27 April 2016

Superhero, Sidekick and Villain

Ketika film Captain America Civil War keluar, saya dan Dudu sama-sama excited. #TeamCap atau #TeamIronMan. Once upon a time, Dudu ngefans berat sama Iron Man karena Iron Man pintar, ganteng dan punya banyak uang. Tapi kali ini, si penggemar zombie sudah berpindah hati. Ke siapa? Bukan Captain America. Tapi seorang tokoh sampingan bernama Scarlett Witch. 

Foto Dudu review mainan Captain America Civil War. Jangan lupa ikut kuis nobarnya. Thanks XYKids!
Hah? Kenapa harus ke random Avenger yang diperankan Elizabeth Olsen ini? Mama curiga karena anaknya sudah ABG dan Wanda Maximoff ini cantik.
Dudu: Kekuatannya keren.
Mama: Ooo... Oke (sedikit lega)
Dudu: Bisa menembak-nembakkan plasma.
Mama: Oke. Tetap saja pemeran pembantu.
Dudu: Daripada Mama yang jatuh cinta sama penjahat.

Ups.
Kalau ditanya Avengers favorit saya, jawabannya Loki. Ya siapa sih yang tidak jatuh (cinta atau kasihan?) dengan adik angkat Thor yang ternyata frost giant itu? Apalagi setelah ibunya meninggal dibunuh dark elf dan dia sendiri gugur di pertempuran (oh ya?). Kan saya sebagai seorang ibu jadi tergerak untuk suka sama Loki. Yeah right. Padahal Loki licik, Loki ganteng dan Loki charming.

Dudu suka sidekick dan saya suka villain. Bahkan di film BoBoiBoy saja Dudu suka Fang dan saya suka Adudu yang hijau itu. Memangnya apa salah superheronya sampai kita berdua tidak ada yang suka?

Mungkin asal mulanya.
Iron Man punya masa lalu yang seru dan otaknyalah (dan mungkin uang) yang menyelamatkannya dari kematian. Iron Man juga bukan superhero yang sempurna karena gara-gara dia, Scarlett Witch dan Quicksilver kehilangan keluarga dan orang tua mereka. Karena Andrew sekarang ngefans Scarlett Witch, otomatis bye bye Iron Man. Masa lalu Loki membuat saya super maklum dengan kejahatan dan kelicikannya. Anak angkat yang selalu kalah dari Thor, dan bahkan ketika dia seharusnya jadi Raja karena Thor dibuang dan Odin mendadak koma, tidak ada yang setuju. Kasihan. Captain America... Well, saya dan Dudu bahkan belum nonton Winter’s Soldier haha.


Sidekick itu posisinya dianggap lebih rendah.
Sebuah artikel yang diterbitkan oleh National Association for the Education of Young Children di Amerika Serikat menyatakan bahwa kebanyakan masalah yang terjadi pada konsep superhero di anak-anak kecil adalah menempatkan temannya pada posisi “sidekick” yang dianggap sebagai pembantu superhero. Dalam film Avengers yang pertama, Loki berhasil mengacak-acak para superhero ini karena masing-masing punya ego sebagai pemeran utama di filmnya. Dan ketika mereka harus bersatu di film Avengers, ego itu agak mengganggu. Lalu Black Widow dan Hawkeye hanya menyaksikan dari pinggir arena saja (karena mereka belum punya film sendiri)

Film Superhero tidak seru tanpa sidekick dan villain.
Deb Pilutti pengarang buku 10 Rules of Being A Superhero menuliskan bahwa Every superhero needs a sidekick. Film Iron Man mungkin seru, tapi kalau tidak ada War Machine mungkin tidak akan selucu itu. Thor juga keren, tapi kalau tidak ada Loki yang mengacak-acak semuanya mungkin ceritanya jadi basi. Jadi peran mereka sama pentingnya. Sudah nonton the Lone Ranger? Johnny Depp memilih peran Tonto, yang merupakan side kick, dan mencuri hampir seluruh perhatian penonton dengan aksinya. Sidekick bisa lebih keren! Atau Sherlock dan dr. Watson. Atau Spongebob dan Patrick (mereka bukan Superhero sih).

Lalu blog post ini sebenarnya mau ngomong apa?

Hubungan superhero-sidekick dan superhero-villain sama seperti hubungan saya dan Dudu. Okelah, mungkin Scarlett Witch dan Loki tidak pernah bertemu. Tapi saya suka Hawkeye juga dan si pemanah punya hubungan cukup rumit dengan si penyihir di film Avengers Age of Ultron. Mulai dari bermusuhan hingga jadi satu tim yang memotivasi. 

Saatnya Mama jadi sidekick
Kalau Dudu sedang jadi superhero, ikut lomba fashion show, maka saya jadi sidekick yang mendukung dan mengantar dia ke lokasi lomba. Kalau saya yang sedang ramah-tamah di acara blogger, maka Dudu bagian penggembira dan ikut membantu menuliskan reportasenya. Kalau Dudu sedang jadi superhero, punya uang hasil kerja buat beli game zombie, maka saya jadi villain yang jahat dan berusaha menggagalkan rencananya karena saya tidak setuju dia beli game zombie. Kalau saya sedang jadi superhero, dapat bonusan buat pergi nonton konser Kpop, Dudu jadi penjahat yang terus-terusan menyela idola saya supaya saya tidak jadi pergi karena menyaksikan laki-laki pakai eyeliner itu buang-buang uang.

Jadi seimbang kan?
Jadi tidak sabar juga untuk nonton Captain America nih.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.