tag:blogger.com,1999:blog-88538970295283738962024-03-19T19:47:10.849+07:00Mama, Dudu and Their Everyday AdventurePetualangan Seru Mama dan AndrewRuth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.comBlogger485125tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-23755433173920749312024-03-06T17:58:00.010+07:002024-03-06T17:58:57.396+07:00Permainan Tentang Hidup: The Game of Life<p><span style="font-family: helvetica;"><b>Bagaimana jika seluruh perjalanan hidupmu dirangkum dalam sebuah permainan papan atau <i>board game</i>? The Game of Life, atau yang lebih dikenal dengan LIFE, mengajak pemainnya untuk menjalani hidup secara realistis. </b></span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Perjalanannya dimulai dari apakah kita akan kuliah, atau langsung mulai bekerja. Kalau kuliah berarti kita akan berhutang, namun memiliki pilihan karir yang lebih luas. Sementara jika langsung bekerja, kita memiliki pilihan karir terbatas, namun tidak ada hutang yang harus dibayar. Setelah itu kita harus memilih rumah, menikah, punya anak, dan pensiun.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Permainan ini awalnya dibuat pada tahun 1860 oleh Milton Bradley. LIFE yang kita mainkan sekarang adalah versi modernnya, hasil desain dari Reuben Klamer and Bill Markham di tahun 1960. Pemain mengendarai mobil sendirian, mendaki gunung dan melewati lembah. Ketika menikah dan punya anak, penumpang mobil akan bertambah. </span></p><p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUwDjdFFr4H4dTwxVB8cfMngV1Nw__cvYnLjgBb9e0KsI69ME9RZRAQ-sI33WVIOklwAxFiG6pMlTBMZRo5Os-b8Gnk_n4pHqhNty4zVzznRjDFlClE5RYif2opYtkUw_tSCR_XtV0mTLw18GCp9BxR4erJjfhsUrca363T_c9uQ5AZ87r-INBZjffF7k/s679/The%20Game%20of%20Life%201991%20Edition.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="587" data-original-width="679" height="554" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUwDjdFFr4H4dTwxVB8cfMngV1Nw__cvYnLjgBb9e0KsI69ME9RZRAQ-sI33WVIOklwAxFiG6pMlTBMZRo5Os-b8Gnk_n4pHqhNty4zVzznRjDFlClE5RYif2opYtkUw_tSCR_XtV0mTLw18GCp9BxR4erJjfhsUrca363T_c9uQ5AZ87r-INBZjffF7k/w640-h554/The%20Game%20of%20Life%201991%20Edition.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto dari Amazon</td></tr></tbody></table></p><p><span style="font-family: helvetica;">Jaman sekarang, LIFE punya versi online dan versi aplikasi. Namun, yang saya mainkan bersama Dudu tetap versi board game offline karena lebih seru ketika dimainkan bersama. Apalagi ketika bermain dengan anak-anak remaja seumuran Dudu yang masih belum memulai Game of Life mereka. Bermain game ini mengajarkan bahwa hal tidak terduga bisa terjadi karena saat kita bekerja sesuai passion, gaji kita belum tentu mengikuti. Lalu kita jadi tidak bisa membayar rumah yang diidamkan. Belum lagi ketika mengendarai mobil, kita berhenti di titik “career change” atau “you’re fired” yang mengharuskan kita ganti pekerjaan dan gaji yang diterima. Atau ketika harus membayar sekolah sesuai jumlah anak yang dimiliki. Bisa juga rumah yang kita sudah cicil dan bangun ternyata hancur terkena badai, dan kita harus membangun ulang karena tidak membayar asuransi.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Rasanya seru melihat anak-anak usia remaja dan pra-remaja mulai memikirkan bagaimana membayar pajak. Mereka juga menghitung jumlah anak yang diinginkan karena takut membayar sekolah mahal. Harus menghitung apakah gaji yang dimiliki cukup untuk membayar cicilan rumah, mengembalikan hutang uang kuliah atau membeli saham. Semuanya seperti realita. Namanya juga The Game of Life.</span></p><p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIyQPAWMdIpF8mJYOhZbRfnDokSITEEw9Mq2efjyPpEwCLKwlUjTwlHBbdCsNZzWFFk7tOh4vfLRYt36-cXpaLpzUqbjVhbTcbEoAcdSncZzYnRhVINjE0YAZH5wys8_isCyeH8GJNlYTrYVyDZjY42TdJHaiFnKU5qT7N7UkDRzlqT8OtTOtW1yC07p8/s2346/Game%20of%20Life%20play.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2346" data-original-width="2346" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIyQPAWMdIpF8mJYOhZbRfnDokSITEEw9Mq2efjyPpEwCLKwlUjTwlHBbdCsNZzWFFk7tOh4vfLRYt36-cXpaLpzUqbjVhbTcbEoAcdSncZzYnRhVINjE0YAZH5wys8_isCyeH8GJNlYTrYVyDZjY42TdJHaiFnKU5qT7N7UkDRzlqT8OtTOtW1yC07p8/w640-h640/Game%20of%20Life%20play.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Main Game of Life di rumah</td></tr></tbody></table></p><p><span style="font-family: helvetica;">Versi yang saya miliki masih sangat sederhana. Diterbitkan pada tahun 1991. Konon, LIFE yang baru sudah ada adopsi hewan peliharaan, dan versi-versi kolaborasi dengan tokoh populer seperti Hello Kitty, Star Wars, My Little Pony dan lainnya. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Permainan ini seru untuk dibawa di pertemuan keluarga, terutama jika ada banyak anak remaja dan pra-remaja di acaranya. Orang tua tentunya bisa mendampingi, sambil memberikan petuah dan penjelasan kalau ada pertanyaan tentang perjalanan hidup. Buat orang tuanya gimana? Sekarang rasanya saya lebih mengerti permainan ini setelah melewatinya sendiri di kehidupan nyata, jadi yang bentuknya permainan tetap seru karena tidak memiliki konsekuensi di realita. Kesempatan untuk mengambil keputusan nekat seperti membeli saham, atau mengambil pekerjaan impian tanpa memusingkan gaji.</span></p><div><br /></div>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-2815881808575810352024-02-24T19:21:00.000+07:002024-02-25T19:24:35.964+07:00Konferensi Perempuan Indonesia dan Akar Permainan Tradisional<p><span style="font-family: helvetica;">Diadakan pada 9 - 11 Februari 2024 di Royal Orchid Garden Hotel and Condominium, Batu, Malang, Jawa Timur, </span><span style="font-family: helvetica;">Konferensi Perempuan Indonesia (KPI)</span><span style="font-family: helvetica;"> offline masih mengangkat tema “Menguatkan Akar Gerakan Perempuan Indonesia”. </span><span style="font-family: helvetica;">Mendengar KPI diadakan secara offline tahun ini oleh Ibu Profesional, sebenarnya saya ingin ikut. Namun, karena lokasinya yang cukup jauh dari domisili saya saat ini, dan waktunya yang bertepatan dengan Chinese New Year, saya jadi hanya bisa memantau lewat beritanya. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Yang membedakan kedua konferensi tentunya adalah pertemuan tatap muka dan sejumlah kegiatan seru yang diadakan di lokasi. Misalnya prosesi SARUNGAN (SAmbutan dan ngeRiUNG awalAN) yang mengawali kegiatan ini, di mana masing-masing peserta mengenakan kain tradisional yang dibawa dari rumah. </span></p><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlqgB6_ed8kUhCJZcZOlZ7YDbbxJ-H2mE6tYllbmaeZvx5EHQ2IQg5A6TRDt4uBghf2UxeZvR4k52H4BmbEoEmG8M87v3FtQIFdIWbboCCvAPp5S1MnonOdxJtPsOQRHmR5IMnfN6DgtYmPDZdwFmFKuO7ceajK5hQFJrD7niJswmuHF_Oql0HbThYzKY/s768/Prosesi%20Sarungan%20Konferensi-perempuan-indonesia-malang.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="576" data-original-width="768" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlqgB6_ed8kUhCJZcZOlZ7YDbbxJ-H2mE6tYllbmaeZvx5EHQ2IQg5A6TRDt4uBghf2UxeZvR4k52H4BmbEoEmG8M87v3FtQIFdIWbboCCvAPp5S1MnonOdxJtPsOQRHmR5IMnfN6DgtYmPDZdwFmFKuO7ceajK5hQFJrD7niJswmuHF_Oql0HbThYzKY/w640-h480/Prosesi%20Sarungan%20Konferensi-perempuan-indonesia-malang.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo: Warta Jatim</td></tr></tbody></table><p></p><p><span style="font-family: helvetica;">Selain Sarungan, ada banyak kegiatan lain yang mengajak para peserta untuk kembali ke akarnya masing-masing. Sama dengan KPI Online yang diadakan pada 20-22 Desember 2023, ada Forest Walk yang dibuat peserta, bedanya kali ini peserta bisa beneran jalan-jalan melihat peta konsep yang dipajang di papan. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Sesi Betengan yang dibawakan oleh Pak Dodik Maryanto, Founder dan Inisiator Komunitas Ibu Profesional bersama Istrinya Ibu Septi Peni Wulandari, memberikan pengetahuan sejarah pergerakan perempuan di Indonesia kepada para peserta. Di sesi Bekelan, para peserta mengumpulkan makanan khas daerah masing-masing di sebuah meja panjang sambil saling berkenalan satu dengan yang lainnya. </span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLUUAIToLifyEigRfjMDaB_CdUZMMBwtqj1fZ-y-TlNbbvC4WxcqzT2SyHLY4NV5jTLvR_MpU4dAHA5ELyD3XnnE1NAxNpUp6OYSDZiZ82wJOd3lOK8Y0Z3m86w0tk0lAkDFQtALHj1AZ9gVo8MpwFOVfTV1hoQcNloZq6DJkTSiKpQH6wHaNTe54pglg/s581/Pembukaan%20KPI%20Offline.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="330" data-original-width="581" height="228" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLUUAIToLifyEigRfjMDaB_CdUZMMBwtqj1fZ-y-TlNbbvC4WxcqzT2SyHLY4NV5jTLvR_MpU4dAHA5ELyD3XnnE1NAxNpUp6OYSDZiZ82wJOd3lOK8Y0Z3m86w0tk0lAkDFQtALHj1AZ9gVo8MpwFOVfTV1hoQcNloZq6DJkTSiKpQH6wHaNTe54pglg/w400-h228/Pembukaan%20KPI%20Offline.jpg" width="400" /></a></div><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaGprVHrkAyS_EA2ZnXN6JpJROaEzFI9a6y2IcYoXAk-V0wpHpCrFbqFW81nZWv5C50gka59LECdLV9EiGO_pDRhT3Rheuw4wQj3f45AF_dUd_IKkd8uAlR45mj3m0dk8LCcqanRB-nHTFfCiMvop3U_XwpbrxcXR3KAJvDOuuAb02slpDJ1Yuc2-_srM/s583/Sepitrong%20KPI.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="326" data-original-width="583" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaGprVHrkAyS_EA2ZnXN6JpJROaEzFI9a6y2IcYoXAk-V0wpHpCrFbqFW81nZWv5C50gka59LECdLV9EiGO_pDRhT3Rheuw4wQj3f45AF_dUd_IKkd8uAlR45mj3m0dk8LCcqanRB-nHTFfCiMvop3U_XwpbrxcXR3KAJvDOuuAb02slpDJ1Yuc2-_srM/w400-h224/Sepitrong%20KPI.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo: Instagram KPI</td></tr></tbody></table><p></p><p><span style="font-family: helvetica;">Hari kedua, games Sapintrong yang dibawakan Fasilitator sekaligus Ketua Yayasan Ibu Professional, Dzikra Ulya mengajak peserta untuk maju merencanakan masa depan. Lalu diikuti sesi pembelajaran lainnya yang terinspirasi dari permainan tradisional seperti Congklak, Balapan, Galasin, Bakiak dan lain sebagainya. Bukan hanya membawa pulang ilmu, tetapi para peserta juga membawa pulang networking serta relasi baru dari konferensi tersebut. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Melalui KPI, Ibu Septi mengajak para perempuan Indonesia untuk bersama-sama membangun ekosistem yang sehat melalui akar peran kita sebagai individu, sebagai bagian dari keluarga maupun sebagai anggota komunitas.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Yang menarik dari Konferensi Perempuan Indonesia ini, selain menggunakan permainan tradisional yang tentunya akrab dengan para peserta, peserta juga diajak bertukar layangan di akhir sesi. Kalau biasanya kita bertukar post-it, notes atau surat, sekarang bentuknya layangan. Kenapa layangan? Tentunya agar mimpi dan harapan para perempuan Indonesia ini dapat diterbangkan tinggi ke atas awan.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">KPI Offline ini dihadiri oleh 130 peserta dari seluruh Indonesia dan luar negeri. </span></p><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimTUrsJr3Oc91rdXQrU_EHax4AHQXX2LAZFwCe6B0p29qTa9YrabPvj8Z4AJA2gIxR594KV-dWckdk8jajXZzkncRMiaMDCda0hMQHhmZEUqQpPUa8K-BZ6qvoYi9qe9Zde4TsE3hIKp9GgDQBdWyIoguDlbGGN5diJDOEGE2tYSADmAYB_SBtat85kVk/s586/Konferensi%20Perempuan%20Indonesia%20Day%201.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="337" data-original-width="586" height="230" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimTUrsJr3Oc91rdXQrU_EHax4AHQXX2LAZFwCe6B0p29qTa9YrabPvj8Z4AJA2gIxR594KV-dWckdk8jajXZzkncRMiaMDCda0hMQHhmZEUqQpPUa8K-BZ6qvoYi9qe9Zde4TsE3hIKp9GgDQBdWyIoguDlbGGN5diJDOEGE2tYSADmAYB_SBtat85kVk/w400-h230/Konferensi%20Perempuan%20Indonesia%20Day%201.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo: Instagram KPI</td></tr></tbody></table><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><p></p><p><span style="font-family: helvetica;">Mengintip keseruan acara Konferensi Perempuan Indonesia, saya merasa bahwa pertemuan seperti ini memang diperlukan setidaknya setahun sekali. Kok begitu? Yang biasanya terjadi adalah kita sibuk dengan kegiatan dan gerakan masing-masing, lalu jalan terus tanpa perencanaan yang matang. Padahal, jika mengambil jeda lalu menelaah kembali akar gerakan, kita bisa membuat dampak yang lebih besar. Kenapa harus konferensi offline? Soalnya kalau online, biasanya saya suka tidak fokus. Namanya ibu-ibu kan multitasking ya. Nonton Netflix saja suka disambi kegiatan lain, bisa bahaya kan kalau materinya serius dan saya malah tidak bisa konsentrasi. Nah, kalau offline kan biasanya ponsel masuk tas dan bisa hadir secara penuh di acara.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Melihat jalannya acara yang menggunakan permainan tradisional itu, saya jadi paham kenapa tema itu yang dipilih. Waktu kecil, saya tidak punya gadget. Ponsel pertama saya adalah ketika saya kuliah. Otomatis ketika tumbuh besar, mainan saya adalah bekel, congklak, lompat karet dan layangan. Meskipun katanya layang-layang lebih banyak dimainkan anak laki-laki. Semua permainan ini akrab dalam diri saya, dan merupakan bagian dari akar gerakan saya juga. Seperti yang diingatkan pada KPI Online yang saya ikuti beberapa waktu lalu, untuk mengenali diri sendiri, saya harus banyak berinteraksi dengan diri sendiri. Salah satunya ya lewat permainan itu.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Konferensi Perempuan Indonesia diadakan setiap 2 tahun sekali. Karena terlewat tahun ini, sepertinya saya harus menunggu yang berikutnya diadakan. Semoga lain kali bisa ikutan.</span></p><div><br /></div>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-83452635742272932682024-02-11T10:06:00.006+07:002024-02-11T10:07:04.662+07:00Pelajaran Menjadi Sempurna dari Doraemon: Nobita's Sky Utopia<p><span style="font-family: helvetica;">Film Doraemon: Nobita's Sky Utopia adalah salah satu tontonan long weekend saya dan Dudu. Film yang sebenarnya ingin disaksikan di bioskop ini malah jadi tontonan rumah di Netflix. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Salah satu ciri khas film Doraemon adalah adanya pelajaran hidup yang diambil, dengan cerita yang mudah dimengerti anak SD. Sekarang, nonton film Doraemon dengan Dudu yang sudah remaja, kesannya jadi sedikit berbeda. </span></p><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ-QXzIDe1y4aa349jxkofBcoIGrJb9SLEzRRRlR_PsxrFRRVLuQChdlfSeQRFb0xZSo68s7ABHBXhOEX2ztb3KzRi2OoFijtzTBNLqpVOuq7IHT36QVMGTNU0DtkBxJ70YFOfTMTQuBPURB70czMi11h6t8Msjti-jd0wv38vbbARhoXMN1ViOmR9yUI/s737/Doraemon%20Sky%20Utopia.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="416" data-original-width="737" height="362" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ-QXzIDe1y4aa349jxkofBcoIGrJb9SLEzRRRlR_PsxrFRRVLuQChdlfSeQRFb0xZSo68s7ABHBXhOEX2ztb3KzRi2OoFijtzTBNLqpVOuq7IHT36QVMGTNU0DtkBxJ70YFOfTMTQuBPURB70czMi11h6t8Msjti-jd0wv38vbbARhoXMN1ViOmR9yUI/w640-h362/Doraemon%20Sky%20Utopia.jpeg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gambar diambil dari Youtube</td></tr></tbody></table><p></p><h4 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Doraemon: Nobita's Sky Utopia<br /></span><span style="font-family: helvetica;">Durasi: 1 jam 47 menit</span></h4><p><span style="font-family: helvetica;">Mendengar dari Dekisugi tentang Sky Utopia, di mana semua orang bisa jadi sempurna dan baik hati, Nobita yang baru mendapat nilai nol, payah dalam olahraga dan selalu jadi korban kenakalan Giant, berharap bisa pindah ke sana. Impiannya agar jadi seorang anak sekolah yang sempurna.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Ketika akhirnya geng petualangan Nobita ini sampai di Sky Utopia dan tinggal di sana selama beberapa hari, Giant, Suneo dan Shizuka mulai berubah. Mereka mampu mengerjakan soal hitungan dengan lebih cepat dan tidak lagi kasar pada Nobita. Tetapi Nobita tetap saja payah. Pertengkarannya dengan Doraemon yang disebutnya robot payah, membuat Nobita menyadari bahwa ketidaksempurnaan bukanlah sesuatu yang buruk, jika kesempurnaan membuat kita kehilangan jati diri.</span></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Filmnya bagus?</span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Menurut Dudu, meskipun message-nya keren, tapi filmnya sendiri kurang menarik. Soalnya penjahatnya langsung ketahuan dan tidak ada character development-nya. Hanya diberikan info sekilas bahwa sosok ini adalah si penjahat dan back story-nya dalam bentuk narasi singkat melalui monolog si penjahat sendiri.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Saya lebih mempermasalahkan ending yang gantung, karena sampai akhir, salesman penjual balon udara yang dibeli Doraemon secara cicilan itu tidak datang menagih hutangnya. Haha. Namun, ada beberapa momen kejutan di filmnya yang membuat ceritanya secara keseluruhan jadi menggugah hati.</span></p><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCdXCVimRAevQOImMV7ZTRm0A0mgcf_pySCrwAKxrg5uon0dPDPovbDdKHHaa1874xDAf8wDLMAj7M2BPau9vpXm8fTpg_2HZ8_3WqrJe8i6MhxuGUE1Hvrn-_ckKZ0kLuhdLfZlH_2sxlU9_WsLJLkKE5xKG8zqodj8UTh85053OxGxF7hLE2ywaz27U/s1280/Doraemon%20Sky%20Utopia2.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCdXCVimRAevQOImMV7ZTRm0A0mgcf_pySCrwAKxrg5uon0dPDPovbDdKHHaa1874xDAf8wDLMAj7M2BPau9vpXm8fTpg_2HZ8_3WqrJe8i6MhxuGUE1Hvrn-_ckKZ0kLuhdLfZlH_2sxlU9_WsLJLkKE5xKG8zqodj8UTh85053OxGxF7hLE2ywaz27U/w640-h360/Doraemon%20Sky%20Utopia2.jpeg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar diambil dari netflix</td></tr></tbody></table><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><p></p><p><span style="font-family: helvetica;"><b>Yang bisa dibawa pulang dari film ini adalah pesan moral bahwa setiap anak itu berbeda.</b> Meskipun terlihat tidak sempurna tetapi keunikan setiap anak inilah yang menjadikan mereka seorang manusia. Kalau semua sama ya jadinya robot dong. Robot saja berbeda-beda. Di sini, saya melihat bahwa meskipun ibunya Nobita selalu marah-marah soal nilai nol, tetapi dia tetap sayang dengan anaknya dan memikirkan anaknya. Begitu juga dengan Giant, Suneo, Shizuka, Nobita dan Doraemon. Meski sering bertengkar dan kasar, namun persahabatan mereka mampu melewati segalanya. Dan masing-masing menyayangi temannya apa adanya.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Jadi, kalau dituntut punya anak sempurna, saya jadi bertanya, kesempurnaan ini standard siapa?</span></p><div><br /></div>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-67158652394460073002024-01-15T15:40:00.001+07:002024-02-12T15:42:10.834+07:00Oleh-oleh dari Konferensi Perempuan Indonesia 2023<span style="font-family: helvetica;"><b>Konferensi Perempuan Indonesia 2023 versi online, yang diselenggarakan oleh Ibu Profesional memang sudah berakhir. Banyak manfaat yang dibawa pulang dari kesempatan menghadiri tema Konferensi Perempuan Indonesia 2023, “Menguatkan Akar Gerakan Perempuan Indonesia,” ini. </b><br /><br />Meskipun dilaksanakan secara online, keseruan acara KPI tidak berkurang karena dilaksanakan secara interaktif. Ada tanya jawab dan ada diskusi langsung antar peserta lewat chat dan pengisian peta konsep yang dilakukan secara bertahap setiap selesai acara. <br /><br />Di bidang pendidikan ada sebanyak 75 peta konsep yang dibuat, lalu di bidang kesehatan ada 33 peta konsep. Selanjutnya di bidang ekonomi ada 16 peta konsep, bidang sosial budaya ada 6 peta konsep, dan di bidang lainnya ada 35 peta konsep yang terkumpul. Saya ada di “bidang lainnya” karena bingung mau menempatkan peta konsep saya yang berhubungan dengan pemberdayaan perempuan khususnya ibu tunggal ini di sebelah mana.</span><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv7Sztd0ISGydR6HnWu6u2n06xPg3oWzAmUN5fJCK_1S4dusUFhC6zwHB7Q3X3rzX7ANieyd6PeaZjj2Wf8qKRNw6huE3wuMQOm2aRIicMANTVClD8gDEX5KxMwx9tVUOko9CNJr0Nb3uoSt1rxoOq92JoU16Q8Dm8t6sTEUdi214IrEoR9rkYgCf3Yac/s1920/_Peta%20Konsep%20KPI%20Online.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1920" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv7Sztd0ISGydR6HnWu6u2n06xPg3oWzAmUN5fJCK_1S4dusUFhC6zwHB7Q3X3rzX7ANieyd6PeaZjj2Wf8qKRNw6huE3wuMQOm2aRIicMANTVClD8gDEX5KxMwx9tVUOko9CNJr0Nb3uoSt1rxoOq92JoU16Q8Dm8t6sTEUdi214IrEoR9rkYgCf3Yac/w640-h360/_Peta%20Konsep%20KPI%20Online.jpg" width="640" /></a></div><br /><span style="font-family: helvetica;"><br />Selain peta konsep, ada juga padlet sinergi, yaitu diskusi dengan sesama peserta yang memiliki peta konsep di bidang yang sama. Bersinergi ini seru karena kita yang ada di dalam kelompok, merencanakan gerakan dan berdiskusi dalam waktu 3 jam saja. Kolaborasi ini menghasilkan 18 aksi yang siap dieksekusi. Meskipun dilaksanakan secara online, ternyata bisa juga membuat sebuah rencana nyata.<span><a name='more'></a></span> <br />Bukan hanya diskusinya, tetapi cara menggunakan tools yang dibutuhkan untuk peta konsep juga menjadi pembelajaran tersendiri. Saya yang awalnya bingung bagaimana upload ke padlet atau jalan-jalan, mampir dan berkomentar di peta konsep peserta lain, akhirnya mampu juga belajar kilat. Intinya jika ingin maju, kita tidak boleh gaptek dan harus terus belajar. <br /><br /></span><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Bicara Peta Konsep</span></h3><span style="font-family: helvetica;">Mengikuti konferensi secara online bukan berarti kita hanya menyaksikan apa yang dipaparkan oleh pembicara, namun ada juga tugas yang harus dikerjakan. Tugas ini hadir dalam bentuk Peta Konsep yang harus diisi dan dilengkapi bersamaan dengan berjalannya konferensi. Ada fasilitator yang siap menemani di setiap sesi.<br /><br />Kesempatan bagi peserta untuk mulai menuliskan peta konsepnya setelah satu sesi berakhir dilakukan sebagai refleksi atas apa yang sudah dipelajari di sesi KPI hari itu. Di sesi pertama misalnya, tentang Aku dan Diriku yang dibawakan oleh Ara Kusuma yang adalah seorang changemaker dari Salatiga. “Jati diri tidak melulu harus dicari, dia ada dalam pribadi yang seringkali luput setelah bertahun-tahun hidup di dunia ini,” paparnya. Untuk kembali mengenal diri sendiri, kita harus sering ngobrol dan menanyakan kabar pada diri sendiri. Wah, biasanya kalau sudah punya peran lain, sebagai ibu atau karyawan kantor atau penggerak komunitas, hal ini yang memang suka terlupakan.<br /><br />Selain Ara, ada juga Ibu Guru Kembar dari Sekolah Darurat Kartini, Alimah Fauzan dari Komunitas Perempuan Berkisah, Mawar Firdausi yang seorang penulis buku Parenting, dan lainnya, yang menjadi narasumber KPI 2023 yang dilaksanakan secara online ini.</span></div><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhA12ZaLq8ugvO_WtmiOxzkO2q4qtMnGC9-0BdkGrQUh_hZOXr78-xjsEObaPOp2ycx17E0zAr3sGwC5y8XjliISsUteU5Ygf9MVT6_O2SGJ-S-rleVK4Unm-w4bHRnyDl40NSp93VynH55tAvyWioA46FjYQ1IY4M_zIJgstYUemCwiAtmB_H5M25BDjE/s1277/Deklarasi%20KPI2023.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="769" data-original-width="1277" height="386" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhA12ZaLq8ugvO_WtmiOxzkO2q4qtMnGC9-0BdkGrQUh_hZOXr78-xjsEObaPOp2ycx17E0zAr3sGwC5y8XjliISsUteU5Ygf9MVT6_O2SGJ-S-rleVK4Unm-w4bHRnyDl40NSp93VynH55tAvyWioA46FjYQ1IY4M_zIJgstYUemCwiAtmB_H5M25BDjE/w640-h386/Deklarasi%20KPI2023.jpg" width="640" /></a></div></div><div><span style="font-family: helvetica;"><br />Konferensi Perempuan Indonesia online ditutup dengan deklarasi yang dipimpin oleh Ibu Septi Peni Wulandari selaku Founder Ibu Professional. Deklarasi Perempuan Indonesia tersebut mencakup komitmen peserta untuk:<br /><ol style="text-align: left;"><li><span style="font-family: helvetica;">Senantiasa mengenali akar diri, menggali potensi dan meningkatkan kapasitas diri sebagai perempuan yang merdeka.</span></li><li>Senantiasa membangun support system agar mampu menghidupkan peran diri penuh kemanfaatan sebagai anggota keluarga yang setara.</li><li>Senantiasa mengasah empati agar mampu menghidupkan peran diri penuh kemanfaatan sebagai anggota komunitas yang setara.</li><li>Senantiasa berupaya saling mengenal, berinteraksi sosial, membentuk jejaring yang berpihak kepada perempuan dan anak secara sehat.</li><li>Saling bersinergi merawat akar gerakan, mewujudkan ragam aksi yang akan menjadi solusi bangsa ini mewujudkan Indonesia Emas 2045.</li></ol>Membuat peta konsep, bersinergi dan akhirnya deklarasi, membantu saya mengenal lebih jauh tentang siapa saya, resources apa yang saya punya untuk maju dan bergerak. Bahwa di luar sana ada banyak yang punya mimpi serupa. Bahwa saya tidak sendirian menginginkan yang terbaik untuk perempuan, untuk ibu dan anak.</span><br /></div>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-25325470248201954402023-12-14T21:58:00.004+07:002023-12-14T22:10:40.856+07:003 Alasan Wajib Ikut Konferensi Perempuan Indonesia 2023<span style="font-family: helvetica;">Setahun belakangan ini saya sibuk menjalankan berbagai program pemberdayaan di Single Moms Indonesia. Menikmati tahun pertama beneran fokus di acara komunitas di mana saya jadi relawan itu. Lalu, di penghujung tahun adalah saatnya mengevaluasi. Bersamaan itu, datanglah undangan untuk menghadiri Konferensi Perempuan Indonesia 2023 yang diselenggarakan oleh Ibu Profesional. <br /><br />Saya pernah ikut konferensi yang diadakan tahunan ini sebelumnya. Waktu itu di tahun 2021, Konferensi Ibu Pembaharu diadakan secara online karena masih dalam masa pandemi. Meskipun online, tetapi karena dilaksanakan secara 3D, jadi serasa ikutan konferensi beneran. Tahun ini konferensinya ada lagi, jadi semangat untuk kembali berpartisipasi. Kenapa? <br /><br /><ol style="text-align: left;"><li><span style="font-family: helvetica;"><b>Tema-nya keren, yaitu Menguatkan Akar Gerakan Perempuan Indonesia</b><br /><br />Membaca tema Konferensi Perempuan Indonesia 2023, “Menguatkan Akar Gerakan Perempuan Indonesia,” saya jadi mengevaluasi perjalanan saya selama ini di berbagai kegiatan tentang pemberdayaan perempuan. Kembali ke akar berarti adalah sebuah eksplorasi yang tidak hanya menjanjikan penemuan jati diri, namun juga pemahaman yang lebih mendalam tentang kekayaan tradisi, cerita, dan pengalaman yang telah membentuk kehidupan kita.