Mama: Kalau jadi Disney Princess, Mama mau jadi Elsa atau Belle...
Dudu: Sleeping Beauty kali, Ma.
Lalu dia tertawa puas banget bisa jahilin saya. Asem emang anaknya. Semacam si Chip, cangkir teh yang tidak bisa berhenti ngomong itu.
Welcome to Movie Monday, postingan yang bertekad untuk ngomongin film di hari Senin. Hari ini ceritanya tentang Beauty and the Beast yang kita nonton weekend kemarin.
Beauty and The Beast (2017)
Starring: Emma Watson, Dan Stevens, Luke Evans, Josh Gad
Sutradara: Bill Condon
Starring: Emma Watson, Dan Stevens, Luke Evans, Josh Gad
Sutradara: Bill Condon
Durasi: 129 menit
MPAA Rating: PG (Indonesia 13+)
Coba simak versi Dudu berikut ini:
Ada beberapa pertanyaan dari teman tentang film ini:
Sama seperti kartunnya?
Menurut saya sama persis. Dari rambut, baju dan adegannya semua sama. Bahkan si Beast dan Gaston juga plek-plek mirip. Dan serius Gastonnya seperti fotokopi dari kartunnya. Kisahnya juga sama, ada sedikit twist di karakter Gaston yang seingatan saya tidak seperti itu , well, sejahat dan selicik itu, di kartunnya. Tapi ingatan saya tentang versi kartunnya juga tidak detail, karena rasanya meskipun narsis, Gaston itu masih pemuda desa yang polos tanpa banyak intrik. Yang jelas, karena sutradara Beauty and The Beast ini pernah pegang Chicago, Mr. Holmes dan Twilight, bisalah kita menggantungkan harapan sama Bil Condon. Apalagi Emma Watson juga cocok banget jadi Belle.
Lagunya gimana?
This is Disney movie, di mana semua bisa jadi lagu yang keren banget. Beauty and the Beast mengingatkan saya akan Sound of Music, Chicago dan Moulin Rouge. Lagu-lagunya juara dan saya tahu Dudu menunggu lagu utamanya pas Belle dan Beast berdansa di hall. Lagunya masih dinyanyikan oleh Mrs. Potts, yang di film ini ternyata ada suaminya di desa. Yang paling catchy tentu saja Be Our Guest yang dinyanyikan Lumiere untuk menyambut Belle di castle. Kalau dibandingkan dengan film Disney lain, lagi ini semacam lagu bertempo cepat seperti Prince Ali yang pernah dinyanyikan Genie di Aladdin. Album soundtacknya boleh lah di-download.
Beauty and the Beast bercerita tentang seorang pangeran yang dikutuk, dan semua yang hidup di sana berubah jadi barang antik. Suatu hari, kakek-kakek tersesat di hutan dan tak sengaja menemukan kastil pangeran terkutuk itu. Setelah malam berlalu, anaknya si kakek pun mencari dia di hutan dan menemukan si kakek dipenjara. Terus dia bertemu pangeran yang terkutuk dengan versi makhluk menyeramkan. Akhirnya pun dia bertukar tempat dengan si kakek. Dia mulai khawatir dengan ayahnya, dengan kehidupannya dan dengan apa yang akan terjadi.
Akhirnya dia dipindahkan ke ruang bagus, punya makan malam dan dikasih berbagai hal dari pelayan-pelayan pangeran yang dikutuk. Si pangeran dan di gadis pun mulai berteman, dan setiap hari hubungan mereka berlanjut. Dan saat melihat keadaan ayahnya lewat cermin ajaib, si buruk rupa membiarkan dia pergi. Setelah mendengar cerita si cantik, penduduk desa pun takut dan mulai menyerang kastilnya. Si buruk rupa dan pelayan-pelayannya pun bertarung dengan penduduk desa, mereka pun menang.
Tak lama kemudian si Belle kembali dan dia mematahkan kutukan kastilnya.
Ada beberapa pertanyaan dari teman tentang film ini:
Sama seperti kartunnya?
Menurut saya sama persis. Dari rambut, baju dan adegannya semua sama. Bahkan si Beast dan Gaston juga plek-plek mirip. Dan serius Gastonnya seperti fotokopi dari kartunnya. Kisahnya juga sama, ada sedikit twist di karakter Gaston yang seingatan saya tidak seperti itu , well, sejahat dan selicik itu, di kartunnya. Tapi ingatan saya tentang versi kartunnya juga tidak detail, karena rasanya meskipun narsis, Gaston itu masih pemuda desa yang polos tanpa banyak intrik. Yang jelas, karena sutradara Beauty and The Beast ini pernah pegang Chicago, Mr. Holmes dan Twilight, bisalah kita menggantungkan harapan sama Bil Condon. Apalagi Emma Watson juga cocok banget jadi Belle.
Lagunya gimana?
