09 March 2016

Jakarta Toys & Comics Fair 2016

Ritual tahunan kita adalah pergi ke Jakarta Toys & Comics Fair di Balai Kartini setiap bulan Maret dan spending uang angpao Dudu di sana. Kali ini petualangan kita sedikit berbeda karena ditemani zombie dan tongkat selfie.

Biasanya kita berdua jadi salah satu pengunjung pertama. Tahun lalu bahkan sampai beli tiket pre-sale. Namun kali ini tidak ada cerita mengantri hari Sabtu pagi di Balai Kartini karena si Dudu sakit. Dari Jumat sudah bertaruh, kalau tidak sembuh ya berarti kita terpaksa melewatkan kencan tahunan kita ini. Tapi karena si Dudu sudah bertekad untuk sembuh, jadi hari Minggu kita berangkat untuk hunting action figure pelengkap ceritanya. 


Foto pakai monopod. Dudu yang keker, Dudu yang pencet tombol. Untung sukses di percobaan perdana.

Datang jam 12, macet di jalur kiri sudah sejak pom bensin sebelum Patra Jasa. Jadilah kita banting setir ke kiri dan parkir di Patra Jasa. Hanya jalan 2 gedung kok dan (syukurlah) ada trotoarnya. Sampai di Balai Kartini, kita masuk ngga pakai antri. Harga tiket on the spot tahun ini Rp40,000. Begitu masuk, Dudu langsung semangat.

Dudu: Ada peta?
Mama: Peta buat apa?
Dudu: Aku mau cari yang jual action figure.

Yang pertama kita lihat tentu saja Lego yg sudah mengambil seperempat area. Kalau hari pertama biasanya area ini penuh, kali ini tidak terlalu parah. Dudu bukan fans berat Lego meskipun masih senang mainnya. Jadi kita hanya berkeliling melihat bricks yang sudah disusun. Kali ini Dudu bawa kameranya sendiri, hasil menang lomba foto waktu itu. 


Mama: Ngapain difotoin satu-satu?
Dudu: Ini bisa untuk contoh aku main Minecraft.
Jujur saya tidak pernah terpikir untuk itu.

Area Lego yang super besar. Foto-foto Lego di bawah ini hasil karya Dudu lho.



Dari Lego ke Saint Seiya, lalu ke berbagai booth mainan yang lain. Seperti biasa, action figure The Walking Dead yang paling menarik perhatiannya. Sayang yang kita temukan Andrea lagi. Misi Dudu sebenarnya masih sama: mencari tokoh wanita untuk ceritanya. Tapi yang ada kita malah bertemu mainan motor dengan harga Rp.100,000/ 3pcs. Di sini ada debat lagi.
Dudu: Aku cuma perlu satu karena hanya ada satu yang naik motor di cerita.
Mama: Tapi itu 100 ribu dapat 3, jadi kamu beli 3. Siapa tahu ada yang membutuhkan motor lagi.
Dudu: Baiklah. 






Selain karena Dudu sakit, alasan kita datang di hari Minggu adalah Resident Evil cosplay show. Tapi karena keasyikan selfie dengan tongsis baru seharga Rp. 25,000 yang ditemukan di salah satu booth, bagian depan action show ini jadi terlewat. Entah bagaimana, Dudu mendadak ngefans dengan si tokoh utama yang masih diperdebatkan apakah dia Alice atau Jill Valentine, dan ngotot mengejar tante bernama asli Lia tersebut sampai ke backstage untuk foto bareng.

Kalau dulu saya mengejar boyband, sekarang nurun ke Dudu yang sibuk mengejar coplsplayers. Haha. Tapi kita kangen zombie yang dulu pernah mengisi dan jadi alasan kita datang ke Jakarta Toys Fair. Namanya juga sayang anak, meskipun jijik dengan the undead, saya tetap antar dan foto-foto. 


Dudu dan Tante Lia
Happy ending? Well, we enjoyed the event. Meskipun Dudu gagal menemukan si tokoh perempuan yang dia cari. Kita hanya bawa pulang motor dan senjata untuk action figure si Dudu. Di JakToysFair ini kita akur, mulai dari sibuk terpesona dengan pistol korek api hingga berdebat tentang nama tokoh Dragon Ball yang action figurenya dipajang di etalase.

Tidak sabar menunggu tahun depan. Dan sekarang kita punya monopod alias tongkat selfie buat foto berdua. Hore.



See you next year!

2 comments:

  1. Seru banget yaa Jakarta toys fair ini! aku sama sekali belum pernah kesana nih,kalah sama Dudu :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sempetin mampir Mba hehe. Tiket masuknya relatif murah dibandingkan pameran sejenis kayak Comic Con

      Delete

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.