<br /><br />Biasanya, karena sudah terlalu heboh dengan daun yang rimbun dan pohon yang tinggi, kita lupa ada akar yang masih harus diberikan pupuk. Kalau akarnya kuat, maka pertumbuhan akan semakin pesat dan tidak tegoyahkan. Untuk itu penting untuk merawat akar yang kita miliki. <br /><br />Ini adalah kesempatan untuk refleksi dengan apa yang sudah dilakukan setahun belakangan. Terutama karena saya pribadi juga aktif di komunitas yang bergerak di pemberdayaan perempuan. Selain itu, acara ini tentunya bisa memberikan inspirasi dan motivasi untuk perempuan agar terus bergerak di tahun selanjutnya.<br /><br /><br /><br /></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghlpsSs3IQcwYHNNVIDxCyi9pUA_bAXgS4CDVFg6kYaENX7VFqiojkTv_BYApvohj5mLCY-4QeBkReCufitsZv1plsldkfILHJEEeRHnncTwGvfraA_ACdHHcZf6caBmf-_HL1IVkkMhGIgLnxTUda6ozvnz3wAtWHCFZo_OlYy4PABT7kKabnpJVBXg4/s1350/1701789053333-Flyer+KPI+share.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1350" data-original-width="1080" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghlpsSs3IQcwYHNNVIDxCyi9pUA_bAXgS4CDVFg6kYaENX7VFqiojkTv_BYApvohj5mLCY-4QeBkReCufitsZv1plsldkfILHJEEeRHnncTwGvfraA_ACdHHcZf6caBmf-_HL1IVkkMhGIgLnxTUda6ozvnz3wAtWHCFZo_OlYy4PABT7kKabnpJVBXg4/w320-h400/1701789053333-Flyer+KPI+share.png" width="320" /></a></div><br /></li><li><span style="font-family: helvetica;"><b>Soalnya pembicaranya seru!</b><br /></span><br />Ada banyak narasumber berpengalaman di acara ini misalnya Ibu Guru Kembar dari Sekolah Darurat Kartini, Alimah Fauzan dari Komunitas Perempuan Berkisah, Mawar Firdausi yang seorang penulis buku Parenting, dan lainnya. Membaca daftar nama pembicara dan fasilitator yang akan hadir tentunya menambah alasan untuk tidak melewatkan acara Konferensi Perempuan Indonesia 2023 ini.<br /><br />Tentu saja ada Founder Ibu Profesional, Septi Peni Wulandari yang kehadiran dan sharingnya selalu saya tunggu. Sebagai peserta Kelas Literasi Ibu Profesional di dua tahun terakhir, saya menantikan bisa mendengar Ibu Founder bicara langsung.<br /><br />Buat yang belum kenal, Ibu Profesional adalah komunitas para Ibu dan calon ibu yang ingin meningkatkan kualitas diri sebagai seorang perempuan, seorang istri dan seorang ibu. Berdiri sejak 2011, komunitas ini memiliki banyak program. Salah satunya adalah KLIP alias kelas literasi di mana saya bisa menuangkan passion saya di bidang menulis. <br /><br /><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhT7F6qNFznRbZ5CMZrmI5zujG1-_V7Ad2E6QkYZ889T43fkoCCwpvYjDcIxp-OaAk-8mZw5JHi1YSukqmEiB0nmBeFkukfG3GPHJJFV8YixOWixcZqBKVBixpTf_EvB6C9jRkJOYlW3FaGQ_7o4306Wi56ejRgYxW3buuJDcq5CXOACEE5KEsvqmw-UQ4/s2000/1701795468343-Proposal+KPI+2023+(1).png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhT7F6qNFznRbZ5CMZrmI5zujG1-_V7Ad2E6QkYZ889T43fkoCCwpvYjDcIxp-OaAk-8mZw5JHi1YSukqmEiB0nmBeFkukfG3GPHJJFV8YixOWixcZqBKVBixpTf_EvB6C9jRkJOYlW3FaGQ_7o4306Wi56ejRgYxW3buuJDcq5CXOACEE5KEsvqmw-UQ4/w283-h400/1701795468343-Proposal+KPI+2023+(1).png" width="283" /></a></div></li><li><b>Ada dua jenis kegiatan: Offline dan Online</b><br /><br />Ada yang berbeda dengan pelaksanaan konferensi-konferensi sebelumnya, event akbar untuk perempuan ini digelar secara online dan offline di dua waktu dan tempat yang berbeda. Event online akan dilaksanakan pada tanggal 20-22 Desember 2023. Sementara event offline-nya akan dilaksanakan pada 9-11 Februari 2024 di Royal Orchid Garden Hotel and Condominium, Batu, Malang Jawa Timur.</li></ol></span><div><div><span style="font-family: helvetica;">Daftarnya gimana? Cukup klik <a href="https://store.ibuprofesional.com/landing/konferensi-perempuan-indonesia-kpi-94826" rel="nofollow" target="_blank">link ini</a> dan ikuti petunjuknya. Untuk yang mau ikutan konferensi secara offline, bisa lho sekalian liburan keluarga. </span></div><div><span style="font-family: helvetica;"><br />Wah, pasti seru nih. Selain bertemu narasumber keren, dapat insight bermanfaat, tentunya kita juga bisa berjejaring dengan peserta lainnya. Membangun networking ini penting untuk meningkatkan kompetensi diri dan terus berkarya di bidang pemberdayaan perempuan Indonesia. </span><br /></div></div>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-46439563366849410182023-10-25T21:53:00.002+07:002023-10-25T21:53:28.846+07:00 Inilah Kenapa Blogging Masih Relevan di 2024<p><span style="font-family: helvetica; font-size: 11pt; white-space-collapse: preserve;"><b>Di tengah maraknya video pendek dan trend media sosial yang lebih visual, saya masih setia sama yang namanya blogging. Alasan sebenarnya sih karena saya lebih suka membaca daripada menonton. </b>Jadi saya lebih suka menulis daripada membuat video. Menonton itu mengikuti waktu si pembuat video. Membaca bisa disesuaikan dengan kecepatan kita. Intinya mungkin karena saya tidak suka diatur.</span></p><span id="docs-internal-guid-843cc576-7fff-444c-fe47-9eacfccd4a75"><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;">Jadi blogging masih relevan. Setidaknya untuk saya.</span></span></p><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;">Yang akan berubah di 2024 adalah kepergian Dudu kuliah ke luar negeri yang berarti saya bakalan tidak punya bahan untuk blogging. Yang ada sepertinya blog ini akan semakin jarang update. Yah, setidaknya saya masih bisa menuliskan beberapa cerita yang belum sempat ditulis, atau laporan event yang saya hadiri. Sisanya akan ada di beberapa blog berbeda. Rasanya di 2024, blog saya yang update adalah yang akan lebih banyak berisi opini, keluh kesah dan cerita curhatan yang disamarkan. </span></span></p><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;">Eh, blog yang mana tuh ya? Hahahaha.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUD3OnKL-IkygKMcV_vUFFhhdjZ5_dL7xbRD-xQpjv2yhlFiDp6BCc6L9ChFkJZsOw4vSi7LWEqdoCZMoW9MeyZLQRhcUDFxuXMlXnXGQrTmNa2sQtZvuZsbZKXdQxHnkyCz-Gwr5L_glGMJ-LV2ZPYUYGbGRdvCe0uXdYemCL5ZIm6rkVPLCWog9Mz2s/s3264/IMG_20170408_134301.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2448" data-original-width="3264" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUD3OnKL-IkygKMcV_vUFFhhdjZ5_dL7xbRD-xQpjv2yhlFiDp6BCc6L9ChFkJZsOw4vSi7LWEqdoCZMoW9MeyZLQRhcUDFxuXMlXnXGQrTmNa2sQtZvuZsbZKXdQxHnkyCz-Gwr5L_glGMJ-LV2ZPYUYGbGRdvCe0uXdYemCL5ZIm6rkVPLCWog9Mz2s/w640-h480/IMG_20170408_134301.jpg" width="640" /></a></div></span><p></p><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;">Oh iya, tanggal 27 Oktober besok adalah Hari Blogger Nasional. Sejarahnya berawal dari tahun 2007, ketika itu Menteri Komunikasi dan Informatika dijabat oleh M. Nuh. Nama Menteri yang termasuk pendek dan mudah dihafal. Sayangnya saya sudah jauh lulus dari SMA dan tidak menghafalkan nama menteri kabinet lagi hehe. Awalnya adalah Pesta Blogger, yaitu acara yang diselenggarakan untuk mewadahi para blogger. Namun oleh bapak Menteri, hari tersebut dicanangkan menjadi Hari Blogger Nasional. </span></span></p><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;">Enam belas tahun kemudian, kita masih merayakan Hari Blogger Nasional. Hopefully, tahun depan juga masih. Soalnya saya masih mau mencantumkan status “blogger” di profile media sosial saya.<span></span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><h3 style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left;"><span><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></span><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;">Harapan untuk dunia blogging adalah keseruan yang terus ada.</span></span></h3><span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;">Dulu, jadi blogger itu seru. Sering diundang event dan dapat kesempatan review produk juga. Ketika saya pensiun jadi jurnalis, status blogger inilah yang mengobati kekangenan saya akan dunia liputan. Dan karena saya blogger emak-emak, jadi Dudu pun sering ikut liputan acara. Di blog sendiri, menulisnya lebih bebas. Meskipun, ya karena mantan jurnalis, saya tetap menulis seperti dulu saat masih bekerja di media. </span></span></p><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;">Blogging juga membawa saya kenal banyak orang, dapat banyak teman baru. Tapi ya, itu dulu. Perlahan-lahan saya mulai menggeser blogging jadi media pribadi. Bikin blog baru yang anonim atau untuk menampung tema yang spesifik seperti travelling dan parenting. Soalnya, semakin canggih teknologi dan semakin berkembangnya media, yang namanya TLD, DA, Pageviews dan lain sebagainya, semakin menjadi tolak ukur apakah seorang blogger dianggap mumpuni untuk bersanding dengan jurnalis dari media nasional. Semakin banyaknya media online juga membuat blogger semakin membaur dan sulit dibedakan. Blogger atau penulis UGC? Saya ngeblog kok, tapi nggak punya blog sendiri karena numpang di platform besar. Kompasiana atau Kumparan misalnya. </span></span></p><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;">Lalu semakin ke masa depan, video pendek dan content semakin merajai jagad media sosial. Jujur saya merasa job untuk blogger sekarang lebih sedikit dari job nano KOL yang follower Tiktoknya 1000. Saya bahkan tidak punya Tiktok. Tapi balik lagi, job bukan jadi penentu apakah saya akan menulis di blog hari ini. Yang jadi penentu adalah mood yang kadang berantakan haha. Lalu blognya debuan. Well, saya menulis karena suka menulis. Jadi, kalau ada kegiatan seperti one day one post atau challenge dengan topik tertentu, saya suka ikutan. Dan saya idealis. Kalau tidak masuk topik ya saya lebih baik tidak memaksakan. Agar blog yang sudah palugada berkedok lifestyle ini tidak semakin jadi random isinya. Jadi, harapan saya sih, tahun depan dan tahun-tahun mendatang, dunia blogging masih bisa mengakomodasi keegoisan dan idealisme saya.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4Ide4XLT0-n7uIcDnis7owXto4yON4jVycdiORb2fAWWvg1qqc4uqyjxLxNiatg-NBST8qpVauauNhmTwAlBXhaEjjvI_GERmaDxjNdybpnHhiSYmw1xmGHPESe7y8cmljbThQFzXWKVmDvdy0qZwjKFZTUZ4mgZ2RRTNw8x7pkwVgZVb2Zxm3wHeNIU/s3264/IMG_20170502_220211.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2448" data-original-width="3264" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4Ide4XLT0-n7uIcDnis7owXto4yON4jVycdiORb2fAWWvg1qqc4uqyjxLxNiatg-NBST8qpVauauNhmTwAlBXhaEjjvI_GERmaDxjNdybpnHhiSYmw1xmGHPESe7y8cmljbThQFzXWKVmDvdy0qZwjKFZTUZ4mgZ2RRTNw8x7pkwVgZVb2Zxm3wHeNIU/w640-h480/IMG_20170502_220211.jpg" width="640" /></a></div><br /></span><p></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;">KEB adalah salah satu Komunitas Blogging yang saya ikuti sejak awal saya ngeblog dan masih tetap aktif hingga sekarang. Bahkan sampai punya tag sendiri kan tuh di blog saya. Bersyukur dipertemukan dengan teman-teman sesama emak-emak yang suka menulis, soalnya saya jadi tidak berasa sendirian. Lah, perasaan di postingan kapan itu, ngakunya introvert? Ya, memang kalau blogging, sendirian itu lebih produktif. Tapi tetap saja kalau rame-rame lebih seru.</span></span></p><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;">Harapannya, tahun depan KEB bisa mengadakan lebih banyak challenge, mungkin yang temanya seputar dunia emak-emak. Ada gathering rutin lagi. Ada arisan ilmu lagi. Online juga nggak apa-apa yang penting bisa belajar bersama. Karena sekarang ini, kelas-kelas blogging sudah banyak yang saturated dan sulit menemukan yang benar-benar valid ilmunya. </span></span></p><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><h3 style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;">Blogging di 2024 relevan untuk personal branding.</span></span></h3><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;">Rasanya bangga ketika ada yang minta diajarin ngeblog sama saya atau bertanya tentang blogging pada saya. Soalnya berarti personal branding saya berhasil. Saya suka menulis, terbukti dari blog yang selalu update. Nggak cuma satu tapi ada 5, meski yang 2 adalah blog anonim yang isinya curhat dan idealisme beropini. Blognya juga tentang parenting soalnya saya Mama Dudu. Kalau orang Googling, ya langsung ketahuan bahwa saya ini blogger. </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ_UfCTJRwPCvRcZEgQlaL_sJKq1U3Vz5car1npCKwtfcoAplNVzIcJQukWefRW8tT9bKjlPYC6Ppykoct7Uwy2pjTIQIemhk7g8AtXfRQRqnQwrlfYJE0Kh-LZFfR-1kpX2qOWfMZR3xA6sMYBvWshYVdh2ZD5CfH2_ER50Lz4zVs8j2OWCO2OKPLO6c/s4624/IMG_20221224_185653.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4624" data-original-width="2604" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ_UfCTJRwPCvRcZEgQlaL_sJKq1U3Vz5car1npCKwtfcoAplNVzIcJQukWefRW8tT9bKjlPYC6Ppykoct7Uwy2pjTIQIemhk7g8AtXfRQRqnQwrlfYJE0Kh-LZFfR-1kpX2qOWfMZR3xA6sMYBvWshYVdh2ZD5CfH2_ER50Lz4zVs8j2OWCO2OKPLO6c/w360-h640/IMG_20221224_185653.jpg" width="360" /></a></div><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: helvetica; font-size: 11pt; white-space-collapse: preserve;">Ketika saya masuk dunia marketing, saya mulai melihat blog dari sudut pandang berbeda yaitu pemasaran. Selain membantu SEO yang menentukan ranking website sebuah perusahaan dan membawa traffic masuk dengan harapan terjadi konversi, ada beberapa alasan lain kenapa blog ini dianggap penting:</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"></p><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;"><b>Blog memberikan kredibilitas.</b> Tulisan yang kita buat, apalagi jika berasal dari pengalaman sendiri dan dilakukan secara konsisten akan memberikan kesan bahwa kita paham tentang hal tersebut. Misalnya ketika saya konsisten posting tentang traveling bersama Dudu, maka banyak yang bertanya soal bagaimana bawa anak kecil road trip atau meminta rekomendasi tempat main ramah anak. Dengan blog, kita dapat membangun kepercayaan pengunjung website yang akhirnya dapat menjadi klien kita.</span></span></li><li><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;"><b>Blog dapat menceritakan siapa kita</b>. Dalam hal ini brand atau perusahaan kita. Biasanya sebuah benda mati terlihat sebagai entitas. Namun, adanya blog di website perusahaan dapat membuat brand tersebut jadi punya sisi personal. Cerita-cerita yang ada di blog membantu pengunjung atau mereka yang penasaran untuk kenal lebih dekat dengan brand kita. Kalau dari sisi personal, blog bisa membantu menjaga pertemanan atau membuat orang merasa dekat dengan kehidupan kita. Banyak yang akhirnya jadi “kenal” Dudu hanya karena membaca blog yang saya tulis. Padahal kita tidak pernah bertemu langsung.</span></span></li><li><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;"><b>Blog sebagai perantara brand dan customer</b>. Blogpost bisa mendatangkan feedback atau memulai sebuah percakapan. Pengunjung bisa berkomentar atau bisa menemukan jawaban yang mereka cari dari sebuah blogpost.Jika ada concern atau pertanyaan dari pelanggan, yang sepertinya populer, membuat sebuah blogpost sebagai jawaban bisa jadi solusi. Bukan hanya perusahaan, blog bisa jadi media untuk CEO sebuah perusahaan berkomunikasi dengan pelanggannya. Sebuah blogpost “from the CEO” bisa jadi personal touch yang menarik.</span></span></li></ul><p></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;">Tapi ini sudah menjelang penghujung 2023. Kalau saya baru mulai ngeblog sekarang gimana? Saya percaya tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu. Mungkin kalau tujuannya dapat job atau monetizing blog, perjalanan akan sedikit panjang. Namun, jika memang ingin ngeblog karena senang menulis atau butuh media menyalurkan uneg-uneg, ya kenapa tidak dibuat saja blognya?</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-NpyPXela1JTl4Kv71LMEF4xvSaKp3Q2y6RBfH_pQYc2XEoUHrcSTdryISXARMTKnZbXwCdiUG6ijtuQpwMM8V_7uVtBFi6ut6EfcZVw3bBf0SMPGURvs_9gi6ubMy-nZ3Yr6Zoc6ZnQHzs-Fxzn4d7UFpjQxjGiuTqD_w49WbuyXkf0yFAckJWzVMRY/s6912/Blogging%20Challenge%20KEB..png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3456" data-original-width="6912" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-NpyPXela1JTl4Kv71LMEF4xvSaKp3Q2y6RBfH_pQYc2XEoUHrcSTdryISXARMTKnZbXwCdiUG6ijtuQpwMM8V_7uVtBFi6ut6EfcZVw3bBf0SMPGURvs_9gi6ubMy-nZ3Yr6Zoc6ZnQHzs-Fxzn4d7UFpjQxjGiuTqD_w49WbuyXkf0yFAckJWzVMRY/s320/Blogging%20Challenge%20KEB..png" width="320" /></a></div><br /><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><p></p><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><br />Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-31512807838957511502023-10-23T22:52:00.001+07:002023-10-23T22:52:08.566+07:00Terus Menulis Biar Tetap Waras<p><span style="font-family: helvetica;">Kalau minta nasihat ke saya bagaimana menjaga kesehatan mental, kemungkinan besar saya akan menyuruh menulis. </span><span style="font-family: helvetica;">Beberapa riset menyebutkan bahwa menulis memberikan dampak baik bagi otak, dan bisa jadi terapi yang terjangkau. Tapi tulisan saya jelek. Saya bukan penulis. Tata bahasa saya berantakan. Eits, menulis untuk kesehatan mental tidak perlu memikirkan apakah tulisan kita jelek atau terlalu personal. Kan, pembacanya hanya kita sendiri.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Pernah dengar tentang expressive writing, yang sering digunakan untuk healing? Menulis tentang pengalaman yang membuat kita stress dalam periode waktu tertentu. Mengungkapkan perasaan dalam bentuk tulisan, seperti menulis diary, dalam jangka waktu tertentu yang berpotensi dapat membantu proses healing.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;"><b>Tapi saya tidak bisa menulis. Mulai dari mana? </b></span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Ada beberapa cara buat memotivasi kita untuk menulis. Terutama buat yang butuh dorongan lebih untuk menuangkan perasaannya dalam bentuk tulisan.</span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkRLDFLrz8FZRIBw_LkyP2f9-kcn7qPaBlErv3w1HWhai_nd3Ndb_VbFqkXXDSt058ZmpueKkmLeayPR9c8t1Xrg4rpr46Lzo2iQauBHA2RnqopmB2FdiIoVDH8oEL4TbmDr-ANB8f7jAzDjnJ3pvIB4ML5UWb-u3IG5Jb0TmzJ4kC8dhVxrbBHgLmQ7I/s1473/WFA.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1092" data-original-width="1473" height="474" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkRLDFLrz8FZRIBw_LkyP2f9-kcn7qPaBlErv3w1HWhai_nd3Ndb_VbFqkXXDSt058ZmpueKkmLeayPR9c8t1Xrg4rpr46Lzo2iQauBHA2RnqopmB2FdiIoVDH8oEL4TbmDr-ANB8f7jAzDjnJ3pvIB4ML5UWb-u3IG5Jb0TmzJ4kC8dhVxrbBHgLmQ7I/w640-h474/WFA.jpg" width="640" /></a></div><p></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Ikut challenge menulis. </span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Apa itu challenge menulis? Secara umum ini adalah tantangan buat kita ikuti agar menulis setiap hari. Mirip seperti upload IG kompakan, atau challenge lari di aplikasi olahraga. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;"><b>Ada dua keuntungan mengikuti challenge menulis. </b>Yang pertama adalah adanya tema. Di challenge menulis, kita bersama-sama menulis sesuai tema yang ditentukan setiap harinya. Ini bisa membantu kita di kala stuck, tidak tahu menulis apa karena sudah ada promptnya. Maka dari itu penting untuk memilih challenge menulis yang sesuai dengan interest dan kesanggupan kita sehari-hari. Saya kemarin iseng-iseng mengikuti challenge menulis fiksi 15 hari dan akhirnya stress sendiri karena tidak bisa menulis cinta-cintaan. Padahal sudah sampai bikin IG baru khusus untuk ikutan challenge tersebut. Haha. Karena pada dasarnya saya adalah penulis non-fiksi, ya saya akhirnya kembali ke jalur awal, mengikuti challenge di blog (bukan IG) dengan tema-tema yang lebih dekat dengan kehidupan saya.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Itu pun saya masih struggling karena ada beberapa tema yang benar-benar tidak bisa saya tulis. Lalu gimana? Well, ini kan menulis untuk kesehatan mental, jadi ya ditulis saja sebisanya.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Lalu keuntungan kedua adalah adanya teman. Sesama peserta challenge yang saling menyemangati. Kalau di IG biasanya ada comment dan likes, kalau di blog biasanya lewat blogwalking atau satu Whatsapp group khusus di mana kita bisa share linknya. Jadi saya tidak merasa menulis sendirian dan jadi terpacu untuk melanjutkan ketika teman-teman sudah mulai ngelist. Mau malas jadi malu. Tidak ada alasan untuk stuck karena ada teman-teman seperjuangan yang terus maju.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p><span style="font-family: helvetica;"><b>Yang jelas, jangan sampai ikut challenge menulis ini malah menjadi beban buat kita.</b> Kalau kita pada dasarnya kompetitif dan perfeksionis, lalu satu hari absen menulis bisa membuat kita senewen, sebaiknya dipikir ulang. Tujuan menulisnya kan untuk mental health, bukan malah bikin jadi makin stress. </span></p><p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiplzV68QLD_yoUYHNl43JHcgZKbDQmeEYvBNQQXEj23XT1yPwDUg2Ap31ouAALyJoDzTjfPB-g7480eOG9wB8zFJmXUzjnPAF6Rl4eoEmqmESMpZDibS9-5sAZkDVhx3SODpekO9r1xeJ65AcL3-UDXk2cEzdH5TOqgroj58DnaWzJXMmCpPcTtGAHvpY/s6912/Challenge%20Menulis.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3456" data-original-width="6912" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiplzV68QLD_yoUYHNl43JHcgZKbDQmeEYvBNQQXEj23XT1yPwDUg2Ap31ouAALyJoDzTjfPB-g7480eOG9wB8zFJmXUzjnPAF6Rl4eoEmqmESMpZDibS9-5sAZkDVhx3SODpekO9r1xeJ65AcL3-UDXk2cEzdH5TOqgroj58DnaWzJXMmCpPcTtGAHvpY/w640-h320/Challenge%20Menulis.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Terniat kemarin sampai bikin IG baru buat ikut challenge menulis</td></tr></tbody></table></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Sediakan waktu untuk free writing setiap hari. </span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Butuh waktu untuk menjadikan menulis sebuah kebiasaan. Jadi sediakan waktu khusus untuk menulis setiap hari. Kalau kita lebih punya waktu atau merasa lebih bisa menuangkan ide di pagi hari, ya menulis di pagi hari. Tapi kalau seperti saya, misalnya, baru bisa menulis setelah menyelesaikan semua pekerjaan, ya tidak apa-apa juga. Yang penting konsisten dan waktunya benar-benar digunakan untuk menulis. Tidak sambil scrolling social media atau sambil mengerjakan hal lainnya. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Yang ditulis apa? Bebas. Makanya disebut sebagai free writing. P<b>ilih satu topik yang membuat kamu marah, sedih, atau kesal di hari itu. Lalu Tuliskan semuanya selama sekitar 10 menit tanpa henti. </b>Free writing tidak memperdulikan Apakah kita menulis dengan benar. Yang penting adalah kita terus menulis tanpa jeda. Kalau bingung mau menulis apa, ya benar-benar dituliskan "Saya bingung mau menulis apa lagi ya". Yang penting waktu 10 menit tersebut dipakai untuk menulis sesuai topiknya. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Biasanya setelah menumpahkan semuanya dalam bentuk tulisan, saya jadi lega. Lalu, setelah beberapa waktu, saya bisa kembali membaca dan menganalisa beberapa hal. Misalnya apa yang sering membuat saya marah? Mungkin ada hal-hal kecil yang tidak disadari. Tetapi ketika membaca ulang tulisan saya yang temanya "marah," saya jadi aware dengan triggernya. Next time bisa menyadari nya dan menghindari bersikap reaktif ketika trigger tersebut muncul. Dari menulis secara konsisten, saya bisa belajar mengendalikan emosi. </span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZLwFN27d1t8YU_cAntJxrYIyH6ga7c0PWzaMjVp-ULJX9gqxHk6ozx76wtRpyMMInbP2sYEA7Pelkd-C96NeSZQRmaCMHOb2CZn2rDq-p4jVAZytk81bi_issKElTixuHZgmil1zwDEX16HrrhTsRNfWnNJtxR5XbJHLZOkWsUy-ki0ruW8ODBAw-M4E/s1739/Gratitude%20Journal.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1205" data-original-width="1739" height="444" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZLwFN27d1t8YU_cAntJxrYIyH6ga7c0PWzaMjVp-ULJX9gqxHk6ozx76wtRpyMMInbP2sYEA7Pelkd-C96NeSZQRmaCMHOb2CZn2rDq-p4jVAZytk81bi_issKElTixuHZgmil1zwDEX16HrrhTsRNfWnNJtxR5XbJHLZOkWsUy-ki0ruW8ODBAw-M4E/w640-h444/Gratitude%20Journal.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Menulis jurnal manual juga boleh kok</td></tr></tbody></table><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Menulis itu memindahkan rasa. </span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Maksudnya gimana? Bayangkan jika kamu dicurhatin seorang sahabat. Curhatnya berat dan beberapa bagiannya juga membuat kamu ke-trigger. Tapi karena dia sahabatmu, ya tidak enak juga kalau menghindarinya. Dipendam sendiri membuat kamu stress, karena trigger tadi menghantui. Mau curhat ke orang lain juga takut mengkhianati kepercayaan yang sudah diberikan oleh sahabat tercinta. Terus gimana? </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Biasanya saya tulis jadi cerita anonim. Tidak perlu di-publish tapi ceritanya ada tertulis. Jadi kita tidak perlu menyimpannya dalam hati dan membuat diri jadi stres. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Atau bayangkan jika sahabatmu curhat hal yang sama berulang kali. Sudah diberikan nasihat tapi tetap saja tidak dilakukan. Curhat 10 kali masalahnya sama. Tidak mau keluar dari zona nyaman tapi mengeluh jalan terus. Kita sebagai pendengar lelah. Tapi karena dia sahabat kita tidak mungkin dong kita marah. Atau mungkin bilang "Yaelah ini lagi. Lu kok nggak maju-maju sih?" Siapa tahu si sahabat sebenarnya hanya perlu didengarkan. Iya, tapi kan bosan. