumitnya ke dalam sepatu, “Emang kamu bisa? Perlu dibantu ngga?”

“Ngga usah! Aku bisa!” Jawabnya.

Buat anak sekecil Andrew, yang baru belajar melakukan banyak hal, kata-kata AKU BISA bermakna lebih dari sekedar ungkapan. Kata-kata tersebut seperti meyakinkan dia bahwa dia benar-benar mencoba dan benar-benar merasa bisa. Satu hal yang saya pelajari dari semangat “AKU BISA” si Andrew adalah kekuatan positive thinking-nya. Memang, ada kalanya dia gagal dan menghampiri saya sambil membawa sepatunya. “Nggak bisa, Ma. Tolongin dong.” Tapi sering juga dia berhasil dan bilang “Tuh kan, AKU BISA!” dengan bangganya.

Melihat kegigihannya berusaha, saya juga jadi terinspirasi untuk tidak menyerah di depan sebelum benar-benar mencoba. Karena siapa tahu, ternyata AKU BISA.



Diikutkan ke lomba menulis Word Share Contest Dari Kalbe Nutritionals

17 December 2009

Alkitab dan Anak Kecil

Andrew punya bible.
Dan yang namanya baca... wuah bisa tiap malem minta dibacain.
Ceritanya? Ya apa aja yang ada di Bible itu...
But then the bible created more problems than solutions.

Dudu: "Mah, kenapa Adam dan Hawa ngga pake baju? Kan malu..."
Mama: "Ya soalnya Adam dan Hawa belum makan buah yang dilarang itu, jadi blom malu..."

Ngga menjawab sih, ngga nyambung juga, tapi dia udah oooh.... jadi ya I left that at it.
Moving on to the next pages

Dudu: "Mah, kok Daud ambil batu?"
Mama: "Iya, buat lawan Goliath."
Dudu: "Goliath jahat ya, Ma? Jadi kalo ada orang jahat, boleh dilempar batu ya Mah?"

Waduh...
Si Daud sih pake lempar batu....

Mama: "Kalo Daud kan lawan orang jahat. Dudu lempar batunya ke danau aja ya...."

Untung dia ngerti....
Kalo ngga kan gawat tuh... jadi anarkis.

Begitu sampe cerita Tuhan Yesus...
Dudu: "Mah, kenapa Tuhan Yesus lahirnya di kandang domba?"
Blom sempet gw jawab, dia dah nambahin sendiri...
Dudu: "Oh... karena ngga ada rumah sakit ya?"
Iya aja deh, Du...
Daripada pusing.

Kita ngomongin yang lain aja yuk, Du!

20 November 2009

Liburan sama Bayi? Asyik juga kok!

Wah, liburan keluarga pertama sudah tiba!
Si baby sekarang sudah 1,5 thn, sudah mulai lari, sudah ngga terlalu tergantung ASI dan sudah makin penasaran. Tapi tetap repot! Masi pakai popok, belom bisa sepenuhnya makan makanan orang dewasa, jam makan masi kacau... gimana ya?

Ke mana perginya? Berapa lama?
Kalo masi di Indonesia mungkin ngga terlalu khawatir ya? Pertanyaan tentang "apa di Supermaket di Solo ada susu yang sama dengan di Jakarta?" ngga terlalu berlaku. Kalo memang masi satu pulau, atau dalam negeri saja, saran saya biar ngga repot, siapkan aja secukupnya untuk sekali jalan. Sisanya, baik itu popok, susu atau makanan instant, dibeli sambil jalan saja. Selain ngga bikin penuh koper/bagasi mobil, a small trip to the supermarket can be a fun break for the baby!

Kalo ke luar negeri? Hm... ini yang kadang bikin dag-dig-dug. Kalo hanya ke negara tetangga sih, saya bawa susu formula sama makanan instant/oatmeal instant. Singapore ada Carrefour (hehe, meskipun barangnya beda, tapi ngga terlalu khawatir deh). KL juga ada supermarket yang cukup besar, kalo sekedar oatmeal instant sih mudah didapat. Tapi untuk jaga-jaga, sebaiknya bawa juga beberapa dari Indonesia. Paling ngga untuk 2 hari pertama (sambil kita lihat-lihat ada apa di supermarketnya). Masukin koper aja. Saya pernah 1 minggu di Singapore, yang ada saya bawa susu formula sampai 2 kaleng. Pas pulang pas habis. Jadi waktu mau berangkat dihitung dulu.

