23 November 2016

Belajar Bahasa Korea: Dari Aplikasi Seru Hingga Pusat Kebudayaan

Memutuskan belajar bahasa baru di usia kepala 3 memang sulit dengan adanya kesibukan yang sudah segudang dan kemampuan menyerap bagai spons sudah berkurang jauh. Bermula dengan belajar sendiri lewat aplikasi, saya kemudian menyerah dan mencari tempat belajar yang serius karena saya percaya kalau tidak dipaksa, maka bahasa tidak akan terucap dari mulut. Tapi di mana? Ternyata meskipun yang namanya K-Pop dan K-Drama sudah menjamur dimana-mana, mencari kursus Bahasa Korea yang cocok dengan kebutuhan ternyata tidak semudah dugaan saya.


Dudu belajar bahasa Inggris di sekolah. Sempat les di Pingu, lalu pas masuk SD berhenti karena sekolahnya internasional dengan bahasa pengantar Inggris. Tidak sampai setahun dia sudah lancar dengan bahasa kedua. Sekarang Dudu sedang belajar bahasa Mandarin. Masih dari sekolah juga, dan sedang cari les. Kalau penasaran tentang Dudu dan dunia bilingualnya, bisa baca postingan tentang membesarkan anak bilingual ya.

Mencari kursus bahasa Inggris dan Mandarin termasuk gampang. Apalagi saya tinggal di Jakarta Utara, di sebuah apartment di atas mall. Jadi kalau bicara kebutuhan les bahasa si Dudu, saya tidak seberapa khawatir. Nah, begitu saya mantap mau belajar bahasa Korea, saya bingung setengah mati mau kursus di mana. Bahkan ada satu bulan habis Lebaran yang saya sempat sebal karena sudah ada niat kok tidak ada jalannya. Step pertama browsing, muncul beberapa nama yang kemudian saya stalking social media dan websitenya. Dari social media dan websitenya saya lihat lokasinya. Yang jauh-jauh juga terpaksa saya coret. Soalnya saya mau les pulang kantor, jadi kalau tidak dapat dicapai dalam waktu 1-2 jam dari kantor ya tidak mungkin diikuti. Beberapa yang ada emailnya, saya coba hubungi menanyakan apakah kursus bahasa Korea masih ada dan kapan ada pendaftaran murid baru.

Setelah melalui proses eliminasi awal, saya menemukan beberapa tempat kursus Bahasa Korea, yang kemudian saya bawa diskusi dengan beberapa teman saya. Akhirnya inilah tempat yang jadi pilihan utama.


Korean Culture Center (KCC)
Equity Tower, Lantai 17, SCBD, Jakarta Selatan
(021) 29035650

Ini tempat saya belajar sekarang. Kelas yang saya ambil di hari weekdays, 2x seminggu, pukul 18.30-20.30. Saya cinta sekali sama tempat kursus ini soalnya selain biaya yang terjangkau, pengajarnya native speaker dan ada banyak keuntungan kalau jadi peserta kursus di sini seperti bisa dapat diskon tiket pertunjukan. Ya seperti Delicious Musical Bibap kemarin, atau Saranghaeyo, konser yang ada Akdong Musician dan Taeyangnya itu. Sonsaengnim saya super passionate dan super sabar. Lokasinya juga masih bisa dicapai dengan mobil dari kantor saya, meski sedikit kerepotan melewati jalur ganjil-genap itu. Selain weekdays, KCC juga membuka kelas weekend, seminggu sekali dengan durasi kelas 4 jam. Tersedia hingga level 8. Biaya kursus di sini Rp.800,000.