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Nah, makanya kisahnya harus ditulis. Jadi kekesalan kita, keputusasaan kita atas kebebalan Sahabat tidak dipendam dalam hati. Bisa sepuasnya dituliskan, bebas memaki-maki tanpa ada yang tahu. Yang penting besok-besok sudah siap menampung curhatan lagi. </span></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Hal-hal yang terlihat sederhana, seperti menuliskan apa yang kita rasa ini penting untuk kesehatan mental kita. </span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Hal tergila yang pernah saya lakukan, adalah menuliskan pertengkaran saya dengan sahabat saat SD, dalam sebuah fabel. Fabel tersebut, yang tentunya menggambarkan kejadian versi saya, dimuat di mading sekolah. Sahabat saya merasa tersindir dan mengamuk, protes atas tulisan itu. Tapi saya jadi lega. Tujuannya tercapai. </span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQXEJRbKOoHnGJMy2vxwZeggfgOKYLCxntGC6UNP4nbQr6Xr3heDJwic1igmVr6QR3C-CB37BZd138zYsg3ptC0mC_0Fc9h9kA3nWNpzoJAbDfaoeB3f80klGadWferMs5WXRRAuSC_JqVLMtGqgFvIXcBngCMBJMpRDcf9AB6K02QYkpLd8KCa9Y68wo/s6912/Jurnal%20Syukur.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3456" data-original-width="6912" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQXEJRbKOoHnGJMy2vxwZeggfgOKYLCxntGC6UNP4nbQr6Xr3heDJwic1igmVr6QR3C-CB37BZd138zYsg3ptC0mC_0Fc9h9kA3nWNpzoJAbDfaoeB3f80klGadWferMs5WXRRAuSC_JqVLMtGqgFvIXcBngCMBJMpRDcf9AB6K02QYkpLd8KCa9Y68wo/w640-h320/Jurnal%20Syukur.jpg" width="640" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><b style="font-family: helvetica;">Apa yang bisa dituliskan dalam waktu singkat? </b><p></p><p><span style="font-family: helvetica;">Menulis tidak selalu dalam bentuk blok atau tulisan panjang. Atau dalam bentuk fiksi, seperti cerpen dan novel. Kalau kegiatan kita benar-benar begitu padat dan kita tidak punya waktu banyak untuk menulis, kita bisa mulai journaling. Journaling ini intinya menuliskan perasaan yang kita rasakan. Ada beberapa jenis jurnal yang bisa kita gunakan. </span></p><p></p><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: helvetica;"><b>Jurnal emosi.</b> Ini digunakan untuk mencatat kapan kita bahagia, kapan kita marah, kapan kita sedih, kapan kita kesal. Tujuannya untuk mengenali apa yang menjadi penyebabnya. Dari jurnal ini kita bisa mempelajari bagaimana kita bereaksi terhadap sesuatu dan meregulasi emosi yang kita miliki. </span></li><li><span style="font-family: helvetica;"><b>Jurnal syukur.</b> Jurnal syukur intinya menuliskan satu atau dua hal yang kita syukuri di hari itu. Biasanya dituliskan malam hari sebelum tidur. Gunanya jurnal syukur ini adalah jika kita merasa down, membaca kembali jurnal syukur dapat memberikan kita alasan untuk hidup. Kita bisa melihat Ada banyak hal baik yang terjadi dalam hidup kita, dan hal buruk ini tidak seberapa. </span></li><li><span style="font-family: helvetica;"><b>Jurnal makanan. </b>Bukan hanya untuk yang sedang diet tapi mencatat apa yang kita konsumsi juga baik untuk mengetahui pola makan kita. Selain menghitung kalori, kita juga bisa jadi tahu apakah kita sudah menjalani hidup sehat. Kalau digabungkan dengan jurnal emosi mungkin kita juga bisa mendeteksi Apakah beberapa makanan membuat kita lebih emosional. </span></li></ul><p></p><p><span style="font-family: helvetica;">Intinya sih jangan takut menulis. Ada yang bilang kita tidak akan pernah memahami hidup ini sampai kita menuliskannya. Tulisan juga menjadi legacy untuk kita yang ingin meninggalkan sesuatu atau dikenang di kemudian hari. Syukur-syukur kalau misalnya tulisan kita jadi blog dan akhirnya bisa mendapatkan penghasilan dari sana. Makin sehat kan ya mentalnya kalau sudah cuan begitu. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;"> Suntuk? Nulis aja.</span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIK_j1oJPC38KfxIpUcSrLxDwN3ix-mvnIgyTq9BUaI43LOXUNR8RbB3AlIjvec5fc2b73LKLbBozSs4IzT55GOecZsfQEkcxxhkQxmxPrWYKEWUGApKj6S0Q5-fhG_5lXEkoz11hPmvkgb_OpGzwFBnaM40vIAgAUyW7-9PKsIJx_TCYuju9hWUnmmPA/s6912/Blogging%20Challenge%20KEB..png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3456" data-original-width="6912" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIK_j1oJPC38KfxIpUcSrLxDwN3ix-mvnIgyTq9BUaI43LOXUNR8RbB3AlIjvec5fc2b73LKLbBozSs4IzT55GOecZsfQEkcxxhkQxmxPrWYKEWUGApKj6S0Q5-fhG_5lXEkoz11hPmvkgb_OpGzwFBnaM40vIAgAUyW7-9PKsIJx_TCYuju9hWUnmmPA/s320/Blogging%20Challenge%20KEB..png" width="320" /></a></div><br /><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><p></p>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-63876919477922550192023-10-22T20:50:00.008+07:002023-10-22T21:52:50.624+07:00Pentingnya Support System Bagi Blogger Pemula<p><span style="font-family: helvetica;">Ketika dulu saya mulai blogging, saya tidak memikirkan yang namanya SEO, Domain Authority, pembacanya siapa dan segala macam hal yang sepertinya sering jadi requirement untuk blog masa kini. Soalnya tujuannya hanya mengupdate kehidupan duduk ke keluarga yang jaraknya jauh. Awal mula ngeblog bener-bener karena malas mengupdate keluarga satu persatu dan banyak juga yang tidak buka email. Whatsapp baru muncul tahun 2009. Sementara Dudu lahir tahun 2006. Jadi ada sekitar 3 tahun di mana Saya tidak tahu bagaimana mengupdate perjalanan saya dan Dudu kepada keluarga. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Waktu itu hp-nya masih Nokia 3310 yang cuma bisa main game snake aja. </span></p><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1iRAmuaiCUCp9-LAF5qWj7pJmpM7swLsevGzVgUIKbiDI3juR_383zEmEPNnJR7AxjUTWoGWv-qN17ACo13ptx-YXkv7-ytgzzf8WHVkwW1sTRQCq1PwI-oxNv8A70sBOYnsMvoLG4uKvy7wdpTTh6rs-F6jHnOjoALUk_47kaFPOHJ6_5AhIuVkuC3U/s640/DSC08137.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="640" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1iRAmuaiCUCp9-LAF5qWj7pJmpM7swLsevGzVgUIKbiDI3juR_383zEmEPNnJR7AxjUTWoGWv-qN17ACo13ptx-YXkv7-ytgzzf8WHVkwW1sTRQCq1PwI-oxNv8A70sBOYnsMvoLG4uKvy7wdpTTh6rs-F6jHnOjoALUk_47kaFPOHJ6_5AhIuVkuC3U/w640-h480/DSC08137.JPG" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Halo Mama, Nokia-nya nggak bisa dipake ngetik blog.</td></tr></tbody></table><p></p><h4 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Support system pertama adalah tools dan teknologi yang tersedia. </span></h4><p><span style="font-family: helvetica;">Saya mulai blogging serius ketika Dudu lahir. Waktu itu tahun 2006. Sebelumnya, saya menulis blog buat iseng-iseng. Kalau diintip lagi blog yang galau itu sepertinya sudah dari awal tahun 2000an. Haha. Malu ah, membacanya. Support System yang pertama tentu saja internet yang memadai di negara tempat saya kuliah. Adanya laptop dan kamera yang bisa memuat foto membantu saya membuat semacam Buku Harian online. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Namanya blog kan adanya di dunia maya, tentunya harus ada teknologi yang support. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Setelah saya pulang ke Indonesia, dan memulai profesi sebagai jurnalis, blog saya mulai terbengkalai. Selain karena si support system yang berubah, alias internet yang terbatas plus gadget yang sudah mulai lelah karena menemani saya sejak kuliah, saya juga mulai bekerja full-time. Waktu mulai tersita. Apalagi bekerjanya juga sebagai jurnalis yang ujung-ujungnya menulis. Pas mau ngeblog, energi sudah habis. </span></p><h4 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Support system yang kedua ini tidak kalah pentingnya: Komunitas. </span></h4><p><span style="font-family: helvetica;">Energi yang habis ini terselamatkan dengan teman-teman seperjuangan. Bergabung ke komunitas, kenalan dengan blogger lain, ikut hadir di event dan belajar blogging lebih serius, membuat saya semangat lagi. Karena jadi ada a sense of belonging. Punya teman sesama blogger bisa ngobrol, tukar pikiran, dan saling menyemangati kalau sedang stuck adalah sebuah anugerah tersendiri. Belum lagi kalau dapat kesempatan ikut kelas belajar SEO, belajar menulis dengan baik, dan bagaimana memonetisasi blog. Saya merasa tidak menulis sendirian, dan senang bisa bertemu teman yang punya hobi serupa. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Dari komunitas yang saya ikuti ini, saya juga bisa dapat job. Tidak selalu berupa uang, tetapi juga kesempatan hadir di premier film atau dikirimkan produk untuk dicoba duluan. Dapat undangan acara penting dan jadi merasa dihargai. Akhirnya blog yang saya miliki bisa menghasilkan sesuatu, meskipun terbatas karena alamatnya yang tidak top level domain alias TLD. Habis bagaimana tujuan saya ngeblog kan bukan untuk komersil. Tetapi lebih ke personal branding, dan bercerita tentang pengalaman saya bersama anak saya. </span></p><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEid2l_As9ntWsHcDT45fGX4hGqGGgAxWAp-1BSGLWUdp4Z-sUtKPrpfp0X-ifGgV5NQq-0nlXIxCR35kVv9K3moFX5mnct4yD62Yh0M0SdOOVgv4g_5bdrPWVtaG7dH3OC7ldQQ5J-dWu8FY8WUc6InknQvOgrWt1b08yQ8WNwA3RUi7siKaiw5R1jNKmc/s1600/DSC05467.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEid2l_As9ntWsHcDT45fGX4hGqGGgAxWAp-1BSGLWUdp4Z-sUtKPrpfp0X-ifGgV5NQq-0nlXIxCR35kVv9K3moFX5mnct4yD62Yh0M0SdOOVgv4g_5bdrPWVtaG7dH3OC7ldQQ5J-dWu8FY8WUc6InknQvOgrWt1b08yQ8WNwA3RUi7siKaiw5R1jNKmc/w640-h480/DSC05467.JPG" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sini Ma, saya bantu ketikin blognya</td></tr></tbody></table><p></p><h4 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Yang paling penting, ya support system ketiga: Dudu. </span></h4><p><span style="font-family: helvetica;">Tentunya support System yang paling utama adalah anak saya, Dudu. Yang adventure-nya saya tulis sebagai cerita utama di blog saya. Ketika dia sudah mulai bisa diajak diskusi, saya bahkan meminta dia untuk Menuliskan beberapa hal di dalam blog atau mencantumkan obrolan kita sebagai tulisan. Dari dulu Dudu bayi hingga sekarang sudah remaja, siap berangkat kuliah tahun depan.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Kalau Dudu sudah kuliah, bagaimana dengan nasib blog ini? Nah ini yang sebenarnya belum saya pikirkan. Tapi yang namanya petualangan jadi ibu tentunya tidak berhenti sampai di sini kan?</span></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Kenapa support system ini penting? </span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Jawaban singkatnya ya karena kita jadi tidak merasa sendirian. Dan ini bisa dikembangkan ke mana-mana. Dilansir dari website verywellmind, ada 4 tipe support system: emotional, esteem, informational dan tangible. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Emotional support memberikan pelukan atau telinga untuk mendengar keluh kesah. Sementara Esteem support ini yang memberikan afirmasi bahwa kita mampu mengerjakan sesuatu. Yang membuat kita jadi lebih pede blogging. Informational support memberikan fakta, informasi atau guide yang kita butuhkan tentang satu subjek tertentu. Tangible support ini adalah tindakan nyata, yang kalau dicontohkan bisa seperti menawarkan jasa babysitting sementara saya menulis. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Kalau dilihat cerita support system saya sebagai blogger di atas, Dudu adalah emotional support saya. Yang ada dan memberikan semangat untuk terus ngeblog melalui adventure yang kita jalani berdua. Teknologi jadi informational support saya dengan memberikan banyak jawaban dan fasilitas untuk ngeblog. Esteem dan tangible ya jelas komunitas. Dapat feedback, dapat semangat. Dapat blog walking juga. Tangible karena support nyata yang didapat bisa juga berupa job maupun fasilitas untuk belajar lagi. </span></p><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGLtufQBD_fzO4oVnBBBtT0mrejQXtwcWBZ2YhgmvTnGv3IkyKvmJ7Q0ggfpQdusbG0d7qxRkPIUIY4O68C6Ar4J26zZ-ve88a7uAhgmdqyhtERhAvyMPSeHukvE9o-eSCJKbb1AETJhkZJxapMdCn0DcTCmqE7BAyLFkq0swD1WA7tGJfxi4_HhPhYIE/s826/hand-drawn-youth-day-people-hugging-together_23-2148583760.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="826" data-original-width="826" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGLtufQBD_fzO4oVnBBBtT0mrejQXtwcWBZ2YhgmvTnGv3IkyKvmJ7Q0ggfpQdusbG0d7qxRkPIUIY4O68C6Ar4J26zZ-ve88a7uAhgmdqyhtERhAvyMPSeHukvE9o-eSCJKbb1AETJhkZJxapMdCn0DcTCmqE7BAyLFkq0swD1WA7tGJfxi4_HhPhYIE/w400-h400/hand-drawn-youth-day-people-hugging-together_23-2148583760.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Image by Freepik</td></tr></tbody></table><p></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Bagaimana kita bisa jadi support sistem yang baik? </span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Lebih dari satu dekade kemudian, giliran saya yang jadi support system teman-teman yang baru mulai ngeblog. Kalau dulu saya yang banyak dibantu sekarang saya ingin membantu teman-teman yang mau mencoba blogging. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Kan caranya tinggal Googling? Zaman sekarang memang lebih enak sih semuanya bisa dicari di mesin penelusur. Tinggal buka website, cari di Google bagaimana cara blogging. Tapi buat blogger pemula atau yang benar-benar tidak tahu mau mulai dari mana, adanya teman yang bisa membantu step by step dari awal bisa mendorong mereka untuk beneran punya blog. <b>Tugas saya sebagai support system, biasanya hanya menjawab pertanyaan. </b></span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Mending nulis di blogspot atau di Wordpress? <br /></span><span style="font-family: helvetica;">Eh ini tuh kayak diary ya? Ada gemboknya? <br /></span><span style="font-family: helvetica;">Biasanya lu nulis blog berapa panjang sih? <br /></span><span style="font-family: helvetica;">Fotonya diedit dulu nggak? <br /></span><span style="font-family: helvetica;">Kalau gue ngeblok dari handphone, bisa nggak? <br /></span><span style="font-family: helvetica;">Dan sejuta pertanyaan lainnya. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Terdengar remeh memang, dan benar semuanya ada di Google. Tapi sama seperti dulu saya mendapatkan jawaban dari kelas-kelas yang saya ikuti, ada yang mengarahkan ini membuat kita lebih semangat blogging. Untuk menjadi seorang blogger kita butuh support system. </span></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Apa yang bisa kita berikan sebagai seorang support system? </span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Karena saya tidak punya cukup uang untuk membelikan gadget, atau menjadi inspirasi tulisan si teman, ya saya berperan sebagai 'komunitas' untuk mereka yang baru mulai menulis. Dengan cara berbagi apa yang saya punya. </span></p><p></p><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: helvetica;"><b>Berbagi pengetahuan tentang blogging. </b>Pakai platform apa? Menulisnya bagaimana? Apa yang harus ditulis? Bagaimana cara pasang foto? Dan lain sebagainya. </span></li><li><span style="font-family: helvetica;"><b>Teman brainstorming.</b> Kadang kalau mentok, ngobrol dengan sesama blogger bisa membuat kita punya ide cemerlang. Buat blogger pemula, yang nulisnya masih setengah-setengah, punya teman yang meng-accourage dia untuk menulis bisa membuatnya lebih konsisten. </span></li><li><span style="font-family: helvetica;"><b>Fans nomor 1. </b>Biasanya yang memulai blogging tidak pede sama tulisannya sendiri. Kita sebagai teman yang baik bisa menyediakan waktu untuk mampir ke blognya membaca dan memberikan feedback atas tulisannya. </span></li><li><span style="font-family: helvetica;"><b>Pengingat bahwa blog harus diupdate.</b> Yah meskipun ini kembali lagi ke manusianya masing-masing, Apakah mau konsisten blogging atau hanya sekedar mengikuti tren saja. Yang penting tugas saya adalah sesekali mengingatkan "eh blognya udah di-update lagi belum?" </span></li></ul><p></p><p><span style="font-family: helvetica;">Baik sebagai ibu, maupun sebagai blogger, support system ini penting. Apalagi sebagai ibu-ibu ngeblog. Harusnya support system kita bisa dikali dua ya. Hahaha</span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYlkK46qM6vk9H3Wmr5Hr5Y9l6_DJA3cLuaJqouhA0qSYvRn8VCQeeM0MC7U2snMDULazvGcVuJCsHEFrBFvs7PpyiM19Ufut0M0IITVUxknuidqXQxJcVPAaDEzV8srW_BorDdirNmNsKOY1Ib3ArrS7cKSQqWeCK76GW7Sf-oG-fxumwalMhKxYnHa4/s6912/Blogging%20Challenge%20KEB..png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3456" data-original-width="6912" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYlkK46qM6vk9H3Wmr5Hr5Y9l6_DJA3cLuaJqouhA0qSYvRn8VCQeeM0MC7U2snMDULazvGcVuJCsHEFrBFvs7PpyiM19Ufut0M0IITVUxknuidqXQxJcVPAaDEzV8srW_BorDdirNmNsKOY1Ib3ArrS7cKSQqWeCK76GW7Sf-oG-fxumwalMhKxYnHa4/s320/Blogging%20Challenge%20KEB..png" width="320" /></a></div><br /><p><br /></p>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-41551088895663846702023-10-20T18:15:00.007+07:002023-10-21T07:59:08.154+07:00Nyaman Berteman Tanpa Beban Dalam Rangkaian Tulisan<p><span style="font-family: helvetica;">Punya banyak teman? Kalau bilang tidak punya, rasanya saya bohong. Kalau bilang punya, saya ini sebenarnya introvert jadi saya merasa kalau temannya tidak banyak. Alasan klasik, social battery saya gampang habis. Tapi biasanya tidak ada yang percaya.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;"><b>Beda ceritanya dengan komunitas blog. Apa yang membuat saya nyaman punya teman di komunitas blog? Atau setidaknya begitu. </b></span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Pertama ya jelas <b>karena kita punya kesenangan yang sama alias ngeblog.</b> Biasanya di komunitas ada challenge atau tantangan tertentu yang diikuti bersama-sama. Diskusi tema, curhat writer's block, maupun saling menyemangati agar bisa menyelesaikan challenge, biasanya membuat teman-teman di komunitas blog menjadi akrab. Itu baru secara online di grup chat atau virtual di media sosial. Dulu zaman masih banyak event offline teman ngeblog saya lebih banyak lagi. Sejak masih jadi wartawan, sampai akhirnya pensiun dan jadi blogger full-time. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Dari semua teman yang ada, adakah yang akrab? Jujur untuk sekarang ini sepertinya tidak ada yang benar-benar akrab sampai jalan bareng atau curhat japri via whatsapp. Meskipun Kalau bertemu offline rasanya seperti bertemu teman lama. Eh, tapi kita memang temanan sudah lama ya hahaha. Dari jaman Dudu masih TK, sampai sekarang sudah mau kuliah.</span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdV3FrhxdnwkWhrx8VGLDfBkjbjWVawHOtabswhVFia7AjgLUER6m0V8kkiQW4Iv72Vzs-Xy4QADSFP775lmnhM8Ui55tHljRXwYBViFLJ-jnhowLLn0v8WKDW0WrN7itWX2i2gzgbQwWgyqlBrmQ3gk4ubC_9WGgnDLesGsZ92weFFlQeO3xl5h58HZs/s1080/IMG_20230129_105218_297.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdV3FrhxdnwkWhrx8VGLDfBkjbjWVawHOtabswhVFia7AjgLUER6m0V8kkiQW4Iv72Vzs-Xy4QADSFP775lmnhM8Ui55tHljRXwYBViFLJ-jnhowLLn0v8WKDW0WrN7itWX2i2gzgbQwWgyqlBrmQ3gk4ubC_9WGgnDLesGsZ92weFFlQeO3xl5h58HZs/w640-h640/IMG_20230129_105218_297.jpg" width="640" /></a></div><span style="font-family: helvetica;"><p>Kedua, <b>pertemanan ini tidak membebani.</b> Seperti ketika <a href="https://andrewandme.blogspot.com/2023/02/berjejak-dan-berbagi-di-ultah-keb-11.html">acara ulang tahun Kumpulan Emak2 Blogger (KEB) di awal tahun 2023 </a>ini. Acara tersebut adalah acara offline blogger pertama yang saya datangi lagi setelah sekian lama terjebak pandemi. Tidak janjian dengan siapa-siapa karena memang sudah jarang berhubungan lagi dengan teman-teman blogger lama. Nekat datang sendiri, berpikir "Wah nggak ada temennya nih". Ternyata begitu hadir, malah seperti reuni SMA. Terlalu banyak yang dikenal dan harus diajak bicara, sampai beberapa tidak sempat disapa. Ah, jadi kangen. </p></span><p></p><p><span style="font-family: helvetica;">Saya nyaman berteman dengan sesama blogger. Balik lagi, karena saya introvert. Pertemanan lewat bertukar tulisan, mampir pun lewat blog walking. Jadi social battery saya tidak habis. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Bukan cuma yang akrab, dalam satu komunitas pun ada yang datang dan pergi. Beberapa blogger jadi tidak seaktif dulu karena kesibukannya. Saya pun sempat begitu. Meskipun masih menulis, tapi tidak segila dulu dalam mengejar job atau mendaftar event. Seiring dengan berkembangnya zaman, yang baru mulai ngeblog juga semakin banyak. Jadi kalau bergabung ke komunitas ngeblog, saya bisa dapat banyak teman baru. Yang masih semangat atau yang baru belajar. Namun mereka-mereka yang baru ini justru membuat saya semangat untuk ngeblog lagi. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Makanya jadi ikutan challenge KEB ini hahaha.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkYDYM-8iGTsxfi4dewzL8tjYOsVj8IZTQ4tinmKsw1wSqQW7jLNyAO0SdOYsGPu4vN1qgYCzP9dRNVUUkOyGfKmR64_-unqOaG2zqGGtaUZhyphenhyphenIcCXDxKKJgspS0rQ7JZ4wsmmq4Tt5N0D6DpvQ8_UuPmzwYirMHqtooqA3ejfb0RXfoEP8K2-V4UenLc/s1600/20160916_193201.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkYDYM-8iGTsxfi4dewzL8tjYOsVj8IZTQ4tinmKsw1wSqQW7jLNyAO0SdOYsGPu4vN1qgYCzP9dRNVUUkOyGfKmR64_-unqOaG2zqGGtaUZhyphenhyphenIcCXDxKKJgspS0rQ7JZ4wsmmq4Tt5N0D6DpvQ8_UuPmzwYirMHqtooqA3ejfb0RXfoEP8K2-V4UenLc/w480-h640/20160916_193201.jpg" width="480" /></a></div><p></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Komunitas sebagai jawaban kejenuhan</span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Di usia yang sudah semakin lanjut ini, mencari teman baru semakin sulit. Sementara teman lama juga semakin sedikit jumlahnya. Kenapa begitu? Sebagai orang dewasa dengan sejuta tanggung jawab dan kegiatan, waktu untuk menjaga pertemanan jadi semakin sedikit. Punya teman yang super akrab di tempat kerja, namun begitu salah satu pindah, pertemanan kemarin seperti tidak pernah terjadi.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Beberapa waktu lalu, ada seorang teman yang bertanya tentang hal ini. Bagaimana caranya mencari teman baru sementara sejak menikah dan punya anak, pergaulan dia terbatas. Anaknya belum sekolah dan dia sendiri ibu rumah tangga. Saya menyarankan teman tersebut untuk bergabung dengan komunitas. Komunitas apa? Ya, yang sesuai dengan hobi dia.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">“Hobi gue apa?”</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">“Lah, elo sukanya apa?”</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Lalu kita mundur satu langkah lagi, mencarikan hobi baru untuk teman saya ini. Ujung-ujungnya, saya mengajari dia ngeblog. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Ketika banyak yang burnout dan suntuk di rumah, saya selalu mengajak mereka untuk mencoba blogging. Tidak suka menulis. Tidak pede merangkai kata. Namun kalau chattingan sama saya, panjangnya minta ampun. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">“Ya, itu saja toh dijadikan blog post.”</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">“Oh, bisa ya?”</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Lalu, setelah itu, saya kembali menyarankan dia bergabung dengan komunitas agar menemukan teman yang baru. Salah satunya ya KEB hehehe. Begitu juga dengan para ibu-ibu yang mencari hobi. Atau mencari pembuktian diri. Apalagi di umur yang sudah tidak muda ini, mencari teman sulit rasanya. Jadi, komunitas memberikan jawaban buat saya, yang ingin mencari teman baru tapi sudah kehabisan social battery untuk basa basi di tempat umum yang penuh dengan manusia. </span></p><h4 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Bagaimana memilih komunitas yang tepat?</span></h4><p></p><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: helvetica;"><b>Cari tahu dulu kebutuhannya apa</b>. Mencari teman? Mencari ilmu? Support group? Karena setiap komunitas memiliki tujuan dan visi-misinya tersendiri. Kalau senang menulis fiksi, mungkin lebih tepat masuk ke komunitas penulis daripada blogger. Begitu juga dengan hobi yang lain, merajut atau memasak misalnya. Mencari resep masakan kekinian atau info beli benang di mana mungkin akan lebih ada supportnya di grup terkait. </span></li><li><span style="font-family: helvetica;"><b>Satu frekuensi. </b>Nah ini penting. Apalagi kalau tujuannya adalah mencari teman di komunitas. </span></li><li><span style="font-family: helvetica;"><b>Lokasi. </b>Kenapa ini penting? Karena kalau kita membutuhkan teman yang bisa ketemuan, sebaiknya mencari komunitas yang ada di daerah kita. Kalau komunitas yang kita ikuti skalanya nasional, ya kita bisa mencari cabang wilayah yang terdekat dengan kita.</span></li></ul><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-F7paY4fv4uImKta85isPpcw73qUBvSakg68pH1oCZyU97suCMKjVNov6oZjk8RysiAVItiRxAScheQAJrURps7CmiqXJmbatQraeArDTNfAJkCr1Wzo8bN3ueX0vhX4O-ICRtPsluBhSW2ONrGYSgvulhE12eCWhU9xpZ9N4Q6H9NEIitevhXsZbaG0/s4160/2022-03-28.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4160" data-original-width="3120" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-F7paY4fv4uImKta85isPpcw73qUBvSakg68pH1oCZyU97suCMKjVNov6oZjk8RysiAVItiRxAScheQAJrURps7CmiqXJmbatQraeArDTNfAJkCr1Wzo8bN3ueX0vhX4O-ICRtPsluBhSW2ONrGYSgvulhE12eCWhU9xpZ9N4Q6H9NEIitevhXsZbaG0/w480-h640/2022-03-28.jpg" width="480" /></a></div></div><p></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Kalau sudah masuk komunitas, bagaimana caranya bisa punya banyak teman begitu? </span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Sekali lagi diingatkan ya teman saya tidak banyak. Hahaha. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Tapi karena komunitas blogging ini cenderung santai dan bahasannya tepat sasaran tentang dunia kepenulisan yang saya sukai, pertemanan saya juga jadi tanpa beban. Tentu saja, tetap ada step-by-step-nya ketika masuk ke sebuah komunitas dengan tujuan membuka pergaulan yang lebih luas lagi.</span></p><p></p><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: helvetica;">Jika bergabung dengan sebuah komunitas, <b>pertama-tama biasanya saya akan jadi silent reader.