Kalo sampe ganti musim? Wah ini yang paling repot, soalnya selain makanan yang jelas bakalan beda, baju juga harus dipersiapkan! Kalo jauh, biasanya saya bikin list: baju dingin, oatmeal instant, susu formula untuk 3 hari pertama... Mau tinggal di mana, kota-nya besar apa ngga. Kalo ikut tour, boleh juga dihitung kira-kira makanan instant akan habis di kota apa dan sebagainya. Jadi kita ngga panik kalau oatmeal instant favorit si bayi habis sebelum kita sampai kota besar selanjutnya. Kalo ada teman/saudara yang tinggal di negara tersebut, boleh juga tanya-tanya ada baby food apa di sana. Waktu saya ke Amerika, di supermarket sana ada susu sapi segar. Jadi kalo pun formula yang dia biasa minum tidak ada, bisa diganti dengan susu sapi segar.

Perjalanan bagaimana pun, biasanya saya:
1. Beli popok di jalan - oke, harga popok di Indonesia lebih murah dari di Singapore. Tapi kalau stay sampai seminggu, sehari ganti 5x kan 5x7 + cadangan... bisa-bisa koper kita penuh sama popok doang. Kalo pulang, oke bawaan lbh banyak, kalo perginya sih saya terus terang saja malas repot bawa barang. Oatmeal/bubur instant dan formula juga biasanya untuk 3 hari pertama. Hari ke-2 langsung anak dikasi coba susu dari supermarket lokal.

2. Mencoba cari hotel yang menyediakan pemasak air di kamar (yang elektrik itu loh mom).

3. Lebih lega kalo ada fast food resto atau bread company/bakery. Soalnya mereka sedia sup!

4. Menyempatkan diri mampir ke supermaket lokal bersama anak. Terutama bagian snack dan buah.

5. Bungkus makanan yang bisa dicemilin anak di jalan dari meja breakfast (entah itu sereal yang macemnya corn flakes atau roti yang anak sukai). Jadi waktu breakfast saya bawa kotak makan anak.... Mulai dari telor dadar sampe croissant dan pisang pernah saya bawa! Siapa tahu sampai perhentian berikutnya kita stuck di bis (ini kalo ikut tur).

Tapi... jalan-jalan begini bisa jadi kesempatan mencoba makanan orang dewasa loh. 1,5 thn kan sudah bisa makan yang bukan bubur lagi. Waktu 17bln, anak saya mulai makan french fries (liat foto di atas) dan mashed potato. Jadi waktu pergi ke negara yang tidak ber-nasi, dia tenang saja. Oatmeal juga begitu. Kesempatan mencoba rasa baru dan tekstur baru. If all fails: saya langsung stock pisang.

Selamat jalan-jalan ya!

22 August 2009

Ke Mana Liburan? Puncak!

Puncak

Liburan ngga jauh-jauh?
Gimana kalo mencoba tempat-tempat ini?

Taman Safari Indonesia
Jl Raya Puncak no 601, Cisarua
Bogor, Jawa Barat 16750
Phone: (0251) 8250000
Email: pr@tamansafari.com
Web: http://www.tamansafari.com
Tiket:
Hari Biasa: >6thn Rp. 60.000, anak-anak Rp. 50.000, mobil: Rp. 15.000
Hari Libur: >6thn Rp. 75.000, anak-anak Rp. 60.000, mobil: Rp. 15.000
Night Safari: >6thn Rp. 75.000, anak-anak Rp. 65.000, mobil: Rp. 10.000,

Saya ke sana waktu anak usia 2 thn. Hari Jumat sore, pas habis sholat Jumat. Wah, sepinya. Enak juga sih, kita jadi bisa berhenti lama-lama sementara anak saya sibuk memperhatikan gajah, macan, zebra dan lainnya tanpa harus khawatir akan ada yang datang. Selain itu karena cuaca agak sejuk habis hujan, binatangnya banyak yang keluar ke jalan.

