13 March 2015

Ketika Mama Mencoba Mengolah Camilan

Kalau bicara olah camilan sehat, saya paling bingung. Terbayang ibu-ibu yang telaten menyiapkan sendiri makanan dan camilan untuk buah hatinya. Sementara saya, seorang ibu bekerja, yang hanya bertemu anak di akhir pekan hanya bisa bengong di dapur karena tidak bisa masak. Sempat ditegur Mama karena saya lebih sering ambil jalan pintas dengan beli makanan jadi ketimbang berkutat di dapur. 

Dari kecil sudah hobi makan buah
Waktu bayi, camilan favorit Dudu adalah sereal padat yang bisa digenggam dengan tangan atau buah-buahan yang dipotong kecil-kecil. Setelah besar, ternyata seleranya tidak berubah. Jadi, sampai saat ini, sereal dan buah masih menjadi menu camilan utama si Dudu, bahkan sering jadi bekal untuk snack di sekolah.

Sehat sih, tapi kan bosan ya? Anaknya tidak bosan karena setiap camilan pasti habis. Mamanya yang stress liat makanannya bentuknya sama melulu.

Akhirnya saya memutuskan untuk berkreasi, ceritanya ngga mau kalah sama teman-teman yang sering posting bekal makanan dan camilan olahan sendiri di social medianya. Tapi karena saya tidak bisa masak, plus Dudu tidak suka makanan manis atau yang tajam rasanya, ya menunya juga jadi terbatas.

Tapi tidak mustahil. Ada caranya.

Step 1: Mengumpulkan makanan, selain nasi dan lauk, yang disukai Dudu. Yogurt, pisang, roti, sosis, jelly dan buah-buahan. Yang paling utama adalah sereal padat yang katanya bisa menurunkan stress dan memberi banyak energi, cocok buat anak SD seperti Dudu. Hm... Agak susah nih!

Step 2: Mix & match camilan. 
Jadi tidak hanya baju yang bisa dipadu-padankan, makanan juga bisa. Saya mulai mencoba menggabungkan sereal yang biasanya dicampur susu jadi dicampur yogurt plain. Atau jika yogurt yang dibeli sudah ada rasa buahnya, tidak ada salahnya menambahkan potongan buah sesuai gambar di kemasan. Selain mendapatkan manfaat extra dari fresh fruit, Dudu juga jadi kenal bermacam-macam buah beserta teksturenya, bukan hanya rasa dan gambar.


Step 3: Dibuat jadi lucu. Kalau roti bisa dicetak jadi hati. Kalau yogurt bisa dituang ke gelas lucu yang warna warni... Atau gelas kecil yang praktis dipegang. Sosis bisa dibuat seperti gurita. Jelly yang paling praktis karena tinggal dituang ke cetakan. Buah pun bisa dipotong aneh-aneh, apel misalnya, kadang kotak kadang segitiga. Kalau sedang iseng, papaya bisa saya buat bulat-bulat pakai sendok yang untuk buat es buah itu lho.
Sosis gurita di kids meal restoran

Roti tawar biasa kalau dihias jadi lucu juga

Habis itu tinggal ajak anaknya ikutan “art and craft” menghias camilan biar semangat makannya.


Memilih Bahan Camilan

Kalau pada dasarnya sudah sehat seperti buah, kita tidak perlu pusing. Apalagi kalau memang camilan ini kita olah dari scratch. Namun untuk ibu seperti saya yang musuhan sama dapur, membeli makanan setengah jadi lalu mengolahnya jadi camilan sehat perlu memperhatikan banyak hal:

Yogurt misalnya, bisa jadi tidak sehat ketika kita membeli yang mengandung banyak gula atau bahan pengawet. Ketika memilih yogurt sebaiknya memperhatikan label kandungan gizi dan hindari nama-nama seperti sukrosa, laktosa dan osa-osa lainnya karena itu adalah gula. Biasanya sih saya memilih yogurt yang plain, karena selain Dudu memang tidak suka manis, yogurt plain biasanya tidak ada ekstrak buah yang sering ditemukan di makanan dan minuman yang ada rasanya.

Sosis sebenarnya adalah kendala terbesar saya karena daging olahan cenderung tidak sehat. Maka itu, jika ada kesempatan, saya memilih membeli daging giling dan mengubahnya jadi bakso goreng untuk camilan. Kalaupun harus menyediakan sosis, saya memilih yang harus digoreng dulu daripada yang bisa dimakan langsung. 

Ngacak-ngacak sereal di mangkok
Jelly juga sama, meskipun yang kita buat sendiri juga bukannya sehat, tapi paling tidak, kita bisa mengontrol proses masak dan penyimpanannya. Misalnya dengan memasukkan potongan jeruk dan perasan jeruk asli ke dalam jelly rasa plain, kita menghindarkan anak dari mengkonsumsi perisa makanan.

Saya masih harus banyak belajar kalau soal mengolah makanan, maklum sejak kecil saya adalah picky eater jadi tidak pernah terpikir untuk masak. Sebenarnya saya senang baking, bikin healthy snack bars seperti jaman kuliah dulu, tapi di rumah tidak ada oven. Jadi untuk sementara ini, kita mix and match dulu deh. Sabar ya, Du.


3 comments:

  1. Baby nya lucu banget dan camilannya yummy.... :)

    ReplyDelete
  2. dengan waktu dan kreativitas terbatas biasanya malah keluar ide yang unik yaaa ^^

    ReplyDelete

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.