</b> Cuma baca chat. Lalu ketika WhatsApp bisa menggunakan reaction, saya akan memberikan reaction ke beberapa quotes, tanggapan, atau kalimat yang saya suka. </span></li><li><span style="font-family: helvetica;"><b>Setelah itu baru mulai sesekali menjawab</b> “Selamat pagi”, “Selamat siang”, “Terima kasih”, dan kalimat-kalimat pendek lainnya. Ini bisa berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan, karena saya tidak tahu harus mulai pembicaraan dari mana. </span></li><li><span style="font-family: helvetica;">Jika sudah nyaman, <b>ketika ada topik yang pas saya bisa sharing lebih panjang. </b></span></li><li><span style="font-family: helvetica;">Lalu lama-lama kenal, <b>hadir event offline.</b> Ini pun tidak langsung halo dan memperkenalkan diri. Biasanya tetap jadi “silent reader.” Senyum-senyum sendiri, menyaksikan jalannya acara sampai ada yang menyapa. Kalau tidak ada yang menyapa? Ya, tidak apa-apa juga. Kita coba lagi di event berikutnya. </span><span style="font-family: helvetica;">“Hah, ini kok kayak bukan lo banget?” </span><span style="font-family: helvetica;">Iya, saya ini sebenarnya dua orang. Mungkin kemarin, di event sebelumnya, ketemu saya yang satu lagi hahaha.</span></li><li><span style="font-family: helvetica;">Setelah beberapa kali event, biasanya baru kenalan lagi secara offline.</span></li></ul><p></p><p><span style="font-family: helvetica;">Dulu lebih mudah karena ada Dudu yang jadi duta kenalan nasional. Saya tinggal senyum-senyum di belakangnya. Sekarang anaknya sudah mau kuliah, sudah tidak saya bawa-bawa ikutan event lagi. </span></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Let me close this blog post with a research finding.</span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Konon, dibutuhkan waktu sekitar 50 jam untuk mengubah hubungan menjadi pertemanan, dan sekitar 200 jam untuk mengubahnya menjadi pertemanan akrab. Makanya kenapa, menurut saya, pertemanan akrab di komunitas itu lebih memungkinkan untuk dilakukan. Soalnya kita menghabiskan hampir seluruh hari kita di depan handphone, chatting atau scrolling media sosial. Hal-hal remeh seperti komen di blog teman, membalas chat di WAG komunitas atau sekedar kasih reaction tadi adalah tabungan menuju 50 jam pertemanan tadi. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Belum pernah ketemuan langsung, tapi bisa ngobrol seperti teman lama. Ya begitulah kira-kira rasanya.</span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7qfk5EinFPsd9g0JSd3oP4keDQKBQ6uTtCb4SMZnNgGt15Rjs-P3rtBRCgIVQFrb6Sy3ZsDBpCrVlDI3q75T2V9DEpLE4n6R6vqIedKTrli4ps3tGKRT0ddFno_b79Vba-7YQx79zWuFCf5vBoQIBlI0RBexVRI38WxkejZCVwhTZnvj9CtLlJOUGBAc/s6912/Blogging%20Challenge%20KEB..png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3456" data-original-width="6912" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7qfk5EinFPsd9g0JSd3oP4keDQKBQ6uTtCb4SMZnNgGt15Rjs-P3rtBRCgIVQFrb6Sy3ZsDBpCrVlDI3q75T2V9DEpLE4n6R6vqIedKTrli4ps3tGKRT0ddFno_b79Vba-7YQx79zWuFCf5vBoQIBlI0RBexVRI38WxkejZCVwhTZnvj9CtLlJOUGBAc/w400-h200/Blogging%20Challenge%20KEB..png" width="400" /></a></div><br /><p><br /></p><div><br /></div>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-22688254335325891112023-09-27T13:49:00.002+07:002023-09-27T13:49:13.771+07:00Cari Peluang Uang Tambahan untuk Ibu Tunggal<p><span style="font-family: helvetica;">Kita selalu mencari peluang untuk mendapatkan uang tambahan. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Waktu Dudu masih TK dulu, pekerjaan pertama saya tidak menghasilkan banyak uang. Cukup untuk kehidupan sehari-hari tetap sulit menabung untuk liburan dan kelak kalau Dudu mau masuk SD. Terus cari uang tambahan dari mana agar tidak mengganggu cash flow yang ada sekarang jika mau pergi liburan keluarga atau membeli barang yang sedikit mahal, misalnya Dudu perlu punya handphone.</span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdQhcH4U-5s2ugb_Nvag1jtZ7Sluh0WCR9y5ElgWUjyK81fbWqCXRxfQbGiwGzCce7uB2oF6MNMqQUkJ2bmj_AKiNWrPEhz7LnSnX_pqMmO-GWjE62exGeR2Hu0T4b7_Z3Fwe3sJLeP3LS4z8sRkB1N5ZVPNFcg-ywzHNdnX-A09fq89wZC_TLvLia2hQ/s3264/IMG_20170304_114253.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2448" data-original-width="3264" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdQhcH4U-5s2ugb_Nvag1jtZ7Sluh0WCR9y5ElgWUjyK81fbWqCXRxfQbGiwGzCce7uB2oF6MNMqQUkJ2bmj_AKiNWrPEhz7LnSnX_pqMmO-GWjE62exGeR2Hu0T4b7_Z3Fwe3sJLeP3LS4z8sRkB1N5ZVPNFcg-ywzHNdnX-A09fq89wZC_TLvLia2hQ/w640-h480/IMG_20170304_114253.jpg" width="640" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><span style="font-family: helvetica;">Itu saya, yang full-time bekerja, dan bisa menitipkan Dudu pada orang tua. Bagaimana dengan single moms yang ketika masih berpasangan dulu memilih untuk jadi ibu rumah tangga? Tentunya ada gap year di antara karir, harus catch up dengan banyak hal dan melalui proses panjang untuk kembali ke dunia kerja. </span><b style="font-family: helvetica;">Apa yang bisa dilakukan selain mencari pekerjaan tetap agar kembali berpenghasilan?</b><p></p><p><span style="font-family: helvetica;">Kalo orang bilang ada banyak jalan menuju Roma, sebenarnya ada banyak peluang mendapatkan uang tambahan. Apa saja?</span></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Ikut kompetisi ibu dan anak.</span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Lomba mewarnai, lomba foto, lomba fashion show dan lainnya. <a href="https://andrewandme.blogspot.com/2010/11/ngapain-sih-ikutan-lomba.html" target="_blank">Semua kompetisi itu sering diikuti oleh saya dan Dudu ketika dia masih kecil</a>. Kalau menang dapat uang. Kalau tidak? Selain dapat pengalaman, biasanya ada goody bag yang dibagikan dan isinya lumayan untuk kehidupan sehari-hari. Saking seringnya ikut lomba, saya sampai punya <a href="https://www.instagram.com/pfenixlombaanak/" target="_blank">IG agregator lomba anak</a> yang masih berjalan sampai sekarang.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;"><b>Bagaimana caranya ikutan lomba? </b>Dulu saya dan Dudu rajin hadir ke acara anak-anak di akhir pekan. Terutama yang gratisan dan terbuka untuk umum di mall. Kalau ada kompetisinya, ya kita daftar saja ikut. Selain bisa jadi kesempatan bonding bersama anak, kalau menang kan bisa dapat hadiahnya.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi66nvFEhwUsQxz36p7N-PGtE4ivNUoU_TgHWGsytVF_fArk8IeOFmTU-wW0n64Ha7ix00TWyaKdKaznc6rN67BTxbsSLWTZR-ewz5A1Ele-3HMebPOYd7fZK0_ILsEdVgmE4TiB2G0THpE3YGD-H8uZPdiM8ECsbH18nQboNYNPINejzhCbxuuIDWt2-Q/s2048/DSCN1326-1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi66nvFEhwUsQxz36p7N-PGtE4ivNUoU_TgHWGsytVF_fArk8IeOFmTU-wW0n64Ha7ix00TWyaKdKaznc6rN67BTxbsSLWTZR-ewz5A1Ele-3HMebPOYd7fZK0_ILsEdVgmE4TiB2G0THpE3YGD-H8uZPdiM8ECsbH18nQboNYNPINejzhCbxuuIDWt2-Q/w640-h480/DSCN1326-1.JPG" width="640" /></a></div><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6P1mJ3a98ZFzP9rn5pRRuMEHtHGl5Ew4hwFqVCPsDwrrD0UltFNrRYp5cNoHA5MiJEjKRCyCyGRE_OiOostBABijmPoiDVZ480jSMBhqaWSm-wqBLnS7w5n-rMj2OxrJmWhCM91zkY90SgHHREJ1JL-rs1RbgNU_S5ANoNQmiO9R8uSVDqOF-upuDOh8/s480/Fimela%20-%20JFK.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="480" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6P1mJ3a98ZFzP9rn5pRRuMEHtHGl5Ew4hwFqVCPsDwrrD0UltFNrRYp5cNoHA5MiJEjKRCyCyGRE_OiOostBABijmPoiDVZ480jSMBhqaWSm-wqBLnS7w5n-rMj2OxrJmWhCM91zkY90SgHHREJ1JL-rs1RbgNU_S5ANoNQmiO9R8uSVDqOF-upuDOh8/w640-h640/Fimela%20-%20JFK.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Belanja sendiri dari uang hasil menang kompetisi social media</td></tr></tbody></table><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><p></p><p><span style="font-family: helvetica;">Bukan hanya anaknya yang ikutan lomba, saya juga sering ikut kompetisi menulis atau kompetisi blogging. Hadiahnya beragam, pernah dapat peralatan dapur, baju, mainan anak dan lain sebagainya. Dapat uang juga pernah. Kalau ada kompetisi yang sekiranya masih dalam kemampuan kita, misalnya kompetisi desain atau karya ilmiah. Kompetisi review produk, atau bahkan kompetisi memasak juga bisa diikuti. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Wah, kalau kompetisi masak, persiapannya banyak dong? </span></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Kalau begitu, coba ikutan lomba dan giveaway di social media. </span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Manfaatkan media sosial yang kita punya untuk ikutan giveaway dan kompetisi secara online. Hanya saja untuk ikutan giveaway atau kuis ini jangan sampai terlalu ngotot karena akan dicap sebagai kuis hunter dan mempersulit kita untuk menang. <b>Ini triknya:</b></span></p><p></p><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: helvetica;">Gunakan akun media sosial pribadi dan bukan akun khusus untuk giveaway. </span></li><li><span style="font-family: helvetica;">Postingan bukan cuma ikutan giveaway tapi juga postingan pribadi sama anak atau kegiatan kita.</span></li><li><span style="font-family: helvetica;">Ikut giveaway yang relevan. Yang berhubungan dengan anak atau ibu-ibu. Atau kebutuhan rumah tangga.</span></li></ul><p></p><p><span style="font-family: helvetica;">Ikutan Kesempatan menangnya kecil, karena bertarung dengan sejuta netizen di dunia maya. Tapi yah, effort-nya juga tidak besar. Biasanya hanya mention teman di comment dan menjawab pertanyaan. Kenapa tidak dicoba?</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Waspada penipuan berkedok lomba dan giveaway ya.</span></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Mencoba memaksimalkan blogging dan content.</span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Karena senang menulis, saya bikin blog. Awalnya blog itu hanya untuk mengupdate cerita saya dan Dudu. Dan karena terlepas dari profesi utama sebagai jurnalis (waktu itu), rasanya masih ada banyak hal yang perlu ditulis di luar sana. Siapa sangka kalau blog ini sekarang jadi sumber penghasilan tambahan. Padahal blog saya belum TLD. </span></p><p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEib7v6RV8BvzSjmGdeebT4KNbkCz_rQfsZFFl_qs5v6ZFiuHYKMEQ6AUJeIxmVyoQyD-q2SWwsBeyreogYjKmEMsXJfl80Y-FIVMx_KfnZEzGnMGR4odyjl74bs2LBoc4FDqMrsQ-G_d8_LSbzkU5M-WSuaALW7oroQpoiUhbpSRkWpvVt-tArsWmjIyo4/s1024/Lion%20Guard%20series%20(10).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="768" data-original-width="1024" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEib7v6RV8BvzSjmGdeebT4KNbkCz_rQfsZFFl_qs5v6ZFiuHYKMEQ6AUJeIxmVyoQyD-q2SWwsBeyreogYjKmEMsXJfl80Y-FIVMx_KfnZEzGnMGR4odyjl74bs2LBoc4FDqMrsQ-G_d8_LSbzkU5M-WSuaALW7oroQpoiUhbpSRkWpvVt-tArsWmjIyo4/w640-h480/Lion%20Guard%20series%20(10).jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Diundang launching TV Series Lion Guard Disney karena blogging</td></tr></tbody></table></p><p><span style="font-family: helvetica;">Kok bisa? Karena di-update secara teratur, lalu sering gantian blogwalking dengan teman-teman. Jadi banyak yang tertarik lalu menghubungi dan mengajak kerjasama. Bentuknya apa? Endorsement product bisa. Lalu saya tidak usah beli sabun dan skin care sebulan karena dapat kiriman produk untuk di-review. Uang tunai juga ada, yang jumlahnya lumayan untuk jajan. Bisa juga <a href="https://andrewandme.blogspot.com/2015/08/miles-from-tomorrowland-disney-junior.html" target="_blank">dalam bentuk undangan event</a>, misalnya screening film anak. Selain bisa nge-date sama Dudu secara gratis, saya bisa nonton film duluan haha.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Begitu juga dengan instagram. <b>Membangun personal branding bisa membuat kita terpilih untuk endorsement atau event yang sesuai dengan kebutuhan kita. </b>Mirip seperti blog, tapi kalau Instagram cukup posting foto dan caption saja. Sering ikut lomba di instagram juga bisa jadi pembuka jalan untuk kita berpartisipasi sebagai peserta dibayar. Plus, kalau menang, tetap bisa dapat hadiahnya juga. </span></p><h4 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Memang uang tambahan ini tidak selalu berbentuk tunai. </span></h4><p><span style="font-family: helvetica;">Tapi kalau dihitung, jumlah barang dan voucher yang didapatkan sangat membantu menghemat kebutuhan sehari-hari seperti skin care atau deterjen. Bahkan Dudu pernah mendapatkan hadiah ulang tahun action figure impian yang harganya lumayan dibarter dengan postingan blog. Jadi kita bisa punya uang cash lebih banyak di akhir bulan dan bisa menabung sedikit-sedikit sampai mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih memungkinkan untuk menabung secara reguler.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;"><b>Mencari peluang berarti tidak menyerah atau hanya pasrah dengan apa yang ada di depan mata. </b>Harus kita yang rajin dan aktif mencari informasi. Bahkan, terkadang, kita yang harus memulai duluan membuka obrolan. Tidak bisa hanya pasif menunggu ada yang datang ke inbox kita. Ikut komunitas, rajin datang event, membangun reputasi baik, networking dan menjaga relasi. Hasil tidak akan mengkhianati usaha.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Boleh dong dicoba.</span></p><div><br /></div>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-3097952684906415482023-09-02T07:00:00.006+07:002023-09-02T07:00:49.747+07:00Makna Merdeka Bagi Ibu Tunggal<p><span style="font-family: helvetica;"><b>Tanggal 30 Agustus kemarin saya menghadiri Diversity, Equity and Inclusion (DEI) Summit yang diselenggarakan oleh Manulife Indonesia. Acara yang saya hadiri sebagai perwakilan Single Moms Indonesia ini membawa pesan “Bring DEI to Life.” </b></span></p><p><span style="font-family: helvetica;"><b>Hubungannya apa sama merdeka?</b></span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Ada satu pesan yang saya dengar di DEI Summit pertama di Indonesia ini yang membuat saya berpikir tentang makna merdeka. Kira-kira begini: Coba bayangkan betapa tidak nyamannya kita ketika harus menyembunyikan sesuatu agar terlihat normal dan tidak dikucilkan oleh orang lain. Apa yang terjadi jika kita harus merahasiakan kondisi kita, dan struggling sendirian. </span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjaiulLgcyIirk-UqP4vrO-8L5uohRriHfwxVbMqGFAk5tgFzZsQ0O6y3xaL-xAUOMiosC4J033Cnyzdkqf3Z3laQvgw60YCppuNkRDOZlgCAGtVMXxTo6oiDtG9LAXcPthAMgfwG12eec1Bgl7HF6HexkzK-2AaN7jFwoWrm-NAQihsbRrmC6cpKWokU/s1618/DEI%20Summit%20.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="911" data-original-width="1618" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjaiulLgcyIirk-UqP4vrO-8L5uohRriHfwxVbMqGFAk5tgFzZsQ0O6y3xaL-xAUOMiosC4J033Cnyzdkqf3Z3laQvgw60YCppuNkRDOZlgCAGtVMXxTo6oiDtG9LAXcPthAMgfwG12eec1Bgl7HF6HexkzK-2AaN7jFwoWrm-NAQihsbRrmC6cpKWokU/w640-h360/DEI%20Summit%20.jpg" width="640" /></a></div><p></p><p><span style="font-family: helvetica;">Yang dibahas di DEI Summit kemarin lebih kepada disabilitas, terutama disabilitas fisik. Namun memang disebutkan bahwa disabilitas ini bukan hanya fisik tapi juga mental dan kondisi. Perbedaan bukan hanya apa yang terlihat langsung di depan mata. Misalnya seorang karyawan yang memiliki ADHD tentunya akan lebih sulit fokus dibandingkan rekan-rekannya yang tidak ADHD. Namun ADHD yang tidak berani diakui ini menghalangi kinerja dan menyebabkan karyawan tersebut dicap tidak perform. Begitu juga dengan status ibu tunggal. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Banyak single mom yang menyembunyikan status mereka ketika melamar pekerjaan karena takut diperlakukan berbeda, misalnya diganggu rekan kerja atau atasan lawan jenis. Bisa juga malah jadi tidak diterima karena perusahaan khawatir mereka akan banyak ijin karena harus mengurus anak sendirian. Padahal yang seharusnya dilakukan adalah menciptakan equity dan melakukan inclusion untuk mereka yang berbeda.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Jadinya ya, para ibu tunggal ini belum merdeka. Bukan hanya dalam pekerjaan, namun juga dalam kehidupan sehari-harinya. Stigma yang muncul membuat mereka kurang nyaman menjadi diri sendiri, dan akhirnya stress karena harus terus berpura-pura. Padahal masih terluka. Karena itulah saya ingin menciptakan sebuah kondisi di mana para ibu tunggal ini bisa merdeka. </span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLTzvVkURR_uf3FqHAKZY2T1BQ-QSDY9o9_9AOnH3h-kPnUa5Zpea8LHmIjw0VRdkx-NyIohLUFtTNjEkNSfvyp4KjnQKUqHkHoQYw5hrKkjpjJl1Vu1s1GAOwlbtXuomxd_AAPvFiAyZ69jNUXqbENWI2JwLV7Vr4dRFopXZ12Guj2RcudlzxvrmY_lo/s1024/Love%20Mom.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="734" data-original-width="1024" height="458" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLTzvVkURR_uf3FqHAKZY2T1BQ-QSDY9o9_9AOnH3h-kPnUa5Zpea8LHmIjw0VRdkx-NyIohLUFtTNjEkNSfvyp4KjnQKUqHkHoQYw5hrKkjpjJl1Vu1s1GAOwlbtXuomxd_AAPvFiAyZ69jNUXqbENWI2JwLV7Vr4dRFopXZ12Guj2RcudlzxvrmY_lo/w640-h458/Love%20Mom.jpg" width="640" /></a></div><p></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Merdeka yang bagaimana?<span><a name='more'></a></span></span></h3><p><span style="font-family: helvetica;"><b>Merdeka Keuangan</b></span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Bukan Financial Freedom yang sering jadi content dan goals banyak orang jaman sekarang itu. Tapi merdeka untuk mencari kerja, membuka usaha dan membiayai anak-anaknya. Bisa punya asuransi untuk anak dan keluarga tanpa terkendala status.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;"><b>Merdeka Birokrasi</b></span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Tidak perlu pusing mengisi formulir pendaftaran sekolah anak atau hal-hal lain yang mengharuskan adanya orang tua lengkap. Dapat mencantumkan nama di ijazah anak tanpa harus berperang melawan ketentuan. Tidak perlu bingung atau khawatir ketika harus memilih status di kolom formulir.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;"><b>Merdeka Berekspresi</b></span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Tidak harus takut bermedia sosial, nulis blog atau ngobrol dengan teman-teman. Tidak perlu berbohong soal status atau membuat alasan di mana sang ayah berada. Tidak perlu khawatir ketika berteman dengan lawan jenis atau ketika bepergian hanya bersama anak-anak.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;"><b>Mungkin hal-hal di atas terdengar sederhana tapi besar maknanya bagi kami para single mom.</b> Dulu di pekerjaan pertama saya, perempuan otomatis dianggap single. Jadi Dudu tidak bisa tercantum di asuransi kesehatan yang didaftarkan oleh kantor. Ketika saya bertanya, jawabannya sederhana, “anak-anak sudah ditanggung oleh kantor suami.” Ketika saya balik bertanya, “kalau seperti saya yang single mom?” Mereka terdiam. Tapi ya, memang sulit membuat pengecualian kalau hanya untuk saya.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Dudu memang hampir tidak pernah sakit. Tapi, ketika saya pindah ke kantor baru, saya selalu tanyakan apakah kantor mengakomodir asuransi untuk anak ibu tunggal. Kalau iya, meskipun akhirnya tidak terpakai, kan saya jadi merdeka dari pikiran harus bayar dokter.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Begitu juga dengan birokrasi. Akhir-akhir ini banyak yang bercerita tentang pencantuman nama ayah di ijasah anak, meskipun sang mantan suami sudah tidak berkontribusi dalam hidupnya. Alias, hilang tanpa jejak. Banyak ibu tunggal yang memperjuangkan namanya ada di ijasah anak karena selama ini harus sesuai akte lahir dan otomatis dicantumkan nama bapaknya. Peraturannya sudah ada, mungkin sosialisasinya yang kurang. Begitu berhasil memasang nama di ijasah anak, saya bayangkan rasanya mereka merdeka karena mendapat pengakuan sepadan atas perjuangan yang dilakukan.</span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkChqG8yRnone5psOxOxiumPb4pcE_N3n-GQMmQgjjEP1WVILnkE1BlziZ2gHbZU8PI59THRe445QouvsuDi_3CB5MTApBVWPFE2rruCrEhmb7cCsFzgkiVD6-CcM53DDczhzvmQJCZUmoGEW7g86__7UL-C8LynTnOd3A857RL0hc95ZUcaBSX_ySWnM/s600/DateWithDudu-profile.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkChqG8yRnone5psOxOxiumPb4pcE_N3n-GQMmQgjjEP1WVILnkE1BlziZ2gHbZU8PI59THRe445QouvsuDi_3CB5MTApBVWPFE2rruCrEhmb7cCsFzgkiVD6-CcM53DDczhzvmQJCZUmoGEW7g86__7UL-C8LynTnOd3A857RL0hc95ZUcaBSX_ySWnM/w640-h640/DateWithDudu-profile.jpg" width="640" /></a></div><p></p><p><span style="font-family: helvetica;"><b>Yang terakhir adalah yang paling sulit karena stigma masyarakat yang begitu kental.</b> Merdeka dari stigma adalah perjalanan panjang yang perlu diperjuangkan. Beberapa teman saya merasa lega dan merdeka ketika hakim mengetuk palu, mengabulkan perceraian mereka. Lalu merasa benar-benar merdeka setelah nyaman dengan statusnya dan berani mempublikasikannya ke luar sana. Banyak dari mereka yang masih belum terbuka akan statusnya, karena khawatir akan pandangan orang lain.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Kehilangan sahabat yang takut suaminya direbut setelah ibu A berstatus janda. Kehilangan pekerjaan karena tekanan lingkungan yang mengucilkan atau atasan yang bertindak kurang sopan. Kehilangan kesempatan untuk aktualisasi diri karena orang tua khawatir akan pandangan tetangga. Akhirnya mengurung diri di rumah, membatasi pergaulan dan menutup media sosial. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Semuanya terjadi. Dan makna merdeka buat saya, at least dalam konteks ibu tunggal, adalah bisa jadi diri sendiri, tanpa lingkungan yang menghakimi.</span></p><p><br /></p>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-85125717494177235932023-08-29T17:47:00.002+07:002023-08-29T17:47:44.460+07:00Apakah Kelinci Cocok Sebagai Peliharaan Pertama Anak?<p><span style="font-family: helvetica;">Sejak <a href="https://andrewandme.blogspot.com/2023/01/akhirnya-adopsi-dua-ekor-kelinci.html" target="_blank">saya dan Dudu memelihara kelinci,</a> beberapa orang tua bertanya pada saya tentang kelinci. Anaknya ingin punya kelinci. Daripada kucing atau anjing, lebih baik kelinci dulu sebagai peliharaan pertama anak. Apakah benar kelinci cocok buat jadi peliharaan pertama anak? Coba kita telusuri pro dan kontranya sebelum memutuskan untuk memelihara.</span></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Sulitkah memelihara kelinci?</span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Dibandingkan anjing dan kucing, kelinci termasuk mudah dipelihara karena herbivora. Kebetulan lingkungan rumah mendukung dengan adanya taman di belakang. Ukuran kelinci yang tidak terlalu besar dan tidak berisik juga membuat kelinci jadi mudah untuk dirawat dan dipelihara. Karena itulah, ketika Dudu ingin punya binatang peliharaan, kelinci jadi pilihan pertama saya. </span></p><p><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXXukUzSwH8wztx7X_Z4XHmBsmnAbZ5eg6yF3-lMWdfiTfQUm-4_mtB5xPvNu3yyiPfBQPJ9zTjiP-zt1cAjMuZOmg3-oOCUYnmcOrRk7o5xN77XB7QQh3uCcoZxXgJcU9C2abtZOgkEAymMr7vY1sz8iBmBzhrfALKQmXL_clZpLqJMSJLjYcvBjPpOU/s1303/Kelinci%20makan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1303" data-original-width="1302" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXXukUzSwH8wztx7X_Z4XHmBsmnAbZ5eg6yF3-lMWdfiTfQUm-4_mtB5xPvNu3yyiPfBQPJ9zTjiP-zt1cAjMuZOmg3-oOCUYnmcOrRk7o5xN77XB7QQh3uCcoZxXgJcU9C2abtZOgkEAymMr7vY1sz8iBmBzhrfALKQmXL_clZpLqJMSJLjYcvBjPpOU/w640-h640/Kelinci%20makan.jpg" width="640" /></a></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Apa saja yang harus diperhatikan ketika memelihara kelinci?</span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Jika mengenalkan kelinci sebagai binatang peliharaan anak yang pertama, harap diingat bahwa kelinci mudah mati. Kepanasan mati, kedinginan juga mati. Kebanyakan makan mati. Salah makan mati. Kaget juga bisa mati. Jadi, persiapkan anak dan diri anda sendiri untuk menghadapi kematian kelinci sejak mulai memelihara.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Meskipun terlihat jinak dan lucu, kelinci saya dulu pernah menang berantem lawan kucing liar. Kelinci memiliki cakar tajam dan gigi yang kuat. Selain itu, tendangan kaki belakangnya juga tidak boleh diremehkan. Jadi, ketika mengenalkan kelinci pada anak, awasi juga interaksi mereka. Kelinci tidak boleh dipegang kupingnya, jadi jangan sampai anak yang masih kecil menarik kuping kelinci. Selain itu, kelinci dewasa juga bisa tumbuh besar dan berat. Hati-hati saat menggendongnya.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p><span style="font-family: helvetica;"><b>Pro:</b></span></p><p></p><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: helvetica;"><a href="https://andrewandme.blogspot.com/2023/03/kelinci-boleh-makan-apa.html" target="_blank">Makanan kelinci mudah didapat dan cenderung murah harganya</a>.</span></li><li><span style="font-family: helvetica;">Kelinci dapat dilatih buang air pada tempat yang telah disediakan.</span></li><li><span style="font-family: helvetica;">Kelinci dapat dipelihara di dalam rumah, namun hati-hati karena bisa mengigit furniture atau kabel.</span></li></ul><p></p><p><span style="font-family: helvetica;"><b>Kontra:</b></span></p><p></p><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: helvetica;">Tidak seperti kucing, kelinci butuh perhatian setiap saat. Mereka adalah makhluk yang penasaran dan sebaiknya diawasi ketika dilepas. Kelinci saya pernah naik tangga sampai ke atap. </span></li><li><span style="font-family: helvetica;">Kelinci yang dibeli di petshop terkadang tidak bisa mengontrol jumlah makanan karena bersaing dengan teman satu kandang. Jadi harus diperhatikan jumlah makanan yang diberikan pada mereka.</span></li><li><span style="font-family: helvetica;">Vaksin dan sterilisasi kelinci harganya termasuk lebih mahal dibandingkan kucing.