Yang perlu diperhatikan:
1. Kalo emang mau kasi makan Zebra, gajah or even jerapah, boleh juga beli pisang yang dijual penduduk di jalanan sebelum masuk Taman Safari. Soal harga sih kurang tahu juga ya. Soalnya waktu itu memutuskan untuk ngga beli sih....

2. Siap-siap anak kaget. Soalnya binatangnya kan bebas nongol di mana aja. Walaupun macan, singa, dll cenderung tidur aja, tapi zebra, llama dan rusa aktifnya setengah mati. Anak saya sampe sepat trauma lihat llama karena pas nengok, binatangnya pas ada di depan kaca.

3. Kalau datang sore, perhatikan waktu di dalam Taman Safari. Karena habis itu biasanya ngga sempat lagi ke taman bermainnya (yang kalo ga salah tutup jam 5an gt). Tapi tetap masi bisa jalan-jalan kok.

Taman Bunga Nusantara
Ds. Kawung Lumuk, Kec. Sukarsmi, Cipanas
Phone: (0263) 581617, 581618
Web: http://www.tamanbunganusantara.com
Tiket Masuk: Rp. 20.000; dotto train Rp 25.000

Jalanan ke Taman Bunga ini cukup sempit dan rusak Tapi begitu masuk wuah enak banget! Parkirannya luas, taman bunga-nya indah. Dan banyak tempat duduk, tempat foto dan jujur saja, dua kali ke sini, saya masih terkagum-kagum dengan macam bunga-bunga yang ada. Maklum, pertama kali ke sini belasan tahun lalu, tempatnya blom jadi hihihihihi...

Yang Perlu diperhatikan:
1. Bawa payung - bisa buat panas bisa buat hujan. Jadi ngga panik kalo tiba-tiba gerimis dan tempat berteduh terdekat ada di seberang hamparan karpet bunga.

2. Kalo datang sama kakek nenek, boleh juga keliling naik dotto train atau woro wiri. Biar ngga cape.

3. Kalau rencana stay seharian, boleh juga bawa makanan. Soalnya ada tempat piknik di pinggir danau.

07 July 2009

Debat Car Seat

Beberapa waktu lalu, saya ditanya kakaknya teman yang baru punya anak,
"Eh, Andrew pake carseat ngga dulu? Mau beli nih, tapi mahal banget ya."


Dua tahun pertama Andrew, saya sedang studi di Amerika. Jadi, yang namanya car seat ya harus dipakai. Ngga ada mikirin budget. Mau tidak mau harus duduk di carseat. Selain itu, saya juga sendirian. Jadi ya kalo tidak ada carseat, gimana saya bawa anak pergi naik mobil?

Di Car Seat bisa tidur
Mungkin enak ya moms yang masi punya pilihan mau beli carseat apa ngga, perlu apa ngga, mau beli yang kayak apa, warna apa... soalnya negara Indonesia ini belum mewajibkan carseat. Saya dulu, ya pokoknya yang paling murah, yang paling awet, itu yang saya beli.

  • Carseat untuk anak dibawah 1 thn adalah yang menghadap ke belakang. Car seat begini adalah yang terbukti paling aman untuk bayi. Di Amerika, 'membalik' car seat ke depan, adalah satu kebanggaan tersendiri untuk ibu-ibu. Sering saya ditanya "eh, anakmu udah mbalik car seat belum?" Sama bangganya sama jalan or merangkak.
  • Sesuaikan berat badan dan tinggi badan si anak. Kalau masi kecil, bisa disangga bantal (walaupun ngga dianjurkan karena takut anak tersekap bantal kalau masi kecil banget). Selain itu, dianjurkan tidak malas memindahkan tinggi/panjang seat belt car seat. Beberapa model car seat sampai mengharuskan kita melepas jok/dudukan car seat buat pindahin tinggi shoulder beltnya. Cek juga berat badannya, kadang kala kita sudah boleh ganti car seat kalau berat anak sudah lebih padahal belum usia setahun pas.
  • Kalau anak masi kecil, boleh cari car seat yang bisa jadi satu sama stroller. Kalau anak tidur ya tinggal angkat carseat tanpa membangunkan anak. Beres kan.
  • Pastikan car seat bisa terikat dengan kuat di mobil. Saya perhatikan beberapa mobil di Indonesia belum ada buckle besi yang diatas, yang bisa buat menyantolkan carseat. Terutama kalo jenis SUV kecil. Bisa diakali dengan seat belt sih. Tapi ya itu pastikan kalau anak ter-buckle dengan benar. Kalau kendor, bisa membahayakan anak loh moms.
  • Jangan malas nyuci alas/dudukan car seat. Ya ini jelas banget sih kenapa. Kan alas car seat seperti seprai, bahannya kain.

