23 July 2016

Cita-Cita Anak Jaman Sekarang

Tergelitik pembicaraan beberapa Mama akhir-akhir ini, saya jadi iseng nanya ke Dudu. Cita-citanya apa, nak? Jawaban Dudu, ya sebelas duabelas sama rekan-rekan seumurnya yang mau jadi Youtuber atau Vlogger atau Selebgram. “Aku mau jadi pemain walkthrough game zombie.”

Sebelum bercita-cita jadi pemain gamenya, dia pernah jadi pemeran zombie-nya
Adalah itu idolanya namanya Red Brat (atau Brad?) yang mengulas game Zombie secara lengkap, dan kadang lengkap dengan sumpah serapahnya. Nonton keseringan, sekarang si Dudu bisa menceritakan ulang lengkap dialognya dengan sumpah serapah yang sudah disensor jadi huruf depannya saja atau diganti bunyi “piip”.

Mama:
Ngga dilanjutin?
Dudu: Kan kata Mama, nanti kalau sudah punya KTP baru boleh bilang bad words

Sayangnya Dudu tidak tahu kalau warga negara asing tidak akan punya KTP haha.
Cita-cita awal Dudu adalah nelayan. Seriusan ini, anaknya senang memancing. Sekarang juga sering memancing kemarahan Mama dan Oma di rumah karena sikapnya yang mulai ala ABG. Perhatian tapi cuek juga. Suka ngambek kalau digodain. Yah, cowok Cancer, apa boleh buat. Banyak drama deh. Untungnya pada dasarnya dia baik (dan kata orang-orang yang pernah ketemu dia) sopan. Lalu pindahlah itu cita-citanya jadi superhero lokal alias Polisi. Waduh, jangan, nak. Kamu anak tunggal, apa kabar Mama nanti? Jadi saya meminta dia mencari cita-cita yang tidak berbahaya. Lalu dia ingin jadi scientist pencipta virus. Tapi

sempat putus asa karena nilainya selalu jeblok dan merasa tidak punya kebisaan apa-apa selain jadi orang yang jujur dan baik. Dan orang baik mungkin tidak menciptakan T-virus yang mengubah kota jadi zombie. Akhirnya si Dudu punya cita-cita yang sederhana.

Dudu:
Aku mau jadi pembuat game.
Mama: Kenapa ngga jadi sutradara aja?
Dudu: Lebih seru game karena bisa dimainkan. Kalau film nanti hanya ditonton lalu selesai.

Jadilah dalam usaha mendukung cita-cita sang anak, Mamanya ini mencarikan Coding class dan mendaftarkan si anak belajar Scratch. Anaknya senang karena bisa membuat game kucing dikejar-kejar anjing (atau tikus dikejar-kejar kucing ya?) ketika ikutan camp dari Coding Indonesia beberapa waktu lalu. Next, saya mau ikut event programming di Pesta Digital Anak Indonesia ah.
Ini pasti sedang nonton video walkthrough
Yang namanya perubahan zaman memang harus diikuti. Jaman dulu yang namanya dokter, pilot, pramugari adalah impian semua orang. Saya sepertinya tidak pernah mau jadi itu sih, soalnya selain tidak suka IPA, mata saya minus sejak SD haha. Selamat jalanlah itu cita-cita yang ada di peringkat atas survey tidak resmi anak-anak Indonesia. Dudu pernah saya sarankan jadi Presiden, karena selain pintar bicara, dia juga hobi kampanye politik, alias cepat akrab sama orang. Tapi dia tidak mau dan tetap pada pilihannya jadi pencipta game.

Dudu: Sebenarnya lebih enak jadi pemain walkthrough saja, soalnya bisa main game yang belum di-release.
Mama: Tapi pemain walkthrough tidak ada uangnya. Mau makan apa?
Dudu: Kalau begitu aku menciptakan game lalu aku mainkan sendiri walkthroughnya.
Mama: Kayaknya itu lebih baik, jaman sekarang perlu ada side job.
Dudu: Jadi main job aku membuat game, side job aku jadi pembuat video walkthrough di Youtube.
Mama: Iya lebih aman begitu.
Dudu: Seperti Mama yang main jobnya jualan popok dan side jobnya menulis tanpa henti.

Hah?

3 comments:

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.