</span></li></ul><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTQtDxBCa6pSctRnKKn9b0AUTKxmpm38OJRRNKngCLjivqEpjBMp7WK2Gp0M549DVaBFNZUwh-d0HaugAj7TIRjdSsmLQlqjWInZr84i_kxPMAttAQlgkgXc6xcQZ6RbSLGtV1cZmm-uLq9XKMnVePLMVB6TFwpDf8wRtWwPvYkA1RL4c0UOJZKKPTepE/s1303/Rebutan%20makanan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1303" data-original-width="1302" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTQtDxBCa6pSctRnKKn9b0AUTKxmpm38OJRRNKngCLjivqEpjBMp7WK2Gp0M549DVaBFNZUwh-d0HaugAj7TIRjdSsmLQlqjWInZr84i_kxPMAttAQlgkgXc6xcQZ6RbSLGtV1cZmm-uLq9XKMnVePLMVB6TFwpDf8wRtWwPvYkA1RL4c0UOJZKKPTepE/w640-h640/Rebutan%20makanan.jpg" width="640" /></a></div><br /><p></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Kata orang, kelinci hidup berkelompok. Jadi sebaiknya memelihara lebih dari satu kelinci. </span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Karena percaya dengan ini juga, saya memelihara dua kelinci. Ketika satu mati, saya mencari penggantinya karena takut kelinci saya kesepian. Namun ketika si kelinci baru mati juga diserang musang, kelinci yang tersisa saya pelihara sendirian. Ternyata dia baik-baik saja. Hanya saja, kelinci ini jadi tinggal di kamar saya, dan sering saya ajak main. Jadi kesimpulannya, kelinci membutuhkan interaksi. Ketika kelinci tinggal satu, dia akan dinner bersama saya. Lalu ikut Dudu nonton film atau main game. Terkadang duduk menguping sinetron yang ditonton oleh Mama saya. </span></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Adopsi dari mana kelincinya?</span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Saya lebih memilih dari keluarga atau teman. Jika mengadopsi dari breeder atau membeli dari petshop, ada baiknya memeriksakan kelinci ke dokter hewan dulu sebelum merawatnya. Kelinci yang hidup ramai-ramai dalam kandang kecil rentan terkena penyakit atau memiliki tendensi kelaparan, sehingga tidak bisa mengukur porsi makannya. Lalu ketika dibawa pulang, mereka rentan mati kekenyangan. Tapi, dari mana pun mengadopsinya, berikan kelinci perhatian di beberapa hari mereka ada di rumah Anda. Pastikan mereka tidak terlalu banyak makan dan sehat-sehat saja. Jika mereka sudah terlihat nyaman, barulah bisa ditinggal.</span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixx_OjBI3HVP8d6FkDUVqboRyk53Cl58H3AW3ccEN9-0sYTM_wqpTYPFFSXiqH-BgTWxDTUjnYBw-ppkFUgf8-p-iKLkckXH1wfUInqjJgcVLizvzCE4acyUcUXt9oTWJR0noXH74GEbyinn3iiNBkqTDqki-yssTNMQbZYwhQzTmOWSzwNubK8F6ZBYo/s1302/Iyakansandy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1302" data-original-width="1302" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixx_OjBI3HVP8d6FkDUVqboRyk53Cl58H3AW3ccEN9-0sYTM_wqpTYPFFSXiqH-BgTWxDTUjnYBw-ppkFUgf8-p-iKLkckXH1wfUInqjJgcVLizvzCE4acyUcUXt9oTWJR0noXH74GEbyinn3iiNBkqTDqki-yssTNMQbZYwhQzTmOWSzwNubK8F6ZBYo/w640-h640/Iyakansandy.jpg" width="640" /></a></div><p><b style="font-family: helvetica;">Menjawab pertanyaan yang diajukan di judul blog ini, apakah kelinci cocok sebagai peliharaan pertama anak, menurut saya iya.</b><span style="font-family: helvetica;"> Hanya saja, beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti ukuran kelinci yang diadopsi, bagaimana jika kelincinya mati, kesibukan dan <a href="http://parentingsukasuka.blogspot.com/2023/07/menumbuhkan-tanggung-jawab-pada-anak.html" target="_blank">komitmen kita, mampu</a> tidak menjaganya. Bagaimana dengan biaya? Meskipun kelinci tidak mahal, tapi tetap saja ada biaya yang perlu dikeluarkan.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Kalau semua sudah ada jawabannya, tidak ada salahnya memelihara kelinci di rumah.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;"> </span></p>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-1348031748388746032023-08-26T06:10:00.001+07:002023-08-26T06:10:24.387+07:00Reza Permadi Menggandeng Teknologi Sebagai Sahabat Pariwisata Lewat Virtual Tour<p><span style="font-family: helvetica;">Traveling adalah bagian dari kegiatan rutin saya dan Dudu. Sebelum pandemi, biasanya kami jalan-jalan setidaknya 2 kali dalam setahun ketika si Dudu libur sekolah. Lalu pandemi datang, dan jalan-jalan jadi tertunda. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;"><b>Di rumah saja bosan. Namun apa yang bisa dilakukan? </b></span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Karena sering bermain media sosial, saya jadi paham dengan yang namanya wisata virtual. Beberapa grup travelling dan grup pekerja nomad yang saya ikuti di Facebook mulai mengadakan acara wisata virtual. Ada yang di Jepang, ada yang di Turki dan negara-negara lainnya. Ketika lockdown sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, wisata virtual mulai menjamur di semua platform. Semua orang kangen jalan-jalan tapi masih belum berani ke luar rumah. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Konsep virtual tour atau wisata virtual ini menarik karena sebenarnya orang seperti saya, yang senang cek lokasi lewat google maps sebelum beneran sampai di tempatnya, secara tidak sadar sudah melakukannya. Saya senang merencanakan perjalanan, membuat itinerary dan mencari informasi tentang tempat yang saya tuju. Apalagi jaman sekarang sudah ada teknologi canggih yang memungkinkan kita “jalan-jalan” di layar laptop. Tinggal klik lalu bisa lihat 360 view dari satu tempat wisata. Atau bisa cek street view dari satu daerah dan menyusuri jalanannya, seakan-akan kita ada di sana. </span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJmn3-65DhXf6_e4Yj6uGXNx6rz0N3EH66GnTEieF07FoQfo5n6t-ZEJo-Nkbf7Zj5eX4kHehDX73HKx_RpbM2ZIdht4xdFEmlOuVvBdcU1q_cGxzPxp0V-5YuS9aV2yK6Ym8zsLQvZLm6rrKhOLqRYqIt7wnzzbvKG8mihLrW7RnAt9a0B7SLYUeOqJ0/s1920/Rumah%20pengasingan%20bung%20hatta.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="933" data-original-width="1920" height="312" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJmn3-65DhXf6_e4Yj6uGXNx6rz0N3EH66GnTEieF07FoQfo5n6t-ZEJo-Nkbf7Zj5eX4kHehDX73HKx_RpbM2ZIdht4xdFEmlOuVvBdcU1q_cGxzPxp0V-5YuS9aV2yK6Ym8zsLQvZLm6rrKhOLqRYqIt7wnzzbvKG8mihLrW7RnAt9a0B7SLYUeOqJ0/w640-h312/Rumah%20pengasingan%20bung%20hatta.jpg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnGGLr4OoP6WWBbsaFVkVw4Ysw_iMmybnngSNERn4P_fxV-VRaEWsC31XPcCalN8ZV6dF-UGOTQio55UJuUUsu2y-1kgaiXqIAhx7uB0F6nj-_MRF5xnrcMNoQOTjNkFsCojk0j9pa9fwknVZKNl7gMDtVMOKgG_F9nxU5dQ65umvzKfjHhRj8VPJgZhc/s1914/Rumah%20pengasingan%20bung%20hatta%20virtual%20tur.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="933" data-original-width="1914" height="312" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnGGLr4OoP6WWBbsaFVkVw4Ysw_iMmybnngSNERn4P_fxV-VRaEWsC31XPcCalN8ZV6dF-UGOTQio55UJuUUsu2y-1kgaiXqIAhx7uB0F6nj-_MRF5xnrcMNoQOTjNkFsCojk0j9pa9fwknVZKNl7gMDtVMOKgG_F9nxU5dQ65umvzKfjHhRj8VPJgZhc/w640-h312/Rumah%20pengasingan%20bung%20hatta%20virtual%20tur.jpg" width="640" /></a></div><p></p><p><span style="font-family: helvetica;">Kalau dipikir-pikir, ini jadi mirip main game RPG. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Eh, di Indonesia juga bisa dong. Apalagi ada banyak daerah yang memiliki pemandangan indah namun sulit dijangkau secara offline. Dengan banyaknya orang jadi melek teknologi ketika pandemi, wisata virtual ke daerah-daerah ini sekarang bukan hanya wacana. Yang penting ada tour guide-nya. Karena biasanya jalan-jalan tanpa cerita itu jadi tidak ada maknanya. Salah satu penyedia jasa layanan virtual tour ini adalah Atourin.</span></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Cerita Reza Permadi dan Atourin</span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Atourin adalah milik Reza Permadi, salah seorang penerima SATU Indonesia Awards tingkat Provinsi untuk DKI Jakarta di tahun 2021 kemarin. Gagasannya di bidang teknologi, yaitu Atourin, mengusung Wisata Virtual untuk Pegiat Pariwisata. Atourin yang didirikan pada tahun 2019 ini bertekad untuk memajukan industri pariwisata Indonesia sekaligus dapat berkontribusi meningkatkan perekonomian Indonesia melalui implementasi teknologi, mulai dari memberikan pelatihan untuk virtual tour bagi para pemandu wisata di Indonesia ketika pandemi menyerang.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjejh2rb7iAuIFsQxBu9l0ArwhbfvwHi0DfYO-eV130sJPgLWKJQrEJPoGhIFF6JGjCGsCUm4ZVG-gnm0BHcs53K1GB52yYCSx0xpg-m3WtBr-VVUelc7t35mNDOnP7KOrr9zksT8_W67klN3IrqV7TFoxGFb4WlW912TuVLJ7uvYsNGAjXn3CpKfSdKII/s598/Banda%20Neira.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="594" data-original-width="598" height="636" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjejh2rb7iAuIFsQxBu9l0ArwhbfvwHi0DfYO-eV130sJPgLWKJQrEJPoGhIFF6JGjCGsCUm4ZVG-gnm0BHcs53K1GB52yYCSx0xpg-m3WtBr-VVUelc7t35mNDOnP7KOrr9zksT8_W67klN3IrqV7TFoxGFb4WlW912TuVLJ7uvYsNGAjXn3CpKfSdKII/w640-h636/Banda%20Neira.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto dari Instagram Reza Permadi</td></tr></tbody></table><p></p><p><span style="font-family: helvetica;">Reza sendiri adalah lulusan Teknik Geologi dari Universitas Diponegoro, Semarang. Reza kemudian melanjutkan pendidikannya di bidang Sustainable Tourism dan lulus dengan gelar Master’s Degree dari Universitas Padjajaran, Bandung. Saat ini selain menjabat sebagai Co-Founder & COO di Atourin (PT. Atourin Teknologi Nusantara), Reza juga menjadi pengajar diUniversitas Bina Nusantara. Passionnya di bidang geotourism membawanya menjadi CEO Geotour Indonesia pada tahun 2015 -2019, sebelum akhirnya membentuk Atourin.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Memperkenalkan teknologi sebagai pendukung dan sahabat bukanlah tanpa kendala. Karena zaman yang semakin maju membuat banyak kekhawatiran bahwa teknologi akan menggantikan peran manusia di kemudian hari. Virtual tour yang ditawarkan oleh Atourin bisa jadi menggantikan pariwisata offline yang selama ini menjadi sumber penghasilan banyak orang dan banyak daerah. Untuk menjawab keresahan itu, Atourin mengadakan berbagai pelatihan wisata virtual secara gratis kepada para pegiat pariwisata, agar mereka dapat memanfaatkan teknologi sebagai pendukung mata pencaharian mereka di tengah pandemi.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Dilansir dari rilis media tahun 2022 kemarin, Reza menyebutkan bahwa “350 wisata virtual telah diselenggarakan oleh Atourin yang berkolaborasi dengan pelaku pariwisata lokal di seluruh Indonesia.” Sudah ada lebih dari 3000 wisatawan yang berkunjung secara virtual ke lokasi-lokasi tersebut dan sudah lebih dari 2000 penggiat wisata yang mendapatkan pelatihan virtualnya. Tentunya apa yang dikerjakan Reza melalui Atourin memberikan dampak positif bagi desa wisata di tengah pandemi. </span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTwoW_lrHWcg9p2VZU5SoU3bisF71tCfn-EQ9uAfXPUI6Fowl_-q_XS_quVnAgFzw9rEiNf0vnth4xncfhWhH-nXP2YRJGLBFOwMCYdUZB69q6oYppJVc8ey3ik69nW5osI8b_r014Ifs30UxnJ-sHVufdIiiCzivgQ4WVTQyd8pEcAFHKrriybdHLkAY/s1688/itinerary%20di%20Atourin.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="925" data-original-width="1688" height="219" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTwoW_lrHWcg9p2VZU5SoU3bisF71tCfn-EQ9uAfXPUI6Fowl_-q_XS_quVnAgFzw9rEiNf0vnth4xncfhWhH-nXP2YRJGLBFOwMCYdUZB69q6oYppJVc8ey3ik69nW5osI8b_r014Ifs30UxnJ-sHVufdIiiCzivgQ4WVTQyd8pEcAFHKrriybdHLkAY/w400-h219/itinerary%20di%20Atourin.jpg" width="400" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTkHyttN5Nzlyyj3lrObA_NMg9nSq_d2sjQkrgtjdDuU53_ANGmz26KJoX-IdhsEu2Nj853oiQSOBE5T8a-7ET3Yr7bBIXBxEcixoIMgAZuWlidboDx5J1Z4YboFcSr5LNDtM80JFr7BhCwTL6WfsHrRi7JNfQ4oUWJbmh3jqJ0h5sXS5o4qacOz9MySc/s1904/Website%20Atourin.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="932" data-original-width="1904" height="196" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTkHyttN5Nzlyyj3lrObA_NMg9nSq_d2sjQkrgtjdDuU53_ANGmz26KJoX-IdhsEu2Nj853oiQSOBE5T8a-7ET3Yr7bBIXBxEcixoIMgAZuWlidboDx5J1Z4YboFcSr5LNDtM80JFr7BhCwTL6WfsHrRi7JNfQ4oUWJbmh3jqJ0h5sXS5o4qacOz9MySc/w400-h196/Website%20Atourin.jpg" width="400" /></a></div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><p></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Tentang SATU Indonesia Award</span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">SATU Indonesia Awards adalah wujud apresiasi Astra untuk generasi muda Indonesia. Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards memberikan penghargaan untuk mereka yang mempelopori dan melakukan perubahan di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi .Anak-anak muda yang terlibat dalam program ini juga didorong untuk berkolaborasi dengan program Astra lainnya seperti Kampung Berseri Astra (KBA) dan Desa Sejahtera Astra (DSA) agar dapat memberikan dampak positif yang lebih besar dan kontribusi yang berkelanjutan pada usaha-usaha pembangunan di daerah masing-masing.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Tahun 2023 menjadi tahun ke-14 pelaksanaan SATU Indonesia Award.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Ide sederhana Reza yang membawanya menjadi penerima SATU Indonesia Awards tingkat Provinsi untuk DKI Jakarta di tahun 2021 membawa dampak besar bagi dunia pariwisata. Teknologi bukan musuh. Meskipun kita bisa wisata virtual sendiri, solo touring sambil browsing Google Maps, tapi mengunjungi satu tempat bersama teman-teman dengan tour guide berpengalaman akan beda rasanya.</span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUFIbRp27DpgQiSsstPdyVOurO3oGW5J_BlCtoBeUnxfBM0gGHnYfUlbtg6EbWKVO2nPCewaXEkd-6vKqjFF8rSNzUcTRArEa_KeBhRqCk5q1_UEI1dOhahfUB5pat2IWfM4w6VcrVnlatLlC_sGQNolxNafdg9r11KmjhCeooLfrAgL_TCDIxdROZYxY/s1914/Banda%20Neira%20street%20map.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="931" data-original-width="1914" height="312" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUFIbRp27DpgQiSsstPdyVOurO3oGW5J_BlCtoBeUnxfBM0gGHnYfUlbtg6EbWKVO2nPCewaXEkd-6vKqjFF8rSNzUcTRArEa_KeBhRqCk5q1_UEI1dOhahfUB5pat2IWfM4w6VcrVnlatLlC_sGQNolxNafdg9r11KmjhCeooLfrAgL_TCDIxdROZYxY/w640-h312/Banda%20Neira%20street%20map.jpg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpk_r96nvnHzthQOTEuSO7cpVBGw_U5kWvOLtBbxQFv_SOGP4J-KLCI0yWFf5ZamVhyL-qwYr2QO63LNLoou1GeO_Pu9Yc9SR7AaVEe4xKTcxq9VhxtIQzQh0BZQAH-5bJokGVnXefta2xVW9kUkSeKVERwwEN64L2qir_tEuJCEoHBtG5iUWC9LFSAkk/s1914/Benteng%20Nassau%20Banda%20Neira.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="935" data-original-width="1914" height="312" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpk_r96nvnHzthQOTEuSO7cpVBGw_U5kWvOLtBbxQFv_SOGP4J-KLCI0yWFf5ZamVhyL-qwYr2QO63LNLoou1GeO_Pu9Yc9SR7AaVEe4xKTcxq9VhxtIQzQh0BZQAH-5bJokGVnXefta2xVW9kUkSeKVERwwEN64L2qir_tEuJCEoHBtG5iUWC9LFSAkk/w640-h312/Benteng%20Nassau%20Banda%20Neira.jpg" width="640" /></a></div><p></p><p><span style="font-family: helvetica;">Sekarang orang-orang sudah traveling lagi, bagaimana dengan wisata virtual? Well, saya masih sering melakukannya. Entah napak tilas maupun ketika break makan siang di pekerjaan. Lumayan dalam satu jam bisa jalan keliling Banda Neira kan.</span></p><p><br /></p>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-51031556908990192132023-08-17T08:19:00.002+07:002023-08-17T08:22:47.138+07:00Tujuhbelasan Berkesan dan Pesan untuk Indonesia<p><span style="font-family: helvetica;">Sudah puluhan kali melewati 17 Agustus, namun entah kenapa tidak ada acara berkesan yang muncul di kepala. Ketika sekolah dulu, 17-an identik dengan upacara. Baik ikutan secara langsung di sekolah atau nonton TV. Lalu ketika mulai bekerja, maknanya mulai hilang karena saya seringnya bekerja di tanggal merah. Pertama ketika bekerja sebagai wartawan, harus menghadiri event 17-an dan menuliskan reportasenya. Lalu saya pindah ke e-commerce, di mana kemerdekaan ini adalah waktunya promosi dan diskon belanja. Ujung-ujungnya ya 17an dihabiskan dengan bekerja.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Karena bukan tim aktif lomba, saya juga jarang berpartisipasi di perlombaan selain yang ada di sekolah. Sekolahan Dudu yang internasional juga tidak terlalu punya perayaan 17 Agustus yang meriah. Lalu momen berkesannya apa? </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Setelah browsing foto, ternyata ada dua momen yang unik di perayaan 17 Agustus sepanjang hidup saya.</span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLSQ95nAFVYivk_LluSqoj9j2HYBtpd8AIASjrqrXSsXBxjlFZ0ni3_jJWK9OmnPHuu0ANJvPDfrFVCm4e2fjFUA9F_L8nMA1TXgLP3nzB-M9FtIiM1UHvoMEJq5f4PpXmxYBSTa3ozY6N8KNBjsnJW0I1aiemZZVdepuV3PzN-H--3kGwEYjKtrMZUKo/s3264/IMG_20170817_113742.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3264" data-original-width="2448" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLSQ95nAFVYivk_LluSqoj9j2HYBtpd8AIASjrqrXSsXBxjlFZ0ni3_jJWK9OmnPHuu0ANJvPDfrFVCm4e2fjFUA9F_L8nMA1TXgLP3nzB-M9FtIiM1UHvoMEJq5f4PpXmxYBSTa3ozY6N8KNBjsnJW0I1aiemZZVdepuV3PzN-H--3kGwEYjKtrMZUKo/w480-h640/IMG_20170817_113742.jpg" width="480" /></a></div><p></p><p><span style="font-family: helvetica;"><b>Momen pertama adalah jalan-jalan. </b>Kita pernah naik pesawat pas 17 Agustus. Haha. Jadi spesial karena Halim Perdana Kusuma waktu itu dihias dengan bendera merah putih. Dudu juga ikutan excited dengan semangat kemerdekaan, mau saja disuruh foto-foto pakai ikat kepala merah putih. Yang lebih memorable-nya lagi, karena kita penerbangan dari Halim Perdana Kusuma, semua pesawat delay. Baru bisa terbang setelah pesawat tempur selesai acara 17an. Airportnya ramai tapi tidak ada yang protes.</span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj81k2yiHF2ilpfX4CHSvaSDV_My1tKgjCwGGXtIH2uTtTQ97LWDU-6l7mmZabetcYqtf0LoQZ_J9EXFD6lgIy98rnyT2ogjVSNa6bA904Ujpr0JhIaIsNEK_blN-8mDz5Z12CCine8GOXAti7CBYZMY-7ZkTz82ZE5FXBj3eYAmwst5tNoN1LMwB4xQsc/s3264/IMG_20170817_101924.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3264" data-original-width="2448" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj81k2yiHF2ilpfX4CHSvaSDV_My1tKgjCwGGXtIH2uTtTQ97LWDU-6l7mmZabetcYqtf0LoQZ_J9EXFD6lgIy98rnyT2ogjVSNa6bA904Ujpr0JhIaIsNEK_blN-8mDz5Z12CCine8GOXAti7CBYZMY-7ZkTz82ZE5FXBj3eYAmwst5tNoN1LMwB4xQsc/w300-h400/IMG_20170817_101924.jpg" width="300" /></a></div><p></p><p><span style="font-family: helvetica;">Jadi tambah spesial karena perjalanan kita saat itu adalah ke Jogjakarta untuk lamaran adik saya, sekaligus survey lokasi pernikahannya. Seru!</span></p><p><span style="font-family: helvetica;"><b>Momen yang kedua adalah ketika secara random, kami sekeluarga memutuskan untuk mengadakan Korean BBQ di rumah</b>. Saat itu masih pandemi dan PPKM masih lumayan ketat. Kami memesan peralatan BBQ mulai dari kompor gas, panggangan, daging dan bumbu dari toko online. Lalu, mulai mencari side dish dari restoran favorit yang untungnya berhasil survive selama pandemi. Setelah lockdown dan kemudian PPKM, 17an tahun itu terasa lebih merdeka.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Berkumpul bersama keluarga, menikmati hidangan setelah sekian lama terperangkap di rumah masing-masing selama pandemi.</span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVvAqt732tz3YU-7tNGdiW0f7g220qTW1GFRB8B-aQzUuU7dJiOSqnBjRCRNDmSrJR7wphCZOnrbMYKV4N7xS0ceDcz65_5YLz7v9E4tiMqs55z9LdL576bVps98Mvdc_1UYCtmA8g84ZT7vZ5Nwb8a-_2DmNs3tkZJitAbTCRumINkaptjb53ptAZDP8/s1632/Merdeka%20BBQ%201.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1224" data-original-width="1632" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVvAqt732tz3YU-7tNGdiW0f7g220qTW1GFRB8B-aQzUuU7dJiOSqnBjRCRNDmSrJR7wphCZOnrbMYKV4N7xS0ceDcz65_5YLz7v9E4tiMqs55z9LdL576bVps98Mvdc_1UYCtmA8g84ZT7vZ5Nwb8a-_2DmNs3tkZJitAbTCRumINkaptjb53ptAZDP8/w400-h300/Merdeka%20BBQ%201.jpg" width="400" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7N6HgPlc68du-aAjZbfh7ItVgFqORzpXkJ7wpbVGdwWFC4whxsWkahRgt_z5WIcBSFz6H5ELU_WoooCRdnt1nOxQm_KVJRolvINhgh1zW09cSu_4xENajMSIqlh-hOi-QWqb7AordzsMOLHIx2saoBsqQN2Lyg73o4ADbUgCJevNfVDoiJUmeHXTWLUo/s1632/merdeka%20bbq%202.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1224" data-original-width="1632" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7N6HgPlc68du-aAjZbfh7ItVgFqORzpXkJ7wpbVGdwWFC4whxsWkahRgt_z5WIcBSFz6H5ELU_WoooCRdnt1nOxQm_KVJRolvINhgh1zW09cSu_4xENajMSIqlh-hOi-QWqb7AordzsMOLHIx2saoBsqQN2Lyg73o4ADbUgCJevNfVDoiJUmeHXTWLUo/w400-h300/merdeka%20bbq%202.jpg" width="400" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTH2K4Jn5clBr19zHXHgJBGO5J1V_fVQASBzge0u52H14FQ27jl_4b1K53QVKG-AgUHJTwG-E3IVKTSMIhpsK0Sb5oa9VZ7VUI68yBmqg5j-WL_aZ_WZD2sQl9nIRwgoITWANRz5hZV34PRiAyjGa3jQEtL4Ka3qTc2ao8BCfNAJVTW6EdtOwfC5jOFkY/s1632/Merdeka%20bbq%203.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1632" data-original-width="1224" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTH2K4Jn5clBr19zHXHgJBGO5J1V_fVQASBzge0u52H14FQ27jl_4b1K53QVKG-AgUHJTwG-E3IVKTSMIhpsK0Sb5oa9VZ7VUI68yBmqg5j-WL_aZ_WZD2sQl9nIRwgoITWANRz5hZV34PRiAyjGa3jQEtL4Ka3qTc2ao8BCfNAJVTW6EdtOwfC5jOFkY/w480-h640/Merdeka%20bbq%203.jpg" width="480" /></a></div><p></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Harapan untuk Indonesia</span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Almarhum Papa selalu bilang kalau orang tambah tua jadi tambah kuno. Kalah cepat dengan teknologi dan perkembangan zaman. Semakin ketinggalan dalam hal ilmu. Mau belajar pun, sudah tua dan otak terkadang sudah tidak mampu. Sulit, tapi bukan berarti tidak bisa.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Nenek saya yang usianya 92 tahun masih bisa belajar belanja online. Sekarang dia bisa browsing aplikasi e-commerce dan shopping sendiri. Tante saya yang usianya 70an punya instagram sendiri. Meskipun masih sering terjebak hoax yang beredar di grup keluarga, namun para lansia ini mau maju dan belajar dengan caranya.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Saya berharap Indonesia juga begitu.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">78 tahun bukan usia muda. Indonesia akan terus bertambah tua. Namun bukan berarti negara ini akan jadi gaptek, kolot dan terjebak nostalgia. Manusia berubah. Zaman dan teknologi jadi maju. Saya berharap Indonesia mau belajar mengerti, mau menerima edukasi sebelum menghakimi. Jangan takut akan sesuatu yang baru, lalu membatasi kreativitas dengan alasan melindungi generasi penerus bangsa. Sebaiknya Indonesia belajar memahami, dan bersama-sama mencari solusi yang tepat. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Jangan jadi nenek-nenek yang merasa internet itu ancaman. Teman bule cucunya sebagai keturunan kompeni yang harus dicurigai. Sulit menerima ketika anak cucu punya moral compass yang berbeda akibat mudahnya akses eksposure ke negara asing. </span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtpU3ApO32BE_9CdO8RP0WgcldkfGSpFWZSTJD1M02ByxVTGIAPLMBwsoqpOECCiDN0u5C-I5VJUMHD6VGKw2ce5QkoqU4qa7gQ9l2WBShI52v2mOFT4bkkRfSCCXkfdB2SK_NiJrGAABvcdvU7LW9sHZmJd0buRXJK0PXmygzVqwaIhqFORb3U08iMR4/s2209/Merdeka%20bendera.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2209" data-original-width="2209" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtpU3ApO32BE_9CdO8RP0WgcldkfGSpFWZSTJD1M02ByxVTGIAPLMBwsoqpOECCiDN0u5C-I5VJUMHD6VGKw2ce5QkoqU4qa7gQ9l2WBShI52v2mOFT4bkkRfSCCXkfdB2SK_NiJrGAABvcdvU7LW9sHZmJd0buRXJK0PXmygzVqwaIhqFORb3U08iMR4/w640-h640/Merdeka%20bendera.jpg" width="640" /></a></div><p></p><p><span style="font-family: helvetica;">Semoga Indonesia bisa semakin bijak menyikapi transformasi dalam negeri. Mampu merangkul perbedaan yang ada dan setia pada semangat bhineka tunggal ika. Keras tak harus benci. Jangan sampai anak cucu pergi dan tak kembali, lalu Indonesia terpaksa menghabiskan masa tuanya di panti jompo. Jadilah sosok yang bijak seiring bertambahnya usia, orang tua yang mencintai dan dicintai.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Ah, kalau menulis begini jadi mellow sendiri. Saya memiliki love-hate relationship dengan tanah air tercinta. Yang sudah banyak berkontribusi pada hidup saya, tapi banyak juga memberikan kekecewaannya. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;"> </span></p>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-17716410005921833632023-08-02T15:10:00.006+07:002023-08-02T15:10:48.204+07:00Persiapan Nonton Konser di Usia (Hampir) 40<p><span style="font-family: helvetica;"><b>“Apakah seorang idol harus terus berkarir dan promosi di usia 40?”</b></span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Judul berita itu muncul di timeline sosmed saya. Kebetulan idol favorit saya, Super Junior, sudah sampai usia 40 tahun. Saya juga. Soalnya saya dan idol saya memang seumuran. Dudu sering komen soal per-konseran-ini karena sepertinya hanya saya mama-mama yang masih mengejar-ngejar Kpop Idol sampai ke negara tetangga.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Idol saya ini pernah bercanda, membuat konser yang penontonnya duduk semua karena “fans kita sudah tua.” Iya juga. Sementara para idol masih bisa nge-dance berjam-jam dan berlari-lari keliling panggung, para fansnya sudah jompo. Berdiri 3 jam sepanjang Supershow sudah tidak kuat. Apalagi setelah pandemi, badan jadi lebih tidak fit karena kebanyakan rebahan di rumah. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Sepanjang pandemi, konser diadakan online. Menyaksikan SMTown Live di televisi di tahun baru sudah jadi tradisi beberapa tahun terakhir ini. Belum lagi konser online di beberapa platform yang bisa kita saksikan di layar komputer masing-masing hanya dengan membeli tiket. Idol terlihat lebih jelas, tidak perlu lelah antri masuk karena bisa sambil duduk, dan tidak perlu dandan rapih. Sebenarnya yang seperti ini ideal buat saya yang umurnya sudah mendekati kepala 4. Tapi jadi malu, ya. Masa artisnya sanggup, fans-nya kalah? Hahaha.