Menjelajah sendirian di Singapore tanpa Dudu sebenarnya agak garing. Maklum, terbiasa berpetualang berdua. Tapi saya jadi bisa berkeliling menikmati indahnya malam hari di Marina Bay tanpa harus pusing ada yang bosan karena saya hanya melihat matahari terbenam dan menunggu lampu menyala.
Saya sampai di Marina Bay sebenarnya karena janjian dengan seorang teman blogger, Mba Suci yang perdana pergi ke Singapura. Tapi apa daya kita belum jodoh bertemu di negara tetangga. Haha. Nah karena sudah terlanjur ada di Marina sini, dan saya sendirian, kesempatan ini saya gunakan untuk berkeliling dan foto-foto. Toh, Dudu bukan penyuka bangunan historis jadi dia ngga akan ketinggalan apa-apa.
Marina Bay Sands
Berjalan keluar dari Bayfront MRT yang terhubung dengan Marina Bay Sands di lantai basement, saya langsung memanfaatkan waktu untuk berkeliling. Karena bukan pencinta shopping, saya memutuskan untuk keluar dan mengunjungi ArtScience Museum untuk melihat exhibition apa yang bisa saya kunjungi bersama Dudu ketika dia sudah sampai keesokan harinya. Ketika berjalan keluar dari Museum jam 7 malam (yes, matahari Singapura terbenam agak lambat), pemandangan skyline Singapore mencuri perhatian saya.
Banyak yang jogging, naik sepeda atau sekedar berjalan-jalan sambil mendorong stroller di daerah sini. Selain karena sejuk, jalanannya juga kids friendly, alias aman dan cukup luas untuk anak-anak berlarian. Favorit saya tentu saja kumpulan pohon palem yang dijajarkan rapi. Seperti Los Angeles, tapi versi yang bisa dilewati dengan jalan kaki. Haha.
Menyenangkan melihat langit berubah diantara gedung-gedung tinggi dan Fullerton Hotel dengan desain klasiknya, tapi begitu gelap, perhatian kita beralih ke light and laser show yang dimulai jam 8 setiap harinya. Buat yang kelewatan, masih ada show jam 9.30 dan extra jam 11 malam khusus Jumat dan Sabtu malam. Shownya gratis, dan kita tinggal duduk di tempat yang sudah disediakan.
Wah, Andrew pasti suka nih!
Fullerton
Sebenarnya Andrew sudah pernah nonton laser show secara tidak sengaja waktu kita pergi bersama para sepupu. Tapi kita nonton dari sisi seberang, alias sisi Fullerton, jadi tidak jelas seperti apa aslinya light and laser show ini. Hanya terlihat permainan lampu dari atas Marina Bay Sands.
Fullerton sendiri hidup pada waktu malam. Dekat dengan exit MRT Raffles Place, One Fullerton yang letaknya mepet dengan Merlion yang menjadi Icon Singapura ini adalah sekumpulan restoran, cafe dan bar outdoor yang meriah ketika malam datang. Masih di Fullerton juga, ada banyak sejarah yang dapat dinikmati di sini. The Fullerton Hotel Singapore adalah hotel bintang lima yang dulunya adalah gedung Kantor Pos Pusat Singapura. Selain itu ada Fullerton Bay Hotel yang berbentuk kubus unik dengan interior indah. Hotel ini membuka lantai lobby-nya untuk dilalui umum jadi kita tidak perlu berpanas-panasan di siang hari. Kalau beruntung, sambil jalan kita bisa mendengarkan live music dari restoran hotel.
Dari sisi sebelah sini, kita bisa berdiri di dermaga dan melihat lampu-lampu Marina Bay Sands, Singapore Flyer dan Helix Bridge.
Lau Pa Sat
Restoran yang ada di seputaran Marina Bay lebih cocok untuk special occasion atau hang out bersama teman-teman. Jadi saya berjalan sedikit ke Lau Pa Sat, yang katanya adalah food court tertua di Singapore. Sejarahnya sudah dimulai pada awal 1900 ketika Telok Ayer Market dibangun. Beberapa kali mengalami renovasi (terakhir pada tahun 2014), food court ini masih terasa seperti gedung lama dengan arsitektur Victorian. Dalamnya panas. Yes, meskipun malam hari, sepertinya angin tidak bisa lewat jadi udaranya tidak sesegar ketika kita berada di luar.