This is Disney movie, di mana semua bisa jadi lagu yang keren banget. Beauty and the Beast mengingatkan saya akan Sound of Music, Chicago dan Moulin Rouge. Lagu-lagunya juara dan saya tahu Dudu menunggu lagu utamanya pas Belle dan Beast berdansa di hall. Lagunya masih dinyanyikan oleh Mrs. Potts, yang di film ini ternyata ada suaminya di desa. Yang paling catchy tentu saja Be Our Guest yang dinyanyikan Lumiere untuk menyambut Belle di castle. Kalau dibandingkan dengan film Disney lain, lagi ini semacam lagu bertempo cepat seperti Prince Ali yang pernah dinyanyikan Genie di Aladdin. Album soundtacknya boleh lah di-download.
Pelayan istana Beast (photo taken from NYtimes) |
Be Our Guest (photo taken from DNAIndia) |
Kontroversinya?
Buat yang khawatir sama “adegan gay” yang katanya ada di film tersebut, penuturan Dudu tentang film itu jelas fokus ke cerita utamanya dan tidak memusingkan kalau pengawalnya Gaston ada yang sedikit melambai. Saya juga sempat membicarakan hal ini dengan Dudu, karena topik ini heboh di kalangan para Mama.
Mama: Adegan gay-nya gimana?
Dudu: Mana adegan gay-nya? Semuanya biasa saja.
Mama: Temannya Gaston?
Dudu: Teman-temannya Gaston juga biasa saja.
Dudu sudah sempat saya kasih warning tentang berita adanya adegan gay di film Beauty and the Beast dan salah satu karakternya kurang jelas orientasinya ke mana. Ternyata buat Dudu, hal tersebut tidak jadi masalah. Yang lebih menarik perhatiannya adalah keseruan para barang antik di dalam istana dan kenapa di akhir cerita Cogsworth terlihat takut sama istrinya yang datang dari desa dan malah berharap agar dia jadi jam lagi saja.
Take Home Message
Kalau Dudu membawa pulang pesan bahwa jadi orang itu tidak boleh selfish, greedy dan harus menilai orang dari dalamnya dan bukan luarnya, saya malah berpikir bahwa mencari jodoh itu benar-benar harus nyambung omongannya. Meskipun adat dan mukanya jelek, tapi si Pangeran Buruk Rupa itu mungkin satu-satunya orang berpendidikan di sekitar desa (selain si pastor) yang mampu mengimbangi percakapan Belle. Dan percakapan nyambung macam itulah yang biasanya membuat orang jadi tertarik. Seandainya si Pangeran Buruk Rupa tidak paham Shakespeare dan tidak punya hobi baca buku, setelah sembuh,kayaknya akan ditinggal juga deh sama Belle karena membosankan.
Buat yang khawatir sama “adegan gay” yang katanya ada di film tersebut, penuturan Dudu tentang film itu jelas fokus ke cerita utamanya dan tidak memusingkan kalau pengawalnya Gaston ada yang sedikit melambai. Saya juga sempat membicarakan hal ini dengan Dudu, karena topik ini heboh di kalangan para Mama.
Mama: Adegan gay-nya gimana?
Dudu: Mana adegan gay-nya? Semuanya biasa saja.
Mama: Temannya Gaston?
Dudu: Teman-temannya Gaston juga biasa saja.
Dudu sudah sempat saya kasih warning tentang berita adanya adegan gay di film Beauty and the Beast dan salah satu karakternya kurang jelas orientasinya ke mana. Ternyata buat Dudu, hal tersebut tidak jadi masalah. Yang lebih menarik perhatiannya adalah keseruan para barang antik di dalam istana dan kenapa di akhir cerita Cogsworth terlihat takut sama istrinya yang datang dari desa dan malah berharap agar dia jadi jam lagi saja.
Take Home Message
Kalau Dudu membawa pulang pesan bahwa jadi orang itu tidak boleh selfish, greedy dan harus menilai orang dari dalamnya dan bukan luarnya, saya malah berpikir bahwa mencari jodoh itu benar-benar harus nyambung omongannya. Meskipun adat dan mukanya jelek, tapi si Pangeran Buruk Rupa itu mungkin satu-satunya orang berpendidikan di sekitar desa (selain si pastor) yang mampu mengimbangi percakapan Belle. Dan percakapan nyambung macam itulah yang biasanya membuat orang jadi tertarik. Seandainya si Pangeran Buruk Rupa tidak paham Shakespeare dan tidak punya hobi baca buku, setelah sembuh,kayaknya akan ditinggal juga deh sama Belle karena membosankan.
Gaston is seriously handsome (taken from Yahoo) |
Beauty and The Beast mengajarkan saya untuk tidak menyerah mencari pasangan seimbang. Seperti Belle yang tidak menyerah dengan keadaan stock pria yang ada di desa dan masih mau keluar zona nyaman untuk mencari petualangan, padahal kalau mudah menyerah dia bisa saja langsung menikah dengan Gaston.