</span></p><p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1HGxR79eNa1nXEq_252wiew_MbTdJ2K9lCD6hDfY8yb6VlJDWYYLeuW3TGUIhrzArpj-cwC1zbKhLCssciKKfIHS3fNCj4s1HIYsc--J3ZtiH0lvDEYc3DVb9skPD5CQUpyBhy8cvjEJ_HJpKt_phI6onE0tR_q5InuXQu3mbi8XUGY7eUWNTLoEqCko/s2080/SMTownlive.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1384" data-original-width="2080" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1HGxR79eNa1nXEq_252wiew_MbTdJ2K9lCD6hDfY8yb6VlJDWYYLeuW3TGUIhrzArpj-cwC1zbKhLCssciKKfIHS3fNCj4s1HIYsc--J3ZtiH0lvDEYc3DVb9skPD5CQUpyBhy8cvjEJ_HJpKt_phI6onE0tR_q5InuXQu3mbi8XUGY7eUWNTLoEqCko/w640-h426/SMTownlive.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Nonton konser di TV tidak seseru nonton aslinya.</td></tr></tbody></table></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Apa yang harus disiapkan ketika mau nonton konser, sementara usia sudah semakin tinggi?</span></h3><h4 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Pertama tentunya uang. </span></h4><p><span style="font-family: helvetica;">Meskipun sekarang sudah punya tabungan, tapi pengeluaran dan tanggung jawab juga sudah semakin banyak. Jadi, agar dana konser tidak mengganggu cash flow, sebaiknya kita tetap memiliki pos terpisah untuk konser. Apalagi harga tiket konser kan biasanya juga tidak murah. Begitu juga dengan artis yang ingin didatangi konsernya. Saat ini, saya sendiri hanya membatasi dua artis yang konsernya bisa saya datangi karena keterbatasan dana: Super Junior dan Backstreet Boys. Karena pemberitahuan penjualan tiket konser biasanya mendadak, jadi saya punya tabungan khusus tiket konser yang tidak bisa diganggu gugat. Ketika tiket beserta harganya diumumkan, biasanya saya sudah punya uang untuk membeli. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Kalau ada rejeki lebih, nonton konsernya sekalian liburan ke negara tetangga. Dudu? Ya dititipkan dulu di rumah adik saya yang kebetulan bermukim di sana haha.</span></p><h4 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Kedua, jaga kesehatan dan sadar diri. </span></h4><p><span style="font-family: helvetica;">Sudah bukan anak kuliahan atau di awal karir yang masih berprinsip “you only live once,” jadi tentukan prioritas. Tidak perlu ikut jemput ke airport, stalking dan keliling kota demi papasan di jalan. Persiapkan diri nonton konsernya. Dari sisi kesehatan dan dari sisi kerjaan. Jangan sampai di hari konser, kita terpaksa lembur, atau sakit karena kebanyakan lembur di minggu sebelumnya. Jangan memaksakan diri ambil kelas yang berdiri kalau memang lebih nyaman duduk. Kalau seat sudah ada numbernya, tidak perlu datang terlalu pagi. Ini yang saya lakukan ketika menonton Super Junior KRY beberapa tahun lalu. Sudah ada seat number, jadi tidak perlu antri sejak pagi.</span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibEZkcV7-FDktBlaUtaPc1Uj5yJj9u6FNipcTr2DL_pfdTXeYeHDFJ6V8CrAu2a5AYA1xu2l6aHN-gbJkZjnrces0URYuJP_CWMFHV03Umt3lDhlESWRr_iHzoDG5-lLuZz-OC1g3CUZLJU3Xt7FLk8Yh-6TjZL2rBmGcd2WUe5Gy2qTRSFswsFs8y2HQ/s4160/backstreetboys.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3120" data-original-width="4160" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibEZkcV7-FDktBlaUtaPc1Uj5yJj9u6FNipcTr2DL_pfdTXeYeHDFJ6V8CrAu2a5AYA1xu2l6aHN-gbJkZjnrces0URYuJP_CWMFHV03Umt3lDhlESWRr_iHzoDG5-lLuZz-OC1g3CUZLJU3Xt7FLk8Yh-6TjZL2rBmGcd2WUe5Gy2qTRSFswsFs8y2HQ/w640-h480/backstreetboys.jpg" width="640" /></a></div><p></p><h4 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Ketiga, maksimalkan momen untuk ‘me time’. </span></h4><p><span style="font-family: helvetica;">Sebagai seorang ibu, jarang-jarang saya punya waktu heboh sendiri. Dan biasanya ketika sedang ‘me time’ pun, saya tetap membuka handphone memantau keadaan sekitar. Nah, kalo konser, karena sibuk fangirling dan berusaha tidak terhimpit massa, jadi lupa sama yang namanya memeriksa chat. Yang ada handphone dimatikan sinyalnya agar tidak mengganggu atau habis baterai saat merekam aksi idol idaman. Ketika nontonnya di negara tetangga, saya sekalian “solo traveling” meskipun cuma setengah hari di Singapore dan hanya di sekitar tempat konser. Haha.</span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpyyG0S9mQtG5Y9E0DfW3YQxJTqthf1dmEMqexj2hzlSeinrsfzfcwO5-bJQIiu7txyggqTp5hzEpoBrH857BaZS9GxhV7J8guK7edwJpRTPejDMdbx6deOOP8xBJPoEg1XTVxgeHlbgHRDL7AYY6MU5wtSzBRrYFkfgnpBjAJIPk36WP6s-nvUlW1MFA/s2080/IMG_20200111_181102.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1560" data-original-width="2080" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpyyG0S9mQtG5Y9E0DfW3YQxJTqthf1dmEMqexj2hzlSeinrsfzfcwO5-bJQIiu7txyggqTp5hzEpoBrH857BaZS9GxhV7J8guK7edwJpRTPejDMdbx6deOOP8xBJPoEg1XTVxgeHlbgHRDL7AYY6MU5wtSzBRrYFkfgnpBjAJIPk36WP6s-nvUlW1MFA/w640-h480/IMG_20200111_181102.jpg" width="640" /></a></div><p></p><h4 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Jadi, apakah saya akan berhenti nonton konser di usia 40?</span></h4><p><span style="font-family: helvetica;">Well, sepertinya sih tidak. Kalau para idol saya belum berhenti berkarya, saya sih akan terus menabung untuk menonton konser. Sama waktu Backstreet Boys akhirnya world tour lagi dan nyampe di Jakarta dengan formasi lengkap, bahagianya bisa konser pakai uang gaji sendiri itu tidak terlukiskan. </span></p><div><br /></div>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-70726821343104583582023-07-31T14:44:00.001+07:002023-07-31T14:44:04.868+07:00Satu Catatan Berkesan Seorang Ibu-Ibu Banyak Mau<p><span style="font-family: helvetica;"><b>Membuka kembali buku harian lama berarti membaca kembali mimpi yang tertunda. </b></span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Puitis ya hehe.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Satu cerita lama yang saya baca ulang adalah mimpi saya buat kuliah lagi. Ketika saya punya anak kemarin, yang namanya kuliah S2 jadi prioritas kesekian. Soalnya jurusan kuliah yang saya mau bukan jurusan yang akan membuat karir lebih maju atau jurusan komersil. Jurusannya dipilih karena saya ingin belajar ilmu itu. Makanya jadi hal yang tidak urgent. Lalu ketika si Dudu mau kuliah, kita pergi college shopping. Saya jadi keingetan kalau saya pernah punya mimpi mau kuliah lagi.</span></p><p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifohPHzefCg704hczskIhD6gIX81c1aoQCkeYAojDSX1OReONmlIDk5KwObIpFBMtvgMyLU1FRcwtp39TX4H8v7OGIWLpNN5SMMhV66yC_dwguLWNT7_vOAlLqMbN5kahZWA_GGQbnxd8T_-mUGFH5yjgyhFn3rl59lU3Rb4_bVh7qnOGteZ-qePT6kqo/s2141/IMG_20230705_131537.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2141" data-original-width="1608" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifohPHzefCg704hczskIhD6gIX81c1aoQCkeYAojDSX1OReONmlIDk5KwObIpFBMtvgMyLU1FRcwtp39TX4H8v7OGIWLpNN5SMMhV66yC_dwguLWNT7_vOAlLqMbN5kahZWA_GGQbnxd8T_-mUGFH5yjgyhFn3rl59lU3Rb4_bVh7qnOGteZ-qePT6kqo/w480-h640/IMG_20230705_131537.jpg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td></tr></tbody></table><span style="font-family: helvetica;">Ternyata selama bertahun-tahun ini, jurusan yang saya inginkan tidak berubah. Antara melanjutkan studi master di bidang Religious Studies atau Cultural Anthropology.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Ketika saya utarakan itu, sekeliling saya menanyakan kenapa saya tidak mau ambil MBA. Alasannya, saya sekarang bekerja di bidang marketing. Tentunya gelar MBA akan sangat membantu karir dan gaji, sehingga finansial saya bisa membaik juga. Lah, tapi itu tadi. Saya mau kuliah mengambil jurusan yang saya suka lalu mencari karir yang sesuai dengan jurusan tersebut. Bukan sebaliknya. Lalu karirnya bagaimana? </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Membuka kembali catatan lama, saya jadi sadar kalau memang saya belum memikirkan karir mau jadi apa kalau sudah lulus S2. Dan itu dulu, ketika saya baru lulus S1. Sekarang, setelah lebih dari 15 tahun malang melintang jadi karyawan dan berpindah karir dari jurnalis ke marketing, jadi kepikiran juga. Mau jadi apa kalo sudah S2?</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Google jadi tujuan. </span></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">What can you do with a Religious Studies degree?</span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Sebelum masuk ke karir, Religious Studies adalah jurusan yang mempelajari agama dan kepercayaan di seluruh dunia. Mempelajari hubungan kepercayaan (termasuk agama) dan aspek sosial, politik serta budaya. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Melirik website karir di beberapa universitas, lulusan Religious Studies biasanya jadi guru atau researcher. Banyak yang menggabungkan jurusan ini dengan bidang studi lain seperti sosiologi, jurnalistik, pendidikan, hukum dan social work. Meskipun kebanyakan mengarah ke karir yang berhubungan dengan agama, seperti evangelist, tapi banyak juga pekerjaan lebih netral yang bisa dilamar. Misalnya, community outreach, yang berhubungan dengan komunitas, dan non-profit administrator, yang berhubungan dengan organisasi kemanusiaan. </span></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Bagaimana dengan Cultural Anthropology? </span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Cultural Anthropology adalah jurusan yang berfokus pada aspek masyarakat dan budaya manusia, termasuk dengan perkembangannya. Kalau tinggal di Indonesia, rasanya jurusan ini menarik banget ya. Cultural Anthropology mempelajari interaksi manusia dan bagaimana “peraturan” serta norma dibuat. Bagaimana dengan karirnya? Bisa di bidang kemanusiaan, misalnya di dinas sosial, peneliti atau guru, di museum sebagai juru arsip, kurator hingga direktur museum. Bisa jadi ahli sejarah, program manager dan pindah sedikit ke HRD bidang people & culture.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Setelah melihat karir choice yang ada untuk kedua jurusan itu, saya malah makin mantap untuk mengejar studi lebih lanjut. Soalnya, karir yang ada, sesuai dengan passion saya sekarang di bidang komunitas dan organisasi non-profit. Banting setir lagi dong dari marketing. Yah, namanya juga mimpi yang tertunda. Sayangnya, mungkin di Indonesia, karir di bidang ini masih sangat jarang. Karir di Dinas Sosial dan organisasi non-profit memang kurang populer dan kalaupun ada, gaji yang didapat pastinya tidak sebanyak kalau berkarir di start-up. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Makanya kalau saya menyebutkan jurusan-jurusan yang ingin saya ambil, banyak yang mengernyitkan dahi. Tapi, ya, kenapa nggak? Ada banyak jurusan di luar sana. Temukan yang memang sesuai kebutuhan dan keinginan. </span></p>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-76090400052721359272023-07-07T16:52:00.006+07:002023-07-07T16:52:36.483+07:00Our Best Family Moment Happens On the Road<p><b><span style="font-family: helvetica;">“Just how many pictures are you taking on the road?”<br /></span><span style="font-family: helvetica;">Komentar Dudu kesekian kalinya ketika saya memfoto jalanan.<br /></span><span style="font-family: helvetica;">“Well, most of them are. I just love being on the road.”</span></b></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifTjeuzxaTW2CRDNARKAW-VGLWhfaYalO7nJw4T0XelTZIxQCKjcp9aSnebThzgCIpWs-sO1ARszngpQtvnFNu13G5XgLJR6Dbf7WLDTAZOneRAs0NM0MBlmJeemZguyyeLQFFw_t11n_ZkhsMvyIYG8hPo8ZXkcTaccqIxAJc_LBBr3fhoNKYA52DmmE/s1600/IMG_20230705_193633.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifTjeuzxaTW2CRDNARKAW-VGLWhfaYalO7nJw4T0XelTZIxQCKjcp9aSnebThzgCIpWs-sO1ARszngpQtvnFNu13G5XgLJR6Dbf7WLDTAZOneRAs0NM0MBlmJeemZguyyeLQFFw_t11n_ZkhsMvyIYG8hPo8ZXkcTaccqIxAJc_LBBr3fhoNKYA52DmmE/w480-h640/IMG_20230705_193633.jpg" width="480" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><span style="font-family: helvetica;">Setelah lebih dari satu dekade, saya dan Dudu kembali lagi road trip berdua. Jalan-jalan pertama setelah pandemi berakhir dan langsung lompat jauh ke benua seberang. Tapi ya, apalah #DateWithDudu tanpa road trip cross country? Meskipun kali ini cross Texas doang, tapi karena luas negara bagian yang satu ini setara dengan beberapa negara bagian sekaligus, ya anggaplah kita sedang cross country. </span><p></p><p><span style="font-family: helvetica;">Salah satu yang paling bermakna adalah kemarin, ketika kami pindah kota dari Dallas ke Houston. Perjalanan 3,5 jam yang jadi sedikit lebih panjang karena mampir dulu ke Waco untuk tur keliling Baylor University. Ya, soalnya tujuan utama Dudu mudik kan untuk melihat-lihat universitas di Amerika Serikat. Apa yang membuat road trip tersebut jadi memorable moment buat kami berdua?</span></p><h4 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Dudu jadi Navigator</span></h4><p><span style="font-family: helvetica;">Ketika terakhir kami berdua road trip di Midwest, Dudu hanya sebagai penumpang yang duduk di carseat kursi belakang. Sekarang anaknya sudah duduk di kursi penumpang dan bertugas membaca peta di handphone. Mungkin next time kita sudah bisa gantian nyetir. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Dari masalah baca peta ini kita menemukan banyak insight tentang cara kita berkomunikasi. Ketika Dudu mengarahkan kanan dan kiri, yang kadang terbalik itu, saya lebih paham kalau diarahkan dengan nomor exit serta arah mata angin. Jadi daripada “belok kanan”, biasanya saya lebih paham kalau dibilang “I45 South”. Sempat menimbulkan ketegangan kecil diantara kita berdua karena saya bolak-balik hampir salah exit, tapi kita tetap sampai ke kota tujuan dengan selamat.</span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnzdh-jlbwO4s32DNjjyfblkheuQ_dYeQehxgpdy3qYu-zmtbYX0Ads6qHpIbQq5nnwYxhfuq-1WnG0Kxee2ysInQRStP9YpVMeLMK-eEhI7-5suOJINmKWjnNBmiQhxZJqlE0q03H7P7h_z3duhdqg6oDYTF_NU0vb7z5MSQ2rM1Iv3lBVhU0v9SyXB4/s1748/Roadtrip01%20DatewithDudu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1240" data-original-width="1748" height="454" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnzdh-jlbwO4s32DNjjyfblkheuQ_dYeQehxgpdy3qYu-zmtbYX0Ads6qHpIbQq5nnwYxhfuq-1WnG0Kxee2ysInQRStP9YpVMeLMK-eEhI7-5suOJINmKWjnNBmiQhxZJqlE0q03H7P7h_z3duhdqg6oDYTF_NU0vb7z5MSQ2rM1Iv3lBVhU0v9SyXB4/w640-h454/Roadtrip01%20DatewithDudu.jpg" width="640" /></a></div><p></p><h4 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Detour sedikit demi pemandangan</span></h4><p><span style="font-family: helvetica;">Jadi, sebenarnya jalan terdekat dari Waco ke Houston adalah melewati Highway 6S dan US 290E. Namun saya mengambil jalanan yang sedikit memutar agar mendapatkan pemandangan lebih unik dibandingkan naik highway yang besar, yaitu melewati TX-164E.sebelum masuk ke Highway I45. Pemandangan sepanjang jalan ini, selain menunjukkan ke Dudu ada apa di luar sana, juga bisa jadi bahan diskusi karena banyak hal aneh yang ditemui di jalan. Misalnya kincir angin raksasa yang terletak tepat di tepi jalan atau truk macam transformers terdampar. Lalu juga kota-kota kecil yang hanya memiliki beberapa ribu penduduk.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></p><h4 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Hujan & Pelangi</span></h4><p><span style="font-family: helvetica;">“Mah, itu ada rainbow.”</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Saya yang sedang menyetir jadi heboh sendiri. Mendekati area greater Houston, pelanginya muncul. Lalu disambut dengan hujan deras dan macet. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;"></span></p><blockquote><p><span style="font-family: helvetica;">“Aku baru pernah melihat 2 pelangi dengan jelas. Ini yang kedua.”</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">“Memang satu lagi kapan?”</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">“Di Apartment.”</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">“Emang ada di Indonesia?”</span></p></blockquote><p><span style="font-family: helvetica;">Dan ternyata memang dia pernah melihat pelangi dari jendela apartemen kita di Indonesia. Hal-hal seperti ini justru baru ketahuan ketika kita road trip barengan. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">“Ayo kita ke ujung pelangi yang di sana itu, nanti ada emas.”</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Dudu menatap saya dengan aneh. Lalu kemudian menjawab, “kenapa tidak ujung yang satunya, Mah? Yang di ujung sana kan gelap pasti hujan.”</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Dan sejenak kemudian, kita berdua harus melintasi badai yang mendadak muncul semakin dekatnya kita dengan Houston.</span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhi2NySmoDBVHbfmsPFjAQSg8we1FdlBXc4fgQiUubCSm4355aWeWwjRconRLFWad9H1xoIhg-ahkY3svOCQjBJsrRRnvQhhQMnurhBoceUdd4JM6dNrDCCcS-VI0ct_Sph3e7_Ornj8sdOfJ0vUrWeDq1sBZMfN42FyHds_g73m-rwWLyCTYBLAlrc5XQ/s1748/Roadtrip02%20DatewithDudu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1240" data-original-width="1748" height="454" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhi2NySmoDBVHbfmsPFjAQSg8we1FdlBXc4fgQiUubCSm4355aWeWwjRconRLFWad9H1xoIhg-ahkY3svOCQjBJsrRRnvQhhQMnurhBoceUdd4JM6dNrDCCcS-VI0ct_Sph3e7_Ornj8sdOfJ0vUrWeDq1sBZMfN42FyHds_g73m-rwWLyCTYBLAlrc5XQ/w640-h454/Roadtrip02%20DatewithDudu.jpg" width="640" /></a></div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><p></p><p><span style="font-family: helvetica;">Buat saya, road trip ini seru karena kita berdua stuck dalam satu mobil dan jadi bisa ngobrol. Lalu bisa punya shared memories baru, dan ketika anak sudah sebesar Dudu sekarang, bisa diajak berpartner dalam perjalanan. Baik secara navigasi atau diskusi mau makan apa dan berhenti di mana. Banyak pengalaman baru juga yang bisa didapatkan seperti menyetir dalam hujan, mencari bensin murah dan parkir yang lumayan tricky.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Jadi tidak sabar buat jalan lagi.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;"> </span></p>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-18868197690251695842023-06-18T11:06:00.004+07:002023-06-18T11:07:03.923+07:00Kerokan dalam Bahasa Inggris <span style="font-family: helvetica;"><blockquote>“Mau kerokan?”<br />“Boleh. Sepertinya saya masuk angin.”<br />“Cuma nanti kalau diliat orang bisa dikira child abuse.”</blockquote>Dudu cuma angkat bahu.<br /><br />Hari kelima mudik ke Amerika, dia tidak enak badan. Menjelaskan ke semua orang bahwa masuk angin alias “enter wind” ini ternyata cukup membingungkan. “Feeling under the weather.” atau “just don’t feel well in general” yang biasanya saya gunakan untuk menjawab mereka yang kebingungan. Terus kerokan gimana?</span><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Ini adalah definisi Kerokan menurut beberapa sumber:</span></h3><span style="font-family: helvetica;"><ul style="text-align: left;"><li><span style="font-family: helvetica;">Kerokan atau Gua Sha (刮痧) adalah “is a traditional Chinese medicine (TCM) practice in which a tool is used to scrape people's skin in order to produce light petechiae.” <i>(Wikipedia).</i></span></li><li><span style="font-family: helvetica;">Sebuah jurnal yang dipublikasikan di <i>Sage Publications</i> mendefinisikan Kerokan sebagai “a traditional Indonesian treatment involving abrading the skin over various parts of the body with a blunt object such as a coin or a piece of ginger which may create suspicious injuries.”</span></li><li><span style="font-family: helvetica;">"Gua sha is an alternative therapy that involves scraping your skin with a massage tool to help improve circulation."<i> (Healthline)</i></span></li></ul></span><div><span style="font-family: helvetica;">Masuk angin sendiri ternyata lebih sering disebut sebagai “catching a cold” atau “catching a wind” oleh bangsa Vietnam. Jadi bukan “enter wind” ya, teman-teman sekalian. So Kerokan adalah method to “scraping the wind out,” alias mengeluarkan angin yang masuk dengan koin. Banyak juga yang menerjemahkannya dengan coining.<br /><br />Loh, kok anak bule kerokan.<br /><br />Nah ya itu masalahnya. Saya saja tidak kuat kerokan karena gampang geli. Kerokan ini pernah bikin berantem sama Mama karena saya susah diam kalo dikerok. Padahal setelahnya, tinggal pakai minyak angin, tidur lalu sembuh.</span></div><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Apa yang membuat kerokan jadi seampuh itu, dan apakah mereka beneran seampuh itu?</span></h3><span style="font-family: helvetica;">Soalnya, konon, tindakan ini memperbaiki sirkulasi darah. Kerokan memperbaiki chi, membuka energi yang stagnan dan membuat kita jadi lebih sehat. Kerokan dipercaya menjadi penyembuh untuk badan pegal-pegal, masuk angin, sakit kepala dan migrain.<br /><br /><b>Apa yang dibutuhkan buat kerokan?</b> Di Indonesia, saya bisa menggunakan alat dari besi yang ada pegangannya. Memudahkan untuk membuat garis-garis. Kalau darurat, coining bisa dilakukan dengan koin. Pertanyaannya kemudian berubah jadi koin seperti apa yang bisa digunakan ketika alat kerokan tersebut tidak ada? Yang paling ideal adalah uang 100 Rupiah dengan gambar Rumah Gadang keluaran tahun 1978. Namun ternyata uang dollar 25 sen atau Quarter juga lumayan mudah digunakan untuk kerokan.</span></div><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><span style="font-family: helvetica;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWgCu6vFw94KF4KO-7yuVuAg6n4jG4N4yexKt46fn5IXgBu7nf5AIVY2qsKWlwatEo403lUUfjf_Rg8j0IgY-u-nSFsL-9ZARJUG6vqgYFaOPKw1z8M-hf5OBIHyvmU_0rUAfdOTzyX6-n20-gzWpWNz_OXtgjjr5XCNRjvbcNkbhY-XAeXb6RpTYa/s225/alat%20kerokan.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="225" data-original-width="225" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWgCu6vFw94KF4KO-7yuVuAg6n4jG4N4yexKt46fn5IXgBu7nf5AIVY2qsKWlwatEo403lUUfjf_Rg8j0IgY-u-nSFsL-9ZARJUG6vqgYFaOPKw1z8M-hf5OBIHyvmU_0rUAfdOTzyX6-n20-gzWpWNz_OXtgjjr5XCNRjvbcNkbhY-XAeXb6RpTYa/w320-h320/alat%20kerokan.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXB_f7gIZVmpqpGPqAX2YBNHK3-Z3jQIlR-rpnBUgI03gVztJ2-NDl10NrMNMdCTU9WLKynts4B05jzzP2EmP_ljQFw69h278nGctOsD2O2DSaARkzIsILJLrYz_91zGUKdSyk8qwS4TtZICSMKNbGkrbhdLNug7DrajgkQelekTwh9-S9wXUQBPLN/s700/koin%20kerokan.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="525" data-original-width="700" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXB_f7gIZVmpqpGPqAX2YBNHK3-Z3jQIlR-rpnBUgI03gVztJ2-NDl10NrMNMdCTU9WLKynts4B05jzzP2EmP_ljQFw69h278nGctOsD2O2DSaARkzIsILJLrYz_91zGUKdSyk8qwS4TtZICSMKNbGkrbhdLNug7DrajgkQelekTwh9-S9wXUQBPLN/s320/koin%20kerokan.jpg" width="320" /></a></div><br /><b>Minyak apa yang dipakai? </b>Ada yang pakai minyak angin, minyak kayu putih, pakai Freshcare, dan berbagai minyak lainnya. Setiap orang beda preferensi karena minyak ini berbeda baunya dan tingkat kepanasannya di kulit. Jadi ya tergantung toleransi masing-masing orang.<br /><br /><b>Yang perlu diperhatikan dari kerokan adalah kenyamanan setiap orang berbeda. </b>Sama seperti saya tidak bisa kerokan karena gampang geli, dan akhirnya malah bikin mama frustasi. Sementara Mama tipe yang kuat banget kerokan, dan sering ngomel kalau saya “gagal” melakukannya dengan benar haha. Habis kan bingung juga ya ke arah mana ini garisnya. Konon kalau emang masuk angin, di tempat angin berkumpul, hasil kerokan akan lebih merah dari bagian tubuh lainnya. Karena di situlah energi kita nyangkut dan dilepaskan oleh kerokan.<br /><br />Terlepas dari benar tidaknya ini kerokan, Dudu biasanya sembuh habis dikerok.<br />Jadi kita bisa lanjut jalan-jalan. Untunglah.</span><br /></div></div>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-4030688907050348722023-05-02T17:21:00.001+07:002023-05-02T17:21:11.719+07:00Gabung Komunitas Ibu-Ibu, Emang Perlu?<p><span style="font-family: helvetica;"><b>Kalau saya bilang bahwa saya ini <a href="https://andrewandme.blogspot.com/2019/02/tantangan-jadi-seorang-introvert-mom.html" target="_blank">seorang ibu yang introvert</a>, biasanya tidak ada yang percaya. Soalnya saya ikutan banyak komunitas ibu-ibu dan komunitas menulis, yang isinya juga banyak ibu-ibu. Dan karena saya aktif di beberapa komunitas, banyak yang bertanya-tanya, ngapain sih ikutan komunitas ibu-ibu?</b></span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQRiWHPo3xICy55sUJI1ZPKn8BFXmC5k7Lllc849j0hwjFo2ZPb8DMbvC3VLnUGrqg25vdAx8WyunnnVExQnPYFUhzl6tv3SF16xRdkOO5DoyfdK5duEFvdNOx2qOecOYM3GnO_NKAHWsOC6aTdKOSLwbmlFeeY0_-c01s_qMAwZ9Oy1BmMJOXJPSO/s1200/Kopdar%20SMI%20Semarang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1200" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQRiWHPo3xICy55sUJI1ZPKn8BFXmC5k7Lllc849j0hwjFo2ZPb8DMbvC3VLnUGrqg25vdAx8WyunnnVExQnPYFUhzl6tv3SF16xRdkOO5DoyfdK5duEFvdNOx2qOecOYM3GnO_NKAHWsOC6aTdKOSLwbmlFeeY0_-c01s_qMAwZ9Oy1BmMJOXJPSO/w400-h400/Kopdar%20SMI%20Semarang.jpg" width="400" /></a></div><span style="font-family: helvetica;"><p>Seiring bertambahnya umur, jumlah teman saya berkurang. Kalau membaca studi di luar sana, hal ini disebabkan oleh proses seleksi alam yang terjadi seiring proses menjadi dewasa yang terjadi. Secara alami, kita menyadari apa yang penting dan tidak penting bagi kita, lalu kita akan lebih banyak berinteraksi dengan yang relevan bagi kita. Kita juga memiliki banyak prioritas baru, yang mengurangi waktu kita untuk bersosialisasi. Kalau dulu pulang sekolah bisa bermain karena tidak perlu memikirkan keuangan, sekarang kita kerja dari pagi sampai malam tanpa tahu apakah hari itu sempat bersosialisasi dengan orang sekitar.</p></span><p></p><p><span style="font-family: helvetica;">Lalu datang pandemi dan jumlah teman saya semakin berkurang. Tidak semua orang bisa dengan luwes berinteraksi secara online, berjam-jam zoom tidak bisa menggantikan tatap muka sambil ngopi.