24 July 2016

Annual Pass Dufan dan Cerita Nostalgia

Salah satu lagu anak-anak jaman saya SD bunyinya seperti ini: Masuk di Dunia Fantasi, dunia ajaib yang mempesona...” Hampir satu dekade sejak kunjungan terakhir saya ke Dufan, ternyata sudah banyak yang berubah. Okelah, kali ini karena ada promo annual pass Rp. 270.000/orang di bulan puasa, saya jadi memantapkan diri ke Dufan.


Turangga-rangga alias komedi putar yang Dufan banget.


Membuat Annual Pass Dufan:
Wahana pertama yang saya kunjungi adalah Balai Kota Dufan tempat pembuatan Annual Pass. Sekarang Annual Pass Dufan tidak harus dibeli di loket Dufan tapi bisa di minimarket dan online di website Ancol. Saya sendiri beli Annual Pass di Seven Eleven. Setelah membayar di kasir, kita akan dapat email yang dapat diprint dan digunakan untuk ditukar dengan tiket masuk di loket Dufan. Setelah masuk, kita mampir ke Balai Kota untuk foto, sidik jari dan mencetak kartu Annual Pass. Karena antriannya panjang (sekitar 30 menit lebih), dan kebetulan saya bawa bolpen, saya bisa antri sambil mengisi formulir. Oh ya, pembuatan Annual Pass ini tidak dapat diwakilkan ya.

Kalau Annual Pass sudah di tangan, berikutnya kita tinggal masuk dengan kartu dan sidik jari tanpa perlu mengantri lagi.


Wah, Dufan! Meskipun panas terik, saya excited juga, melihat Turangga-Rangga (karusel yang di depan itu) rasanya Dufan belum banyak berubah. But, believe it or not, Dufan usianya sudah 30 tahun. Kalau di dunia nyata, pasti sudah ditanya “jodohnya mana.” Untung Dufan punya Dufi (eh itu adiknya ya?). 

Kalila Adventure
Kalila Adventure
Dari pintu masuk, yang pertama terlihat adalah Dunia Kalila dan arena mobil senggol. Karena antrian belum panjang, jadi kita mampir ke wahana ini dulu. Selepas mobil senggol, waktunya pas untuk masuk dan nonton pertunjukkan Kalila Adventure. Ketika mengantri, saya baru sadar bahwa tempat ini adalah milik Balada Kera yang rupanya sudah pensiun. Well, Balada Kera memang sudah pensiun. Namun spirit menyanyi dan boneka yang bergerak kaku masih ada di dalam gedung itu.
Mama: Menurut Mama, ini bosan. Menurut kamu?
Dudu: Tidak terlalu bagus sih. Masa lava dihentikan dengan kayu.

Lamanya pertunjukan sekitar 30 menit, dengan beberapa lagu yang mungkin bagus untuk anak Batita. Bisa jadi tempat istirahat juga kalau kelelahan berkeliling Dufan. Tapi sebagai pencinta Balada Kera, saya sebenarnya berharap Kalila Adventure bisa lebih kekinian dan tidak menggunakan ramuan lama pada teknologi modern. 



Panic House
Anyway, selama saya tidak ke Dufan, wahana 3D adventure ternyata sudah ganti dua kali dengan cerita yang sesuai dengan permintaan zaman. Pertama melihat iklan Panic House, saya kira ini wahana seperti House of Trap atau Escape Room yang sedang populer itu. Ternyata ini adalah pengganti Robocop. Beberapa pengunjung juga belum paham bahwa Happy Feet yang dulu (sepertinya) ramah anak, sekarang berubah jadi lebih (well, jauh) mengerikan. Saya sempat bertanya, “Panic House ini dulu Robocop ya Mba?” dan dapat tatapan bengong dari semua orang. Haha, ketahuan deh saya pengunjung Dufan angkatan pertama.

Wahana ini bentuknya simulator. Jadi kita duduk menonton film di atas kursi yang bisa bergerak-gerak sesuai pemeran utama dalam cerita. Kita berkunjung ke sebuah rumah, yang ternyata berisi zombie dan monster. Kita setengah mati berusaha melarikan diri dari rumah tersebut. Satu teater ada bisa ada sekitar 30an orang, satu kursi untuk 2 orang. Saya kebagian duduk baris kedua dari depan dan gambarnya terlihat sedikit buram. Next time mau coba duduk di belakang saja. 


Mama said: Untuk yang bawa anak kecil sebaiknya tidak naik Panic House ini soalnya seram. Nanti terbawa mimpi. Soalnya Dudu saja bilang seram (dan kita tahu kalau dia a zombie slayer).






Ice Age 

Wahana ini seru sekali. Antriannya juga seru karena meskipun wahana baru dibuka jam 1, tapi jam 12.15, antrian sudah mulai terlihat dan tidak berhenti sampai Dufan tutup. Buat yang penasaran silahkan antri, tapi siapkan camilan atau sekalian makan malam seperti saya dan Dudu yang menghabiskan dinner Yoshinoya kita di antrian. Permainannya sendiri mirip Istana Boneka yang digabung dengan Niagara-gara dan ice bucket challenge. Kita naik kapal menyusuri es yang retak bersama Sid, Manny dan Diego. Satu kapal ada 16 atau 20 orang. Awalnya biasa saja, tapi di tengah-tengah ada turunan 4 meter yang membuat kita jadi was-was sepanjang perjalanan.

