13 February 2017

The LEGO Batman Movie

Sepanjang Minggu pagi, Dudu bernyanyi: "My best friend, you’re my best friends and friends are family, friends are family." 

Mama:Lagu apaan sih, Du?
Dudu: Lagu Batman Lego kemarin.
Mama: Filmnya bagus?
Dudu: Bagus kok.
*Lalu si Dudu mulai memperagakan adegan ketika Batman diberitahu Alfred bahwa dia sudah mengadopsi anak dan Dick Grayson sudah tinggal di Wayne Manor selama seminggu.





The LEGO Batman Movie ini dimulai dari keberhasilan Batman menggagalkan skema terakhir Joker dalam menghancurkan Gotham City dan meninggalkan si archenemy patah hati karena tidak diakui oleh sang superhero sebagai "musuh utama". Joker dan teman-temannya kemudian menyerahkan diri karena baper. Ceritanya tidak berakhir di situ karena setelah Joker dipenjara, Batman jadi bingung apa yang harus dia lakukan. Terlebih lagi ketika Komisaris Gordon pensiun dan digantikan putrinya, Barbara, yang sangat kompeten. Intinya Batman kesepian.

Robin: Wait, does Batman live in Bruce Wayne's basement? 
Batman: No, Bruce Wayne lives in batman's attic

Dan dari sini jalan ceritanya mulai masuk ke konflik, kita tahu kalau Joker tidak semudah itu menyerahkan diri dan Batman juga tidak melulu tenggelam dalam kesedihannya. Ada satu momen di mana saya jadi merenungkan apa yang membuat kita jadi jahat dan apa yang membuat kita baik. Kalau tidak ada kejahatan ya sulit mendefinisikan kebaikan. Sebaliknya, memberantas kejahatan tidak otomatis menjadikan kita orang baik. Seperti kata Batman (yang jelas-jelas dipinjam dari film sebelah) “Melawan orang jahat dengan orang jahat adalah ide buruk.” Haha. Dengar di mana ya?

Yes, film Batman yang berdurasi 104 menit ini ceritanya tidak terlalu berat untuk ditonton anak-anak, meskipun ada beberapa adegan yang mungkin hanya bisa dimengerti bagi mereka yang sudah nonton film Batman sebelumnya, including that moment yang diambil dari Batman tahun 60an dan perseteruan Batman vs Superman di film DC sebelumnya. Batman selalu jadi kontroversi, soalnya superhero yang satu ini berbeda dari pahlawan kebanyakan. Setelah dua film kemarin rasanya terlalu berat, weekend kemarin muncul satu animasi yang meskipun masih menggunakan format lama film Lego, tapi tetap membuat saya dan Dudu tertawa. Tapi tenang, ratingnya PG alias bisa untuk semua umur. Ketika kami nonton kemarin, banyak keluarga (rata-rata para Papa menemani anak mereka) yang ada di studio yang sama. Dan kalau Batman masih terlalu suram, ada Robin/Dick Grayson yang disulih-suarakan Michael Cera yang brilliant!



 

Oh ya, hari Sabtu kemarin kita nonton di Cinemaxx, perdana nonton di bioskop fX Sudirman itu dalam keadaan sepi. Soalnya terakhir kali kita ke sana, tempatnya penuh sesak karena kita ikutan nonton bareng KungFu Panda. Haha. Tapi ternyata bioskop Cinemaxxx ini nyaman. Kita pernah sekali nonton Cinemaxx yang di Plaza Semanggi (nonton bareng juga) dan yang di fX Sudirman ini ternyata lebih nyaman. Lobbynya lebih terasa lega, ada TV besar di samping kiri, lengkap dengan schedule film hari itu. Untuk weekend pun harga tiketnya terhitung murah, Rp. 55,000/orang untuk seat regular. Tempat menunggunya enak karena banyak kursi da nada charger haha. Terbayang pentingnya charger hari gini kan. Hanya saja bioskop ini toiletnya ada di luar karena menggunakan toilet mall.

Mama: Kamu suka bioskopnya?
Dudu: Bioskopnya bagus, saya suka. Teaternya tidak terlalu besar tapi tempatnya menarik karena pintu keluarnya pintu kaca.
Mama: Emang pintu kaca?




Lah malah saya yang tidak perhatian. Soalnya saya fokus ke popcorn haha. Jadi Dudu pesan popcorn asin yang ukuran tengah-tengah (Rp. 35,000) dan saya beli popcorn cheese ukuran large (Rp. 40,000). Dan ternyata, popcorn dalam kantong itu enak! Selain popcorn cheese yang tidak habis-habis itu, ada pesan moral yang kami bawa pulang dari The LEGO Batman Movie. “Never works alone. Always have friends because friends are family…” Yah Dudu mulai nyanyi lagi. “Nggak, Ma. Ini juga. Strength comes in numbers.” Well, film LEGO yang ini tidak punya lagu catchy semacam “Everything is Awesome milik The Lego Movie, meskipun Dudu selalu menyanyikan Friends are Family. Tidak ada adegan yang benar-benar membekas sampai keluar teater. Saya bahkan tidak jatuh kasihan dengan Batman yang penyendiri itu, sehingga mungkin ini pertanda si penulis skenario berhasil menciptakan tokoh Batman yang keras hati begitu. Tapi the LEGO Batman Movie sudah berusaha keras merangkum sifat Batman yang rumit dan menyederhanakannya untuk anak-anak tanpa mengulang kekonyolan tahun 1960an itu. Serius saya ketawa keras sekali saat Batman serial itu beneran muncul cuplikannya, plus lagunya Na-Na-Na-Na-Na, Batman!

Dudu:
Itu Batman, Ma?
Mama: Iya, Batman Mama dulu. Yang ada tulisan POW dan BAM begitu.

"Sir, I have seen you go through similar phases in 2016 and 2012 and 2008 and 2005 and 1997 and 1995 and 1992 and 1989 and that weird one in 1966." ~Alfred

5 comments:

  1. keren nih bioskopnya... keren... pengen kesana rasanya,, mengajak anak2..hehe sangat recommended mbak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Keren Mba. Tempat duduknya enak. Kalau anak-anak kecil sekitar usia balita seru yang Lippo Village. Cuma jauh bener dari rumah dan anak saya sudah 10thn jadi blom cobain ke sana.

      Delete
  2. Berarti ramah anak ya filmnya. Anak saya juga udah nonton lego jurasic park. Seru2 filmnya lego

    ReplyDelete
    Replies
    1. Film Lego ramah anak sih pasti haha. Terus pasti lucu.

      Delete
  3. ini film lucuu + seruu... tp ketiduran sebentar di tengah film, kynya gara2 kecapean gawe huhuhu.. :P

    lain kali kita movie date yuuks.. ajak nia, nydia + chris juga sekalian :D

    - ira -

    ReplyDelete

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.