02 December 2010

“Please and Thank You!”

Siapa bilang TV selalu memberikan pengaruh buruk? Kebiasaan baik yang selalu saya ajarkan pada si kecil berasal dari sebuah serial TV.

Saya senang nonton Disney, sampai sering dapat ledekan teman. Sudah punya anak kok masi nonton kartun. Ah, biarin. Yang penting kan saya senang. Ada satu kartun Disney yang menjadi favorit saya, judulnya Kim Possible. Satu hal yang paling berkesan buat saya saat menyaksikan episode kartun ini adalah saat si mama mengingatkan anaknya untuk “always say please and thank you” (selalu berkata tolong dan terima kasih). Si tokoh utama diingatkan untuk selalu sopan dan bersyukur.
Itulah yang kemudian saya ajarkan pada si kecil. Selalu bilang “tolong” jika menyuruh sesuatu dan selalu bilang “terima kasih” saat menerima pertolongan. Ini berlaku termasuk kepada mbak dan supir. Tidak mudah memang, karena yang namanya anak-anak pasti banyak lupanya, atau malah, karena dibesarkan di keluarga berkecukupan, sering kurang menghargai bantuan orang lain. Saya yang harus rajin mengingatkan sampai jadi kebiasaan. Selain itu, saya sendiri juga harus konsisten mengatakan “tolong” dan “terima kasih” supaya si kecil melihat dan meniru.
Yang sulit dilakukan adalah saat dia menerima barang. Dia sering terlalu senang dengan hadiahnya sampai lupa bilang terima kasih pada yang memberi. Setiap kali dia lupa, setiap kali pula saya akan menghampiri dia untuk mengingatkan. “Sudah bilang terima kasih belum?” Kalau sudah ingat, dia akan berlari kembali kepada orang yang member kado untuk bilang terima kasih. Buat saya tidak ada kata terlambat untuk bilang terima kasih. Pernah suatu kali saat pergi dengan opa omanya, Andrew mendapat balon. Dia pulang ke rumah senang dan gembira sambil memamerkan balon barunya. Waktu saya tanya apa dia sudah mengucapkan terima kasih kepada yang memberi, dia menjawab dengan murung “lupa, Ma…” Ya sudahlah, pikir saya, masa mau kembali lagi ke mall?
Minggu depannya, saat saya pergi ke mall yang sama, dia menarik saya ke restoran. Saya pikir dia lapar, eh ternyata dia hanya ingin kembali dan mencari tante pelayan yang waktu itu memberikan balon. Kebetulan si tante memang sedang bekerja dan berjaga di depan. Setelah mengucapkan terima kasih, Andrew menghampiri saya dengan senyuman senang dan sebuah balon baru di tangan. “Dari tante itu lagi, Ma,” katanya.
“Sudah bilang terima kasih belum?” Tanya saya. Dan seperti dugaan saya dia lupa dan langsung berlari kembali untuk bilang terima kasih lagi. Kali ini untuk balon yang ada di tangannya. Kalau tidak, saya minggu depan terpaksa balik ke mall lagi dong. Tapi namanya juga menanamkan kebiasaan baik pada si kecil. Mana bisa sekali dua kali langsung berhasil? Jadi orang tua kan memang harus pantang menyerah, seperti mamanya Kim Possible yang di setiap episode tidak bosan-bosannya mengingatkan, “remember, Kim, always say please and thank you,” saat anaknya berjalan keluar pintu rumah.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.