Tapi dentingan lonceng yang tiap 15 menit dan banyaknya jenis makanan di Lau Pa Sat membuat saya tetap duduk manis dan makan sampai habis. Harganya juga tidak mahal, mirip dengan food court pada umumnya. Jenisnya banyak. Selain dari masakan chinese yang selalu ada (seperti sup ikan dan nasi ayam hainam), ada masakan India, Vietnam, Korea, Jepang dan lainnya). Ada masakan Indonesia juga lho.
Menemukan sebuah bangunan klasik satu lantai peninggalan jaman penjajahan di tengah gedung-gedung tinggi dan modern rasanya menarik. A mix between history and contemporary. Jalan keliling Marina Bay Sands gratis lho, bisa jadi alternatif kalau ingin liburan murah di Singapura.
Bonus Trip: Far East Organization Children's Garden
Kalau ada Dudu, mungkin saya akan menghabiskan waktu di Garden By The Bay seperti waktu itu. Walaupun jadi tidak masuk ke dome-dome yang ada, tapi di sana ada Far East Organization Children's Garden yang gratis untuk anak-anak bermain. Water play yang terlihat begitu kita masuk langsung menarik anak-anak untuk main air. Kalau ke Singapura memang sebaiknya bawa handuk dan baju ganti kemana-mana karena water playground bisa muncul di mana saja.
Tapi jangan berhenti di main air, children's garden ini juga punya hidden playground yang tertutup pohon rindang dan semak-semak di sekitar water playgroundnya. Sementara para orang tua duduk manis di ampitheatre, anak-anak bisa bermain di rumah pohon alias Rainforest Treehouse. Kalau malam jadi lebih sejuk soalnya Singapura kadang lebih panas dari Jakarta. Tapi kalau siang lebih kelihatan dan untuk foto-foto juga akan lebih bagus hasilnya. Haha. Jadi dilema ya.
Far East Organization Children's Garden ini dibuka hingga jam 7 malam pada hari biasa dan jam 9 malam pada akhir pekan. Namun tutup pada hari Senin seperti banyak tempat lainnya di Singapura.
Aman? pasti aman. Pulangnya gampang? Well, MRT dan bis ada sampai tengah malam. So, jangan berhenti berkeliling Singapura ketika matahari terbenam karena petualangan baru saja dimulai, terutama di Marina Bay. Andrew justru senang kalau jalan malam karena tidak panas.
Let's walk around and discover a different side of Singapore.
Sekali-kali yang punya blog mejeng sendirian |
Marina Bay Sands
Berjalan keluar dari Bayfront MRT yang terhubung dengan Marina Bay Sands di lantai basement, saya langsung memanfaatkan waktu untuk berkeliling. Karena bukan pencinta shopping, saya memutuskan untuk keluar dan mengunjungi ArtScience Museum untuk melihat exhibition apa yang bisa saya kunjungi bersama Dudu ketika dia sudah sampai keesokan harinya. Ketika berjalan keluar dari Museum jam 7 malam (yes, matahari Singapura terbenam agak lambat), pemandangan skyline Singapore mencuri perhatian saya.
Banyak yang jogging, naik sepeda atau sekedar berjalan-jalan sambil mendorong stroller di daerah sini. Selain karena sejuk, jalanannya juga kids friendly, alias aman dan cukup luas untuk anak-anak berlarian. Favorit saya tentu saja kumpulan pohon palem yang dijajarkan rapi. Seperti Los Angeles, tapi versi yang bisa dilewati dengan jalan kaki. Haha.
Menyenangkan melihat langit berubah diantara gedung-gedung tinggi dan Fullerton Hotel dengan desain klasiknya, tapi begitu gelap, perhatian kita beralih ke light and laser show yang dimulai jam 8 setiap harinya. Buat yang kelewatan, masih ada show jam 9.30 dan extra jam 11 malam khusus Jumat dan Sabtu malam. Shownya gratis, dan kita tinggal duduk di tempat yang sudah disediakan.
Fullerton
Sebenarnya Andrew sudah pernah nonton laser show secara tidak sengaja waktu kita pergi bersama para sepupu. Tapi kita nonton dari sisi seberang, alias sisi Fullerton, jadi tidak jelas seperti apa aslinya light and laser show ini. Hanya terlihat permainan lampu dari atas Marina Bay Sands.