Downsidenya? Daftarnya susah, rebutan sama peminat dari seluruh penjuru Jabodetabek. Peserta kursus juga wajib menjadi member KCC dengan melakukan pendaftaran terpisah. Pendaftaran kursus dilakukan lewat email pada jam dan waktu yang sudah ditentukan. Penerimaan dilakukan berdasarkan urutan email yang masuk. Pengalaman kemarin, email dibuka jam 9.00, jam 9.01 sudah waiting list. Tidak ada test masuk, jadi yang bahasa Koreanya sudah lumayan bisa, harus menentukan levelnya sendiri lewat buku yang ada di perpustakaan KCC. Textbooknya juga harus kita beli sendiri secara online seharga Rp.200,000. 




Lembaga Bahasa FIB UI
Salemba – Gd. Rektorat Lama, Jl. Salemba Raya no 4, Jakarta 10430
021-31902112 / 31930335


Awalnya saya mau daftar di sini karena melihat di Salemba ada kelas untuk para karyawan kantoran seperti saya ini, 2x seminggu jam 19.00-21.00. Banyak yang merekomendasikan UI karena memang sudah terpercaya, meskipun katanya pengajarnya bukan native speaker. Soal biaya, terakhir saya lihat kursus bahasa Korea harganya Rp.1,350,000 dan sepertinya belum termasuk buku. Di Depok pun sebenarnya ada kelas bahasa Korea di akhir pekan, namun karena kejauhan jadi saya memang mengincar daftar di Salemba. Dibandingkan KCC yang ada di SCBD, dari UI Salemba saya lebih mudah pulang ke rumah dan tidak perlu pusing dengan ganjil-genap.

Lalu kenapa batal daftar? Soalnya begitu jadwal kursus yang tahun ajaran ini keluar, kelas bahasa Koreanya ada di jam 17.00-19.00. Nasib memang.

Namsan Korean Course
Plaza Blok M lantai 5, Jakarta Selatan
021-7209373


Yang ini atas rekomendasi seorang teman. Lokasinya di mall yang strategis dan banyak pilihannya. Kalau les di KCC lebih ke belajar bahasa di pusat kebudayaan, di sini katanya ada banyak kegiatan yang bisa diikuti mulai dari kelas masak hingga nge-trip bersama. Biaya kursusnya antara Rp.1,2 juta –Rp. 1,4 juta. Jadwal kursusnya ada weekdays dan weekend, tapi mana yang dibuka tergantung banyaknya peminat. Sebenarnya kelas weekdays mereka lumayan pas jamnya, 18.00-20.00, hanya saja pas kemarin ditanyakan, baru kelas weekend yang ada. Jadilah saya keburu daftar di KCC.

Parampam Korea
Jl. Gading Mas Timur Blok IV/no 29, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara
081808003787


Untuk kursus yang satu ini saya belum sempat menghubungi sama sekali. Hanya stalking social medianya saja dan belum ada teman yang merekomendasikan tempat ini. Saya masukkan ke dalam list hanya karena lokasinya dekat rumah, jadi bisa sekalian pulang. Dari hasil stalking, kebanyakan kelas yang dibuka beberapa bulan terakhir adalah kelas basic di weekend, setiap Sabtu pagi dan biaya kursus yang tertulis adalah Rp.1,6 juta per level.

Kenapa weekdays? Well, seperti curhatan saya di atas, belajar bahasa untuk saya tidak bisa sekali seminggu karena spons di otak sudah kurang canggih. Kalau Dudu saja dulu belajar bahasa Inggris seminggu 2x, maka saya juga harus seminggu 2x. Kalau hanya seminggu sekali selama 4 jam, selain lelah, biasanya juga akan banyak bolosnya karena Sabtu-Minggu kan waktunya Date With Dudu.