Setting aside the face and heart, menurut saya, Beast tetap lebih menang dibanding Gaston. Selain wajah yang tampan Gaston tidak terlihat punya apa-apa. Rumahnya mana? Mungkin dia hanya punya kuda seekor dan kemampuan menembak karena dia prajurit perang. Meskipun setelah berubah jadi manusia menurut saya tetap kalah cakep sama Gaston, Beast memiliki kastil lengkap dengan maze, danau yang kalau beku bisa jadi area ice skating, pelayan dan satu ruangan perpustakaan penuh buku. Belum lagi buku ajaib ala pintu kemana saja Doraemon dan cermin ajaib yang bisa dipakai buat stalking bias Kpop (hah?). Saya sih akan langsung memilih Beast haha.
So, terlepas dari pemberitaan di luar sana, saya dan Dudu suka sekali dengan film ini. Beauty and The Beast membawa kita ke dunia fairy tale Disney yang saya kenal ketika saya masih seumur Dudu. Dan tidak seperti Cinderella yang Dudu benar-benar tidak tertarik nonton, film ini banyak ditonton anak laki-laki juga.
Setting aside the face and heart, menurut saya, Beast tetap lebih menang dibanding Gaston. Selain wajah yang tampan Gaston tidak terlihat punya apa-apa. Rumahnya mana? Mungkin dia hanya punya kuda seekor dan kemampuan menembak karena dia prajurit perang. Meskipun setelah berubah jadi manusia menurut saya tetap kalah cakep sama Gaston, Beast memiliki kastil lengkap dengan maze, danau yang kalau beku bisa jadi area ice skating, pelayan dan satu ruangan perpustakaan penuh buku. Belum lagi buku ajaib ala pintu kemana saja Doraemon dan cermin ajaib yang bisa dipakai buat stalking bias Kpop (hah?). Saya sih akan langsung memilih Beast haha.
So, terlepas dari pemberitaan di luar sana, saya dan Dudu suka sekali dengan film ini. Beauty and The Beast membawa kita ke dunia fairy tale Disney yang saya kenal ketika saya masih seumur Dudu. Dan tidak seperti Cinderella yang Dudu benar-benar tidak tertarik nonton, film ini banyak ditonton anak laki-laki juga.
cr. Entertainment Weekly |
Just like Belle and Beast, we brought books to our dinner table... or comics |
Dudu: Kalau Disney Prince, aku jadi apa?
Mama: Itu, yang jadi suaminya Anna, yang punya rusa gede banget.
Dudu: Cristoph?
Mama: Atau suaminya Rapunzel yang tukang tipu?
Dudu: Aku bukan pencuri. Aku mau jadi Tarzan saja. Enak kan jadi king of animal. Kalau mau susu sapi tinggal minta tolong saja. Kalau orang kan repot mereka harus cari sapinya.
Hah? Sejak kapan Tarzan masuk ke deretan pangeran Disney?
Oh ya, jangan buru-buru beranjak dari kursi setelah film berakhir ya karena ada lagunya Celine Dion yang wajib didengarkan sampai habis.
Mama: Itu, yang jadi suaminya Anna, yang punya rusa gede banget.
Dudu: Cristoph?
Mama: Atau suaminya Rapunzel yang tukang tipu?
Dudu: Aku bukan pencuri. Aku mau jadi Tarzan saja. Enak kan jadi king of animal. Kalau mau susu sapi tinggal minta tolong saja. Kalau orang kan repot mereka harus cari sapinya.
Hah? Sejak kapan Tarzan masuk ke deretan pangeran Disney?
Oh ya, jangan buru-buru beranjak dari kursi setelah film berakhir ya karena ada lagunya Celine Dion yang wajib didengarkan sampai habis.
mungkin karena Tarzah salah satu filmnya Disney? ;)
ReplyDelete"Beauty and The Beast mengajarkan saya untuk tidak menyerah mencari pasangan seimbang. Seperti Belle yang tidak menyerah dengan keadaan stock pria yang ada di desa dan masih mau keluar zona nyaman untuk mencari petualangan, padahal kalau mudah menyerah dia bisa saja langsung menikah dengan Gaston. " --> like this!! *two thumbs up!*
*Buat yang khawatir sama “adegan gay” yang katanya ada di film tersebut, penuturan Dudu tentang film itu jelas fokus ke cerita utamanya dan tidak memusingkan kalau pengawalnya Gaston ada yang sedikit melambai. Saya juga sempat membicarakan hal ini dengan Dudu, karena topik ini heboh di kalangan para Mama.* --> finally... ada pencerahan :D
- ira -
Haha, kayaknya putus asa juga ngga ada prince yang oke.
DeleteIya nih, Beauty and The Beast kayaknya terlalu heboh pemberitaannya deh, padahal ngga apa-apa.
Aku baca beauty and the beast ini udah lama banget dari jaman SD coba.. Masak sih baru kepikiran bikin film versi nyatanya skrg ya orang2 disana hihi
ReplyDeleteKayaknya sekarang lagi jaman dibikin versi orang deh. Kemarin kan sempat ada Cinderella juga.
Delete