Praktis, tinggal kasi buku dia bisa sibuk

  • Car seat TIDAK BOLEH ditaruh di kursi depan. Apalagi carseat yang untuk bayi. Terutama kalau mobilnya ada airbag. Waktu pertama bawa Andrew pulang dari rumah sakit, susternya wanti-wanti saya kalo car seat tidak boleh di depan karena in general, duduk di depan itu tidak aman untuk anak dibawah 5 tahun. Pertama karena masi kecil, jadi gampang terlempar, kedua karena airbag yang besar bisa menggencet anak (bukan menyelamatkan seperti pada orang dewasa).

Terus, beli carseat ngga nih?
Kalau saya sih melihat pertimbangan berikut ini:
  • Adanya suster/orang ke-2 yang bisa bantu gendong bayi. Katanya sih digendong itu sebenernya lebih aman dan nyaman untuk bayi. Tapi belum ada research yang membuktikan juga.
  • Seberapa sering pergi nyetir sendiri sambil bawa bayi . Kalau jarang kan ngga ada gunanya juga, sayang uangnya.
  • Apa mobilnya? Safe apa ngga buat car seat?
  • Apa anak anda bisa tenang kalo duduk? Bisa ngga dialihkan dengan mainan/buku? Kalo ngga, ntar yang ada dia nangis kejer, en malah membuyarkan konsentrasi yg nyetir loh Moms...

Gimana kalau pinjam?

Hm... waktu saya di Amerika sih sangat tidak dianjurkan pinjam car seat. Soalnya sekali pernah 'terlibat' dalam kecelakaan, meskipun carseatnya ngga apa-apa, tetap saja car seat tersebut dinilai tidak layak pakai. Ada yang bilang ini sih konspirasi pembuat car seatnya supaya dia laku. Tapi ya, kembali lagi ke kitanya. Saya sih berpikirnya, bisa saja car seat itu kelihatan tidak apa-apa, tp ternyata ada bagian yang bengkok, patah or kenapa.

22 June 2009

Pilah Pilih Sunscreen

Jaman liburan begini enaknya jalan-jalan ke pantai. Tapi... jangan sampai serunya membangun istana pasir dan berenang hanyut oleh kulit yang merah dan perih. Sejujurnya saya tidak terbiasa dengan sunscreen. Saya sendiri juga hampir tidak pernah terbakar (kecuali extreme berjemur seharian) dan memang tidak pernah beli sunscreen. Yang tertanam adalah, sunscreen itu buat gaya-gayaan aja.

Tapi Andrew, anak saya yang separo caucasian ternyata butuh sunscreen. Baru ke luar rumah sedikit, muka dan tangannya sudah merah. Ke pantai pagi-pagi pun, langsung hitam. Wah! Langsung saya ke health store terdekat untuk beli sunscreen.