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Menurut psychologist Marisa Franco, seperti yang disebutkan dalam interviewnya dengan Boston NPR, bahwa semakin dewasa, manusia semakin kehilangan kesempatan berteman secara organik, seperti di sekolah atau universitas. Lalu semakin dewasa juga, menurut Marisa, kita lebih nyaman dengan setting grup daripada persahabatan secara individual. Kita cenderung punya satu grup yang kita sering berinteraksi daripada seorang sahabat dekat yang kita percaya sepenuh hati. </span></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Karena itulah, komunitas menjadi penting.</span></h3><p><span style="font-family: helvetica;">Saya sering menyarankan "ikut komunitas aja" kepada teman-teman yang mengeluhkan bahwa mereka sekarang tidak punya teman. Atau "kenapa nggak coba volunteer" alias berpartisipasi membantu di kegiatan yang menarik minat secara cuma-cuma. Meskipun biasanya kesempatan volunteering lebih mudah ditemukan kalau kita adalah bagian dari sebuah komunitas. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Berkomunitas juga harus tepat, alias sesuai minat, tujuan dan kemampuan kita. Kalau kita senang menulis ya bergabung dengan komunitas menulis, jangan komunitas naik gunung. Kalau ingin belajar bahasa asing, kita bisa cari komunitas belajar. Karena saya ibu-ibu, ya saya bergabung dengan komunitas ibu-ibu. Ada 3 komunitas ibu-ibu yang saya ikuti secara aktif: Single Moms Indonesia, Kumpulan Emak2 Bloger dan Ibu Professional.</span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5rZzxkUdW8NxnyOddyC75ols2auD9zi-2x-Y6CBJMnG0P-tZayPMsoWjw9NzBDTUJ-dqU5J1SNG7lIh9PTQXrs7-WHKXLKoVvvNvdQaXIAT4o2De9bLQYkMaeJm2iJqd_j6idNLydesngdhOGpkH9XldgL5CpFvYtNi-47ouTNpqOaMvFGR3Ux2Np/s985/Belajar%20jadi%20cofasilitator%20di%20komunitas.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="593" data-original-width="985" height="241" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5rZzxkUdW8NxnyOddyC75ols2auD9zi-2x-Y6CBJMnG0P-tZayPMsoWjw9NzBDTUJ-dqU5J1SNG7lIh9PTQXrs7-WHKXLKoVvvNvdQaXIAT4o2De9bLQYkMaeJm2iJqd_j6idNLydesngdhOGpkH9XldgL5CpFvYtNi-47ouTNpqOaMvFGR3Ux2Np/w400-h241/Belajar%20jadi%20cofasilitator%20di%20komunitas.jpg" width="400" /></a></div><p></p><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Berkomunitas di tempat yang tepat, sangat banyak manfaat.</span></h3><p><span style="font-family: helvetica;"><b>Pertama, kita punya tempat untuk "escape" dari rutinitas dan kehidupan sehari-hari.</b> Sebagai ibu bekerja, hidup saya biasanya hanya seputar rumah dan kantor. Apalagi saya termasuk punya anak lumayan early, pas kuliah. Jadi single mom pula. Kalau mau cari teman 'senasib' dalam lingkungan pertemanan yang ada, sepertinya lumayan sulit. Ketika kuliah dulu, saya ikut komunitas single mom di kampus. Lalu ketika bekerja, teman-teman saya kebanyakan fresh graduate yang berfokus pada karir, sementara saya sudah jadi ibu-ibu cari uang. Jadi, saya seperti menemukan dunia baru di komuntas.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Di tempat bernama komunitas ini, saya juga bisa jadi diri sendiri. Di rumah, saya Mama Dudu. Di kantor, saya karyawan. Di komunitas, ya saya jadi diri sendiri. Jadi blogger di Emak2 Blogger, jadi ibu tunggal di Single Moms Indonesia dan <a href="https://satukatasehari.wordpress.com/2022/12/10/akhirnya-bisa-lulus-menulis-setahun/" target="_blank">jadi penulis</a> di Ibu Professional. Komunitas jadi tempat kita mengekspresikan satu bagian dari diri kita.</span></p><p><span style="font-family: helvetica;"><b>Kedua, ada support system yang bisa membuat kita tetap waras. </b>Bagaimana orang yang bukan penulis memahami writers' block, atau saat mood menulis muncul, kita tidak bisa diganggu kegiatan lain? Bagaimana kita bisa menyeimbangkan peran antara ibu dan blogger? Atau, kadang saya ingin melakukan sesuatu bagi para ibu tunggal yang membutuhkan bantuan namun tidak menemukan lewat mana. Sekedar ingin sharing kalimat motivasi atau tips yang kebetulan kita miliki. Di sinilah komunitas berperan sebagai support system yang memfasilitasi passion dan keinginan kita tanpa keluar jalur, serta memberikan rasa percaya diri.</span></p><p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0nAx3jVcG-IJIQ7MamPABnOPY8XNW-t0QDxxoWgJ1EUgJsAR6jtgZvPON3dEboq06MecdndBN-8ChlY2oNZ3NiJ01uSKeMlLJRwgUT90drWxvHUTyR3vDwxxdhhsx8EHbFAZDCdcXHgY52zb6ThfChjoNpNBMRPDvPOAN7HesNEXOdJncYDsopH-b/s2048/SMI%20Awards.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1365" data-original-width="2048" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0nAx3jVcG-IJIQ7MamPABnOPY8XNW-t0QDxxoWgJ1EUgJsAR6jtgZvPON3dEboq06MecdndBN-8ChlY2oNZ3NiJ01uSKeMlLJRwgUT90drWxvHUTyR3vDwxxdhhsx8EHbFAZDCdcXHgY52zb6ThfChjoNpNBMRPDvPOAN7HesNEXOdJncYDsopH-b/w400-h266/SMI%20Awards.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bisa belajar, dan bisa mendapatkan achievement.</td></tr></tbody></table></p><p><span style="font-family: helvetica;"><b>Ketiga, bisa belajar hal baru.</b> Di Komunitas bukan hanya dapat teman, tapi <a href="https://andrewandme.blogspot.com/2023/02/Community-Management-dan-Community-Marketing.html" target="_blank">dapat ilmu</a>. Bisa ikut kelas dengan berbagai macam topik, mulai dari digital marketing, freewriting, public speaking, hingga bisnis. Bisa learning by doing juga. Sebagai seorang pegawai kantoran, saya bekerja sesuai job description. Tapi, di komunitas, saya bisa jadi tim event, belajar koordinasi dan menjadi tim lapangan. Komunitas jadi tempat belajar dan praktek, sekalian mencari pengalaman. Siapa tahu kita mau pindah kerjaan. </span></p><p><span style="font-family: helvetica;">Jadi, kalau ditanya emang perlu, gabung komunitas ibu-ibu? Jawabannya ya perlu. Komunitas ibu-ibu yang kayak apa, ya yang tepat dan dapat memberikan manfaat. </span></p><p><br /></p>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-32347121617970545952023-03-31T14:54:00.003+07:002023-03-31T14:54:29.317+07:00Kelinci Boleh Makan Apa?<span style="font-family: helvetica;">Beberapa bulan yang lalu, saya dan Dudu mulai pelihara kelinci. Ada dua kelincinya, namanya Sentaro dan Arisu. Memelihara kelinci ternyata tidak sesulit yang dibayangkan. Kebetulan karena kami juga punya kebun, memelihara kelinci juga jadi murah. Tidak perlu sering-sering beli makanan, tinggal ambil rumput dan daun yang ada di kebun belakang. Atau berikan lalapan yang biasanya datang bersama makan siang.</span><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmqtzekbjfhyFhW123wgm6a_xiXozQTvcvMDXTTT6FZgd30lvFE9h1MjShavXUBpKgRVuyDHV3lDFmLdb808kLfXueueWm25663s2mKNkWnndFQdUyvKDqp8MItSAyFfKgbB7mSG8kE5ikpu9-k7pe9sd8DqyOP5-MOuWcsfWsABKKOgLcyKqORVLi/s899/Kelinci%20Makan%20Apa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="599" data-original-width="899" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmqtzekbjfhyFhW123wgm6a_xiXozQTvcvMDXTTT6FZgd30lvFE9h1MjShavXUBpKgRVuyDHV3lDFmLdb808kLfXueueWm25663s2mKNkWnndFQdUyvKDqp8MItSAyFfKgbB7mSG8kE5ikpu9-k7pe9sd8DqyOP5-MOuWcsfWsABKKOgLcyKqORVLi/w640-h426/Kelinci%20Makan%20Apa.jpg" width="640" /></a></div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Memangnya kelinci makan apa saja sih?</span></h3><span style="font-family: helvetica;">Selain rumput, ada beberapa jenis daun dan bunga yang bisa dimakan oleh kelinci. Yuk, coba kita cek.<br /><br /><b>Daun pisang. </b><br /><br />Selain mudah didapat, daun ini konon ampuh buat kelinci yang sedang terganggu pencernaannya. Jadi kalau kelinci sembelit atau diare, bisa memberikan daun pisang. Daun pisang yang disukai kelinci adalah daun yang tidak terlalu muda. Setidaknya Sentaro dan Arisu suka daun pisang yang keras dan berwarna hijau tua. Pokoknya, kalau yang dimakan ada bunyi kres. Satu lembar daun dengan ukuran besar cukup untuk seharian. Jadi, kalau bingung tidak punya makanan tinggal potong daun pisang dari tanah kosong sebelah.</span></div><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPgGunitn-r_9IVFpHysK6v7AfmCbEgTbKOcdjPqar7ZgCszII0f-dKbT-5dvKmVFdQAgMKpimzhABP8jf4wBzqLlujpK6Z3Z8Th8uispWUB9GvJEjmMtoe7AE3qw4AfXz5ujUeSZTZDtPzaqE2qgBokqGAW_gi6R-owwyoGKwo6F-NovVc7zRGmJi/s1600/IMG_20221216_104113.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="901" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPgGunitn-r_9IVFpHysK6v7AfmCbEgTbKOcdjPqar7ZgCszII0f-dKbT-5dvKmVFdQAgMKpimzhABP8jf4wBzqLlujpK6Z3Z8Th8uispWUB9GvJEjmMtoe7AE3qw4AfXz5ujUeSZTZDtPzaqE2qgBokqGAW_gi6R-owwyoGKwo6F-NovVc7zRGmJi/s320/IMG_20221216_104113.jpg" width="180" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLljgnMnjDPgtxPLccgymhrDWq0dA4nD0aJkqTIriVUO2Be9V52TEpsNVfRBuems289eNG13BNImUqtQaRdYT_bDrcxsV1AeCuw_qGsqLfbWUzcGehC_WzkwQdqI7PaLgMANagnGl2ytfrprD6w6a8z9iwG9mgH0pWAY4FlqilVaByjhm8Od81KO7w/s1600/IMG_20230225_135811.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="901" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLljgnMnjDPgtxPLccgymhrDWq0dA4nD0aJkqTIriVUO2Be9V52TEpsNVfRBuems289eNG13BNImUqtQaRdYT_bDrcxsV1AeCuw_qGsqLfbWUzcGehC_WzkwQdqI7PaLgMANagnGl2ytfrprD6w6a8z9iwG9mgH0pWAY4FlqilVaByjhm8Od81KO7w/s320/IMG_20230225_135811.jpg" width="180" /></a></div><span style="font-family: helvetica;"><br /><br /><b>Daun Petai Cina atau Lamtoro. </b><br /><br />Ini awalnya secara tidak sengaja diberikan, dan ternyata mereka suka banget. Kalau ada bermacam makanan, yang pertama dimakan adalah daun Lamtoro alias Leucaena leucocephala ini. Sayangnya, daun Lamtoro lebih cepat layu daripada daun pisang. Paling hanya bertahan dua hari. Daun lamtoro mudah ditemukan di mana-mana dan biasanya adalah tumbuhan liar yang ada dekat sumber air. Pohon ini sebenarnya berfungsi mencegah erosi. Daunnya buat kelinci, Petai Cina yang ikut terpetik katanya bisa buat masak Botok. <br /><br /><b>Kulit Buah</b><br /><br />Ini salah satu makanan favorit Sentaro dan Arisu. Mulai dari kulit buah pir dan apel, hingga kulit buah pepaya dan Kiwi. Awalnya mereka juga mau makan kulit buah sawo, tetapi begitu tahu ada pir dan apel, ya sawonya selamat jalan deh. Bukan cuma kulitnya, kelinci bisa juga makan buahnya. Tetapi hati-hati dengan buah yang padat seperti pepaya, karena dapat menyebabkan kelinci kekenyangan. Pir dan apel banyak kandungan air, sehingga baik untuk kelinci, tetapi karena manis sebaiknya juga tidak diberikan dalam jumlah yang banyak.</span></div><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZH6gg4t3jWbys8EWU0H-m_N7BausAl1p69mNw2fuEMvi6vluszbMVXsUSyoNH34GGcHWWoJUbhkNMbXwsE_cCG3vxVHqxrK6Vnq4dNYBRVIIWtI05t9DgkwEj_TalqRgs4vjmVn34fFmUnZAD6J5yEguy4ykd4USvo16U8mxNbuIu9LcyX2VsIdS7/s1600/IMG_20230121_225757.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="901" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZH6gg4t3jWbys8EWU0H-m_N7BausAl1p69mNw2fuEMvi6vluszbMVXsUSyoNH34GGcHWWoJUbhkNMbXwsE_cCG3vxVHqxrK6Vnq4dNYBRVIIWtI05t9DgkwEj_TalqRgs4vjmVn34fFmUnZAD6J5yEguy4ykd4USvo16U8mxNbuIu9LcyX2VsIdS7/s320/IMG_20230121_225757.jpg" width="180" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYZDG6MnR9eDSs1hrRRil1rMVKGnFbrn6d4xaXsi699h3D-FKZrR3VX6vy_FKpy9W1EV3IZQVRaR2gSa-93Ahe_l_WDyNUeAFx2VCZinRBrv-qUeoDA9x1Zkj76z8TsSX32vlzgpu6f7g7oQQ7rr2rZhRLWPtV1Ka9cpYJXVgE56e_T_YoEGLXR5dr/s1600/IMG_20221227_064040.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="901" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYZDG6MnR9eDSs1hrRRil1rMVKGnFbrn6d4xaXsi699h3D-FKZrR3VX6vy_FKpy9W1EV3IZQVRaR2gSa-93Ahe_l_WDyNUeAFx2VCZinRBrv-qUeoDA9x1Zkj76z8TsSX32vlzgpu6f7g7oQQ7rr2rZhRLWPtV1Ka9cpYJXVgE56e_T_YoEGLXR5dr/s320/IMG_20221227_064040.jpg" width="180" /></a></div><span style="font-family: helvetica;"><br /><br /><b>Sayuran </b><br /><br />Kangkung, bayam, caisim, pakcoy dan sawi atau selada bisa diberikan kepada kelinci. Di depan rumah ada pohon kangkung, jadi Sentaro dan Arisu paling sering makan kangkung. Yang jadi masalah adalah kangkung ini membuat pipis kelinci jadi bau pesing. Beberapa sayuran lain juga membuat pipis kelinci jadi berwarna merah atau orange kemerahan yang jika terkena keramik lantai bisa meninggalkan bekas. Sayuran yang tidak berdaun, seperti Kol dan timun, juga bisa diberikan kepada kelinci. Kol tidak dianjurkan diberikan dalam jumlah banyak karena menimbulkan gas di perut. Ada yang bilang asparagus juga boleh diberikan ke kelinci, cuma ya jadi mahalan makanan kelincinya daripada makanan saya dong.</span></div><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheNSoj4Ia1Px8foBBtKQSFKvfxGCTvTJvjo6zEb_wkNZWediiENG4Dj8XoshA08TeuGDVZEk92cM6N2Hke9i1VgdIcwycbuqGZJovQM_HAu7eoTDweIz5ArLjeJffRX9Xvw17vBKiPD0B936fe5GULa62Kfsg33jRBkE189tYaDvj4PmTfXnla5F40/s1280/IMG_20221214_080652.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheNSoj4Ia1Px8foBBtKQSFKvfxGCTvTJvjo6zEb_wkNZWediiENG4Dj8XoshA08TeuGDVZEk92cM6N2Hke9i1VgdIcwycbuqGZJovQM_HAu7eoTDweIz5ArLjeJffRX9Xvw17vBKiPD0B936fe5GULa62Kfsg33jRBkE189tYaDvj4PmTfXnla5F40/w640-h426/IMG_20221214_080652.jpg" width="640" /></a></div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Makanan Kelinci apa lagi ya?</span></h3><span style="font-family: helvetica;"><br />Sentaro dan arisu suka makan daun pepaya, daun pepaya Jepang, dan daun pandan. Serta beberapa tanaman liar lain yang saya tidak ketahui namanya. Mereka juga suka makan bunga dan ginseng Jawa. Pernah makan Bunga Kamboja sebelum ketahuan kalau itu sebenarnya beracun untuk kelinci. Lalu Melati jepang (Carruthers’ Falseface) Daun jambu, daun mangga dan daun serai juga pernah. Lalu kulit pisang dan buah pisang pun mereka suka. Beberapa waktu lalu Bahkan mereka makan batang pepaya. sepertinya sih untuk mengasah gigi agar tidak terlalu panjang.</span></div><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-PVO8jqMSSx8HINtfmgI_571F20rUexS2i1qZvwA3ePdJ6X_3O5tdmHx6n-SMt8lNLZSjzzL4Uv7VF5qTTWm6MjzebB7iJrFZ9D_AmHTfraxaZ-vw_4xi7fp7aQdih2eDo-Cxr7oav5IGfDX8hO4R3lyzlcBo8nH6hXxf9lFEC_TCjyw5RoWAQvMU/s1066/IMG_20221217_085436.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1066" data-original-width="710" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-PVO8jqMSSx8HINtfmgI_571F20rUexS2i1qZvwA3ePdJ6X_3O5tdmHx6n-SMt8lNLZSjzzL4Uv7VF5qTTWm6MjzebB7iJrFZ9D_AmHTfraxaZ-vw_4xi7fp7aQdih2eDo-Cxr7oav5IGfDX8hO4R3lyzlcBo8nH6hXxf9lFEC_TCjyw5RoWAQvMU/s320/IMG_20221217_085436.jpg" width="213" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCF6Zo6eFGBK_kveFIY1_TI5xdv30RaNQGGipD8N-5t9Fe-_QKjBPt8x3iWJUVb7h5w2vjOOwiTFVDJAcXUD4VpES-DYd8-gZJcJMuHzRRO4vOIxzsU7wTy8KNha3IBi2xhYgqqi-w6hgp2bEyTqPhi4_LPIKNAp8Mg_Ix_iTqZl20Gce3LPlfhvLb/s1182/IMG_20221223_144439.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1182" data-original-width="787" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCF6Zo6eFGBK_kveFIY1_TI5xdv30RaNQGGipD8N-5t9Fe-_QKjBPt8x3iWJUVb7h5w2vjOOwiTFVDJAcXUD4VpES-DYd8-gZJcJMuHzRRO4vOIxzsU7wTy8KNha3IBi2xhYgqqi-w6hgp2bEyTqPhi4_LPIKNAp8Mg_Ix_iTqZl20Gce3LPlfhvLb/s320/IMG_20221223_144439.jpg" width="213" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWLxeEiinaDa3_G7gSZ4nixBeghulN_bhZcgme-xMr_liLFIknuTA9ZRxTjzVI7j8TcrVUj1FZSeO7iuvIWA92OJyvKCXo-dQuWcFYy23atYoeUxG6M9ugzgRahF9YCQMf0ZrHJRv3AoNHaVSJ93PqGPGOL_LsxPUef4UH2FTq1DQtMInrkoQ4bXgw/s1351/IMG_20230101_171525.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1351" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWLxeEiinaDa3_G7gSZ4nixBeghulN_bhZcgme-xMr_liLFIknuTA9ZRxTjzVI7j8TcrVUj1FZSeO7iuvIWA92OJyvKCXo-dQuWcFYy23atYoeUxG6M9ugzgRahF9YCQMf0ZrHJRv3AoNHaVSJ93PqGPGOL_LsxPUef4UH2FTq1DQtMInrkoQ4bXgw/w640-h426/IMG_20230101_171525.jpg" width="640" /></a></div><br /><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Ini adalah makanan utama Kelinci.</span></h3><span style="font-family: helvetica;"><br />Makanan mereka yang terutama adalah Hay, alias rumput yang dikeringkan. Biasanya Hay ini bisa dibeli di pet shop atau toko online dengan harga sekitar Rp 40.000 sampai Rp 60.000 per kilonya. Harganya tergantung jenis, namun yang paling disukai Sentaro dan Arisu adalah Hay jenis Timothy. <br /><br />Saya juga membeli snack buat kelinci. yaitu Hay yang dikeringkan lalu diberi rasa bunga seperti Bunga Telang, Marigold dan Rose. Kalau sudah ada snack mereka rebutan. Harga snack ini sekitar Rp4.000 satunya atau 10.000 sampai 15.000 untuk satu pak.<br /><br />1 kilo Hay biasanya habis untuk 2 minggu atau lebih cepat jika tidak ada sayuran lain. Jadi biaya memelihara kelinci, untuk makanannya, bisa habis sekitar sekitar Rp 100.000 sebulan. Saya jarang memberi Sentaro dan Arisu makanan pelet. Mereka lebih mudah dipancing dengan daun Lamtoro atau kulit buah.</span></div><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEif3QH_yBeAQw-jqZZt8Q-nNym9KChUh7z6eocDt3f7LbPbP2drDT-fbIhyuzLSI6VqX9ESOtb1EqLSRe4unqDEEmatZ5vU_wvJksdcpjplHlO00Hqvy-dT6ihs_DvKFlSqYVA2nDWThPXEIXOutwamEPJD2W-dCraIl2gLIKXz-phAMFDxZNnNT-gv/s1600/IMG_20230128_103946.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="901" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEif3QH_yBeAQw-jqZZt8Q-nNym9KChUh7z6eocDt3f7LbPbP2drDT-fbIhyuzLSI6VqX9ESOtb1EqLSRe4unqDEEmatZ5vU_wvJksdcpjplHlO00Hqvy-dT6ihs_DvKFlSqYVA2nDWThPXEIXOutwamEPJD2W-dCraIl2gLIKXz-phAMFDxZNnNT-gv/s320/IMG_20230128_103946.jpg" width="180" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2dsLyo5Jz9R7PaodQgxXQrt4HbOlgbFh8SSOof7bJY96VH_gB37fAK_5ehTem5gSlGQPE9AbfBVdiL17BBLqALHIvP5a2uBAQWFXXCAgEmtTdMoFMTZVM_haVy5n1ouJJvO_42Q6NjB06U1fWLwtTKhHx2_LPk7ZdIlpU4o-Xo0dZwFMP1cWkvtCc/s1600/IMG_20230210_211130.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="901" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2dsLyo5Jz9R7PaodQgxXQrt4HbOlgbFh8SSOof7bJY96VH_gB37fAK_5ehTem5gSlGQPE9AbfBVdiL17BBLqALHIvP5a2uBAQWFXXCAgEmtTdMoFMTZVM_haVy5n1ouJJvO_42Q6NjB06U1fWLwtTKhHx2_LPk7ZdIlpU4o-Xo0dZwFMP1cWkvtCc/s320/IMG_20230210_211130.jpg" width="180" /></a></div><span style="font-family: helvetica;"><br />Intinya memelihara kelinci jadi lebih murah, karena makanan mereka ada di sekitar kita. Saya sering memberikan daun yang saya temukan untuk melihat apakah mereka suka. Kalau Sentaro dan Arisu suka ya besoknya diambilkan lagi. Dengan begitu mereka hanya makan Hay di malam hari ketika ada di dalam kandang. Itu juga kalau Dudu tidak lupa memasukkan mereka ke kandang. Lebih hemat kan?<br /><br /><br />Mau mencoba pelihara kelinci?</span><br /></div>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-28525208342388506262023-02-06T21:03:00.005+07:002023-02-06T21:04:41.191+07:00Skill Wajib Punya Tahun Ini: Community Management dan Community Marketing<span style="font-family: helvetica;"><b>Setiap tahun, saya selalu ingin belajar bahasa asing. Tahun ini mungkin saatnya mencoba sesuatu yang berbeda.</b><br /><br />Tahun lalu saya mencoba serius di community management. Volunteering di bagian Learning & Development komunitas Single Moms Indonesia. Lalu saya menemukan bahwa dunia mengelola komunitas ini menyenangkan. Komunitas bukan hal baru dalam kehidupan saya (dan Dudu). Ketika Dudu lahir, saya ikutan komunitas single moms di kampus. Lalu pulang ke Indonesia, dan bergabung ke komunitas parenting dari Femina Group. Rajin ikutan acara, kenal banyak orang dan akhirnya jadi keterusan berkomunitas. Karena saya menulis, saya ikutan komunitas blogger juga. Lalu yang terakhir ya Single Moms Indonesia, di mana saya memutuskan untuk jadi lebih dari sekedar anggota.</span><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9ai1Yqx5L7kyCIGGgaM6hzBfSMTZKvSqr7VGl1YP8GJsPT6web1rh8zLDUj1QOiGHkqDv7yGyzidwtQgEwZ8dSrRm4uiSpprkPS_v1nx7EOmBX45LUX5MFgd65VPh6MDIf1a7AbbmT3k5R5lVJ8j0jroA_ysR7jd9L5p8BtTan0PfvJr94a2AR6SL/s1280/SMI%20Photo.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9ai1Yqx5L7kyCIGGgaM6hzBfSMTZKvSqr7VGl1YP8GJsPT6web1rh8zLDUj1QOiGHkqDv7yGyzidwtQgEwZ8dSrRm4uiSpprkPS_v1nx7EOmBX45LUX5MFgd65VPh6MDIf1a7AbbmT3k5R5lVJ8j0jroA_ysR7jd9L5p8BtTan0PfvJr94a2AR6SL/w640-h360/SMI%20Photo.jpg" width="640" /></a></div><br /><span style="font-family: helvetica;">Community management dan yang akhir-akhir ini populer, community marketing, bukan hal baru sih. Tapi baru dapat kesempatan untuk belajarnya tahun kemarin. Belajar yang langsung praktek karena baru volunteer lalu kejeblos dapat tugas. Ujung-ujungnya mendadak jadi learning and development yang bertanggung jawab untuk internal program dan internal communications dari komunitas Single Moms Indonesia. Meskipun sudah learning by doing, saya tetap ingin belajar lagi. Tapi dicari-cari courses yang gratisan dari Coursera tidak ada yang tentang community management. Kebanyakan malah Social Media Marketing.<br /><br />Tapi ada satu free course berjudul “Transforming Communities” yang merupakan bagian dari Leading Sustainable Community Transformation Specialization yang ditawarkan oleh University of Colorado - Boulder. Kelas ini menarik perhatian saya karena silabusnya menjanjikan bagaimana membangun engagement yang efektif dan encourage perubahan. Sepertinya kelas ini akan saya masukkan to do list di 2023 sambil mencari apa lagi dari community management yang bisa saya pelajari.</span><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Kenapa harus Community Marketing?</span></h3><span style="font-family: helvetica;"><br />Lalu ada Community Marketing, yaitu strategi brand atau penjual untuk engage dengan komunitas konsumennya untuk mendapatkan insight dan/atau customer baru. Di masa sekarang ini, Community Marketing adalah strategi pemasaran yang sering digunakan oleh startup dan merupakan salah satu strategi yang dianggap efektif karena mempertahankan hubungan yang sehat antara brand/perusahaan dengan konsumen/customernya. Strategi pemasaran berbasis komunitas ini seringkali dilakukan melalui media sosial, namun tidak menutup kemungkinan dilakukan secara organik misalnya ada di grup WA atau Telegram.<br /><br />Berbeda dengan digital marketing yang banyak berinteraksi dengan mesin pencari dan automation, community marketing ada sisi interaksi dengan manusia. Hal inilah yang membuat saya tertarik untuk mempelajarinya lebih lanjut.<br /><br />Padahal saya introvert haha.</span></div><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh85WeLsaPZHrBN2CqGauutqnHeOcDaQ19RQyyeGwZtnAU8PtThJHb3d8jxYhXxC_nAE9XUdSz0SFzjC4Ws7j29xo3w_Y3oSt4KP-1lpts2X5qEMrP8Bd5Ke-czrEiEz_OHz8iMUrf0XP0ByLiStWBANxpmQ3SJT_VAVNPbxBiGpBeWnAv-cb33F_C1/s620/IMG_48611-620x465.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="465" data-original-width="620" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh85WeLsaPZHrBN2CqGauutqnHeOcDaQ19RQyyeGwZtnAU8PtThJHb3d8jxYhXxC_nAE9XUdSz0SFzjC4Ws7j29xo3w_Y3oSt4KP-1lpts2X5qEMrP8Bd5Ke-czrEiEz_OHz8iMUrf0XP0ByLiStWBANxpmQ3SJT_VAVNPbxBiGpBeWnAv-cb33F_C1/w400-h300/IMG_48611-620x465.jpg" width="400" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUepfN1m9nVBBBSGMp01Q0vgJM8x61kw9atCm1wIlQtth5BMvntTffm8kTcHfsFXbcwPjWiIuCHIolPwU89GFNEOAmjbSTRWAFoEP9PZ-cR0icmPpuY0lZn8ajMZZHPKPgroUzerwC7PyNf5yYTUqmeHUXjTnbtSxWoItM4XDfxJv4y1YKsysGXg--/s400/tokopedia2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="225" data-original-width="400" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUepfN1m9nVBBBSGMp01Q0vgJM8x61kw9atCm1wIlQtth5BMvntTffm8kTcHfsFXbcwPjWiIuCHIolPwU89GFNEOAmjbSTRWAFoEP9PZ-cR0icmPpuY0lZn8ajMZZHPKPgroUzerwC7PyNf5yYTUqmeHUXjTnbtSxWoItM4XDfxJv4y1YKsysGXg--/w400-h225/tokopedia2.jpg" width="400" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><span style="font-family: helvetica;">Saya belum menemukan kelas untuk community marketing. Mirip seperti community management, kalau cari di situs gratisan, ketemunya social media marketing, digital marketing dan yang terbaru adalah tentang metaverse. Tapi Community Marketing ini sudah mulai dijalankan oleh beberapa brand di luar negeri, misalnya melalui Convosight. Kalau mencari video tentang Community Marketing di Youtube, misalnya, sudah banyak expert yang menyarankan brand untuk berinvestasi di komunitas.<br /><br />Meskipun belum ambil kelas dan belum menemukan kelas yang pas, saya beruntung lagi-lagi bisa learning by doing dalam mempelajari community marketing ini.<br /><br />Tahun ini saya ingin belajar lebih banyak tentang membangun dan memasarkan komunitas. Bagaimana menjaga engagement, bagaimana menyuarakan visi misi dan bagaimana menjaga branding. Beda dengan karyawan perusahaan yang digaji, anggota komunitas bergabung dengan sukarela karena ketertarikan yang sama atas sebuah subject. Dan ini sepertinya menarik.</span><br /></div></div>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-37297078468961743852023-02-04T08:20:00.005+07:002023-02-04T08:21:03.438+07:00Berjejak dan Berbagi di Ulang Tahun KEB ke-11<span style="font-family: helvetica;"><b>Menjejakkan kaki di acara offline pertama bareng teman-teman komunitas <a href="http://www.emak2blogger.com" target="_blank">Kumpulan Emak Blogger</a>, setelah sekian tahun nyaman bersembunyi di balik layar laptop ternyata bikin panik juga. Banyak amat orangnya hahaha. Tapi ya memang ini kan acara Syukuran KEB 11 Tahun.</b></span><div><span style="font-family: helvetica;"><b><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwGxWMWyqL4brOk9j5316ZD50IyTerbQYOQJISEHnWdyOZmrWl4YeFiKDzdLLOZn7_wJhra4YPHRrvF4IsJ05cQP8_PJWekeP_ItkcckVh7zieb0tOgBU7psGMkPzVkKiYViy24aWIB1RkiNYcPGHIx1_xMkdHwr6rp8H7hdGLMjlMEeDIVDmfDBS0/s1080/IMG_20230129_105218_297.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwGxWMWyqL4brOk9j5316ZD50IyTerbQYOQJISEHnWdyOZmrWl4YeFiKDzdLLOZn7_wJhra4YPHRrvF4IsJ05cQP8_PJWekeP_ItkcckVh7zieb0tOgBU7psGMkPzVkKiYViy24aWIB1RkiNYcPGHIx1_xMkdHwr6rp8H7hdGLMjlMEeDIVDmfDBS0/w640-h640/IMG_20230129_105218_297.jpg" width="640" /></a></div></b><br /><br />Acara Syukuran KEB 11 Tahun: Berjejak dan Berbagi berlangsung di Bali Notes Terrace, Jl. Prof. Joko Sutono SH No.15, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada hari Sabtu siang, tanggal 28 Januari 2023 yang lalu. Overthinking sudah dimulai dari sejak menembus hujan dan macet Jakarta. Gimana kalau saya lupa ini emak siapa, itu emak yang mana? Ntar awkward nggak yah, sudah lama tidak bertemu. Tapi ternyata kekhawatiran saya tidak terbukti karena meskipun lama tidak jumpa, kita semua masih ngobrol seru kayak ketemu teman lama. <br /></span><br /><h4 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">“Dudu apa kabar?”