"You Break It, We Fix It!" (Handy Manny)
Awalnya semua ini gara-gara anak saya datang menghampiri karena senapan kesayangannya rusak. Ujungnya hampir putus. “Ma, betulin dong.” Daripada beli yang baru saya coba mengelemnya kembali. Berhasil sih. Tapi beberapa lama kemudian, senapan tersebut rusak lagi. Saya coba selotip, eh copot juga. Hm… berarti, saya kurang oke nih memperbaikinya.
Nah, jadi kalau mainan rusak dapat diperbaiki dengan benar, mainan tersebut bisa jadi baru dong. Kenapa tidak mengumpulkan mainan bekas yang masih bisa diperbaiki lalu kita memperbaikinya sama-sama dengan benar? Mainan yang seperti baru itu kemudian bisa dikumpulkan dan disumbangkan kepada anak-anak yang membutuhkan. Dan kenapa berhenti dengan mainan? Buku juga bisa loh!
Keterlibatan Anak
Pertama, anak bisa diajak mengumpulkan mainan rusak tapi masih layak. Misalkan rattle yang sekrupnya lepas, atau mainan dengan baterai litium yang baterainya sudah harus diganti. Mainan-mainan tersebut kemudian dibawa ke sebuah workshop (bekerja sama dengan pihak yang ahli) yang mengajarkan anak bagaimana membetulkan mainan bersama-sama sehingga menjadi mainan yang bisa dimainkan kembali. Dengan begitu, anak diajarkan menyayangi mainannya, dan mengerti bahwa mainannya tidak harus selalu dibuang karena masih bisa dibetulkan.
Kedua, anak diajak berpartisipasi menyerahkan mainan bekas yang telah diperbaiki tersebut. Selain bisa bermain bersama, anak juga diajak mengenal siapa yang menerima mainan tersebut. Karena, sewaktu saya mengajak anak saya untuk menyumbangkan mainan ke drop box, sempat terlontar pertanyaan, “Ma, mainan ini untuk siapa?” Karena disumbangkan kepada sebuah yayasan, saya hanya bisa menjawab “kepada kakak/adik yang tidak mampu beli mainan.” Kalau anak diajak mengenal siapa yang menerima mainan, maka dia bisa tahu, “oh, mainan saya sekarang dimainkan kakak itu ya…”
Harapan
Dengan adanya projek ini, saya berharap:
- Anak-anak bisa lebih menghargai mainan dan tidak selalu minta mainan baru karena yang lama lecet sedikit. Anak juga diajak berkarya dengan membetulkan mainan, sehingga anak bisa kreatif dan mandiri.
- Anak jadi lebih merasa memiliki terhadap mainan tersebut dan bisa ikut bangga bahwa dia sudah membantu menyumbang. Kalau hanya mainan yang dibelikan orang tua terus disumbangin, mungkin anak akan lebih cuek. Tapi kalau dia ikut memperbaiki mainan itu, saya harap anak bisa lebih merasa bangga bahwa mainan yang dia perbaiki itu bisa berguna buat orang lain.
- Anak bisa belajar berbagi secara berkelanjutan. Anak balita, yang bisa loyal kepada satu karakter animasi, bisa diajak mengenal siapa yang disumbang sehingga jika kelak dia ada mainan bekas lagi, dia bisa terpikir “oh iya, ada kakak/adik itu yang butuh mainan ya.” Dan tergerak menyisihkan mainannya untuk disumbang.
(Tulisan ini diikutsertakan Lomba Proyek Tango Spread Miracles. Ngga menang sih, tapi seneng aja bisa ikutan, soalnya ini yang pertama saya pernah kepikiran bikin "proyek berbagi")