03 April 2016

Liburan Hemat ala Mama dan Dudu

Kalau Dudu bertanya, “Ma, kapan kita liburan lagi?” jawaban saya biasanya standard, “nabung dulu ya, Du.” 

Soalnya liburan ternyata mahal. Terbayang jaman dulu Papa-Mama saya bisa bawa anaknya 3 orang liburan kemana-mana. Kadang malah sekalian ada Opa-Oma saya juga. Jaman sudah berubah, jadi sekarang kita harus pintar-pintar mengakali supaya liburan bisa jadi murah-meriah. Jadi, gimana caranya supaya bisa liburan hemat?

Rame-rame lebih seru
Menurut Dudu, kalau ada teman, liburan jadi lebih seru.
Kalau liburannya seru, kan kita jadi lebih ikhlas bayarnya haha. Tidak begitu juga sih. Kalau ada teman jalan itu berarti bisa berbagi cost. Misalnya saya, kalau pergi hanya berdua Dudu kan harus book satu kamar hotel. Kalau saya dapat teman jalan yang tidak berkeberatan share room sama Dudu, atau another single parent yang pergi dengan anaknya, kan harga kamar bisa dibagi dua. Apalagi kalau banyak jumlahnya, kita bisa minta harga grup atau rombongan. Jadi lebih hemat kan liburannya?

Kenapa tidak cari yang gratisan?
Di Singapura ada banyak tempat gratisan untuk anak-anak. Saya pernah menulis listnya di blognya Reservasi.com (boleh dong promo sedikit). Harta karun yang saya temukan di kunjungan terakhir adalah Children’s Garden yang free kalau kita datang bawa anak dibawah 12 tahun. Di daerah Marina Bay Sands ada banyak juga yang gratisan. Pertunjukan laser di Marina, Children’s Garden di Garden’s By The Bay (yang ini harus bawa baju ganti karena main air) dan kegiatan gratis di Art Science Museum setiap hari Jumat.

Main di pantai juga gratis lho.

Hotel tidak perlu five stars (kata Dudu)
Five stars ala Dudu beda dengan standard internasional lho. Kalau untuk Dudu, hotel five stars harus ada wi-fi, bathtub dan swimming pool. Star ke-4 adalah memberikan kamar di atas lantai 1 waktu kita check-in. Star terakhir adalah tidak memisah-misahkan rombongan yang pergi bersama. Jadi maksudnya, “Untuk apa kita menginap di hotel yang five star kalau kita pulangnya setelah hari gelap dan tidak bisa menikmati hotelnya.” Untuk yang liburan ke Singapura pertama kali, misalnya, tidak perlu hotel mewah karena biasanya kita hanya numpang tidur setelah seharian jalan-jalan. Jadi, lihat lagi itinerary Anda dan tentukan hotel seperti apa yang diperlukan.

Jangan skip standard procedure
Ada beberapa hal standard yang biasanya bisa menghemat budget. Misalnya kalau shopping, jangan lupa minta GST refund di airport. Lalu, cek juga apakah ada tourist pass yang bisa digunakan untuk mendapatkan diskon di mall, tempat makan, bahkan transportasi dan tempat wisata. Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Gara-gara mengambil GST refund di Changi, saya tidak perlu keluar budget extra untuk makan di aiport ketika pesawat saya delay.


“Mama punya uang berapa untuk belanja?”
Ini selalu jadi pertanyaan Dudu ketika kita jalan-jalan. Gantian dengan “apakah masih ada sisa uang untuk beli mainan?” Intinya sih, kita harus budgeting dari awal, berapa banyak yang akan kita habiskan untuk belanja, termasuk belanja oleh-oleh. Misalnya setiap ke Singapura, saya selalu hitung, berapa banyak yang mau saya habiskan untuk berburu buku, untuk kapsul nespresso, untuk mainan si Dudu dan untuk oleh-oleh. Selain empat kebutuhan utama yang pasti dibeli itu, disisihkan beberapa lagi untuk kebutuhan impulse buying. Kalau tidak terpakai ya budgetnya ditabungkan ke biaya liburan berikutnya. Namanya juga impulse buying, jadi tidak boleh dicari-cari atau direncanakan mau digunakan untuk beli apa.

Hindari makan di tempat wisata
Harga makanan di tempat wisata biasanya lebih mahal. Jadi kalau bisa, hindari melewatkan jam makan siang di lokasi wisata. Jika memang berencana akan menghabiskan waktu seharian di satu tempat seperti Disneyland atau Universal Studio, beberapa ticket box dan travel agent menyediakan ticket dengan bonus voucher makan. Meskipun tidak menutup semua pengeluaran, tapi waktu itu jadinya lumayan hemat, dari sekitar 20SGD harga paket makanan di Universal Studio, saya hanya bayar setengahnya karena voucher makan. Jangan lupa membawa roti di tas. Selain praktis, roti juga pas kenyangnya.

Meleng sedikit, Anak sudah ke laut!
“Boleh main air?”
Pertanyaan jebakan dari Dudu ini sering berakibat ektra pengeluaran karena harus membeli kaos atau setidaknya handuk kecil. Apalagi kalau tempat liburan berbau pantai seperti Bali dan Belitung. Di beberapa negara, air mancur dan playground air ada dimana-mana bahkan di atap mall. Meskipun tidak ada rencana untuk ke pantai, tapi yang namanya perlengkapan tempur wajib bawa.

Tetap saja yang namanya liburan harus enjoy. Jangan sampai karena kita sibuk berhemat, liburan kita jadi melarat. Toh, kita sudah menabung untuk pergi.

6 comments:

  1. Pengin juga kapan2 jalan2 yg agak jauhan gitu bareng anak2 :) Selama ini liburan ya deket2 saja sih Mba.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau jauh nabungnya juga harus jauh-jauh hari Mba. Haha. Yang dekat asal seru juga oke lho.

      Delete
  2. bener banget tuh mbak, jangan jajan di tempat wisata karena harganya bisa 2x lipat bahkan lebih, tadinya mau hemat malah lebih pengeluarannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apalagi bawa anak yang waktu pengen jajannya tidak bisa diprediksi. Haha bisa bangkrut.

      Delete
  3. aduh, itu grastisannya kenapa harus bawa anak dibawah 12 tahun? -ngaku masih 12 tahun masih bisa ga ya ;)-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nyamar aja Rhe. Haha kalau dirimu masi bisa sepertinya hahaha

      Delete

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.