(Penasaran kita sudah pernah ke mana saja? Coba cek di Tag Date With Dudu)

Belajar bahasa secara rutin, masuk kelas, dapat PR dan ujian membuat saya merasa kembali ke bangku kuliah. Teman sekantor saya bahkan sudah meledek bahwa saya pergi kuliah, bukan les bahasa Korea. Dan di luar kelas pun, saya belajar bahasa dengan menggunakan website dan aplikasi. Jadi, untuk yang mau belajar, tapi belum sanggup kursus, ada beberapa aplikasi yang bisa diunduh di HP dan digunakan untuk belajar:

Memrise

Awalnya menggunakan aplikasi ini untuk menghidupkan kembali Bahasa Jepang saya yang mati suri. Eh, ternyata pilihan courses Koreanya kok oke. Bahkan ada course “Sejong Korean” sesuai buku yang saya gunakan di kursus dan “TTMIK My Weekly Korean Vocabulary” yang membantu memberikan kosakata tambahan. Sekarang ini Memrise digunakan oleh saya untuk belajar Korea dan Dudu untuk latihan Mandarin. Tidak perlu menggunakan yang berbayar karena yang gratis juga sudah keren dengan fitur belajar kata-kata baru serta review-nya. Ada fitur speed review yang menantang kita beradu dengan waktu untuk memberikan jawaban yang benar. Selain itu, jika di gadget kita ada Hangeul, maka kita juga bisa mengetikkan jawaban kita sendiri.



Talk To Me In Korean (TTMIK)

Menurut teman saya, Talk To Me In Korean ini untuk yang sekalian mau cari jodoh soalnya kita bisa berinteraksi langsung dengan para pengajarnya dan mengunjungi kafe-nya ketika kita jalan-jalan ke Korea. Selain apps, ada website dan instagramnya juga. Paling lengkap dan paling populer, menurut saya. Kalau kitanya disiplin, mondar-mandir di satu website ini juga sebenarnya bisa membantu kita belajar bahasa Korea tanpa kursus formal karena semuanya lengkap di sini mulai dari video lessons, audio lessons hingga pdf dan buku-buku pelajaran yang bisa dipesan.




Howtostudykorean.com

Web ini paling asyik untuk mengulang kembali kata-kata yang sudah dihafalkan dan untuk latihan ketika saya ada dikte di tempat kursus. Di bagian listening practice, sebaiknya menggunakan gadget/laptop yang ada fitur keyboard Korea jadi kita tidak perlu khawatir bingung mengetik jawaban. Pembagian unitnya juga sistematis dan memudahkan kita untuk belajar.




Memasuki bulan ketiga belajar bahasa Korea, sebenarnya saya takjub juga dengan kemajuannya. Memang tidak semudah belajar Bahasa Perancis pas SMA dulu, tapi ternyata ini masih melebihi ekspektasi saya sendiri. Bahkan karena saya semangat, sekarang Dudu sudah mulai bertanya-tanya bagaimana cara baca Hangeul. Well, saya bukan yang paling jago di kelas dan saya curiga, saya yang paling tua. Tapi dengan nekat belajar bahasa Korea ini saya merasa bahwa passion can push you to achieve more than what you think you can do. 


Habis ini bahasa apa lagi ya?

6 comments:

  1. whooaaa seru banget mba Ruth belajar bahasa Koreanya!

    Setelah baca postingan ini, aku jadi semangat mau belajar baca dan nulis bahasa Korea nih. kalau di memrise ada nggak sih yang alfabetnya atau dasar2nya gitu mba?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo Mba belajar. Memrise ada kok alfabet dasarnya juga. Aku awalnya dari sana juga kok belajar alfabet.

      Delete
  2. Kakakku nih suka banget sama segala sesuatu yang berbau Korea, ntap!

    Salam,
    Syanu.

    ReplyDelete
  3. reviewnya menarik banget, thanks for sharing yaaa

    salam
    gabrilla

    ReplyDelete
  4. Makasih mba infonya, aku juga pengen banget bisa fasih bahasa korea. Biar ga perlu nunggu subtittle kalau nonton drama korea :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama Mba hehe. Kalau belum kursus pun, asal rutin dengan aplikasi sebenarnya membantu lho. Semangat!

      Delete

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.