Airnya biasa saja, tapi karena namanya juga Ice Age, suasananya dingin luar biasa. Kalau basah pasti langsung kedinginan. Di awal antrian sudah diberikan peringatan sih kalau akan kedinginan. Perbedaan suhunya cukup extreme dengan di luar, terutama pada siang hari. By the way, Ice Age ini yang dulunya Rama Shinta ya? Jadi kangen.

Dudu said: Ice Age keren meskipun antrinya panjang. Yang keren itu jatuhnya, terus dingin. Kita bisa masuk angin.







Hello Kitty
Ketika masuk ke Dufan, saya tidak menemukan pintu masuk wahana ini. Meskipun ada bilboard setinggi restoran Bakso A Fung, tetap saja saya mengira pintu itu adalah pintu keluar wahana Ice Age. Setelah saya naik Ice Age malam-malam dan keluar di samping Kontiki, barulah saya sadar kalau di situ ada Hello Kitty. Sayangnya karena sudah terlalu malam, kita hanya bisa mengelilingi bagian luarnya saja. Barulah ketika saya ke Dufan lagi seminggu kemudian, saya masuk dan menyaksikan film Hello Kittynya.

We said: Penggemar Hello Kitty wajib ke sini karena tempat ini super cute. Bahkan untuk yang biasa-biasa saja dengan tokoh Sanrio ini (saya lebih suka Badzbadzmaru), tempat ini membuat saya happy. Ada permainan interaktif yang disukai Dudu di ruang tunggu sebelum bioskop. Filmnya sendiri cukup edukatif sebenarnya karena kita menemani Hello Kitty (dengan suaranya yang imut-imut itu) keliling dunia.





Perang Bintang
Apa itu Perang Bintang? Wahana yang terletak di sudut belakang ini agak tersembunyi karena tertutup Ice Age. Masuk karena penasaran, jadi agak kecewa karena wahana yang menjanjikan tembak-tembakan seru dengan robot untuk menyelamatkan alien lucu ini tidak seru seperti wahana serupa di Legoland. Score-nya mati. Lasernya dan titik targetnya kecil, jadi agak sulit membuatnya jadi pas. Pistolnya juga ada yang rusak jadi ada yang satu pesawat seharusnya bisa untuk 6 orang, hanya disi 4 orang. Namun saya menemukan bahwa menembaknya tidak perlu tepat di titik untuk mengaktifkan suara dan lampu di boneka yang ada.

Dudu said: Lebih seru kalau ada scorenya.
(Mama setuju)

Treasure Land
Sempatkan nonton atraksi yang satu ini karena ternyata cukup seru! Dimulai dengan mengikuti pawai yang lewat, kita jadi tidak sengaja “terperangkap” di Treasure Land dan duduk hingga pertunjukan usai. Cerita stunt show ini dimulai dengan dr. Smith dan anak buahnya yang konyol pergi mencari harta karun. Di sana mereka bertemu Dora seorang pemburu harta karun yang menginginkan kekayaan bagi dirinya sendiri hingga menyuap penduduk lokal. Ada semburan air, api dan flying fox. Untuk anak-anak yang suka nonton film action, Treasure Land ini bolehlah jadi alternatif pertunjukan di Dufan.

Dudu said: Api-nya keren. Aku berharap lebih banyak tembak-tembakan.

That’s our adventure in Dufan. Liburan kita kemarin memang penuh dengan theme park.

Baca juga: Playdate With Dudu di Singapore dan Legoland

Kita berdua baru pulang dari Universal Studios Singapore dan Legoland Malaysia. Tanpa sadar jadi menerapkan standar berbeda. Terutama soal kebersihan. Saya suka ngedumel sendiri, terutama kalau menemukan sampah di tempat ekstreme seperti antrian Ice Age dan tembok wahana yang bolong. 








Tapi Dufan juga seru lho, buktinya kita bolak-balik ke Dufan haha. Seru-seruan di Dufan juga tidak perlu menunggu ada wahana baru, meski sekarang ada yang namanya Fantasy Light. Ada banyak cara untuk membuat kunjungan ke Dufan yang berulang jadi lebih seru, salah satunya adalah dengan berburu Pokemon Go!

Let’s Go!

4 comments:

  1. Selama ini ga mau ke dufan karena tiketnya mahal dan saya gak bisa naik apa-apa hehehe. Ternyata ada banyak yang sekarang bisa dicoba yaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dufan udah berubah banyak Mba ternyata haha. Akupun takjub.

      Delete
  2. ice age itu gantinya istana boneka bukan sih?
    -ketauan juga jamannya- :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan Rhe, Ice Age itu Rama Shinta. Istana Boneka masih ada lho, cuma lebih keren. Yang ending dan awalnya kayak Jember Fashion Carnival.

      Delete

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.