12 July 2016

Kisah Kamera Ponsel, Konser K-Pop dan Saya


Saya tim kamera digital. Jadi kamera ponsel bukan kebutuhan utama. Sampai saya berada di pintu masuk sebuah museum yang mengharuskan pengunjungnya membayar untuk membawa kamera digital masuk ke dalam. Kamera jenis apapun bayar kecuali kamera ponsel. Dan mendengar penyesalan saya, si Dudu komentar, “Mama sih, kamera ponselnya jelek.”

ARGH!



Jadi ini foto "selfie" kita yang harus dipindahkan dulu sebelum diupload.

Sebenarnya bukan sekali ini saja sih kamera ponsel saya yang amat sangat tidak layak membawa sejuta masalah. Kalau foto ramai-ramai bersama teman, saya tidak pernah menitipkan kamera ponsel saya ke mas security atau mbak pelayan resto. Sadar dirilah, kameranya buram. Bukannya jelek banget sih, hanya saja kualitasnya tidak mumpuni untuk sharing. Kan malu ya kalau foto lalu pas share di grup chat lalu dapat komentar miring. Haha. Begitu juga dengan main instagram. Repot kan ya, kalau setiap kali saya harus foto pakai kamera digital yang super besar itu, lalu dipindahkan dulu ke komputer sebelum akhirnya dibluetooth ke ponsel atau tablet untuk kemudian diupload ke social media. Momentnya keburu hilang. 

Tapi kok ya itu juga tidak mendorong saya untuk punya kamera ponsel yang kualitasnya lebih daripada sekedar ada bukti dokumentasi. Yang kualitasnya layak sharing di social media. Maklum, kalau kata orang tua, saya ini anak paling keras kepala. Biasanya sudah jatuh tertimpa tangga, belum kapok juga.

Sampai beberapa waktu lalu, saya dan rekan sekantor saya mencoba membuat jasa titip beli yang sedang ngetrend itu. Kita berburu sale dan saya kerepotan sendiri dengan kualitas kamera ponsel yang memang jadul ini. Metodenya kan datang ke lokasi sale, foto lalu upload. Bagaimana ceritanya kalau saya harus foto pake kamera dengan segala keribetannya? Sementara kalau saya memaksakan foto dengan kamera ponsel pun, hasilnya tidak menarik. Jadi mana ada yang mau titip kalau fotonya tidak bagus? Dari kelas-kelas social media marketing and online selling yang saya ikuti semuanya mengajarkan bahwa kesan pertama ada di foto Anda. Selanjutnya terserah harga. Haha.


Quote by Karl Lagerfeld
Jadi enaknya kalau jeprat jepret pakai apa dong? “Hm... rumit juga ya,” celetuk si Dudu saat dia nimbrung membaca di tulisan saya. Sebenarnya setelah melirik ponsel ZenFone 2 Laser ZE550KL yang mejeng di halaman Giveawaynya mba Uniek, kok kayaknya bagus ya. Harganya juga masih masuk di budget. Kalau hasil penerawangan Mbah Google di website resmi ASUS, ponsel ini layarnya 5.5 inch, sedikit lebih besar dari ponsel-ponsel yang pernah saya gunakan. Tapi masih muat kok di dompet gadget dan tas tangan yang mini. Ponsel ini memiliki desain lengkung ergonomis yang mengurangi waktu kita membolak-balik kamera ponsel, mencari posisi yang pas (dan genggaman yang stabil) untuk selfie.

Selfie dengan angle begini juga pasti jadi gampang kalau ponselnya ergonomis
Back to cerita saya dan kamera ponsel, yang paling “menyedihkan” adalah ketika saya pergi nonton konser grup K-Pop idaman awal Januari lalu dan kamera selain kamera ponsel tidak boleh masuk sama sekali. Rasanya mau nangis di antrian. Sudah menabung setengah tahun, beli tiket 2 bulan di muka sampai pinjam credit card teman supaya kebagian, siap-siap dandan dari pagi, eh sampai dalam hanya bisa manyun dan merekam dengan mata. Kan rasanya nyesek banget ya. Waktu itu saya berpikir kalau di konser sebelumnya dengan artis dan penyelenggara yang sama, kamera digital non-DSLR boleh masuk, di konser yang ini juga bisa. Ternyata di lapangan, kenyataannya berbeda.

Ini sudah bulan Juli, tapi masih sedih kalau ingat dokumentasi konser kemarin. Makin sedih lagi begitu lihat spesifikasi ZenFone 2 Laser ini punya 4x brightness mode dan 4x light sensitivity low light mode yang berarti bisa ambil foto jelas di tempat kurang cahaya macam tempat konser kemarin. Belum lagi mode Super Resolution yang bisa mengambil gambar di resolusi 52MP. Kan saya tidak perlu beli tiket paling depan untuk lihat muka si artis dengan jelas. Dari pinggir pun, jerawat si artis yang ditutupin BB Cream bisa terlihat di kamera ponsel ini. Haha. 

(left) Kita juga hobi selfie di bioskop yang cahayanya kurang; 
(right) kalau ada konser lagi, tidak perlu foto layar biar dapat foto yang bagus.

Ah sudahlah. Yang berlalu biarlah berlalu. Kita nabung lagi saja. Buat kamera ponsel yang memadai dan dana konser berikutnya. Semoga belum terlambat untuk berubah. Karena ternyata, secanggih-canggihnya digital kamera, ada ranah yang tidak terjangkau olehnya. Ya untuk apa punya kamera super keren kalau akhirnya yang bisa digunakan di lokasi hanya kamera ponsel saja. Seperti di museum berbayar itu, atau saat ada lomba foto kamera ponsel, atau saat live tweet di event blogger dan kegiatan #DateWithDudu, atau saat hendak foto barang sale untuk instagram jasa titip. Yang paling penting sih tetap, bisa foto saat nonton konser idola kesayangan saya. Soalnya si artis baru keluar wajib militer dan sedang gencar promosi. Siapa tahu dia mampir ke Indonesia lagi, dan saat itu saya harus siap dengan kamera ponsel yang tidak mengecewakan.

Kalau artisnya tidak mampir-mampir juga, saya pakai untuk foto OOTD si Dudu di museum itu saja. Hahaha.


Postingan ini diikutsertakan pada giveaway Aku dan Kamera Ponsel by uniekkaswarganti.com

8 comments:

  1. wah, syang bnget ya mbak gak bisa abadiin momen pas konser itu, rasa kcewanya bisa sy rasain tuh,
    salam kenal yah mbak.

    ReplyDelete
  2. Salam kenal juga.
    Iya nih sedih banget ngga bisa foto pas konser.

    ReplyDelete
  3. Wahh.. penggemar Kpop ya mbak.e hheee
    Semoga bisa terbeli untuk kamera impiannya ya mbak.. hhee

    ReplyDelete
  4. Museum angkut pengen bikin ke sana lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku juga mau mba... tapi kali ini harus seharian. Blom puas kemarin haha.

      Delete
  5. Terima kasih sudah ikutan GA Aku dan #KameraPonsel. Good luck.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you Mba Uniek :) Aku selalu senang ikut GAmu, temanya seru hehe.

      Delete

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.