Untungnya saya pernah bikin artikel tentang sunscreen, jadi sedikit banyak tau beda SPF ini sama SPF itu. Dan juga, karena anak saya lahir dan tinggal di Amerika sampai usia 1,5 thn, saya jadi banyak dikuliahi DSA di sana soal sunscreen. Jadi beberapa hal yang perlu diperhatikan waktu memilih dan memakai sunscreen adalah:

1. Bayi yang belum 6 bulan sebaiknya tidak pakai sun screen. Ada resiko alergi, ada resiko terekspose bahan kimia juga. Jadi gimana? DSA saya sih waktu itu recommend topi sama payung. Soalnya Andrew lahir waktu summer dimana temperatur bisa mencapai 40 derajat. Dan sebaiknya memang bayi dibawah 6 bulan tidak usah di luar terjemur lama-lama. Apalagi siang hari. Bisa kena heatstroke katanya.

2. Kalo pake sunscreen, jangan pelit. Banyak yang mikir, pakai sunscreen itu sama seperti pakai lotion. Sedikit yang penting lembab. Salah loh. Menurut research saya waktu nulis artikel, kalau sekali pakai (orang dewasa) sebaiknya 1 shotglass. Kalau anak-anak ya setengahnya kali yah. Yang jelas jangan pelit-pelit deh. Daripada tidak efektif.

3. Pakai sunscreen 20 menit sebelumnya. Sunscreen tidak langsung effektif loh! Kalau untuk berenang, sebaiknya pakai sunscreen setiap 1 jam.

4. Banyak sunscreen yang untuk anak-anak, yang sebenarnya sih sama efektifnya dengan yang untuk dewasa. Anak saya juga pakai sunscreen yang untuk orang dewasa. Jika anak anda belum berusia setahun, pakai sunscreen anak-anak baik juga karena mencegah timbulnya alergi pada kulit bayi yang sensitif. Karena harga sunscreen yang mahal, banyak orang tua yang memilih untuk membeli lotion ber-SPF. DSA anak saya sih menganjurkan sunscreen daripada lotion karena lebih sedikit bahan kimia yang dapat menyebabkan alergi pada anak.

Jadi... liburan yang akan datang, sunscreen bisa jadi penyelamat kulit anda dan si buah hati lho!

19 June 2009

Bayi Kok Naik Pesawat?


Tergantung umur berapa juga sih anaknya.
Anak saya pertama kali terbang usia 5 Bulan. Jarak terbangnya sekitar 3-4 jam. Saya cuma beli tiket 1, terus anak saya pangku. Waktu itu anak saya belum bisa duduk sendiri, jadi ya memang ngga ada gunanya juga sih kalo ada seat sendiri gitu.

Lah, terus, kalo dibawah 5 bulan ngga boleh terbang?
Hm... DSA saya waktu itu rekomend minimal 4 bulan. Apalagi anak saya ada ear infection, jadi DSA saya agak khawatir soal terbang ini. Sampe bawa obat tetes kuping segala. But it goes back to masing-masing DSA juga. So, ada baiknya, kalo anak anda masi dibawah 6 bulan, konsultasi dulu sebelum membawa anak masuk pesawat.

Persiapannya apa aja?
Yang jelas ya popok, baby wipes/tisu basah, cemilan si bayi (kalo dah makan ya, kalo ngga ya cukup susu or ASI aja), baju cadangan dan lap. Ya sebenernya sih sama dengan apa yang biasa anda bawa ke mall di diaper bag. Karena waktu itu saya terbang 4 jam, jadi saya bawa mainan dan buku juga. Padahal yang paling menarik perhatian anak saya adalah meja di pesawat yang bisa dibuka tutup itu haha... agak sia-sia juga mainannya.

Concern kedua tentunya ya tekanan di kuping yang bisa bikin anak rewel pas take off dan landing. DSA saya rekomen 2 hal: empeng sama botol susu/menyusui. Kalo sudah mulai MPASI bisa juga dengan biskuit atau kue gitu. Pokoknya anak harus dalam keadaan mengunyah dan menelan (kecuali dia tidur) supaya tekanan kupingnya ngga bikin sakit. Mungkin kalo anak saya ngga sedang kena ear infection, penerbangan pertama ini bisa lebih santai.

Selama 4 jam penerbangan itu anak saya tidur 2 jam. 2 Jam lagi dia mainan meja, mainan gelas kosong dan nyobek-nyobek majalah airlines yang ada di kantong pesawat. Pas penerbangan pulangnya, saya dapat seat yang sebelahnya kosong, jadi anak saya bisa naikin dan turunin jendela.