Merlion yang jadi Icon Singapore |
Kalau dari Fullerton yang kelihatan cuma ini |
Singapore Flyer, Helix Bridge, ArtScience Museum, Marina Bay Sands |
Dari sisi sebelah sini, kita bisa berdiri di dermaga dan melihat lampu-lampu Marina Bay Sands, Singapore Flyer dan Helix Bridge.
Lau Pa Sat
Restoran yang ada di seputaran Marina Bay lebih cocok untuk special occasion atau hang out bersama teman-teman. Jadi saya berjalan sedikit ke Lau Pa Sat, yang katanya adalah food court tertua di Singapore. Sejarahnya sudah dimulai pada awal 1900 ketika Telok Ayer Market dibangun. Beberapa kali mengalami renovasi (terakhir pada tahun 2014), food court ini masih terasa seperti gedung lama dengan arsitektur Victorian. Dalamnya panas. Yes, meskipun malam hari, sepertinya angin tidak bisa lewat jadi udaranya tidak sesegar ketika kita berada di luar.
Tapi dentingan lonceng yang tiap 15 menit dan banyaknya jenis makanan di Lau Pa Sat membuat saya tetap duduk manis dan makan sampai habis. Harganya juga tidak mahal, mirip dengan food court pada umumnya. Jenisnya banyak. Selain dari masakan chinese yang selalu ada (seperti sup ikan dan nasi ayam hainam), ada masakan India, Vietnam, Korea, Jepang dan lainnya). Ada masakan Indonesia juga lho.
Vietnamese Roll at Lau Pa Sat |
Bonus Trip: Far East Organization Children's Garden
Kalau ada Dudu, mungkin saya akan menghabiskan waktu di Garden By The Bay seperti waktu itu. Walaupun jadi tidak masuk ke dome-dome yang ada, tapi di sana ada Far East Organization Children's Garden yang gratis untuk anak-anak bermain. Water play yang terlihat begitu kita masuk langsung menarik anak-anak untuk main air. Kalau ke Singapura memang sebaiknya bawa handuk dan baju ganti kemana-mana karena water playground bisa muncul di mana saja.
Tapi jangan berhenti di main air, children's garden ini juga punya hidden playground yang tertutup pohon rindang dan semak-semak di sekitar water playgroundnya. Sementara para orang tua duduk manis di ampitheatre, anak-anak bisa bermain di rumah pohon alias Rainforest Treehouse. Kalau malam jadi lebih sejuk soalnya Singapura kadang lebih panas dari Jakarta. Tapi kalau siang lebih kelihatan dan untuk foto-foto juga akan lebih bagus hasilnya. Haha. Jadi dilema ya.
Far East Organization Children's Garden ini dibuka hingga jam 7 malam pada hari biasa dan jam 9 malam pada akhir pekan. Namun tutup pada hari Senin seperti banyak tempat lainnya di Singapura.
Rumah Pohon di Garden By The Bay |
Let's walk around and discover a different side of Singapore.
Mbak anakmu ganteng banget, sih! Mau nggak jadi travel partner kakak? :3
ReplyDeleteMau pasti Mba Putri. Haha dia senang jalan-jalan lho.
DeleteAsyik ya mbaaak, seru deh, jalan2 bareng bocil di Singapore :)
ReplyDeleteKalo ngga bawa bocil aku malah bengong ngga tau mau apa. Haha.
DeleteMba Ruth... aku pengen banget ke Marina itu, viewnya bagus banget ya mbak. Apa daya, belum rezeki bisa kesana. Singapore kalo malam emang bener-bener keren.. Semoga next bisa kesana lagi ^__^
ReplyDeleteMba, laen kali kita berangkat bareng aja... sama anak haha. Banyak yg seru buat anak2 juga.
Deletetahun lalu waktu tugas ke sana saya juga sempat lewat
ReplyDeletekeren banget kalo foto malam2 mbak
sayangnya, ga bisa masuk gedungnya, padahal futuristik banget tuh
Iya kalau sudah malam tutup semua. Tapi beberapa gedung di Raffles situ ada restorannya, jd kita bisa numpang liat pemandangan juga.
Delete