</span></h4><span style="font-family: helvetica;">Banyak yang menanyakan Dudu hahahaha. Lebih dicariin daripada mama-nya nih. Maklum, Kumpulan Emak Blogger ini bukan sekedar komunitas Blogger buat saya, tapi juga tempat saya sharing soal Dudu di blog saya. Kumpulan Emak Blogger bukan hanya mengajarkan saya cara ngeblog, tapi juga bagaimana cara berkomunitas. Terbukti meski sudah berjalan 11 tahun, dan saya termasuk yang tidak aktif sejak Dudu “sulit diajak kerja sama” jadi bahan tulisan, semuanya tetap ramah dan menyambut dengan tangan terbuka. Tau gitu Dudu diajak ya, Mak. Hahahaha.</span></div><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Ada apa sih emangnya di acara Syukuran KEB 11 Tahun?</span></h3><span style="font-family: helvetica;">Temanya “Berjejak dan Berbagi.” Acaranya sendiri diisi oleh mini workshop dengan narasumber Ali Muakhir (Penulis) dan Oktora Irahadi (CEO INFINA) yang membawakan materi praktis buat emak-emak.</span></div><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEB48P_AunOBmkvfw0GkK8pDdGFB5iBlzBMJ-kQrmONsz86ypgdbCKqlLnGlY1IUdPK-o7R9_UKX7obh5-I0A3EeuzpRhxvn_dDgpDjakIV1Z61GfG2iJP3kkg4mfeIeCN7f6Tt1j5m8pEZdE3Y3nFCaJ8qZ-d-2LZvI38OKgxkcIbBLfukmvjlYX5/s2599/IMG_20230128_135545.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2599" data-original-width="2598" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEB48P_AunOBmkvfw0GkK8pDdGFB5iBlzBMJ-kQrmONsz86ypgdbCKqlLnGlY1IUdPK-o7R9_UKX7obh5-I0A3EeuzpRhxvn_dDgpDjakIV1Z61GfG2iJP3kkg4mfeIeCN7f6Tt1j5m8pEZdE3Y3nFCaJ8qZ-d-2LZvI38OKgxkcIbBLfukmvjlYX5/w400-h400/IMG_20230128_135545.jpg" width="400" /></a></div><br /><span style="font-family: helvetica;">Oktora Irahadi membawakan tema “Cara Cuan Masa Kini” yang memberikan bocoran tentang bagaimana mendapatkan penghasilan tambahan buat para emak, tentunya dengan bermodalkan apa yang dipunya saat ini. Bisa nulis, ya jadi freelance writer. Mau jualan tapi bingung modal, ya coba jadi dropshipper. Ada banyak cara cuan di luar sana. "Kita bisa memanfaatkan jarak, ruang dan waktu untuk mendapatkan cuan," jelas Oktora.<br /><br />Tapi tidak asal 'jualan' juga sih. "Waktu saya mencari orang yang cocok untuk sebuah Brand, saya melihat 3R," kata Oktora memberikan bocoran. Apa tuh 3R? Reach, Resonance dan Relevant. Siapakah target yang bisa dijangkau oleh orang tersebut? Cocok tidak personality-nya dengan pesan yang harus dibawakan? Apakah orang tersebut relevan di dunianya? <br /><br />Kata Oktora, "kalau kita bisa menulis dengan cara berbeda, tulisan kita akan lebih terlihat." Lalu penulis, content creator dan influencer Ali Muakhir memberikan tips dan trik menulis kisah inspiratif dengan metode Emak..<br /><br />Kisah inspiratif inilah yang akan membuat kita unik. Tapi Metode Emak ini apa? Dan apa yang membuatnya jadi berbeda? Menurut Ali Muakhir, ada 4 hal yang sebaiknya dilakukan terus menerus agar bisa menjadi penulis kisah inspiratif. Endapkan rasa, mulai dengan struktur, cari 1 pesan yang bisa dijadikan penutup kisah dan buat jadwal tulisan agar kisah kita tuntas.</span></div><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><h4 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Bukan hanya workshop, seru-seruannya juga banyak!</span></h4><span style="font-family: helvetica;">Selain mini-workshop, Syukuran KEB 11 Tahun juga menjadi ajang peluncuran e-book yang ditulis oleh para makmin Kumpulan Emak Blogger berjudul “Warna-warni Dunia Blogging dan Cerita di Balik Dapur Komunitas,” dan penyerahan secara simbolis #KEBPeduli melalui kampanye #KEBCharity11KRun dalam rangka KEB 11 Tahun sebesar Rp. 2.500.000 kepada RA Miftahul Jannah, Noborejo, Salatiga. Sesuai dengan semangat KEB Berjejak dan Berbagi, rangkaian kegiatan Ulang Tahun Kumpulan Emak Blogger ini berlangsung meriah.</span></div><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaeN2cbWWeAkTury4UQalBDb61jLAsIYiomm0J1nJrc6QqBYOJtZnznIpce5lao-BZQa4bUe7n_UiatrGza-KLzMBK7-rliZxDhdQs-PHS_mpfUmXz4s-teT-jWn5eAggXKbpLp3pROyOXL6zN_XqiwokMd2sPAsKui1mekYyJ0X0EPgHRqH63gLCK/s1440/IMG_20230129_105218_430.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1440" data-original-width="1440" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaeN2cbWWeAkTury4UQalBDb61jLAsIYiomm0J1nJrc6QqBYOJtZnznIpce5lao-BZQa4bUe7n_UiatrGza-KLzMBK7-rliZxDhdQs-PHS_mpfUmXz4s-teT-jWn5eAggXKbpLp3pROyOXL6zN_XqiwokMd2sPAsKui1mekYyJ0X0EPgHRqH63gLCK/w400-h400/IMG_20230129_105218_430.jpg" width="400" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOFhnBPkQawFGnpCXCzC44ig5I9lnLQ05Nmdyr6mfc-mx83qkEHT3ulQzYjiE6BBvCSnS-VbBwI-sQuYciYmRk0bmMy3ZB_qRAoQkXnWpalpmMZZMtJrFuu3-_HWaZw_nTYFsWHyd2UnmnrmLPB4snfpENOKKKnfURqcHJUO5X2M43jO1IYmOefsba/s1302/IMG_20230129_105218_459.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1302" data-original-width="1302" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOFhnBPkQawFGnpCXCzC44ig5I9lnLQ05Nmdyr6mfc-mx83qkEHT3ulQzYjiE6BBvCSnS-VbBwI-sQuYciYmRk0bmMy3ZB_qRAoQkXnWpalpmMZZMtJrFuu3-_HWaZw_nTYFsWHyd2UnmnrmLPB4snfpENOKKKnfURqcHJUO5X2M43jO1IYmOefsba/w400-h400/IMG_20230129_105218_459.jpg" width="400" /></a></div><span style="font-family: helvetica;"><br />Hari Sabtu sore itu, Bali Notes Terrace juga jadi panggung fashion show Komunitas Perempuan Pelestari Budaya Nusantara (PPBN) yang membawakan parade kebaya nasional. Siapa bilang pakai kain itu ribet? Bahkan sebenarnya dress code acaranya juga kain dan kebaya. Dukungan KEB terhadap Gerakan Nasional Literasi Digital - Siberkreasi juga mengingatkan emak-emak untuk check dan recheck sebelum membagikan informasi. Apalagi menurut CEO INFINA Oktora Irahadi di sesi workshopnya, sumber informasi tercepat ini sebenarnya adalah emak-emak. Jangan sampai kita ikut menyebarkan hoax ya.</span></div><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRMgb0OBpm9cYnTLrDU4MVPWIa-Cu2HeyU0OOP__KEN3qG5hvsdcr3fpNK2HX7RtnRlSybLYMElxlmh9K2EJf6sT2n10o1_zGQ65uhZf37hdq45NEuNK5Nz5XLp7FV5sIpRUDsUwyC8ZVPqn_kMY8TcIU5YsYLyOVsUfv0l56u6RcEbXWZkG83vOcN/s1302/IMG_20230129_105218_514.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1302" data-original-width="1302" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRMgb0OBpm9cYnTLrDU4MVPWIa-Cu2HeyU0OOP__KEN3qG5hvsdcr3fpNK2HX7RtnRlSybLYMElxlmh9K2EJf6sT2n10o1_zGQ65uhZf37hdq45NEuNK5Nz5XLp7FV5sIpRUDsUwyC8ZVPqn_kMY8TcIU5YsYLyOVsUfv0l56u6RcEbXWZkG83vOcN/w640-h640/IMG_20230129_105218_514.jpg" width="640" /></a></div><span style="font-family: helvetica;"><br />Pas pulang, rasanya belum puas haha. Belum rela bubar karena merasa belum selesai ngobrol, belum menyapa beberapa orang di acara. Boleh dong, KEB bikin acara rasa reuni nostalgia lagi. Lumayan mengobati rasa kangen berkomunitas, bertemu teman lama dan jadi makin semangat blogging lagi karena diingatkan bahwa blogging itu adalah salah satu cara "Berjejak dan Berbagi." <br /><br />Syukuran KEB 11 Tahun didukung oleh Siberkreasi, Kominfo RI, INFINA dan Bali Notes.</span><br /></div>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-72047031425625715052023-01-11T16:50:00.005+07:002023-01-11T16:50:57.391+07:00Akhirnya Adopsi Dua Ekor Kelinci<span style="font-family: helvetica;"><b>Selalu ada hikmah yang bisa diambil dari setiap kejadian.<br />Tergantung bagaimana kita melihatnya.</b><br /><br />Beberapa waktu lalu, di komunitas saya, ada yang sempat sharing menanamkan tanggung jawab dengan memelihara binatang. Sebagai seorang ibu tunggal, si pembuka topik mengungkapkan bahwa keluarga yang tidak lengkap membuatnya sulit <a href="https://andrewandme.blogspot.com/2022/08/belajar-tanggung-jawab.html" target="_blank">mengajarkan seorang anak laki-laki untuk bertanggung jawab</a>. Sempat dapat resistensi dari ibu tunggal yang lain, yang mengatakan bahwa mantan suaminya tetap menjadi seorang laki-laki tidak bertanggung jawab walaupun memelihara banyak exotic pets di rumah keluarganya.<br /><br />Sebagai ibu tunggal dengan seorang anak laki-laki, saya merasa tersindir. Lalu saya penasaran dengan teori binatang peliharaan dan akhirnya membawa dua ekor kelinci pulang ke rumah.</span><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiM9leZ0KNWtJs4TVh5-e4hLAJz9XSJp4OODhYDbAqgKbwcfS6jJIoNOTJju7t942tTM4-Mg-pO6AYVp0OQbbY9oVAd8ybpJOVwyrZIhYTSTQG_aQRjDmHG3WJM7BM17ActJml5Vtk7X5MYU0UbrZ2EDj5hw2zrZiW97fbjB2jt3r5TKhuV-wX-sXiH/s4624/IMG_20221210_113637.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4624" data-original-width="2604" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiM9leZ0KNWtJs4TVh5-e4hLAJz9XSJp4OODhYDbAqgKbwcfS6jJIoNOTJju7t942tTM4-Mg-pO6AYVp0OQbbY9oVAd8ybpJOVwyrZIhYTSTQG_aQRjDmHG3WJM7BM17ActJml5Vtk7X5MYU0UbrZ2EDj5hw2zrZiW97fbjB2jt3r5TKhuV-wX-sXiH/w360-h640/IMG_20221210_113637.jpg" width="360" /></a></div><br /><span style="font-family: helvetica;"><br />Bukan karena tanggung jawab sih. Soalnya, menurut saya, Dudu termasuk yang bertanggung jawab dalam mengerjakan pekerjaan rumah, penggunaan gadget dan pengaturan uang yang diberikan baik yang berbentuk saldo e-wallet maupun uang cash. Tapi karena Dudu bilang dia merasa kesepian.<br /><br />Ya, apapun itu, saya dan Dudu sekarang memelihara dua ekor kelinci. Namanya Sentaro dan Arisu.</span></div><div><span style="font-family: helvetica;"><br /><span><a name='more'></a></span><br />Kedua kelinci ini diadopsi dari seorang kenalan yang memang pelihara kelinci. Kelincinya punya anak terus jadi biasanya sering banyak dibagi-bagi secara berkala. Jadi ketika Dudu ingin punya pets, saya ikutan daftar sebagai adopter. Kelincinya ada dua ekor. Satu yang berwarna cokelat dan putih, lalu satu lagi hitam putih. Sentaro yang cokelat dan putih, lalu Arisu yang hitam putih.<br /><br />Itu pun, ada yang bertanya: “Kelinci nanti gampang mati, malah jadi kasihan nggak?”<br /><br />Saya pernah pelihara kelinci waktu saya kecil, dan mereka hidup sampai lama. Mati karena diserang kucing. Sekarang kita coba lagi. Kenapa kelinci? Soalnya tidak high maintenance. Kelincinya langsung kita adopsi, makanan bisa rumput di halaman dan kelinci tidak perlu mandi atau grooming. Kelinci juga tidak perlu diajak jalan-jalan secara rutin. Asal tidak kaget terus, tidak stress dan tidak salah makan, harusnya aman.<br /><br />Total biaya yang saya keluarkan di awal untuk memelihara dua ekor kelinci adalah Rp 353,000</span><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH62nMrIR3W7wVwLRfBFJXaq94tcjIVaqVTca3DuEy0wnl5tFCmZON8mgZve3K7J_uFH7L_Y7POh_zfBSt4KMPTjFvzj09Nez-p5vTEWIJLhalGt61ZSqA-Sq60SWeDrUWmewnM3saZ2TOpZTF6Hy67nMxBAqKv6aj8knt-8chO8yYh3Syj0F9i2o1/s1024/Biaya%20Kelinci.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="768" data-original-width="1024" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH62nMrIR3W7wVwLRfBFJXaq94tcjIVaqVTca3DuEy0wnl5tFCmZON8mgZve3K7J_uFH7L_Y7POh_zfBSt4KMPTjFvzj09Nez-p5vTEWIJLhalGt61ZSqA-Sq60SWeDrUWmewnM3saZ2TOpZTF6Hy67nMxBAqKv6aj8knt-8chO8yYh3Syj0F9i2o1/w640-h480/Biaya%20Kelinci.jpg" width="640" /></a></div><br /><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Hasilnya apa?</span></h3><span style="font-family: helvetica;">Dudu bukan tipe yang main sama kelinci. Paling dia kasih makan, elus-elus dan sudah. Habis itu ditinggal main game lagi kelincinya. Jadi yang lebih dekat dengan kedua kelinci ini adalah saya. Mereka sering menemani saya WFH, duduk di bawah meja kerja. Atau menemani saya nonton Super Junior di TV saat akhir pekan. <br /><br />Okelah kalau memang bukan untuk tanggung jawab, tapi Sentaro dan Arisu ini berguna untuk emotional support. Meskipun riset menyebutkan bahwa emotional support animal ini tidak sama dengan binatang peliharaan, tapi kelinci di rumah bisa jadi penggembira tersendiri. Kenapa?</span></div><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZvpoC5pKXbkoUMGMhDMX7nwwXvEzdoh48Pf834Z7xwNoP4bp436-8Otc2lKAgvwwQKXJu_AiNkSppX_OTmV1dfaARN4nhG8X-8vGY2jZPjNMutvq8G7Ru-nAIGFrIlkUKw1g34lAcJQKkCZC6DVu9_HcFD2K424tYStM0TL5OXC2gYF-XRQgWv5AU/s4624/IMG_20221231_150627.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4624" data-original-width="2604" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZvpoC5pKXbkoUMGMhDMX7nwwXvEzdoh48Pf834Z7xwNoP4bp436-8Otc2lKAgvwwQKXJu_AiNkSppX_OTmV1dfaARN4nhG8X-8vGY2jZPjNMutvq8G7Ru-nAIGFrIlkUKw1g34lAcJQKkCZC6DVu9_HcFD2K424tYStM0TL5OXC2gYF-XRQgWv5AU/w360-h640/IMG_20221231_150627.jpg" width="360" /></a></div><br /><span style="font-family: helvetica;"><br />Kelinci ini memberikan sense of purpose. Ada yang harus diurus, wajib bersihin kandang soalnya nanti dia sakit. Harus kasih makan dan harus diselamatkan kalau kehujanan di halaman belakang. Tanggung jawab yang sedikit berbeda dengan penggunaan uang. Mengurus seekor makhluk hidup alias bertanggung jawab atas hidup makhluk lain ini membawa cerita berbeda.</span><br /></div></div><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><span style="font-family: helvetica;">Kelincinya makan apa? Tidurnya gimana?</span></div><div><span style="font-family: helvetica;">Haha, ntar dibuat postingan berikutnya ya.</span></div>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-65723276190321026342022-12-14T12:42:00.000+07:002022-12-15T13:55:21.153+07:00Setiap Blog Post Ada Perjuangannya<span style="font-family: helvetica;"><b>“Gue mau jadi blogger dong kayak lo.”<br /><br />Bukan sekali dua kali saya mendapat komentar seperti ini, karena teman yang melihat blog saya berdua Dudu. Namun memang konsistensi itu sulit. Lalu, setelah mengatasi rasa malas dan niat meluangkan waktu menulis, masih ada hal-hal lain yang harus dikerjakan sampai sebuah blog post yang baik itu ter-publish.</b><br /><br />Blog buat saya adalah ‘reportase’, meskipun terkadang tulisannya opini atau pengalaman sendiri. Tapi yang ideal tetap saja perlu research atau setidaknya hadir event/ melakukan kegiatannya sendiri. Dan ketika dilakukan berdua anak, ternyata prosesnya tidak seindah hasil tulisannya haha.</span><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDWAVpyGrRq8WTGlhgbI1bd8HazXilofAbIQbisnaZZ9yR8QZ-r-6LZ3BPHDnE530VjTxhDBh7BddJk6rht3zk6QF7Ulv8BEBY7rebanSC1kZZsfCGTpUi2FUTRxbaaW3V6A45L1vszpnqa03lmhg1F5Ur2_XAhHD0RMZAr3oM1fCn5p6uc13O8iDW/s724/Blog%20header%20kucing.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="362" data-original-width="724" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDWAVpyGrRq8WTGlhgbI1bd8HazXilofAbIQbisnaZZ9yR8QZ-r-6LZ3BPHDnE530VjTxhDBh7BddJk6rht3zk6QF7Ulv8BEBY7rebanSC1kZZsfCGTpUi2FUTRxbaaW3V6A45L1vszpnqa03lmhg1F5Ur2_XAhHD0RMZAr3oM1fCn5p6uc13O8iDW/w640-h320/Blog%20header%20kucing.png" width="640" /></a></div><span style="font-family: helvetica;"><br />Kok gitu?<br />Soalnya Blog ini melibatkan si anak yang berarti kalau bikin postingan ya menunggu mood si anak bagus, atau momen yang tepat. Tidak bisa posting setiap saat, setiap waktu juga.<br /><br /><b>Lalu, apa dong reportase yang berkesan?</b><br />Saya dan Dudu pernah ikutan <a href="https://andrewandme.blogspot.com/2016/04/main-kartu-boboiboy-indomilk-bersama-adudu.html" target="_blank">acara launching susu UHT</a>. Sebenarnya tidak ada kewajiban apa-apa dari acara tersebut, tapi saya merasa bahwa ceritanya seru dan bisa jadi cerita lebih panjang. Jadilah selesai acara tersebut, saya dan Dudu hunting kemasan susu UHT demi sebuah postingan yang lebih memuaskan target pribadi.<br /><br />Perjuangannya lumayan. Saya meluangkan waktu seharian di akhir pekan untuk berburu bahan tulisan dan mengabadikan gambarnya. Tapi worth it banget, kan demi <a href="http://www.datewithdudu.com/" target="_blank">#DateWithDudu</a> juga.</span><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><span style="font-family: helvetica;">Yang tidak kalah berkesannya adalah ketika saya menulis tentang <a href="https://andrewandme.blogspot.com/2022/04/mengenal-jenis-jurnal-dan-manfaatnya.html" target="_blank">pengalaman journaling</a> beberapa waktu lalu. Penuh perjuangan karena sebelum membuat postingan itu saya harus beneran journaling, bikin gratitude journal dan daily habit journal selama setidaknya sebulan penuh. Setelah itu, barulah saya tulis reportasenya. <br /><br /><b>Bagaimana kabar teman-teman saya?</b><br />“Duh, gue mau update tapi malas menulis.”<br />“Ngedit foto ternyata lama ya.”<br />“Gimana sih caranya biar bisa rapih gitu tulisannya? Harus dari laptop ya?”<br />Nah kan. Hahahaha.<br /><br />Ini bukan berarti saya tidak pernah malas. Buktinya blog ini juga bolak-balik vakum. Dengan makin besar-nya si Dudu plus pandemi yang di rumah aja itu, bingung mau menulis apa. Ada ide, malas mengejar fotonya, malas ngedit layoutnya. In the end, ya jangan biarkan rasa malas itu menghalangi postingan blog di depan mata sih. <br /><br /></span><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;"><b>Kalau tulisan tentang liburan sama Dudu gimana?</b></span></h3><span style="font-family: helvetica;">“Kebanyakan foto, lo enjoy jalan-jalannya nggak sih?”<br />Pertanyaan penasaran dari seorang teman yang bikin saya berpikir juga. Kalo liputan event kan kerja ya, wajar kalau foto sana sini, mencatat semuanya dan mengamati sekitar. Gimana kalau liburan, kan kita maunya enjoy tanpa beban. Eh, ini malah ada PR untuk <a href="https://andrewandme.blogspot.com/2018/08/tentang-menulis-sebuah-perjalanan.html" target="_blank">bikin tulisan perjalanan</a>.</span></div><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXXavvazihhKiDdVAA4LzPDkTdOlUxYJE5ND1AXUc4v0eXJtMqfoDWHpNe9z0vA4cfLOxPF34AMV8_xnhujGJ8nx98lSSDEZRLOM_BEKSpCCJv09KYNN6LSnqvqICvSghZG-522ESBzjQQvmZahPfeXZ90TuRd-ox8j6wrj4_2Su3oeUScd9mVAXWi/s768/Sports1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="768" data-original-width="768" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXXavvazihhKiDdVAA4LzPDkTdOlUxYJE5ND1AXUc4v0eXJtMqfoDWHpNe9z0vA4cfLOxPF34AMV8_xnhujGJ8nx98lSSDEZRLOM_BEKSpCCJv09KYNN6LSnqvqICvSghZG-522ESBzjQQvmZahPfeXZ90TuRd-ox8j6wrj4_2Su3oeUScd9mVAXWi/s320/Sports1.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9DC4iKETMbIiHbXk7cSUTt65WScKq3QWLJrjPlDFa8tfZvKrJ0C02ZG9Q8GqkvvTCFGVFuvDXHxDBAT7CKlaUTBOKl_aZST7ELxyi6Z-rZnQs6JTGugQKBQpbi0r701vwmE4slUZoADCaHNiT9-IDibyrVWh1HtQDK-UhFKitRlvwHElYDva_sy63/s600/DateWithDudu-profile.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="600" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9DC4iKETMbIiHbXk7cSUTt65WScKq3QWLJrjPlDFa8tfZvKrJ0C02ZG9Q8GqkvvTCFGVFuvDXHxDBAT7CKlaUTBOKl_aZST7ELxyi6Z-rZnQs6JTGugQKBQpbi0r701vwmE4slUZoADCaHNiT9-IDibyrVWh1HtQDK-UhFKitRlvwHElYDva_sy63/s320/DateWithDudu-profile.jpg" width="320" /></a></div><span style="font-family: helvetica;"><br />Menulis perjalanan dan tidak melupakan detailnya adalah sebuah perjuangan juga. Untungnya sekarang internet bisa banyak membantu. Informasi tinggal di Google search aja lalu muncul semua jawabannya. Biasanya saya memfoto informasi, mengambil brosur atau menandai sebuah tempat di Google Maps. Lalu yang saya catat adalah rasa, kesan dan hal-hal yang terpikirkan saat berada di tempat tersebut. Mungkin celoteh si Dudu, mungkin ada milestones dia waktu kecil yang terjadi ketika jalan-jalan. Soalnya yang itu kan tidak ada di internet. Justru sayalah yang mau menuliskannya di internet.<br /><br />Setiap tulisan adalah perjuangan. <br />Tapi yang bikin blogging jadi seru dan berkesan ya cerita keribetannya itu kan.</span><br /></div></div>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8853897029528373896.post-60984460129624993302022-12-06T21:41:00.002+07:002022-12-06T21:41:36.764+07:00Kumpulan Lagu Penyemangat Hari di Spotify Wrapped 2022<span style="font-family: helvetica;"><b>Spotify Wrapped tahun ini isinya sama lagi haha. Top artists saya tetap dia lagi dia lagi. Backstreet Boys dan/atau Super Junior di peringkat pertama dan kedua. Lalu yang ketiga L'Arc-en-ciel. Nomor Empat dan Lima yang baru: Lady Gaga dan Boyce Avenue. Agak kaget karena Linkin' Park nggak masuk.</b><br /><br />Emang, lagu apa sih yang didengarkan berulang kali sampai masuk Spotify Wrapped? Segitu menginspirasinya buat seorang single mom?</span><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmMOV24DIXmAM52bWsgN7ZeXOi4I_zVS58Zzoiog2cpxi4eDcehbaLpxgpJ6nn541h6WBZRa1IY1axSZmzjqIbl8FB-j9liq7QkDuPHOVZTWWnGoRjhClOlP437I41jAy2umThxqo2kItS5mMH1EiEY1KCvcjVG_gmw0g2AaaCrm1FLS7Rjxm7pIV6/s1920/IMG_20221206_212039.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1920" data-original-width="1080" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmMOV24DIXmAM52bWsgN7ZeXOi4I_zVS58Zzoiog2cpxi4eDcehbaLpxgpJ6nn541h6WBZRa1IY1axSZmzjqIbl8FB-j9liq7QkDuPHOVZTWWnGoRjhClOlP437I41jAy2umThxqo2kItS5mMH1EiEY1KCvcjVG_gmw0g2AaaCrm1FLS7Rjxm7pIV6/w225-h400/IMG_20221206_212039.png" width="225" /></a></div><br /><div><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">You Say - Boyce Avenue</span></h3><span style="font-family: helvetica;">Lagu ini sebenarnya bukan punya Boyce Avenue. Tapi karena versi Lauren Daigle tidak bisa buat karaoke, alias suara saya tidak sampai, jadi versi Boyce Avenue inilah yang saya sering pasang di mobil.<br /><br />Yang bikin lagu ini inspirational adalah bagian chorusnya yang bilang bahwa kita ini ada artinya. Kita punya meaning, dan ada yang selalu perduli sama kita. Jadi, lagu ini bagus karena mengingatkan saya bahwa ketika semuanya bubar, ada anak yang selalu membutuhkan keberadaan dan kasih sayang kita sebagai ibunya.<br /><blockquote>"What matters is what you think of me<br />In you I found my worth, my identity."</blockquote><p> </p></span><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Stay Away - L'Arc-en-Ciel</span></h3><span style="font-family: helvetica;">Lagu ini nadanya ceria tapi liriknya kena. Kalau kata Google Translate, lagunya tentang menemukan kebebasan dan menyuruh masalah jauh-jauh aja dari kita. "I just wanna say I'm lucky" dan "I just wanna say I'm happy." Buat saya sih ini matra buat single mom banget <br /><br />Lagu yang dirilis tahun 2000 ini ada cover version yang dinyanyikan oleh Daniel Powter (buat yang merasa kenal, dia ini yang nyanyi "cos you have a bad day…") dengan lirik yang senada. Intinya tentang percaya pada diri sendiri dapat membawa perubahan dalam hidup kita. Harus percaya bahwa jadi ibu tunggal ini kita kuat. "No looking back or second guessing, I think by now I've learnt my lesson. Feeling lucky, feeling lucky. Feeling really lucky."</span></div><div><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><h3 style="text-align: left;"><span style="font-family: helvetica;">Lady Gaga' songs</span></h3><span style="font-family: helvetica;">Lagu-lagu penyanyi bernama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta ini selalu relatable. Mulai dari Poker Face sampai Sour Candy. Lagu terbarunya, Hold My Hand, yang dirilis buat Soundtrack film Top Gun: Maverick pas banget didengarkan kalau lagi overwhelmed kebanyakan urusan. Namanya single mom kan semua diurus sendirian lalu capek. Pengennya ada yang paham tanpa harus cerita.<br /><blockquote>"That fear that's inside you will lift, give it time<br />I can see everything you're blind to now<br />Your prayers will be answered, let God whisper how"</blockquote><br />Bagian itu terutama, mengingatkan saya kalau pas semua rusuh dan bingung gimana lagi nih kok kayak nggak ada jalan keluar, bahwa tunggu aja ntar juga ada titik terangnya. Mungkin saya tidak bisa lihat karena lagi tenggelam dalam masalah. Give it time, nanti juga terjawab doanya.<br /><br />Suju sama Backstreet Boys ya udahlah ya. Tiap tahun mereka muncul, rebutan peringkat pertama dan kedua di hati saya, eh Spotify Wrapped saya. Dan Backstreet Boys sudah menemani saya melewati masa remaja, patah hati, jatuh cinta, gagal move on, jatuh cinta lagi, lalu capek sendiri. <br /><br />Skip.<br /><br />Satu lagu yang masuh honorable mention adalah <b>Just Because yang dinyanyikan Dido.</b> Liriknya bagus dan beatnya asyik. Coba cek bagian ini:<br /><br /><br /></span><span style="font-family: helvetica;"></span><blockquote><span style="font-family: helvetica;">"Just because everybody does it</span><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><span style="font-family: helvetica;">Doesn't mean we need to</span><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><span style="font-family: helvetica;">Just because everybody wants it</span><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><span style="font-family: helvetica;">Doesn't mean we want it too (sing your song)</span><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><span style="font-family: helvetica;">Just because everybody's talking</span><span style="font-family: helvetica;"><br /></span><span style="font-family: helvetica;">We don't need to share"</span></blockquote><span style="font-family: helvetica;"><br />Cuma karena semua keluarga lengkap bapak-ibu, bukan berarti saya harus nikah juga. Cuma karena semua orang pengen liat saya punya pasangan, bukan berarti saya harus cari pacar. Cuma karena semua orang kepo dan bertanya-tanya, bukan berarti saya harus cerita.<br /><br />Sing your song. Nyanyiin aja lagu saya sendiri, tidak usah pusing sama lirik lagu orang lain.<br /><br />Udah gitu aja pokoknya. It's a wrap!</span><br /></div></div>Ruth Ninahttp://www.blogger.com/profile/06549498442561897390noreply@blogger.com0