05 March 2014

Mr. Peabody's Parenting Style

Weekend kemarin kita bangun pagi-pagi buat nonton Mr. Peabody and Sherman. Mama masi ngantuk vs Dudu yang semangat '45 berangkat menuju Kota Kasablanka.

Sepanjang perjalanan ada percakapan gini...
Dudu: Film apa sih Ma?
Mama: Sherman. Tentang anak kecil dan anjing gitu.
Dudu: Ceritanya apa?
Mama: Ngga tau. Nih, coba cek di wikipedia
Dudu: (ngecek wiki di layar BB super kecil) Ooo... yang anak kecil diadopsi sama anjing ya?
Mama: Hah? Anak kecil diadopsi anjing? Ngga kebalik Du?
Ternyata ngga terbalik dong.

Mr. Peabody and Sherman

Who is Mr. Peabody
Seekor anjing super cerdas berhasil jadi, well, seekor anjing sukses. Berawal dari pengalaman buruk saat kecil yang terlalu serius sampai ngga ada yang mau adopsi, Mr. Peabody jatuh kasihan pada anak kecil yang dia temukan di dalam kardus. Jadilah si Anjing serba bisa ini mengadopsi si anak kecil yang diberinya nama Sherman. Hubungan ayah (?) dan anak ini berjalan mulus sampai si anak masuk SD dan harus bergaul dengan anak manusia lainnya. Berkelahinya Sherman dengan seorang anak perempuan nyolot bernama Penny membuat Mr. Peabody terancam kehilangan hak adopsinya. Dalam usahanya mencegah kehilangan Sherman, Mr. Peabody mengundang Penny dan kedua orang tuanya dinner di rumah... dan berujung bencana waktu Sherman dan Penny main-main dengan mesin waktu milik Mr. Peabody.

Jadi?
I found Mr. Peabody interesting. Menemukan seseorang yang senasib dan merasa tergerak buat mengadopsi (meskipun itu melawan takdir). My favorite quote from the movie is this:
Judge: Mr. Peabody, you're a Nobel Prize-winning scientist, a world-renowned explorer, and you're an Olympic gold medalist in the long jump and the decathlon. You're sure you're capable of meeting ALL the challenges of raising a human boy? 
Mr. Peabody: Given all that I've accomplished, how hard could it possibly be?
Ternyata it's harder than all of the above. Membesarkan anak itu susahnya setengah mati. Buktinya Sherman berkelahi dengan temannya (meskipun dari kecil bolak balik ketemu Gandhi). Dari film ini saya belajar bahwa yang paling susah dari membesarkan anak adalah membiarkan si anak jadi besar. Anak sudah SD ngga bisa diharapkan nurut 100% sama kita karena mulai adanya pengaruh sosial di luar. It takes a village to raise a child.... it doesn't take an award-winning scientist.
Mr Peabody: Why can't children be simple?
Pertanyaan Mr. Peabody muncul setelah Leonardo Da Vinci menyarankan untuk merelakan Sherman bermain bersama Penny instead of helping them build a machine. Sebagai orang tua, kadang saya berpikir, anak tinggal dibilangin X ya ntar dia melakukan X. Ternyata ngga. Dia ada ide sendiri yang sering nekat dia jalanin dan akhirnya bikin bubar semuanya... In the end kita sebagai orang tua yang harus membereskan 'sampah' dan menyelamatkan anak kita dari kekacauan. 
Mr Peabody: (to Sherman) You used time-travel improperly... we must rewrite history in order to save the universe! 
Tapi semua sampah dan kekacauan itu adalah proses anak kita tumbuh dewasa, dan menjalankan semuanya tanpa kita cegah (kecuali fatal banget kali ya?) adalah persiapan buat mereka jika mereka harus hidup tanpa kita kelak. Dan yang lebih berat dari beresin sampah adalah kalau sudah tidak ada sampah lagi untuk dibereskan... alias anak sudah besar dan lepas dari kita. 

Mama: Kita mirip Mr. Peabody dan Sherman ya Du?
Dudu: Mama tuh mirip sama Mr. Peabody. Aku tidak mirip sama Sherman.
Mama: Dari mana? Kamu kan bandel gitu juga. Suka coba-coba juga.
Dudu: Aku ngga pake kacamata.
Mama: Ya Mama juga bukan anjing cowok yang menang nobel sih....
Dudu: Tapi Mama cerewetnya sama.

DUAR!

Mama Peabody dan Dudu Sherman

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.