24 May 2009

Splish Splash Berenang

Kapan ya pertama bawa anak berenang?
Andrew pertama berenang usia 5 bulan. Waktu itu kebetulan di apartment tempat saya tinggal ada kolam renangnya. Air hangat pula. Jadi ya ngga khawatir deh cari tempat yang bersih, yang terjamin temperatur airnya gitu.

Persiapannya cuma celana renang sama handuk aja. Berhubung usia anak saya basi 5 bulan dan DSA saya ngga menganjurkan bayi dibawah 6 bulan buat pake sunscreen, ya saya berenangnya sore sekitar jam 5. Ngga lama-lama sih, paling 1/2 jam kita sudahan.

Pakai ban?
Anak saya mulai pakai ban usia setahun. Selain karena memang belum beli ban, waktu pertama berenang itu anak saya juga belum bisa duduk. Jadi ya cuman digendong-gendong aja, dipegangin sama daddynya atau sama saya. Biasanya cuma main air, tendang-tendang kaki aja, ciprat-ciprat air sedikit. Ban-nya juga yang ada dudukannya, yang bagian melingkarnya ada 2 lapis. Ban ini saya pakai sampai anak usia 2 tahun.

Diantara 6 bulan - setahun itu, anak saya jarang berenang dan lebih banyak main air di bak mandi sama mainannya. Usia setahun mulai deh berenang sendiri. Kalau siang ya pakai sunscreen. Berenangnya di kolam renang hotel kalau pas kita liburan, atau di kolam renang apartment. Airnya ngga hangat sih, cuma anak saya ngga terlalu ambil pusing. Yang penting kolamnya bersih.

Usia 2 tahun saya mulai bawa dia ke waterpark, main perosotan dan menyemangati dia untuk belajar lompat dari pinggiran kolam. Umur 2 tahun ini juga saya mulai sibuk mengajari dia "berenang" dalam arti bagaimana cara menendang air biar bisa maju. Usia 2,5 thn dia bisa "berenang" sendiri. Cuma pakai ban anak-anak (yang tidak ada dudukannya) tapi dia sudah bisa keliling-keliling kolam sendiri. Biasanya kita berenang antara 1 jam sampai 1 jam 1/2, kecuali kalo di pantai/waterpark. Kolam renangnya ya masi di apartment. Kadang saya ke waterpark (seperti Waterbom PIK atau Atlantis) yang banyak mainannya. Tapi itu kan lebih ke main air dan bukan berenang.

Baju Renang
Banyak orang tua yang memilih baju renang tertutup/yang seperti baju selam. Kalo anak saya sih cuma pakai celana renang aja.

Sebelum Berenang
Kalau panas ya pakai sun screen sebelum nyemplung ke kolam. Kalo berenang di waterpark or pantai, jangan lupa re-apply sunscreen tiap 2 jam sekali. Kalo di kolam renang ya cobain dulu airnya, apa temperaturnya cocok buat anak.

Saat Berenang
- Jangan tinggalkan anak sendirian. Saya sering membiarkan anak saya "berenang" sendiri, tapi saya tetap ada di sekitar dia. Kalo saya malas berenang ya saya cuman duduk di pinggir kolam atau ikutan masuk ke kolam yang cetek supaya kalo anak saya terpeleset trus tenggelam di kolam cetek, saya bisa tolongin.
- Kalau anaknya mau, di kolam cetek pun sebaiknya pakai ban, buat jaga-jaga saja.
- Saya juga suka bawa mainan anak yang bisa jalan sendiri, jadi anak saya terdorong untuk berenang mengejar mainannya itu.
- Jangan lupa minum air. Kadang-kadang berenang bikin kita lupa kasih anak minum.

Sesudah Berenang
Harus mandi. Soalnya banyak kaporit nempel dan sebersih-bersihnya kolam renang, tetap saja kita ngga tau kalo ada yang pipis di kolam.

22 April 2009

Kalo Memang Harus ke Mall...

Asyik ya!

Weits ,siapa bilang ke mall cuman bisa buat shopping, makan sama muter-muter ngga jelas? Mall merupakan salah satu tempat saya bonding sama anak tiap weekend. Selain praktis, dekat rumah, mall juga memberikan kesempatan untuk bermain dan spend time sama anak saya.

1. Timezone/FunWorld, atau apapun deh namanya tempat itu. Ngga apa-apa kan, sekali-sekali balik lagi jadi anak kecil. Selain nambah kekompakan sama anak, bisa buat ngilangin stress juga loh Mom.

2. Mampir toko buku dan mojok di bagian anak-anaknya. Biar anak pilih buku dan spend sometime membacakan cerita untuknya. Kalo memang anak suka sekali sama bukunya, boleh juga dibeli.

3. Belanja sama anak. Tulis daftar 10 barang yang diperlukan bersama anak. Misalkan Mama butuh detergen/sabun cuci piring, trus anak kepengen beli snack. Jadi di 10 barang itu ada kebutuhan mama ada kebutuhan anak dan bisa juga ada kejutan untuk orang rumah.

4. Foto Box... hehehehe, yang dulu dilakukan sama temen SMA or temen kuliah, boleh juga dicoba sama anak. Hasilnya bisa bikin kaget loh Mom!

5. Mampir ke toko elektronik dan nonton film yang ditayangkan di HDTV yang sedang di promosikan. Kalo pas lewat, anak saya suka menirukan dance penguin Poporo atau sekedar melihat video alam yang diputar di TV layar besar. Buat dia sih, wow! Itu jerapah beneran ya, Ma?
Yummy Ice Cream!
6. Makan sama-sama. Coba biarkan anak pilih makanan (kalo anak Balita mungkin sudah mengerti ya) dan makan sama-sama. Minta 2 sendok dan coba adu cepat makan. Kalau sama anak saya, karena dia belum begitu mengerti, biasanya saya yang pilihkan makanannya atau saya biarkan dia memilih rasa eskrim yang dia mau. Setelah itu tinggal minta 2 sendok.

7. Jangan lupa cek acara di Mall hari itu. Kebanyakan, selain promosi shopping dan discount, mall suka mengadakan acara anak dengan tema-tema tertentu. Rata-rata mall punya website dan mencantumkan nomor telepon yang bisa dihubungi. Jadi kalau ke mall lagi kan bisa sama-sama nonton Barongsai atau ikutan lomba mewarnai.

14 March 2009

CREATIVE: Make Your Own Baby Gym














Salah satu debat terbesar saya adalah Baby Gym.
Tau dong, itu alas mainan yang banyak gantungannya, jadi berguna banget untuk bayi yang suka mukul-mukul dan tendang-tendang. Masalahnya, harga baby gym cenderung mahal dan hanya bisa dipake sampe si bayi bisa duduk. Setelah itu dia ngga tertarik sama baby gym.

Ipar saya punya baby gym di rumahnya untuk anak keduanya yang masih 4 bulan. Untuk si kecil memang berguna, tapi untuk si kakak (usia 1,5thn) malah jadi kendala. Kalau baby gym itu dipasang dan si baby diletakkan di lantai, pernah si kakak berjalan ngga liat-liat (karena memang beru bisa) trus jatuh tersandung baby gym itu dan njatuhin adiknya.

Walah!

Kadang juga, kalau dipasang di lantai, alas baby gym itu licin, jadi si kakak malah terpeleset kalau pas si adik ngga ada di gym dan gymnya belum dibereskan/dilipat. Akhirnya sama saja, fungsi baby gym yang ipar saya pikir bisa buat mengalihkan si adik supaya bisa main sendiri and si mama bisa masak, malah gagal.

Tapi mungkin ngga gitu kalo ngga ada kakaknya ya.

Maka itu saya bikin sendiri baby gymnya. Hehehehehehe... Cuman pakai pita dan beberapa mainan dia yang bisa digantung. Setelah itu saya ikat ke dua furniture. Untuk alasnya ya saya pake alas tidur/main dia kalau pas di lantai. Praktis juga sih kalau selesai main tinggal dilepas aja supaya ngga menyandung orang lain.